• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pendinginan Pada Uap Panas Bumi di Unit IV PT. Pertamina Geothermal Energy Kamojang

N/A
N/A
Sunardi Sunardi

Academic year: 2025

Membagikan "Proses Pendinginan Pada Uap Panas Bumi di Unit IV PT. Pertamina Geothermal Energy Kamojang"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PENDINGINAN PADA UAP PANAS BUMI DI UNIT IV PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

AREA KAMOJANG – JAWA BARAT

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Oleh :

KHAMDANI NIM. 21030005

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN INDRAMAYU

2024

(2)

i

PROSES PENDINGINAN PADA UAP PANAS BUMI DI UNIT IV PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

AREA KAMOJANG – JAWA BARAT

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Oleh :

KHAMDANI NIM. 21030005

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN INDRAMAYU

2024

(3)

ii

LEMBAR PESETUJUAN

PROSES PENDINGINAN PADA UAP PANAS BUMI DI UNIT IV PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

AREA KAMOJANG – JAWA BARAT

oleh

KHAMDANI NIM. 21030005

Disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan Kerja Praktek Pendidikan Diploma III (D - III)

pada Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Petroleum Balongan

Indramayu

Indramayu, 11 November 2024

Dosen Pembimbing

H. NOVANDY SIREGAR, S.T.

NIDN.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Proses Pendinginan Pada Uap Panas Bumi Di Unit IV PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang - Jawa Barat”. Tujuan diajukannya proposal ini adalah untuk memenuhi syarat guna melakukan Kerja Praktek sebagai syarat mata kuliah yang diampu pada semester V.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini di antaranya:

1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islamy, M.Si., M.Pd., selaku Ketua Yayasan Bina Islami Indramayu,

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Hanifah Handayani, S.T., M.T., selaku Rektor Institut Teknologi Petroleum Balongan,

3. Ibu Hj. Indah Dhamayanthie, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik Kimia,

4. Ibu Yully Mulyani, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi D-3 Teknik Kimia,

5. Bapak Novandy Siregar, S.T., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek, 6. Kedua Orang Tua dan Keluarga besar Teknik Kimia angkatan 21 Institut

Teknologi Petroleum Balongan.

(5)

iv

Penyusun menyadari bahwa dalam proposal ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun, guna menjadikan proposal ini lebih baik.

Indramayu, 11 November 2024 Penyusun

Khamdani NIM.21030005

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PESETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.2.1 Tujuan Umum ... 3

1.2.2 Tujuan Khusus ... 3

1.3 Manfaat... 4

1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa ... 4

1.3.2 Manfaat bagi Institut Teknologi Petroleum Balongan ... 4

1.3.3 Manfaat bagi Institusi tempat Kerja Praktek ... 5

II. TINJAUAN TEORI ... 6

2.1 Panas Bumi (Geothermal) ... 6

2.2 Sistem Panas Bumi (Geothermal) ... 7

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ... 8

2.4 Sistem Produksi Uap ... 9

2.5 Non-Condensable Gases (NCG) ... 10

2.6 Sistem Pendinginan Uap Panas Bumi ... 11

2.7 Cooling Tower ... 12

2.7.1 Prinsip Kerja Cooling Tower ... 13

(7)

vi

2.7.2 Equipment Pada Cooling Tower ... 14

III. METODOLOGI ... 18

3.1 Pendahuluan ... 18

3.2 Orientasi Lapangan ... 18

3.3 Pengambilan Data ... 19

3.4 Pengolahan Data ... 19

IV. RENCANA KEGIATAN KERJA PRAKTEK ... 21

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 21

4.2 Rencana Kerja Praktek Yang Diusulkan ... 21

V. KESIMPULAN SEMENTARA ... 22 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Konseptual Lapangan Panas Bumi Kamojang... 7

Gambar 2.2 Skema Menara Pendingin ... 13

Gambar 2.3 fan ... 14

Gambar 2.4 Menara Pendukung...14

Gambar 2.5 Rumah Menara Pendingin ... 15

Gambar 2.6 Pipa Sprinkler ... 15

Gambar 2.7 Reservoirs (water basin) ... 16

Gambar 2.8 Inlet louver ... 16

Gambar 2.9 Fillers ... 17

Gambar 3.1 Diagram Alir Kerja Praktek ... 20

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Steam Quality PLTP Kamojang ... 10 Tabel 4.1 Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek ... 21

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. KRS semester terakhir Lampiran 2. KHS (semester 1-4) Lampiran 3. Scan KTM dan KTP Lampiran 4. Sertifikat Pendukung Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

(11)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi1. PT Pertamina Geothermal Energy merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pemanfaatan energi panas bumi.

Perusahaan ini mempunyai peran penting bagi masyarakat dalam berkontribusi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. PT Pertamina Geothermal Energy telah mempunyai empat buah area kerja, salah satunya Area Kamojang.

Energi panas bumi atau bisa disebut energy geothermal merupakan energi yang terbentuk dari fluida panas di dalam perut bumi karena adanya aktivitas tetonik dan memiliki nilai kalor untuk dimanfaatkan menjadi energi panas bumi. Reservoir yang mengandung uap panas kemudian di alirkan sampai menembus reservoir melalui sumur produksi sampai menuju ke permukaan untuk kemudian dimanfaatkan. Cara mengurangi penggunaan bahan bakar yang berlebih diperlukan pula unit pada pembangkit yang dapat menunjang efisiensi pada suatu pembangkit. Sebagai penunjang beroperasinya unit pembangkit listrik, terdiri dari beberapa sistem pendinginan yang terdapat pada unit pembangkit listrik salah satunya adalah cooling tower.

Cooling Tower adalah alat penukar kalor yang berfungsi mendinginkan air dengan mengontakannya ke udara sehingga menguapkan

(12)

2

sebagian kecil dari air. Cooling tower merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir2.

Air pendingin yang dialirkan ke dalam cooling tower akan mengalami proses perpindahan panas. Proses perpindahan panas terjadi pada air pendingin yang bertemperatur tinggi menjadi temperatur rendah akibat kontak langsung dengan udara dingin. Proses pendinginan air tersebut akan mengakibatkan proses penguapan, cooling tower biasanya berbentuk menara kosong tanpa bahan isian (filler). Sehingga, butiran-butiran air dijatuhkan dari puncak menara sedangkan udara dihembuskan dari bawah menara.

Cooling tower yang dipergunakan pada unit PLTP Kamojang adalah mechanical draft crossflow tower, udara masuk melalui sisi kisi menara yang cukup besar dan bergerak melalui fill. Fan blade dipasang dipuncak menara, dan dari puncak menara tersebut dibuang udara panas dan lembab ke udara bebas.

Dari penjelasan diatas, penulis ingin melaksanakan kerja praktek di PT Pertamina Geothermal Energy Unit IV Area Kamojang untuk mengupas tentang Proses Sistem Pendinginan Pada Uap Panas Bumi.

(13)

3

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari Kerja Praktek yaitu sebagai berikut:

1. Melatih kemampuan dan kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang dihadapi didalam dunia industri.

2. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi D-3 Teknik Kimia.

3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

4. Meningkatkan kreatifitas dan daya pikir dalam mempersiapkan diri untuk terjun kedunia kerja.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari Kerja Praktek yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui proses sistem pendinginan pada uap panas bumi di PT Pertamina Geothermal Energy Unit IV Area Kamojang;

2. Memahami prinsip kerja pada proses system pendinginan di PT Pertamina Geothermal Energy Unit IV Area Kamojang;

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pada proses pendinginan pada uap panas bumi di PT Pertamina Geothermal Energy Unit IV Area Kamojang.

(14)

4

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa

Manfaat dari kerja praktek bagi mahasiswa yaitu sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang ada di lapangan;

2. Mengetahui dan memahami alat – alat yang digunakan pada PT.

Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang;

3. Memahami diagram alir proses yang ada pada PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.

1.3.2 Manfaat bagi Institut Teknologi Petroleum Balongan

Manfaat dari kerja praktek bagi Institut Teknologi Petroleum Balongan yaitu sebagai berikut:

1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat tugas akhir dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan kegiatan manajemen maupun operasional institusi tempat tugas akhir berlangsung;

2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan yang nyata di lapangan;

(15)

5

3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan kerja praktek.

1.3.3 Manfaat bagi Institusi tempat Kerja Praktek

Manfaat dari kerja praktek bagi institusi yaitu sebagai berikut:

1. Menjalin kerjasama dengan mahasiswa untuk membantu kegiatan operasional Perusahaan;

2. Bekerjasama dengan tenaga pembimbing akademik untuk memberikan masukan yang relevan dengan kegiatan manajemen maupun operasional perusahaan institusi kerja praktek;

3. Mengembangkan kemitraan Institut Teknologi Petroleum Balongan dan institusi lain yang terlibat dalam kegiatan kerja praktek, baik untuk kegiatan kerja praktek maupun pengembangan.

(16)

6

II. TINJAUAN TEORI

2.1 Panas Bumi (Geothermal)

Energi geothermal merupakan energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya.

Energi Geothermal bersifat ramah lingkungan bila dibandingkan dengan jenis energi lainnya terutama bahan bakar (fossil fuel). Emisi gas CO2 yang dihasilkan dari Energi Geothermal jauh lebih kecil, sehingga bila dikembangkan akan mengurangi bahaya efek rumah kaca3.

Gambar 2.1 Konseptual Lapangan Panas Bumi Kamojang (Diadaptasi dari Prasetyo et al., 2020).

(sumber : O’Sullivan, et al., 2023 : 2)

Menurut Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), hingga Desember 2021, potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,766 gigawatt (GW) atau 23.766 MW, total potensi panas bumi yang baru dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) baru sebesar 2.286 MW atau setara dengan ± 9% dari potensi yang ada, dengan

(17)

7

potensi yang ada Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia.

2.2 Sistem Panas Bumi (Geothermal)

Di Indonesia usaha pencarian sumber energi geothermal pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima sumur eksplorasi di bor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ‐3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam. Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi tersebut3.

Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hydrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC)3.

Energi geothermal merupakan energi yang aman bagi lingkungan, karena fluida panas bumi setelah energi panas di ubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi.

Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida geothermal setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energy)3.

(18)

8

Pada kepala sumur (well head), fluida panas bumi dapat mengandung padatan entrained, padatan terlarut, dan gas yang tidak terkondensasi Non-Condensable Gases (NCG). Ini diperlakukan perawatan untuk meminimalkan erosi, korosi atau skala (scaling) dalam sumur, pipa permukaan dan pemisah, dan turbin. Gas non-terkondensasi, terutama CO2

dengan H2S yang kecil dan gas lainnya, biasanya dilepaskan ke atmosfer.

Konsentrasi CO2 biasanya adalah antara 0,1 dan 1,0% berat. Namun, di beberapa ladang sumur, seperti Dieng di Jawa Tengah, (Non-Condensable Gases) NCG secara lokal melebihi 5% beratnya. Pengendapan kalsit (CaCO3) dan skala silika (SiO2), atau keasaman yang kuat dari cairan, yang dihindari atau diminimalisir dengan perawatan kimia didalam sumur bor3.

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan dari panas bumi. Cara pemanfatannya adalah dengan membuat sumur dengan kedalaman mencapai titik panas bumi, lalu panas bumi tersebut dialirkan melalui pipa-pipa untuk memutar turbin. Pada dasarnya prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan PLTP hampir sama yaitu dengan memanfaatkan uap panas bumi untuk memutar turbin. Dalam perut bumi ternyata menyimpan potensi energi listrik yang sangat besar. Interaksi panas yang dihasilkan magma dan kandungan air diantara lapisan batuan membentuk reservoir uap alami yang dapat digunakan untuk menggerakan turbin dan membangkitkan listrik dari generator. Tidak berbeda jauh dengan pembangkit listrik lainnya yang bertenaga uap, gas dan

(19)

9

diesel, hanya saja uap yang dibutuhkan sudah diperoleh langsung dari perut bumi4.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) biasanya memanfaatkan uap yang bersumber dari reservoir panas bumi untuk memutar turbin agar dapat membuat generator bergerak dan menghasilkan energi listrik. Kuantitas uap yang diperlukan harus cukup banyak untuk memutar turbin juga tekanan dan temperatur harus dalam keadaan yang tepat agar uap yang dihasilkan cukup untuk memutar turbin4.

2.4 Sistem Produksi Uap

PLTP Kamojang PT. Indonesia Power UPJP Kamojang merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi panas bumi untuk dikonversi menjadi tenaga listrik. PLTP kamojang mengambil suplai uap dari sumur–sumur panas bumi yang dikelola oleh PT. PERTAMINA Geothermal Energy. Uap dari sumur–sumur geothermal dialihkan melalui 4 buah pipeline yang tersebar langsung menuju ke Steam Receiving Header PLTP, dimana tekanan uap dijaga tetap berada pada 6,5 bar agar tidak terjadi trip pada turbin yang merupakan batasan operasinya. Apabila tekanan uap yang masuk melebihi akan menyebabkan overspeed pada baling – baling turbin sehingga sistem akan trip. Untuk menjaga suplai uap yang masuk, PT. Indonesia Power selalu menyuplai uap dengan jumlah yang relatif melebihi kebutuhan produksi, jumlah uap berlebih yang tidak dibutuhkan untuk produksi akan langsung dilepaskan/dibuang melalui Vent Structure.

(20)

10

Adapun uap yang masuk ke dalam Steam Receiving Header (Alat penampung Uap dari sumur) memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 2.1 Steam Quality PLTP Kamojang

No Parameter Satuan Kamojang Contract

1. Wetness %WT ≤ 1

2. TDS Ppm ≤ 7,0

3. Silica Ppm ≤ 1,0

4. NCG % ≤ 1.0

5. Temperatur °C ≥ 161,9

6. Tekanan Bar 6,5

(sumber : PT. Indonesia Power)

2.5 Non-Condensable Gases (NCG)

Non-Condensable Gas (NCG) adalah jenis gas yang tidak dapat dikondensasikan dalam campuran uap panas bumi. Efek dari NCG yang masuk ke turbin bersama campuran uap panas bumi akan meningkatkan tekanan di kondensor atau mengurangi tingkat vakum kondensor sehingga akan menurunkan daya yang dihasilkan dari turbin. Pada umumnya, dalam sebuah sistem pembangkit listrik panas bumi kandungan NCG yang berada di kondensor akan ditarik oleh Gas Removal System (GRS) yang terdiri dari steam jet ejector dan liquid ring vacuum pump. Fungsi dari GRS adalah menghilangkan kandungan NCG. Namun, jika kandungan NCG terlalu tinggi dan melampaui batas kemampuan GRS, maka akan menyebabkan daya pembangkit menjadi turun. Hal ini yang harus dihindari sehingga perlu untuk membatasi jumlah kandungan NCG di dalam suatu sistem pembangkit listrik

(21)

11

panas bumi. Campuran gas dan uap pada NCG di uap panas bumi terdiri dari gas seperti CO2, H2S, NH3, CH4 dengan dominasinya adalah CO2. NCG pada uap panas bumi bervariasi dari 0,2% hingga lebih besar dari 25% dari komponen uap panas bumi5.

NCG dikeluarkan dari kondensor oleh Gas Extraction System (GES) yang terdiri dari 3 buah 1st stage ejector (65%, 35%, 25%), 1st stage inter- condensor, 2nd stage ejector (100%), 2nd stage after-condensor dan dua buah Liquid Ring Vacuum Pump (LRVP). Inter condensor merupakan kondensor tambahan berfungsi untuk mengkondensasi kembali uap yang tidak terkondensasi di dalam kondensor. Uap yang tidak terkondensasi akan melalui ejector untuk kemudian dikondensasi di inter condensor dan dibawa oleh LRVP menuju separator untuk memisahkan gas yang tidak terkondensasi dan dibuang ke atmosfer melalui fan cooling tower. After condensor berperan sebagai back up (cadangan) ketika LRVP tidak dapat beroperasi6.

2.6 Sistem Pendinginan Uap Panas Bumi

Sistem pendingin di PLTP merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari air hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam sumur reinjeksi. Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 fan cooling tower. Untuk membantu proses sirkulasi air kondensat ini maka perlu adanya daya pompa agar aliran dapat mengalir dengan kekuatan aliran

(22)

12

yang konstan. Maka pompa yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal Main Cooling Water Pump (MCWP).

Sistem pendinginan yang digunakan pada pembangkit listrik panas bumi biasanya terdiri dari sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air. Pemilihan sistem ini berpengaruh besar pada efisiensi pendinginan, terutama dalam konteks lingkungan dan ketersediaan sumber daya7.

2.7 Cooling Tower

Cooling tower merupakan suatu sistem refrigerasi yang melepaskan kalor ke udara. cooling tower bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan menguapkan sebagian air tersebut. Cooling tower yang dipergunakan pada unit PLTP Kamojang adalah mechanical draft crossflow tower, udara masuk melalui sisi kisi menara yang cukup besar dan bergerak melalui fill. Fan blade dipasang dipuncak menara, dan dari puncak menara tersebut dibuang udara panas dan lembab ke udara bebas8.

Water flow inlet, Suhu air masuk/sebelum didinginkan cooling tower.

Water flow outlet, Suhu air keluar/sesudah didinginkan cooling tower.

Wetbulb, Temperatur yang ditunjukan oleh thermometer yang dibungkus kain atau kapas basah yang digunakan untuk menghilangkan radiasi panas dan ad aliran udara yang melaluinya. Air flow inlet, Suhu udara sekitar yang ada di sekitar Cooling tower.2

(23)

13

2.7.1 Prinsip Kerja Cooling Tower

Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan.

Gambar 2.2 Skema Menara Pendingin (sumber : Yopi, 2015 : 39)

Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu bola- basah udara. Air yang sudah mengalami penurunan suhu ditampung

(24)

14

ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung9.

2.7.2 Equipment Pada Cooling Tower

Fan yang berfungsi untuk menarik udara dingin dan mengedarkan udara di menara untuk mendinginkan air Menara pendukung yang berfungsi untuk mendukung menara dingin untuk berdiri teguh dan tegak.

Gambar 2.3 Fan

(sumber : https://encongroup.co.in/product/FAN)

Gambar 2.4 Menara pendukung

(sumber : https://cangkokginjal.blogspot.com/2015/01/service- cooling-tower.html)

(25)

15

• Rumah menara pendingin (casing) yang memiliki ketahanan yang baik terhadap semua cuaca dan umur (life time) panjang.

Gambar 2.5 Rumah menara pendingin (sumber :

https://www.kingsunct.co.id/id/product/85E5DE4F095526a1/c cD5Cd4B7f34fc30?keyword=&page=)

• Pipa sprinkler adalah pipa yang berfungsi untuk mengedarkan air secara merata pada menara pendingin, sehingga transfer panas ke air menjadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang kecil untuk menyalurkan air.

Gambar 2.6 Pipa sprinkler

(sumber : https://www.goldcoolingtowers.com/cooling-tower- sprinklers-4812400.html)

(26)

16

• Reservoirs (water basin) sebagai pengumpulan sementara air yang jatuh dari mengisi bahan sebelum diedarkan kembali ke kondensor.

Gambar 2.7 Reservoirs (water basin) (Sumber :

https://www.pinterest.com/pin/636766834802766693/ )

Inlet louver berfungsi sebagai pintu masuk udara melalui lubang lubang di sana. Melalui inlet louvers akan terlihat kualitas dan kuantitas air akan didistribusikan. Inlet louvers terbuat dari seng

Gambar 2.8 inlet louver

(sumber : https://www.honminggroup.com/product/cooling- tower-inlet-louvers/)

(27)

17

Fillers yang berfungsi sebagai tempat bercampurnya air yang jatuh dengan udara bergerak ke atas.

Gambar 2.9 fillers

(sumber : https://www.tokopedia.com/ctfan/filler-cooling- tower-pvc-fill010 )

(28)

18

III. METODOLOGI

Pada pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa diharapkan mampu melakukan studi kasus yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di tempat kerja praktek menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Pada metode pelaksanaan yang dilakukan selama kerja praktek untuk penyusunan laporan kerja praktek, yaitu meliputi :

3.1 Pendahuluan

Dalam pelaksanaan kerja praktek penyusun melakukan studi pustaka yang telah dikutip dan melakukan interaksi langsung dengan pembimbing lapangan atau karyawan di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.

3.2 Orientasi Lapangan

Tempat dimana data diperoleh dari penelitian secara langsung tentang proses sistem pendinginan pada uap panas bumi, berdasarkan data dilapangan penyusun mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan.

(29)

19

3.3 Pengambilan Data

Data – data biasa di dapatkan dari konsultasi langsung dengan pembimbing lapangan maupun operator - operator bersangkutan yang berada dilingkungan industri, hasil observasi penyusun selama kerja praktek.

3.4 Pengolahan Data

Di mana data yang diperoleh dari kerja praktek secara langsung tentang Proses pendinginan pada uap panas bumi, penyusun mendapatkan data – data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan Kerja Praktek.

(30)

20

Gambar 3.1 Diagram Alir Kerja Praktek Mulai

Proses Administrasi

Studi Literatur

Pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengumpulan Data Kerja Praktek a. Pengumpulan Data Primer

- Observasi lapangan - Wawancara

b. Pengumpulan Data Sekunder - Data literatur referensi

- Data keterangan berupa diagram alir proses pendinginan pada uap panas bumi

- Data alat dan prinsip kerja pada proses pendinginan pada uap panas bumi

- Data faktor yang mempengaruhi proses

- Data-data lain sebagai data pendukung

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai Tahap

Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Kerja Praktek

Tahap Penyusunan

Laporan

(31)

21

IV. RENCANA KEGIATAN KERJA PRAKTEK

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu yang ingin diajukan penyusun untuk melakukan Kerja Praktek lapangan di PT. Pertamina Geothermal Area Kamojang Jawa Barat pada bulan November - Desember 2024. Untuk waktu yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada di perusahaan ataupun di lapangan. Kegiatan ini dapat disesuaikan dengan kebijakan dari perusahaan.

4.2 Rencana Kerja Praktek Yang Diusulkan

Berikut rincian rencana kegiatan selama Kerja Praktek yang dilaksanakan.

Tabel 4.1 Rencana Pelaksanakan Kerja Praktek

No Rincian Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Pengenalan Lingkungan Kerja 2. Peninjauan Proses di

Lapangan

3. Pengambilan Data 4. Pengolahan Data 5. Penyusunan Laporan

(32)

22

V. KESIMPULAN SEMENTARA

Berdasarkan study literature yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sementara antara lain:

1. Water flow inlet, Suhu air masuk/sebelum didinginkan cooling tower.

Water flow outlet, Suhu air keluar/sesudah didinginkan cooling tower.

Wetbulb, Temperatur yang ditunjukan oleh thermometer yang dibungkus kain atau kapas basah yang digunakan untuk menghilangkan radiasi panas dan ad aliean udara yang melaluinya. Air flow inlet, Suhu udara sekitar yang ada di sekitar Cooling tower

2. Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi.

3. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pendinginan yang digunakan pada pembangkit listrik panas bumi biasanya terdiri dari sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air. Pemilihan sistem ini berpengaruh besar pada efisiensi pendinginan, terutama dalam konteks lingkungan dan ketersediaan sumber daya, adapun tekanan dan suhu uap, kualitas uap panas bumi, dan lain sebagainya.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

1. ANDIESTA EL FANDARI, ARIEF DARYANTO GS. Pengembangan energi panas bumi. J Ilm Semesta Tek. 2014;17(1):68-82.

2. Muhsin A, Pratama Z. ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN COOLING TOWER MENGGUNAKAN RANGE AND APPROACH. Vol 11.; 2018.

3. Ridwan K. Geothermal Capital Overview.; 2014.

4. Wijaya AK, Nugroho D, Nugroho AA. Analisa Efisiensi Kinerja Generator G-101 Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. TRANSISTOR J Elektro dan Inform. 2022;4(1):43-48.

5. Gokcen G, Yildirim N. Effect of non-condensable gases on geothermal power plant performance. Case study: Kizildere Geothermal Power Plant- Turkey. Int J Exergy. 2008;5(5-6):684-695.

6. Novtafiani S, Adhikihal S, ... Perancangan Automasi Hotwell Pump dan Gas Extraction System di PLTP Unit IV PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. … Semin Nas Tek …. 2018;(November):26-27.

7. Rivera Diaz A, Kaya E, Zarrouk SJ. Reinjection in geothermal fields - A worldwide review update. Renew Sustain Energy Rev. 2016;53(May 2018):105-162.

8. Melkias AA. Analisa Performa Pada Cooling Tower Jenis Mechanical Draft Crossflow.

9. Handoyo Y. Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 Pada P.T. XYZ, Tambun Bekasi. J Ilm Tek Mesin. 2015;3(1):38-52.

(34)

LAMPIRAN

(35)

Lampiran KRS Semester 5

(36)

Lampiran KHS Semester 1

(37)

Lampiran KHS Semester 2

(38)

Lampiran KHS Semester 3

(39)

Lampiran KHS Semester 4

(40)

Lampiran Scan KTM dan KTP

(41)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Khamdani

Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 28 Januari 2005

Alamat : Ds. Segeran Lor Blok Pasar Wetan RT/RW

008/016 Kec. Juntinyuat Indramayu

Agama : Islam

Telepon : 083128596052

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN

2022 – sekarang Institut Teknologi Petroleum Balongan 2019 – 2021 SMK PGRI Karangampel

2016 – 2018 SMPN 2 Juntinyuat

Gambar

Gambar 2.1 Konseptual Lapangan Panas Bumi Kamojang (Diadaptasi dari  Prasetyo et al., 2020)
Tabel 2.1 Steam Quality PLTP Kamojang
Gambar 2.2 Skema Menara Pendingin  (sumber : Yopi, 2015 : 39)
Gambar 2.3 Fan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Visualisasi Tiga-Dimensi dan Karakterisasi Struktur Rekahan Bantuan Reservoir Gheotermal Pada Sumurn KMJ 11Lapangan Panas Bumi Kamojang Jawa Barat. image Black and white (Gambar

− Divisi Operasi dan Niaga merupakan pihak dari UBP Kamojang yang menerima kontrak kerja sama dengan Pertamina dan bagian yang memproduksi listrik setelah itu menerima uap panas

Naibaho, Evans (2010), Menentukan Resistivitas Fluida Geothermal dengan Menggunakan Metode Schlumberger Daerah Panas Bumi Rianiate Kecamatan Pangururan, Skripsi,

Memproses nilai numerik menjadi alternatif terbaik. Formulasi Kebijakan Pengelolaan Sumber daya energi Panas Bumi di Kamojang, Jawa Barat.. panas bumi yang pertama kali di

PT. Indonesia Power UPJP Kamojang memiliki 3 pembangkit yang menggunakan panas bumi sebagai energi primernya. Pembangkit tersebut memiliki kapasitas yang berbeda yaitu

− Divisi Operasi dan Niaga merupakan pihak dari UBP Kamojang yang menerima kontrak kerja sama dengan Pertamina dan bagian yang memproduksi listrik setelah itu menerima uap panas