Prosiding ini berisi kumpulan artikel dari berbagai daerah di Indonesia yang dipresentasikan dan dibahas pada Seminar Kesehatan Nasional Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari Minggu tanggal 18 November 2018. Prosiding ini disusun untuk mendiseminasikan gagasan dan temuan penelitian terkait bidang kesehatan, masyarakat dan bidang kesehatan terkait lainnya.
Faktor Lingkungan
Faktor Perilaku Sos-bud
Faktor Pelayanan
Faktor Genetika
Derajat Kesehatan
KESEHATAN
Keterkaitan SPM-PISPK-GERMAS
DUKUNGAN TERHADAP SPM
Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan menghadirkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan cara mengunjungi keluarga. Integrasi UKP & UKM yang berkelanjutan, dengan sasaran/fokus keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
PENGERTIAN PENDEKATAN KELUARGA
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
FUNGSI
PUSKESMAS OUTPUT
KERANGKA KONSEP “PENDEKATAN KELUARGA”
Internal Puskesmas dan
Instrumen yang Digunakan Di Tk
Keterlibatan Tenaga
HAL YG DIPERLUKAN DALAM IMPLEMENTASI PIS PK
Tenaga kesehatan aktif mendatangi
Langkah Pelaksanaan Pendekatan Keluarga
Dari Keluarga Sehat menuju Indonesia Sehat
PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
MANAJEMEN
PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS
Mendapatkan data riil jumlah penduduk sesuai siklus hidup yang digunakan setiap pelayanan/program dalam menghitung target
Mendapatkan gambaran kondisi setiap keluarga melalui data Indeks Keluarga Sehat (IKS). sehingga bermanfaat dalam melakukan
Dapat melihat hasil/dampak pelaksanaan program/kegiatan, dari hasil perubahan Indeks Keluarga Sehat (sesuai siklus)
PENGUATAN MANAJEMEN PUSKESMAS MELALUI PENDEKATAN KELUARGA
6.205 Puskesmas
INDONESIA : 13.334.099
JUMLAH KELUARGA YANG DIKUNJUNGI
Tindak Lanjut Kunjungan Keluarga
Isu pembangunan kesehatan yang disepakati dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional tahun 2018 adalah Percepatan Eliminasi Tuberkulosis, Penurunan Stunting dan Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi. Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan PIS – KP sangat diperlukan karena mitra berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan PIS – KP untuk mewujudkan tercapainya Indonesia Sehat.
TERIMA KASIH
Profil Kota Surabaya
JUMLAH KEMATIAN IBU PROV. JATIM 2010 SD 2014
Perkembangan Kematian Ibu di Jawa Timur
Situasi Kematian Ibu Surabaya
Perkembangan Kematian Bayi di Jawa Timur
JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 2013
Geliat Unair
Terlambat
Dimana Ibu dan Bayi Meninggal ?
Penyebab kematian ibu dan bayi
Pengumpulan data primer dan sekunder terkait ibu hamil, kebutuhan pelatihan bidan dan kader, serta penerapan sistem rujukan di lapangan.
Pendekatan Hulu Hilir Secara Comprehensive dan Terintegrasi
Peningkatan kemampuan petugas kesehatan dan masyarakat
Peningkatan Keterlibatan Masyarakat (√) 3. Rujukan (membuat access untuk ibu
Kecamatan Mulyorejo
Konsep Wilayah dan Pendekatan Tim GELIAT
Proses Kegiatan Pendampingan
Pelatihan bagi Volunteer Pendamping
Capacity Building Gel.2 (4 Juli 2015)
Puskesmas Kalijudan
Puskesmas Medokan Ayu
Kelompok siswa pendamping di grup WA memberikan masukan agar bayi dapat menyusu langsung dari ibunya atau menggunakan ASI perah. Tim mahasiswa pendamping juga menyampaikan cara memberikan ASI yang benar agar dapat diwariskan kepada ibu.
Dokumentasi
Prosedur Pelayanan 1. Rawat Jalan
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menggunakan Jamkesda, peserta harus mendapat pelayanan di Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. Kemudian peserta atau keluarganya mendaftar ke Dinas Kesehatan dengan membawa perlengkapan seperti fotokopi KTP, KK, Kartu Jamkesda hingga membuat surat jaminan rawat jalan di rumah sakit. Peserta harus mendatangi Dinas Kesehatan dengan membawa dokumen lengkap seperti Fotocopy KTP, KK, Kartu Jamkesda, Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk membuat surat jaminan rumah sakit.
Peserta yang tidak dapat dirawat di RSUD Muntilan akan dirujuk ke rumah sakit peserta program Jamkesda. Apabila peserta membawa surat, fotokopi KTP, KK, dan Kartu Jamkesda tersebut ke pelayanan kesehatan, maka ia akan mendapat jaminan pelayanan kesehatan di rumah sakit rujukan.
Pembiayaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi air bersih dengan perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Panjangrejo Pundong Bantul DIY. Hasil: Terdapat hubungan antara sanitasi air bersih dengan kejadian diare pada balita, p = 0,003 < α 0,05 dengan OR = 0,192. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara sanitasi air bersih dan perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul, DIY.
Distribusi frekuensi gender balita di desa Panjangrejo Pundong Bantul DIY Persentase frekuensi gender. Mengkorelasikan hubungan sarana sanitasi air bersih dengan kejadian diare pada balita di Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul, DIY. Berdasarkan tabel 8 ternyata hasil uji chi square dengan taraf signifikansi 5% memperoleh p-value sebesar 0,003 sehingga p-value sig<0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan sarana sanitasi air bersih dengan kejadian diare pada balita di Desa Panjangrejo Pundong. Bantul DIY.
Estimasi risiko hubungan sarana sanitasi air bersih dengan kejadian diare balita di Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul, DIY. Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa hasil uji chi-square dengan taraf signifikansi 5% diperoleh p-value sebesar 0,37 sehingga p-value sig<0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita usia 10-10 tahun. 59 Bulan di Desa Panjangrejo Pundong Bantul DIY. Ada hubungan fasilitas sanitasi air bersih dan perilaku ibu dengan kejadian diare balita di Desa Panjangrejo Pundong Bantul DIY.
Hasil Penelitian
Responden perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 55%. Pendidikan terakhir responden adalah SMA/SMK masing-masing sebesar 39,5% dan pendidikan terendah adalah Magister/S3 sebesar 2,1%. Jumlah pekerjaan responden tertinggi adalah pegawai swasta masing-masing sebesar 36,6% dan terendah adalah PNS dan pensiunan masing-masing sebesar 1,7%.
Jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis kepesertaan BPJS Kesehatan adalah peserta mandiri yaitu sebanyak 116 orang (48,7%) dan terendah peserta dari Polri sebanyak 1,3%.
Variabel Terikat
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa mutu pelayanan kesehatan (secara nyata) berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan yang ditunjukkan dengan nilai Sig. Hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan (tangible) dan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat kuat, dengan koefisien korelasi sebesar 1.000. Tabel 5 menunjukkan bahwa mutu pelayanan kesehatan (reliabilitas) berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan yang ditunjukkan dengan nilai Sig.
Hubungan antara mutu (keandalan) pelayanan kesehatan dengan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat kuat dengan koefisien korelasi sebesar 1000. Hubungan antara mutu pelayanan kesehatan (daya tanggap) dengan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat kuat, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 1,000. Dari data pada Tabel 7 terlihat bahwa mutu pelayanan (pemberian) kesehatan berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan yang ditunjukkan dengan nilai Sig.
Berdasarkan tabel 8 terlihat bahwa kualitas pelayanan kesehatan (empati) berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan, hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. Hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan (empati) dengan kepuasan pelayanan kesehatan sangat kuat yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 1000. Kualitas pelayanan kesehatan (tangibilitas, keandalan, daya tanggap, keamanan dan sensitivitas) berhubungan dengan kepuasan pasien peserta BPJS. Kesehatan di klinik Pratama di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Teknik Pengolahan Data
Validasi sepuluh item EPDS di Indonesia telah diuji dan dipublikasikan dengan membandingkan skor alat ukur dengan DSM-IV. Penelitian ini dilakukan di tiga rumah sakit umum yaitu RSU Dr Cipto Mangunkusumo, RSU Persahabatan dan RSU Fatmawati di Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 102 orang ibu nifas yang diambil sampelnya secara acak setiap hari selama masa validasi yaitu tanggal 2-10 Maret 1998 (Kusumadewi dkk, dalam Alifah, 2016).
Penelitian uji validitas ini menghasilkan sensitivitas sebesar 87,5% dan spesifisitas sebesar 61,6%, artinya kemampuan EPDS di Indonesia dalam melakukan skrining depresi pasca melahirkan sebesar 87,5% dan kemampuan menjelaskan wanita tidak mengalami depresi sebesar 0,67. Hasil di atas menunjukkan bahwa penggunaan EPDS di Indonesia valid dan reliabel sebagai instrumen skrining depresi pasca melahirkan pada wanita di Indonesia (Kusumadewi et al., dalam Alifah, 2016).
Uji Validitas Dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
- Analisis Univariat a. Dukungan Suami
- Analisis Bivariat
- Implementasi Kebijakan Kawasan Sehat Bebas Asap Rokok di Desa Temuwuh Wilayah Kerja Puskesmas Dlingo I Bantul
- Komunikasi
- Sumber Daya
- Struktur Birokrasi
- Faktor penghambat Implementasi Kebijakan Kawasan Sehat Bebas Asap Rokok Terdapat beberapa kendala yaitu di antaranya belum semua warga mengetahui
Temuan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan kawasan sehat tanpa rokok di Desa Temuwuh mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Implementasi Kebijakan Kawasan Sehat Tanpa Rokok di Desa Temuwuh Wilayah Kerja Puskesmas Dlingo I Bantul Wilayah Kerja Puskesmas Dlingo I Bantul. Implementasi kebijakan kawasan sehat bebas rokok di Desa Temuwuh yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Dlingo I Bantul yaitu kepala Puskesmas, koordinator Promkes, kepala desa dan masyarakat yang membantu pelaksanaan kawasan Sehat Tanpa Rokok Program Daerah.
Implementasi Kebijakan Kawasan Sehat Tanpa Rokok di Desa Temuwuh melalui beberapa tahapan yaitu pengorganisasian, interpretasi dan penerapan. Kejelasan komunikasi implementasi Kebijakan Kawasan Sehat Tanpa Rokok di Desa Temuwuh wilayah kerja Puskesmas Dlingo I Bantul tahun 2018 menunjukkan bahwa kejelasan mengenai Kebijakan Peraturan Bupati Bantul Nomor 18 Tahun 2016 tentang Kawasan Tanpa Rokok sudah cukup jelas. Sumber daya anggaran sudah ada, namun baru sampai pada tahap pencanangan implementasi kebijakan Kawasan Sehat Tanpa Rokok.
Belum ada kewenangan berupa kebijakan khusus dalam penerapan kebijakan kawasan sehat bebas rokok di Desa Temuwuh. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap implementasi kebijakan kawasan sehat bebas rokok di Desa Temuwuh, Dlingo, Bantul, dapat disimpulkan. Struktur birokrasi di desa Temuwuh wilayah kerja Puskesmas Dlingo I Bantul mengenai SOP kebijakan kawasan sehat bebas rokok belum memiliki SOP.
Hasil Penelitian
- Hasil Analisis Univariat Tabel 2. Hasil Analisis Univariat
- Hasil Analisis Bivariat
Berdasarkan data pada grafik 1, jangkauan pelayanan puskesmas dibagi menjadi jenis puskesmas rawat jalan dan rawat inap berdasarkan tingkat pendidikan. Berdasarkan data pada grafik 2, jangkauan pelayanan puskesmas dibagi menjadi jenis puskesmas rawat jalan dan rawat inap tergantung pada tingkat pendapatan. Pada jangkauan terjauh layanan Puskesmas Sungai Jingah, persentase tingkat pendapatan pengunjung sebesar 10% adalah kelas menengah (1-5 juta/bulan).
Puskesmas Alalak Tengah memiliki jangkauan pelayanan terdekat (0 – 0,5 km), dengan persentase pendapatan pengunjung sebesar 10% pada kisaran rendah (< 1 juta/bulan) dan 30% pada kisaran menengah (1 – 5 juta). /bulan). Pada jangkauan terjauh dari Puskesmas Pusat Alalak, persentase pendapatan pengunjung sebesar 10% masuk dalam kisaran menengah (1 – 5 juta/bulan) dan kisaran tinggi (>5 juta/bulan). Di wilayah terjauh dari Puskesmas Kayu Tangi, tingkat pendapatan pengunjung sebesar 10% berada pada kisaran menengah (1 – 5 juta/bulan).
Pada puskesmas jenis rawat inap yaitu Puskesmas Alalak Selatan mempunyai jangkauan pelayanan terdekat (0 – 0,5 km) dengan persentase tingkat pendapatan pengunjung sebesar 10% pada kelas rendah (< 1 juta/bulan). 20% di kelas menengah (1 – 5 juta/bulan). bulan), dan 10% berada pada kelas tinggi (> 5 juta/bulan). Pada jangkauan pelayanan terjauh Puskesmas Pusat Alalak persentase tingkat pendapatan pengunjung sebesar 10% berada pada kelas menengah (1 – 5 juta/bulan). Jangkauan terdekat dari pusat rawat jalan dan layanan kesehatan 24 jam berada pada jarak 0 – 0,5 km.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Berdasarkan Usia
- Berdasarkan Riwayat Wirausaha Keluarga
- Berdasarkan Pendidikan Terakhir
- Hubungan Kebugaran Fisik dengan Motivasi Kerja Tabel Hubungan Kebugaran Fisik dengan Motivasi Kerja
- Hubungan Kewirausahaan dengan Motivasi Kerja Tabel Hubungan Kewirausahaan dengan Motivasi Kerja
- Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Di RA Al-Muttaqin
- Hasil Tingkat Pengetahuan Responden Di TK ABA Atarbiyah I
Terdapat laporan peningkatan kasus klinis malaria mencapai 30 orang di Desa Medono, Kecamatan Kaliwiro, Kab. Perubahan lingkungan yang berkaitan dengan masalah penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Wonosobo adalah perubahan iklim setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan skrining penderita malaria secara mikroskopis dan serologis serta menganalisis hasil skrining dengan data sekunder seperti curah hujan dan kondisi geografis yang mendukung penularan malaria di Desa Medono.
Tingginya seropositif antibodi Plasmodium spp di Desa Medono (88,4%) merupakan fenomena umum mengingat Desa Medono merupakan daerah endemis malaria. Seroprevalensi malaria di desa Dielmo, Senegal, daerah dengan penularan malaria tinggi, adalah 56%. Hasil uji bivariat nilai kerapatan optik menurut kelompok umur di Desa Medono pada penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Dasar Desa (RISKESDASDES) Tahun 2017 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terkait pencegahan HIV/AIDS di Desa Kawengen masih rendah yaitu 30,9%. Berdasarkan (RISKESDASDES) tahun 2017 diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) terkait pencegahan HIV/AIDS di Desa Kawengen masih rendah yaitu sebesar 30,9%. Berdasarkan data Survei Kesehatan Dasar Desa (RISKESDASDES) tahun 2017 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) terkait pencegahan HIV/AIDS di Desa Kawengen masih rendah yaitu 30,9%.