• Tidak ada hasil yang ditemukan

proposal tesis Asrad

N/A
N/A
Asraddin Mnur

Academic year: 2024

Membagikan "proposal tesis Asrad"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Dengan berpedoman pada Al-Qur’an maka etika guru terhadap siswa akan lebih terarah dan dapat menjadikan dirinya sebagai uswah hasanah bagi siswanya. Dengan judul: “Etika guru terhadap peserta didik menurut perspektif Al-Quran dan relevansinya dengan konsep pendidikan modern”.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Dengan adanya konsep pendidikan modern ini, penulis bertujuan untuk menyelaraskan etika guru terhadap peserta didik dalam pendidikan modern dengan konteks Al-Quran khususnya pada surat Ali Imran ayat 159 dan surat Ar-Rahman ayat 1-4.

Kegunaan Penelitian

Jurnal ini membahas tentang nilai-nilai etika umum dalam kitab al-'Alim Wa al-Muta'allim, sedangkan penulis lebih fokus pada etika guru terhadap siswa dan mengacu pada Al-Qur'an. Dalan dan KH Hayim Asyari, sedangkan penulis lebih fokus pada etika guru terhadap muridnya dan mengacu pada Al-Qur'an.

Macam-macam Etika

Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menentukan berbagai hubungan ideal dan pola perilaku yang patut dimiliki manusia dalam kehidupan ini sebagai sesuatu yang bernilai. Oleh karena itu, etika sosial berarti sikap terhadap hubungan manusia dengan orang lain, baik secara langsung maupun institusional, sikap kritis terhadap pandangan dunia atau ideologi yang berkembang serta tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup. a) Etika terhadap orang lain, b) Etika profesi. Dengan demikian, etika profesi merupakan salah satu cabang etika khusus yang merupakan produk etika sosial.

Etika profesi mengharuskan seseorang untuk bertanggung jawab atas praktik profesi di mana dia terlibat dan atas hasil-hasilnya. Etika non-konsekuensialis; merupakan etika yang tidak melihat akibat dari tindakan yang dilakukan, melainkan pada tujuannya, yaitu tujuan apa yang dirumuskan oleh pelakunya. Unitarianisme merupakan landasan etika yang memberikan landasan bagi tindakan etis, terlepas dari apakah tindakan tersebut dipandang dari segi kepentingan atau keuntungan orang lain.

Fungsi Etika

Kedua, bagaimana situasi kita dalam menentukan komposisi model dengan yang lain. 31 Oleh karena itu, etika merupakan cerminan sistematis dari moralitas dan apa yang dihasilkannya bukanlah komoditas langsung, melainkan komoditas pemahaman dasar dan memerlukan pertimbangan mendalam? melakukan suatu tindakan.

Pengertian Guru

Menurut Darji Darmohirharjo yang dikutip Supardi, etika mengajarkan sebagian orang tentang pertanyaan yang selalu ditanyakan. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.33 Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam pengertian paling sederhana, guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk mengajar dan mendukung siswa secara individu dan klasikal, di dalam dan di luar sekolah.34. Menurut Marimba yang dikutip Ramayulis dalam bukunya Pendidikan Islam, guru adalah orang yang diberi tanggung jawab untuk mengemban amanah dalam pendidikan.

Dan menjadikan siswa sebagai manusia yang dewasa.35 Namun dalam paradigma baru, menurut Hasan Langroll, guru tidak hanya bertugas mendidik siswa, tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar. Terwujudnya sifat-sifat ketuhanan dalam diri siswa. 36 Senada dengan yang diungkapkan Zakiah Daradjat, ia berpendapat bahwa guru tidak hanya memenuhi kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan. 37 Hal serupa juga diungkapkan Samsul Nizar dalam bukunya Pendidikan dalam Perspektif Islam bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pengembangan potensi peserta didik, baik afektif, kognitif dan lainnya. Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha memperbaiki orang lain dengan cara yang Islami.

اللا

ق َ لا

ر َ لا

لو

اللاَى

لاَى

هاَ

ناَُه

رَُناَُه َِص

ناَِه

يراخبلاَهاور

Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Setiap profesi mempunyai tugas tertentu, tugas merupakan tanggung jawab yang dipercayakan kepada seseorang untuk dilaksanakan atau dilaksanakan. Demikian pula, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. 40 Guru mempunyai tugas yang berat dan tanggung jawab yang besar karena bertugas mendidik manusia yang berkompeten dan mampu membangun dirinya sendiri, agama, bangsa dan negara. Guru mempunyai banyak peran dan tanggung jawab penting dalam dunia pendidikan, sehingga memilih profesi guru bukanlah hal yang mudah.42.

Sebagaimana dijelaskan di atas, guru mempunyai beberapa tugas penting dalam menjalankan profesinya. Guru diharapkan memperoleh ilmu, artinya guru yang mempunyai ilmu mempunyai tanggung jawab mencerdaskan bangsa.44. Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa guru bukan hanya guru yang hanya bertugas di kelas saja, namun guru mempunyai tugas yang sangat berat yaitu pendidikan, kemanusiaan dan juga sosial. /lingkungan sosial.

Peran Guru

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah guru harus mampu menjadi orang tua kedua bagi siswanya, guru harus mengetahui cara menarik perhatian dan simpati, serta mengetahui cara memotivasi siswanya agar giat belajar. Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai demonstran yaitu ia harus mampu menguasai materi yang akan disampaikan siswanya selama proses pembelajaran dan mengembangkannya dalam arti mampu meningkatkan kemampuannya dalam menguasai materi tersebut. pengetahuan yang akan ia transfer atau tunjukkan kepada siswa. Guru juga merupakan pemimpin kelas, mediator dan fasilitator yang mengetahui cara menggunakan media dalam pembelajaran dan dapat membantu siswa dengan sumber daya yang berguna untuk mendukung pembelajaran anaknya.

Dan dalam pembelajaran, guru juga dapat berperan sebagai evaluator, yaitu dapat menilai siswa dengan terampil, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui sejauh mana capaian pengetahuan siswa. Dari sudut pandang pribadi, guru dapat berperan sebagai orang dalam masyarakat atau orang yang ikut serta dalam kegiatan masyarakat, sebagai guru atau ilmuwan yang perlu terus belajar, sebagai orang tua sebagai pengganti orang tua kandungnya di lingkungan sekolah, sebagai orang tua kandung. teladan atau teladan yang baik, dan sebagai sosok yang dianggap sebagai pengayom murid-muridnya. Secara psikologis, guru berperan sebagai psikolog dalam pendidikan, sebagai penghubung antar manusia, sebagai orang yang mempengaruhi reformasi khususnya dalam dunia pendidikan, dan terakhir sebagai orang yang dapat mengembangkan mentalitas agar peserta didik mempunyai mental yang sehat.

Kode Etik Guru

Apalagi pada Kongres PGRI XIII tahun 1973 di Jakarta, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) merumuskan kode etik guru. Tujuan disusunnya kode etik guru adalah untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat guru, menjamin dan memelihara kesejahteraan, meningkatkan mutu guru dan organisasi guru itu sendiri. Sedangkan fungsi kode etik sendiri adalah sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya, agar tidak menyimpang dari profesi guru, bertanggung jawab terhadap profesinya, agar guru terhindar dari perpecahan dan konflik sosial internal, meningkatkan mutu. guru dalam melayani masyarakat dan mengakui jasanya.47.

47Ahmad Hanif Fahruddin dan Eva Nur Tita Sari, Implementasi Kode Etik Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sma Negeri 1 Sukodadi Lamongan, Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. Kode Etik Guru Indonesia terdiri dari standar dan prinsip yang disepakati dan diterima oleh para guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara. Dari uraian di atas jelas sekali bahwa seorang guru harus mempunyai kode etik atau etika dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.

Pendidikan Modern

  • Sejarah Pendidikan Indonesia 1. Pendidikan Masa Hindu Budha
    • Pendidikan Masa Islam Di Indonesia
    • Masa Pra kemerdekaan
    • Pendidikan Masa Orde Lama
    • Pendidikan Masa Revormasi

Jenis pendidikan yang ketiga pada saat ini adalah keterampilan, yaitu pendidikan bagi masyarakat awam yang berlangsung dalam keluarganya sesuai dengan keterampilan. Pada masa kejayaan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia terjadi perkembangan dunia kerja dan ilmu pendidikan yang sangat tinggi. Landasan pendidikan Islam pada masa itu adalah kerangka tauhid, Islam dan Ikhsan.

Pendidikan pada masa Islam lebih demokratis karena Al-Qur'an harus dipelajari oleh semua orang dan bukan hanya para penguasa dan bangsawan. Pada masa Orde Baru, muncul lembaga pendidikan Madrasah tingkat SD, SMP, dan SMA dengan nama Medresah Ibtidaiyyah (MI), Medresah Tsanawiyah (MTs), dan Madresah Aliyah (MA). Perkembangan pendidikan pada masa reformasi sangat dipengaruhi oleh perubahan konstitusi yang menjadi salah satu agenda reformasi.

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Sedangkan fungsi penelitian adalah mencari penjelasan dan jawaban atas permasalahan serta memberikan solusi bagi peneliti yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.72. Dasar pemikiran dalam penelitian adalah penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, bukan dengan hasil mediasi. Secara empiris kegiatan penelitian dapat dirasakan oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mempersepsi dan mengetahui metode yang digunakan.

Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian mempunyai langkah-langkah logis tertentu.73. Alasan penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif ini karena penulis memaparkan tentang etika guru terhadap peserta didik menurut sudut pandang Al-Quran surat Ali Imram ayat 159 dan ar-Rahaman ayat 1-4. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tafsir maudhu'i (tematik), yaitu pembahasan ayat-ayat Al-Qur'an menurut tema atau judul yang telah ditentukan.

Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian adalah Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 dan ar-Rahman ayat 1-4 beserta terjemahannya. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah memilih dan menentukan suatu topik dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan judul. Dalam penelitian ini menggunakan ayat-ayat surat Ali Imran 159 dan ar-Rahman 1-4, searching. Proses pengumpulan data ini juga akan dipandu oleh dosen pembimbing untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya.

Uji Keabsahan Data

Analisis data adalah proses menyusun urutan data, mengorganisasikannya ke dalam pola, kategori, dan unit dasar berurutan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi. Menurut Berelson & Kerlinger, analisis isi adalah metode untuk studi dan analisis komunikasi yang sistematis, obyektif dan kuantitatif mengenai pesan yang terlihat (Wimmer & Dominick). Dalam hal ini penulis memilih surat Ali Imran ayat 159 dan surat ar-Rahman ayat 1-4 untuk dianalisis.

Jelaskan maksud ayat-ayat di atas berdasarkan pendapat ahli tafsir yang dijadikan rujukan dalam penyelidikan. Menganalisis untuk memahami maksud ayat-ayat yang berkaitan dengan etika guru terhadap murid daripada tafsiran ahli tafsir. Mencari kaitan dan perbandingan Surah Ali Imran, ayat 159 dan Ar-Rahman ayat 1-4 dengan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan kandungan.

Sistematika Penulisan

  • Asbabun Nuzul Surah Ali Imran dan Surah ar-Rahman

Asbabun nuzul menurut Imam Suyuti seperti dikutip Mainarini79, asbabun nuzul berasal dari dua kata asbabun dan nuzul. Asbabun artinya sebab dan nuzul artinya turun, asbabun nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya suatu ayat atau hal yang menyebabkan turunnya suatu ayat. Dalam penelitian ini penulis mengkaji terlebih dahulu asbabun nuzul dari ayat-ayat yang akan dibahas dalam pembahasan kali ini yaitu surat Ali Imran ayat 159 dan ar-Rahman ayat 1 sampai 4.

79Meinarini Catur Utami, Asbabun Nuzul Al-Qur'an Ayat Berkaitan Produktiviti dan Media Pembelajaran Atas Talian, Jurnal Studia Quranika, Jil. Kandungan dalam Surah Ali Imran adalah berupa agama, cerita, hukum, akhlak Rasulullah, sifat-sifat Allah, golongan manusia yang memahami ayat-ayat Mutashabihat, sifat orang-orang yang bertaqwa. Surah Ali Imran ayat 159 pada dasarnya adalah ayat yang diturunkan selepas Perang Uhud di mana umat Islam mengalami kekalahan sebelum Perang Badar mencapai kemenangan yang gemilang.

لۡٱ ُهَمهلَع ۞

Tafsir Surah Ali Imran ayat 159 dan Surah ar-Rahman ayat 1-4

Pembahasan

Bandung: Alfabeta, 2014 Hamka Abdul Aziz, Etika Guru Profesional, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2012 Ibnu Hajar al-‘Asqalânî, Fath al-Bârî bi Syarh Saḥîh Bukhârî, Jilid 3, Beirut : Dar. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011 Mega Cahayati, Etika Guru dalam Perspektif Ibnu Saḥnūn Analisis Kitab Ādāb al-.. Mu'allimīn), Tessis, Jakarta: Pascasarjana Lembaga Al-Qur'an en Sciences IIQ Jakarta, 2021 Rahmadi Aji, dengan judul “Nilai-nilai Etika dalam Kitab Adab Al-’Alim Wa Al-Muta’allim dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Perilaku Beragama Mahasiswa, Skripsi Bandung: Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung , 2021.

Rina Meyliani, Etika Guru dalam Pendidikan Islam Menurut Kh Ahmad Dahlan dan Kh Hasyim Asy'ari, Skripsi, Lampung: Pascasarjana Uin Raden Intan Lampung, 2020. Rohadi, Aspek Etika Guru Abû Hâmid Al-Ghazâlî di Minhâju Al Muta'allim dan Abdullah Bin Abduh Al-'Iwād}ī dalam kitab Ādābu Al-. Ahmad Muntakhib dkk, Mewujudkan Etika Guru dan Siswa Al-'Amili di Era Disrupsi, Jurnal Cerdas, Vol.

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi belajar mengajar ialah hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan anak (murid) yang harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat edukatif

a. batrwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga pada Semester Genap tahun. akademik 2016D017, maka

al-Zarnuji menekankan agar belajar adalah proses untuk mendapatkan ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa

Menurut al-Zarnuji termasuk wajib kifayah adalah ilmu mustaqbal, yakni belajar ilmu yang tidak segera dikerjakan seperti orang miskin belajar tentang zakat dan haji atau

guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan

Karena mencari ilmu merupakan sesuatu yang luhur namun perkara yang sulit, al-Zarnuji menganjurkan agar para pelajar melakukan diskusi atau musyawarah dengan

Hanya saja kitab Ta’limul muta’allim lebih fokus terhadap adab belajar mengajar murid dan guru sedangkan kitab Washoya bukan hanya memaparkan tentang cara mencari ilmu

Pertama, Seorang murid harus membersihkan jiwanya terlebih dahulu dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat tercela dalam hal ini Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa ilmu adalah ibadahnya