Kementerian Riset dan Teknologi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengemban tugas pokok mengawal strategi ketiga MP3EI, yaitu peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan iptek nasional. Seminar Nasional Mapeki XV (6-7 November 2012), Makassar | 3 Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenristek mengembangkan program dan perangkat yang memungkinkan komunikasi, interaksi dan sinergi antar pelaku inovasi.
PENDAHULUAN
Membedakan jenis kayu yang memiliki kesamaan ciri dan secara visual terlihat mirip seringkali membingungkan, apalagi kedua jenis kayu tersebut juga memiliki kesamaan ciri anatominya. Kayu punak dan merlapang memiliki kesamaan dalam hal kerapatan, sifat umum dan ciri anatomis.
METODE PENELITIAN A. Bahan
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lekukan antara bejana dan jari-jari dengan sisi yang jelas yang sesuai dalam ukuran dan bentuk dengan lubang masuk di antara bejana. Lekukan pembuluh radial Dengan sisi yang jelas; serupa dalam ukuran dan bentuk dengan saluran masuk bejana perantara.
STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT KAYU Shorea hopeifolia Symington DARI KALIMANTAN TIMUR
METODOLOGI
Serat kayu yang lebih panjang akan menghasilkan lembaran kertas yang memiliki sifat kekuatan yang lebih baik karena memiliki area ikatan yang lebih luas selama penggilingan dan sifat transfer tegangan yang lebih baik. Hal ini mendukung munculnya ikatan antar serat yang lebih sempurna sehingga menghasilkan lembaran dengan sifat kekuatan yang baik, porositas rendah dan densitas kertas yang tinggi.
KESIMPULAN
Semua jenis kayu memiliki jari-jari yang berfungsi sebagai jalur transportasi cairan yang berasal dari lapisan floem secara horizontal. Pada bagian pangkal, tengah dan ujung batang dibuat pelat dengan tebal 6 cm dan untuk setiap pelat diambil contoh dengan lebar 2 cm melalui titik tengah yang saling tegak lurus, sehingga diperoleh 4 buah contoh, yang memiliki panjang yang sama dengan jari-jari pelat.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pori
- Serat
Pengukuran dan pengamatan balok dilakukan pada bidang radial yang meliputi tinggi balok, lebar balok, frekuensi balok, dan tipe sarang pada pangkal, tengah, dan ujung batang. Tinggi jari-jari pada pangkal, tengah dan ujung batang berturut-turut adalah 288 mikron, 437 mikron, dan 471 mikron.
SIFAT ANATOMI BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris Schrad.) PADA ARAH AKSIALDAN RADIAL
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proporsi Sel Bambu
Hasil rata-rata proporsi sel serat, pembuluh dan parenkim bambu ampel (Bambusa vulgaris Schrad.) pada arah aksial dan radial dapat dilihat pada tabel. Dari hasil analisis keragaman pada nilai proporsi sel parenkim bambu ampel menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata pada arah radial dan aksial.
Dimensi Serat Panjang serat
Menurut penelitian ini, rata-rata ketebalan dinding serat bambu ampel yang dipelajari pada arah aksial dan posisi radial menurun dari pangkal ke ujung dan menunjukkan peningkatan di bagian tengah kemudian menurun di bagian dalam. Dimensi serat tidak dipengaruhi oleh posisinya dalam arah aksial dan radial, kecuali panjang serat.
VARIASI SIFAT ANATOMI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DARI 2 JENIS PERMUDAAN YANG BERBEDA
METODOLOGI Bahan dan Alat Penelitian
Masa juvenil ditentukan dengan menggunakan salah satu sifat juvenil kayu yaitu panjang serat. Berdasarkan hal tersebut maka masa juvenil ditentukan dengan melihat penambahan panjang serat secara bertahap dari bagian tengah kayu ke bagian kayu yang dekat dengan kulit kayu.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proporsi Sel
Hasil penelitian proporsi sel jari-jari menunjukkan bahwa kayu sengon dari peremajaan biji dan pucuk mencapai nilai rata-rata 13,67% dan 12,86%. Hasil penelitian tentang proporsi sel pembuluh menunjukkan kayu sengon dari benih dan regenerasi pucuk mencapai nilai rata-rata 5,88% dan 5,83%.
Dimensi serat
Hasil analisis keragaman ketebalan dinding sel kayu sengon pada posisi radial dari jantung ke kulit menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Posisi radial dari jantung ke kulit kayu berpengaruh sangat nyata terhadap panjang serat dan tebal dinding sel kayu sengon, baik dari permudaan biji maupun pucuk.
SILVIKULTUR INTENSIF PT. SARI BUMI KUSUMA
SIFAT MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK KAYU MERANTI MERAH (Shorea parvifolia) PADA DIAMETER BERBEDA TANAMAN DESA. Berdasarkan hasil analisis grafik panjang serat dapat ditentukan masa juvenil kayu merantium merah.
IDENTIFIKASI KAYU ARKEOLOGIS KOMPONEN BANGUNAN M FORT ROTTERDAM DALAM RANGKA KONSERVASI KAYU DAN PEMUGARAN FITUR
CAGAR BUDAYA
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Kodifikasi
Berdasarkan deskripsi karakteristik struktur kayu dapat diketahui dan disimpulkan bahwa sampel kayu merbau. Parenkim paratrakeal (parenkim yang bersentuhan dengan pembuluh) dan apotrakeal (parenkim yang tidak terhubung dengan pembuluh) ditemukan di hutan ini.
SIFAT FISIKA MEKANIKA DAN POTENSI KAYU HITAM (Diospyros pilosanthera Blanco) DI CAGAR ALAM TANGKOKO, SULAWESI UTARA
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Sifat Fisika
Sampel yang diuji menunjukkan bahwa berat jenis kayu pada bagian tengah lebih tinggi dibandingkan dengan bagian inti kayu dan kulit kayu, yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Berat jenis yang tinggi akan mempengaruhi keawetan kayu dalam hal pembusukan kayu. , masa pakai dan prosedur pemrosesan kayu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Menurut Suryawan (2009), berat jenis berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan, semakin cepat pertumbuhan akan menyebabkan penurunan berat jenis. Tetapi berat jenis mempengaruhi energi yang digunakan dalam pekerjaan, semakin tinggi berat jenis, semakin tinggi energi yang dibutuhkan untuk jenis pekerjaan tertentu.
PENGARUH LOKASI ASAL TERHADAP KUALITAS BEBERAPA JENIS BAMBU UNTUK BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Namun, peran berbagai jenis bambu lebih penting daripada lokasi asal bambu tersebut, sehingga harus diperhatikan. Jenis bambu yang diprioritaskan untuk mebel dan kerajinan adalah bambu wulung, kemudian bambu petung, sedangkan bambu ori tidak ada (bukan prioritas).
SIFAT FISIK DAN BAGAN PENGERINGAN BAMBU MAYAN (Gigantochloa robusta Kurz)
BAHAN DAN METODE
Berdasarkan sifat fisik dan pengeringannya, estimasi suhu minimum dan maksimum bambu maya yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3. Sifat pengeringan bambu maya yang diteliti menunjukkan bahwa kualitas pengeringan batang pada bagian pangkal tergolong B, batang tengah diklasifikasikan sebagai A–B , sedangkan batang berbentuk kerucut diklasifikasikan sebagai C.
PENGARUH UMUR TANAMAN TERHADAP KERAPATAN KAYU MANGIUM (Acacia mangium Willd.) DAN KRASIKARPA (Acacia crassicarpa) DI AREAL
- PENDAHULUAN A. Latar Belakang
- Tujuan Penelitian
- METODOLOGI A. Bahan
- Peralatan
- Prosedur kerja 1. Pengambilan contoh
- HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diameter
- Kadar air dan berat jenis kayu
Analisis ragam pengaruh umur terhadap kadar air dan berat jenis/densitas kayu A. mangium disajikan pada Tabel 3. Hasil variabilitas pengaruh umur terhadap kadar air dan berat jenis/densitas kayu A. mangium. .
SIFAT FISIS KAYU SAMAMA (Antocephalus Macrophylus Roxb.)
METODOLOGI Bahan baku
- Kadar Air (KA)
- Berat Jenis (BJ)
- Penyusutan Radial dan Tangensial
Analisis varians menunjukkan bahwa berat jenis dipengaruhi oleh posisi horizontal batang, tetapi tidak dipengaruhi oleh ketinggian batang. BJ dan KA kayu Samama dipengaruhi oleh posisi horizontal batang, tetapi bukan ketinggian tempat tumbuhnya.
KARAKTERISASI SIFAT MEKANIS DAN MORFOLOGI SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN SERAT SABUT KELAPA SETELAH PERLAKUAN ALKALI
METODE PENELITIAN Bahan dan Alat
Berdasarkan data yang diperoleh untuk serat pada tandan kosong kelapa sawit diketahui bahwa nilai kuat tarik serat kontrol memiliki nilai tarik terendah yaitu 48,3 MPa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa serat tandan kosong sawit setelah direndam dalam NaOH 5% selama 24 jam memberikan nilai kuat tarik tertinggi (147,04 MPa), sedangkan untuk serabut kelapa diperoleh dengan perendaman dalam NaOH 5% selama 12 jam jam (88 ,81 MPa).
PENGARUH JENIS KATALIS DAN CARA PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN SEMEN MERANTI MERAH
Shorea leprosula)
METODE PENELITIAN
Sedangkan nilai TS tertinggi sebesar 2,73% untuk papan semen dengan sistem conditioning menggunakan tungku dengan katalis Al2(SO4)3. Nilai IB tertinggi terdapat pada papan semen dengan sistem pengkondisian konvensional dengan penambahan katalis Al2(SO kgf/cm2), yang tidak jauh berbeda dengan papan semen pengkondisian konvensional dengan katalis MgCl2 (8,51 kgf/cm2).
BEBERAPA SIFAT PAPAN GIPSUM DARI TIGA JENIS KAYU
METODE PENELITIAN Bahan
Secara umum kekuatan lentur papan gipsum manii (34 kg/cm2) lebih tinggi dibandingkan dengan papan gipsum sengon (29,66 kg/cm2) dan papan gipsum mangium (28,9 kg/cm2). Secara umum kekuatan lentur papan gipsum manii (34 kg/cm2) lebih tinggi dibandingkan dengan papan gipsum sengon (29,66 kg/cm2) dan papan gipsum mangium (28,9 kg/cm2).
PENGARUH PERENDAMAN PARTIKEL DALAM AIR DINGIN DAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH
BATANG KELAPA SAWIT DENGAN PEREKAT ISOSIANAT
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisis Papan Partikel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOR papan partikel yang dihasilkan dengan perendaman air dingin dan air panas berada pada kisaran kg/cm2. Hasil rata-rata nilai MOR ditunjukkan pada Gambar 5. Nilai MOR papan partikel dengan pretreatment air panas dan perendaman air dingin.
KARAKTERISTIK FILM KOMPOSIT POLI VINIL ALKOHOL DAN PULP AKASIA DIPUTIHKAN TERFIBRILASI
HASIL PEMBAHASAN Karakteristik morfologi serat
Modulus tarik komposit PVA dan pulp akasia yang diputihkan setelah disuling 30x sirkulasi (refined pulp) lebih tinggi (122,7 N/mm2) dibandingkan film PVA (66,4 N/mm2). Pulp akasia diputihkan setelah 30 menit sirkulasi penyulingan dan 60 menit ultraturrax, pembesaran 400x.Secara keseluruhan, komposit PVA dan pulp halus yang diikuti dengan perlakuan ultraturrax dan ultrasonik menunjukkan modulus tarik dan kekuatan tarik yang lebih rendah daripada komposit lain dalam penelitian ini.
SUBSTITUSI POLIPROPILENA DENGAN KHITOSAN PADA KOMPOSIT TERMOPLASTIK POLIPROPILENA-MIKROFIBRIL TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik
Komposit kitosan dengan ukuran mulai dari 20 mesh hingga 40 mesh memiliki rata-rata FS di atas kontrol sebesar 48,67 MPa hingga 55,48 MPa. Hasil uji FM yang ditunjukkan pada Gambar 4 menunjukkan bahwa komposit kitosan dengan ukuran mulai dari 20 mesh hingga 40 mesh memiliki nilai FM sebesar 2,60 GPa hingga 3,28 GPa.
PEMANFAATAN LIMBAH PELEPAH SAWIT DAN PLASTIK DAUR ULANG (RPP) SEBAGAI PAPAN KOMPOSIT PLASTIK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air papan yang tersusun dari plastik yang dihasilkan dari daun lontar berkisar antara. Perkembangan ketebalan terendah dicapai pada papan komposit plastik sawit dengan penambahan MAH dan BPO.
DETERMINASI CORAK ANYAMAN DAN JENIS BAMBU DALAM PEMBUATAN BAMBU LAPIS BERKUALITAS TINGGI
HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air
Histogram kadar air kayu lapis pada tiga jenis bambu dan empat pola anyaman. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa kekuatan rekat bambu berlapis yang menggunakan jalinan diagonal untuk semua jenis bambu lebih besar dibandingkan dengan pola jalinan lainnya.
PENGARUH PROPORSI LAPISAN DAN BAHAN BAKU TERHADAP SIFAT PAPAN PARTIKEL LAPIS TANPA PEREKAT
Semakin besar proporsi partikel Nangka baik sebagai face maupun core, maka semakin tinggi pula nilai MOR papan partikel yang dihasilkan. Widyorini et al (2005a, 2005b) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa ada hubungan antara perubahan komponen kimia dan kadar S/G (Syringil/Guaiasil) dengan kekuatan rekat chipboard tanpa lem.
DETERMINASI KONDISI PROSES OPTIMAL DALAM PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL KAYU KEMIRI (Aleurites moluccana)
Data pada Gambar 1-5 menunjukkan kecenderungan sifat papan partikel meningkat dengan meningkatnya suhu dan waktu tekan. Temperatur pengepresan dan waktu pengepresan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap sifat fisik dan mekanik papan partikel.
DISTRIBUSI KERAPATAN DAN KEKUATAN DALAM KAYU KOMPRESI SKALA PEMAKAIAN
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
Hasil pengujian nilai MOE dan MOR pada penelitian ini serta sebarannya pada kayu tekan tingkat guna ditunjukkan pada Tabel 2. Nilai kerapatan dan MOE/MOR pada posisi permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan posisi inti pada posisi tekan. kayu. .
KETAHANAN BAMBU LAMINASI TERHADAP SERANGAN JAMUR
BAHAN DAN METODE Penyiapan bahan
Hasil pengujian ketahanan bilah bambu dan bambu laminasi terhadap busuk putih (Tremetes versicolor) dan busuk coklat (Fomitopsis palustris) yang sebelumnya diawetkan dengan larutan boron pada konsentrasi 10% dan 10% ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2, dimana garis merah adalah standar maksimum, kehilangan berat yang diijinkan dari sampel uji bambu berdasarkan standar JIS adalah 3%. Seminar Nasional Mapeki XV (6-7 November 2012), Makassar | 169 Hasil uji ketahanan bambu laminasi terhadap jamur busuk yang diawetkan terlebih dahulu dengan larutan pengawet pinus dengan konsentrasi 5%, 7,5% dan 10% menunjukkan bahwa persentase penurunan berat rata-rata kedua jenis jamur tersebut tidak memenuhi standar. ditetapkan oleh yang disyaratkan oleh JIS yaitu sebesar 3%.
PENERAPAN FORMULASI SKEDUL SUHU DAN KELEMBABAN MENURUT TERAZAWA PADA PENGERINGAN KAYU MERANTI MERAH BERSORTIMEN
RAAMHOUT
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisika Kayu
Kedua, kadar air pengeringan akhir jadwal terazawa (8,03%) jauh lebih rendah daripada jadwal industri (8,30%). Ketiga, laju pengeringan jadwal terazawa (13,88%/jam) jauh lebih tinggi daripada jadwal industri (12,06%/jam).
KONFIGURASI PASAK DAN SUDUT ARAH SERAT KUAT TUMPU PADA DESAIN SAMBUNGAN LAMINATED VENEER LUMBER (LVL) KAYU SENGON
PENDAHULUAN
POST KONFIGURASI DAN KEKUATAN SEBAGAI ARAH SERAT PADA DESAIN KONEKSI SENGON WOOD LAMINATED VENEER (LVL). Veneer laminasi memiliki nilai kekuatan dukung yang lebih tinggi daripada kayu alami dengan berat jenis yang sama.
ANALISA LAYER SYSTEM PADA BILAH BAMBU DAN BAMBU LAMINASI DENGAN MENGGUNAKAN RASIO IKATAN PEMBULUH SEBAGAI SUBSTITUSI
RASIO MODULUS ELASTISITAS
PENDAHULUAN Latar Belakang
ANALISIS SISTEM PELAYARAN PLAT BAMBU DAN LAMINASI BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN VESSEL BONDING RASIO SEBAGAI PENGGANTINYA. Dari ketiga konfigurasi bambu laminasi yang disusun yaitu inside-inside (LD), outside-outside (LL) dan inside-inside (DD), dihitung efisiensi kekakuan yang dihasilkan.
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan
Penelitian ini mengamati distribusi kerapatan berkas pembuluh pada penampang bambu, mengkonstruksi fungsi jarak ideal berdasarkan kerapatan berkas pembuluh, kemudian melakukan analisis mekanik pengaruh ikatan pembuluh pada sifat penampang dan modulus elastisitas. MOE) dari bambu lapis ganda. Laminasi bambu lapis ganda dibuat dengan tiga konfigurasi, yaitu inside-out (LD), outer-out (LL), dan inside-in (DD), seperti terlihat pada Gambar 1.