• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Korosi Elektrokimia pada Logam Besi

N/A
N/A
Harisa Hurulaini

Academic year: 2025

Membagikan "Proses Korosi Elektrokimia pada Logam Besi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

VII. Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan uji untuk mengetahui proses korosi pada logam besi secara elektrokimia. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan potensial logam yang mengalami korosi terhadap elektroda yang stabil, menggunakan elektroda karbon sebagai pembanding. Korosi sendiri merupakan kerusakan logam akibat reaksi redoks antara logam dan zat di lingkungannya, menghasilkan senyawa yang tidak diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari, korosi sering disebut sebagai perkaratan.

Proses korosi pada besi adalah reaksi elektrokimia, di mana atom besi teroksidasi menjadi ion besi dan bereaksi dengan oksigen membentuk karat.

Selama pengionan, atom besi meninggalkan dua elektron, menyebabkan logam bermuatan negatif. Potensial logam yang lebih negatif menunjukkan korosi yang lebih kuat. Potensial elektroda menunjukkan kecenderungan suatu logam untuk melepaskan atau menerima elektron, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti jenis elektroda, suhu, konsentrasi ion, dan jenis larutan.

Proses korosi terjadi pada anoda, dimana tempat reaksi oksidasi berlangsung, sementara pada katoda, reaksi reduksi menghasilkan gelembung udara akibat ionisasi sempurna H+. Metode yang digunakan adalah sel volta dengan elektroda karbon sebagai elektroda inert dan plat besi sebagai elektroda yang diamati. Reaksi pada anoda melibatkan oksidasi besi, sedangkan reaksi reduksi di katoda menghasilkan gas hidrogen dari larutan HCl.

Faktor-faktor yang memengaruhi laju korosi meliputi keberadaan gas terlarut, suhu, pH, bakteri, media korosif, dan lingkungan. Laju korosi besi meningkat pada pH < 7 yang bersifat asam, sementara pada pH > 7, meskipun basa, korosi tetap dapat terjadi. Konsentrasi elektrolit, air, oksigen, serta galvanic coupling juga memengaruhi kecepatan korosi.

Dalam percobaan ini, pengukuran potensial logam dilakukan terhadap elektroda karbon di larutan elektrolit HCl dengan konsentrasi berbeda, yaitu 0,001 M; 0,005 M; 0,010 M; 0,050 M; 0,100 M; 0,500 M; 1,000 M. Kemudian didapatkan hasil laju korosi pada konsentrasi 0,001 M yaitu sebesar 0,002 g/jam, pada konsentrasi 0,005 M yaitu sebesar 0,005 g/jam, pada konsetrasi 0,010 M yaitu sebesar 0,008 g/jam, pada konsentrasi 0,050 M yaitu sebesar 0,0046 g/jam, pada konsentrasi 0,100 M yaitu sebesar 0,0080 g/jam. Pada konsentrasi 0,500 M yaitu sebesar 0,0240 g/jam, dan pada konsentrasi 1,000 M yaitu sebesar 0,0302 g/jam. Dari data kemudian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa semakin pekat larutan HCl, semakin besar laju korosi karena sifat asam yang mempercepat proses korosi. Semakin pekat larutan HCl, semakin tinggi konsentrasi ion H⁺, yang mempercepat reaksi elektrokimia.

Ion H⁺ yang melimpah mempercepat reduksi di katoda, sementara sifat asam melarutkan produk korosi awal, sehingga proses korosi terus berlanjut lebih cepat.

(2)

VIII. Kesimpulan

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan, nilai potensial elektroda, laju korosi, dan kuat arus yang dihasilkan juga meningkat. Konsentrasi larutan memengaruhi jumlah massa besi yang terkikis, di mana larutan dengan konsentrasi lebih pekat menyebabkan korosi yang lebih besar pada besi.

IX. Daftar Pustaka

Davar, Noviar. 2012. Penuntun Praktikum Analisis Elektrokimia. Politeknik AKA Bogor: Bogor.

fandi, Yudha Kurniawan, Irfan Syarif Arief, dan Amiadji. 2015. “Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi Ketebalan Coating”. Jurnal Teknik ITS (Online). Vol. 4. No. 1.

LAMPIRAN

(3)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0

0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Hubungan antara konsentrasi elektrolit dengan bobot korosi

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Hubungan antara konsentrasi elektrolit dengan potensial

(4)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

Hubungan antara konsentrasi elektrolit dengan kuat arus

0.001 0.005 0.01 0.05 0.1 0.5 1

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan Kuat Arus

Konsentrasi HCl (M)

Kuat Arus (mA)

(5)

0.001 0.005 0.01 0.05 0.1 0.5 1 0

0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018

Grafik Hubungan antara Konsentrasi dan Laju Korosi

Konsentrasi HCl (M)

Laju Korosi (g/jam)

Referensi

Dokumen terkait

Karena pada saat proses pengolahan air limbah batik menggunakan Reaktor Elektrokimia Batch (REB) dengan variasi elektroda seng (Zn), Aluminium (Al) dan besi (Fe)

Morfologi permukaan zirkaloy-2 dan zirkaloy-4, yang telah mengalami proses korosi dengan metode potensiodinamik pada kisaran potensial ± 1000 mV terhadap E corr

Dalam pembuatan benteng besi tersebut, metode yang digunakan untuk melapisi besi dari proses korosi yang berupa pengkaratan adalah dengan menggunkan logam lain yang

Hasil pengujian menunjukan bahwa logam besi yang telah dilapisi Nikel (Ni) dengan waktu pelapisan 1200 detik memiliki nilai laju reaksi terendah yaitu sebesar 0.001 mpy dan

Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka makin baik daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam bukan

Metode pengujian laju korosi pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kehilangan berat yang akan menunjukkan penurunan laju korosi dari logam besi terhadap peningkatan

Morfologi permukaan zirkaloy-2 dan zirkaloy-4, yang telah mengalami proses korosi dengan metode potensiodinamik pada kisaran potensial ± 1000 mV terhadap E corr

Dalam pembuatan benteng besi tersebut, metode yang digunakan untuk melapisi besi dari proses korosi yang berupa pengkaratan adalah dengan menggunkan logam lain yang kurang reaktif di