• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosiding - seminar nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "prosiding - seminar nasional"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

FROM BASIC SCIENCE TO COMPREHENSIVE EDUCATION

ISBN:

978-602-72245-1-3

Penanggung Jawab Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, M.Ag

Redaktur Dr. Cut Muthiadin, S.Si.,M.Si.

Ketua Penyunting Isna Rasdianah Aziz, S.Si., M.Sc.

Penyunting Dr. Mashuri Masri, S.Si.,M.Kes.

Hafsan, S.Si.,M.Pd Fatmawati Nur, S.Si.,M.Si.

Baiq Farhatul Wahidah, S.Si.,M.Si.

Hasyimuddin, S.Si., M.Si

Desain Sampul dan Tata Letak Ar. Syarif Hidayat, S.Si.,M.Kes.

Eka Sukmawaty, S.Si.,M.Si.

Sekretariat Nurlailah Mappanganro, S.P., M.P.

St. Aisyah S, S.Pd.,M.Kes.

Ulfa Triyani A. Latif, S.Si.,M.Pd.

Penerbit Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia

Cetakan pertama, Mei 2017 Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

Alamat

Kampus II: Jl. H.M.Yasin Limpo No. 36 Samata, Kab. Gowa, Sulawesi-Selatan, Indonesia Telp. (0411) 5622375-424835. Fax 424836

http: //www.bio.fst.uin-alauddin.ac.id. Email: biologi@uin-alauddin.ac.id

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan dapat diterbitkan. Seminar nasional dengan tema “From Basic Science to Comprehensive Education” telah dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2016 di Gedung Training Center UIN Alauddin Makassar. Prosiding ini berisi kumpulan makalah-makalah yang telah dipresentasikan dan didiskusikan pada acara seminar ini.

Prosiding ini diterbitkan dengan tujuan memberikan pengetahuan bagi khalayak luas terkait penelitian dan perkembangan ilmu Biologi, sebagai media tukar menukar informasi dan pengalaman, ajang diskusi ilmiah, yang dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan sandang, pangan, papan, energi, lingkungan, kesehatan bahkan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Prosiding ini memuat karya tulis dari hasil penelitian pemakalah dari berbagai universitas di Indonesia. Dalam pemaparannya, pemakalah mempresentasikan makalahnya dalam presentasi oral dan poster. Sesi oral maupun poster diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pemakalah dan peserta seminar untuk terus berinovasi sekaligus menjadi koreksi diri untuk perbaikan di kemudian hari.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas terselenggaranya seminar nasional serta terwujudnya prosiding ini. Kami menyadari bahwa prosiding ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu segala saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan prosiding pada terbitan tahun yang akan datang. Semoga prosiding ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Makassar, 26 Agustus 2016 Ketua Panitia,

Hasyimuddin, S.Si.,M.Si

(5)

DAFTAR ISI

Perspektif Nano Science Dalam Ilmu Hayati.SUTIMAN B. SUMITRO ... 1 Teknik Skarifikasi Benih Kayu Kuku(Pericopsis MoonianaThw)Untuk Mematahkan Dormansi

Melalui Kultur Jaringan.NURSYAMSI... 5 Analisis Hubungan Suhu Air Dengan Mortalitas Semai Mangrove Pada Tambak Wanamina.ENDAH DWI HASTUTI, RINI BUDI HASTUTI ... 11 Perubahan Pola Alometri Pertumbuhan Ikan Bandeng(Chanos chanos)yang dibudidayakan Dalam Tambak Wanamina di Kota Semarang. RINI BUDIHASTUTI, ENDAH DWI HASTUTI ... 16 Respon Makrofag Dan Titer Antibodi Ayam Broiler Terhadap Vaksinasi Ai. ENNY YUSUF WACHIDAH YUNIWARTI ... 19 Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Fiksatif Nitrogen Simbiotik Dari Hutan Lindung di Kawasan Pertambangan Nikel.RAMDANA SARI, RETNO PRAYUDYANINGSIH... 24 Toksisitas Kronis Polisakarida Krestin Dari EkstrakCoriolus VersicolorPada Histologi Ginjal dan Kadar Kreatinin Serum Mus musculus L. SRI PUJI ASTUTI WAHYUNINGSIH, ISTUNING MA’UNAH, DWI WINARNI ... 32 Deskriptif Histologi FaseWound Healing(Penyembuhan Luka) Pada Regenerasi Jaringan Ekor Cecak (Hemidactylus platyurus).TITTA NOVIANTI, MOHAMAD SADIKIN, VETNIZAH JUNIANTITO, SRI WIDIA A JUSMAN, EVY AYU ARIDA ... 40 Analisis Vegetasi Kawasan Hutan Adat Lindu Untuk Penilaian Kesehatan Hutan Daerah Penyangga.

HERU SETIAWAN ... 47 Viabilitas Benih Bitti (Vitex cofassus Reinw.) Pada Jenis Media Simpan yang Berbeda Skala Laboratorium dan Masyarakat.C. ANDRIYANI PRASETYAWATI,RETNO PRAYUDYANINGSIH ... 54 Isolasi dan Karakterisasi Jamur Patogen Pada Tanaman Murbei (Morus sp.) di Persemaian.

RAMDANA SARI, C. ANDRIYANI PRASETYAWATI ... 63 Kepadatan dan Pola DistribusiPolymesoda bengalensisLamarck di Perairan Muaro Nipah Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.RINA WIDIANA,JABANG NURDIN, NOVA AMELIA ... 69 Kajian Infertilitas Pria dan Usaha Penanganannya.EDDYMAN W. FERIAL... 77 Beberapa Kejadian Cacat Bawaan Bayi Lahir di Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu Dalam Satu Dekade Terakhir. CHOIRUL MUSLIM, MUSNI MARNIS, NADYA, HERRY HARYANTO, BHAKTI KARYADI, ACENG RUYANI... 81 Pengaruh Konsentrasi Gula dan Pacloburazol Dalam Menginduksi Umbi Mikro Kentang Solanum tuberosumL. varietas atlantik secarain vitro.ANDI MASNIAWATI ... 87 Pemanfaatan Limbah Jagung Sebagai Substrat Dalam Menghasilkan Poli-β-Hidroksi Butirat (PHB) Oleh Isolat Bakteri Asal Pabrik Gula Arasoe Bone.NUR HAEDAR, SRI NUR RAHMI, ASADI ABDULLAH ... 92 Respon Pertumbuhan Propagul Pisang Barangan (Musa acuminataColla) Dengan Ekstrak Kecambah Kacang Hijau Secara In Vitro.A. ILHAM LATUNRA, BAHARUDDIN, MUSTIKA TUWO ... 104 Komunitas Burung Pada Habitat Suksesi Buatan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

INDRA A.S.L.P.PUTRI ... 109 MorfologiTrema orientalis(L.) Blume dan Manfaatnya Sebagai Tanaman Pionir Restorasi Tambang Nikel.ALBERT DONATUS MANGOPANG... 121 Potensi Beberapa Isolat Probiotik Sebagai Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Vibrio spp.

ZARASWATI DWYANA, NUR HAEDAR, HASBIAH... 127 Efektivitas Alga Eucheuma cottonii dan Cacing Tanah Lumbricus rubellus Dalam Peningkatan Kandungan Omega 3 Pada Telur. ZOHRAH HASYIM, EDDY SOEKENDARSI, MUHTADIN ASNADY S, SULAEMAN ... 134 Analisis Terhadap Densitas Larva Nyamuk Aedes aegypti (Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue/DBD).MAKKATENNI, NURLIANI ATJO, JUHARDI, JALIL ... 139 Jenis-Jenis Tumbuhan Dicotyledoneae Berpotensi Obat dimanfaatkan Oleh Masyarakat di Cagar Alam Karaenta Bantimurung Bulusaraung Kabupaten Maros.ELIS TAMBARU... 146 Akumulasi Logam Berat Besi (Fe) Pada KiapuPistia stratiotesL. Dari Air Sumur Sekitar Workshop Unhas.NURLINA, SRI SUHADIYAH, MUH RUSLAN UMAR ... 151 Akumulasi Cemaran Plumbum (Pb) dan CADMIUM (Cd) PADA TUMBUHAN LOTUS Nelumbo nuciferaGaertndi Kanal Daya dan Danau Balang Tonjong Antang Makassar. SRI SUHADIYAH, EVA JOHANNES, MUHAMMAD RUSLAN UMAR, DWI AYUNINGRUM ... 156

(6)

Karakter Ekologis Pohon,SaplingdanSeedlingdi DTA Mata Air Blembem dan Kalas di Hutan Adat Wanasadi, Gunungkidul. RETNO PENI SANCAYANINGSIH, PURNOMO, TAUFIK HIDAYAT, PURNO SUDIBYO... 159 Wedang Jahe Berpotensi Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2 (Studi Pada Tikus Putih Betina yang diberi Diet Tinggi Lemak (Hfd).NURUL MAHMUDATI... 164 Cendawan Endofit Akar Bersepta Gelap Pada Sistem PerakaranAvicenniasp. Asal Cagar Alam Pulau Dua Banten dan Potensinya Sebagai Penghasil Senyawa Antibakteri.RIDA OKTORIDA KHASTINI ... 167 Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Bakteri Endofit Makro AlgaCaulerpa racemosaL. Asal Perairan Puntondo TerhadapStaphylococcus areusdan Methicilin ResistantStaphylococcus aureus(MRSA) EKA SUKMAWATY, MASHURI MASRI, SRI UTAMI PUTRI, NURZAKIYAH ... 174 Identifikasi Jenis dan Kerapatan Padang Lamun di Pulau Samatellu Pedda Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep.M. FADJRIN ADIM, HASYIMUDDIN, ERNAWATI KASENG ... 180 Pengaruh Waktu Fermentasi Teh Kombucha Kadar 50% Terhadap Glukosa Darah Tikus Putih.

SILVANA TANA, SRI ISDADIYANTO ... 188 Menggunakan Fragmen Epidermis di Feses untuk Identifikasi Tumbuhan Pakan Herbivor: Studi Seleksi Tumbuhan Pakan oleh Rusa Timor (Cervus timorensis) di Pulau Menjangan Bali.I KETUT GINANTRA, I KETUT MUKSIN, IDA BAGUS MADE SUASKARA... 194 Pemberian Berbagai Jenis Pakan Organik Terhadap Kandungan Β -Karoten Dalam Telur Puyuh Jepang(Coturnix Japonica).TYAS RINI SARASWATI, SILVANA TANA, SRI ISDADIYANTO. . 200 Perilaku Serangga Pengunjung Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). TUTUT INDAH SULISTIYOWATI, RAMADHANI EKA PUTRA ... 205 Pengaruh Penambahan Hormon Iba Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Zaitun (Olea Europaea L.) Dengan TeknikMicro-Cutting.TINTRIM RAHAYU... 213 Potensi Kayu Kuku (Pericopsis moonianaTHW) Untuk Revegetasi Lahan Kritis.DIDIN ALFAIZIN .. 219 Ragam Peta Konsep Penunjang Model Pembelajaran BiologiberbasisRemap Coople.SITI ZUBAIDAH, SUSRIYATI MAHANAL, ARDIAN ANJAR PANGESTUTI, MISTIANAH... 226 UjiIn VitroEkstrak Akar Tuba (Derris ellipticaL.) Terhadap Viabilitas Telur Ikan Mas (Cyprinus carpioL.).RAMADHAN SUMARMIN ... 237 Profil Hasil Belajar Mata Kuliah Laboratorium IPA Mahasiswa Program Studi PGSD di UN PGRI Kediri Beserta Kendala Pembelajarannya.MUMUN NURMILAWATI ... 244 Pengaruh Ekstrak Methanol Biji Pare (Momordica charantia) dan DMPA Terhadap Jumlah Sel Purkinje Cerebellum Mencit (Mus musculusL.).SYAFRUDDIN ILYAS, SALOMO HUTAHAEAN, NURSAL ... 248 Teknik Pemuliaan Kentang dan Produksi Bibit Kentang Bebas Virus di Texas, USA. IDA AYU ASTARINI, ANGEL CHAPPELL, DOUGLAS SCHEURING, SEAN MICHAEL THOMPSON, JULIAN CREIGHTON MILLER JR. ... 251 Seleksi Aktinomisetes Isolat Lokal Dari Tanah Gambut Riau Sebagai Antipatogen PadaStreptococcus pyogenes. TETTY MARTA LINDA, LAMISSI NAPITUPULI, RODESIA MESTIKA ROZA ... 257 POTENSI SEDIAAN PEGAGAN(Centella asiatica(L.) Urban) TERHADAP DAYA INGAT TIKUS PUTIH(Rattus norvegicus).BAYYINATUL MUCHTAROMAH DAN LENY RUSVITA UMAMI . 262 Induksi Mutasi Dengan Mutagen EMS(Ethyl Methane Sulfonate) Pada Fase Perkecambahan dan Pertumbuhan Varietas Kedelai (Glycine Max) Toleran Kekeringan. EVIKA SANDI SAVITRI, AINIYATUL FIKRIYAH ... 267 Pengaruh Ekstraksi Berperingkat Terhadap Kandungan Total Poliphenol dan Aktivitas Antioksidan Dari Beberapa Sayur-Sayuran Buah Famili Cucurbitaceae.SUPRIATNO, LELI FAJRI... 272 Analysis of Efficiency and Effectiveness of Fire Safety Management Application in The Fire Prevention Efforts in PT. CEPA Wajo.HASBI IBRAHIM, HUSNUL KHATIMAH MUCHTAR... 278 Toksisitas Kronis Polisakarida Krestin Dari EkstrakCoriolus VersicolorPada Histologi Ginjal dan Kadar Kreatinin Serum Mus musculus L. SRI PUJI ASTUTI WAHYUNINGSIH, ISTUNING MA’UNAH, DWI WINARNI ... 285 Pertumbuhan dan Perkembangan Ulat Sutera(Bombyx moriL.)C301 yang diberiHeat Shock(Kejut Panas) Dalam Upaya Pengembangan Hibrida yang Termotoleran. MASITTA TANJUNG, MARYANI CYCCU TOBING, DARMA BAKTI, SYAFRUDDIN ILYAS. ... 290 Tinjauan Kegiatan Praktikum Biologi di Kelas Xi IPA SMA Negeri 5 Padang. GUSMAWETI, RHANI DWINTA IRFAN, LISA DESWATI ... 296

(7)

Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Malang Raya.YUNI PANTIWATI ... 303 Studi Perilaku Hewan Mamalia Melalui Jejaknya Di Suaka Marga Satwa Rimbang Baling, Riau.

TATANG MITRA SETIA, NABELA HANYVIA BERSENICA,ALIYYA LATHIFA... 306 Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Metanol Pandan Laut (Pandanus tectorius) Asal Tasikmalaya- Jawa Barat.SRI ENDARTI RAHAYU, SARAYEVO HERZAGOVINA, NOVERITA, ERNAWATI SINAGA... 312 Hubungan Hasil Pemeriksaan HBs Ag Dengan Jumlah Limfosit Pada Pasien Suspek Hepatitis B.MM.

RIYANIARTI ESTRI W, FARIDA FRANSISCA SIHOTANG ... 317 Keanekaragaman Burung Ordo Ciconiiformes di Kawasan Konservasi Mangrove Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. UMMI NUR AZIZAH, DIAN TRIASTARI ARMANDA, KUSRINAH... 323 Timbulan dan Komposisi Sampah di Pulau Lombok.GITO HADIPRAYITNO... 329 Characterization of Protoxin Protein and Chitinase Enzyme From Indigenous Isolates Bacillus thuringiensis. MAISYA ZAHRA AL BANNA. ... 332 Pengaruh Substitusi Tongkol Jagung Pada Pakan Dedak Padi Terhadap Pertambahan Berat Badan Sapi Potong.ABD. LATIEF TOLENG, JUMRIAH SYAM, NUR FATIMAH JAMRAH... 340 Killer Yeast dan Potensinya Sebagai Agen Antimikrobia.DHIRA SATWIKA ... 349

(8)

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 11

Analisis Hubungan Suhu Air dengan Mortalitas Semai Mangrove pada Tambak Wanamina

ENDAH DWI HASTUTI1, RINI BUDI HASTUTI1

1Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang Email: endah_pdil@yahoo.com; rini_puryono@yahoo.com

ABSTRAK

Pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina merupakan faktor penting yang perlu dikaji terkait pengembangan penerapan budidaya tambak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan temporal suhu air, mengamati tingkat kelulushidupan semai mangrove dan menganalisis hubungan suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina. Penelitian dilakukan di Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dari Maret 2015 - Maret 2016 dengan jeda antar pengamatan selama 3 bulan. Sebanyak 54 tegakan semai mangrove masing-masing dari jenis Avicennia marina danRhizophora mucronata yang terdistribusi di dalam kolam tambak digunakan sebagai sampel, sedangkan pengamatan suhu dilakukan di sekitar tegakan mangrove yang diamati.

Analisis data dilakukan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan tingkat kelulushidupan antar spesies mangrove dan uji regresi untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat fluktuasi suhu air dimana pada bulan Maret tercatat memiliki suhu paling tinggi yaitu sebesar 34,2°C yang cenderung mengalami penurunan hingga bulan September sebesar 30,6°C dan kembali mengalami kenaikan hingga bulan Maret sebesar 34,6°C. Baik A. marina maupun R. mucronata menunjukkan adanya kecenderungan penurunan tingkat kelulushidupan semai antar pengamatan. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat kelulushidupan semai A. marina dan R.

mucronata. Tingkat kelulushidupan A. marina berkisar antara 5,56% - 14,81% sedangkan R.

mucronataberkisar antara 22,22% - 38,89%. Uji regresi menunjukkan adanya pengaruh nyata suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai A. marina dengan persamaan Y = 5,208 - 0,232(X), namun tidak terhadap kelulushidupan semaiR. mucronata.

Kata kunci: kelulushidupan, semai, suhu, mangrove ABSTRACT

The effect of water temperature on the survival rate of mangrove seedling in silvofishery pond is important to study in order to improve the application of aquaculture. This research aimed to study the temporal change of water temperature, to observe the survival rate of mangrove seedling and to analyze the relation of water temperature on the survival rate of mangrove seedling in silvofishery pond. The research was conducted in Mangunharjo Village, Tugu District, Semarang City from March 2015 to March 2016 with 3 months of observations interval. A number of 54 mangrove seedling stands of each species of Avicennia marina and Rhizophora mucronata which are distributed in the silvofishery pond were utilized as samples, while observation of temperature were conducted around the seedling stands. Data analysis was conducted with t-test to analyze the difference of mangrove survival between species and regression test to analyze the effect of water temperature on the survival rate of mangrove seedling. The result showed there were fluctiation of water temperature with warmest water temperature observed in March with 34.2°C which tended to decrease until September with 30.6°C then increase until March with 34.6°C. BothA. marinanorR.

Mucronata showed the tendency of decreasing survival rate among observations. T-test showed there was significant difference on the survival rate of A. marina and R. mucronata seedling.

Survival rate of A. Marinawas noted ranged from 5.56% - 14.81% while survival ofR. mucronata

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 11

Analisis Hubungan Suhu Air dengan Mortalitas Semai Mangrove pada Tambak Wanamina

ENDAH DWI HASTUTI1, RINI BUDI HASTUTI1

1Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang Email: endah_pdil@yahoo.com; rini_puryono@yahoo.com

ABSTRAK

Pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina merupakan faktor penting yang perlu dikaji terkait pengembangan penerapan budidaya tambak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan temporal suhu air, mengamati tingkat kelulushidupan semai mangrove dan menganalisis hubungan suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina. Penelitian dilakukan di Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dari Maret 2015 - Maret 2016 dengan jeda antar pengamatan selama 3 bulan. Sebanyak 54 tegakan semai mangrove masing-masing dari jenis Avicennia marina danRhizophora mucronata yang terdistribusi di dalam kolam tambak digunakan sebagai sampel, sedangkan pengamatan suhu dilakukan di sekitar tegakan mangrove yang diamati.

Analisis data dilakukan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan tingkat kelulushidupan antar spesies mangrove dan uji regresi untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat fluktuasi suhu air dimana pada bulan Maret tercatat memiliki suhu paling tinggi yaitu sebesar 34,2°C yang cenderung mengalami penurunan hingga bulan September sebesar 30,6°C dan kembali mengalami kenaikan hingga bulan Maret sebesar 34,6°C. Baik A. marina maupun R. mucronata menunjukkan adanya kecenderungan penurunan tingkat kelulushidupan semai antar pengamatan. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat kelulushidupan semai A. marina dan R.

mucronata. Tingkat kelulushidupan A. marina berkisar antara 5,56% - 14,81% sedangkan R.

mucronataberkisar antara 22,22% - 38,89%. Uji regresi menunjukkan adanya pengaruh nyata suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai A. marina dengan persamaan Y = 5,208 - 0,232(X), namun tidak terhadap kelulushidupan semaiR. mucronata.

Kata kunci: kelulushidupan, semai, suhu, mangrove ABSTRACT

The effect of water temperature on the survival rate of mangrove seedling in silvofishery pond is important to study in order to improve the application of aquaculture. This research aimed to study the temporal change of water temperature, to observe the survival rate of mangrove seedling and to analyze the relation of water temperature on the survival rate of mangrove seedling in silvofishery pond. The research was conducted in Mangunharjo Village, Tugu District, Semarang City from March 2015 to March 2016 with 3 months of observations interval. A number of 54 mangrove seedling stands of each species of Avicennia marina and Rhizophora mucronata which are distributed in the silvofishery pond were utilized as samples, while observation of temperature were conducted around the seedling stands. Data analysis was conducted with t-test to analyze the difference of mangrove survival between species and regression test to analyze the effect of water temperature on the survival rate of mangrove seedling. The result showed there were fluctiation of water temperature with warmest water temperature observed in March with 34.2°C which tended to decrease until September with 30.6°C then increase until March with 34.6°C. BothA. marinanorR.

Mucronata showed the tendency of decreasing survival rate among observations. T-test showed there was significant difference on the survival rate of A. marina and R. mucronata seedling.

Survival rate of A. Marinawas noted ranged from 5.56% - 14.81% while survival ofR. mucronata

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 11

Analisis Hubungan Suhu Air dengan Mortalitas Semai Mangrove pada Tambak Wanamina

ENDAH DWI HASTUTI1, RINI BUDI HASTUTI1

1Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang Email: endah_pdil@yahoo.com; rini_puryono@yahoo.com

ABSTRAK

Pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina merupakan faktor penting yang perlu dikaji terkait pengembangan penerapan budidaya tambak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan temporal suhu air, mengamati tingkat kelulushidupan semai mangrove dan menganalisis hubungan suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina. Penelitian dilakukan di Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dari Maret 2015 - Maret 2016 dengan jeda antar pengamatan selama 3 bulan. Sebanyak 54 tegakan semai mangrove masing-masing dari jenis Avicennia marina danRhizophora mucronata yang terdistribusi di dalam kolam tambak digunakan sebagai sampel, sedangkan pengamatan suhu dilakukan di sekitar tegakan mangrove yang diamati.

Analisis data dilakukan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan tingkat kelulushidupan antar spesies mangrove dan uji regresi untuk mengetahui pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat fluktuasi suhu air dimana pada bulan Maret tercatat memiliki suhu paling tinggi yaitu sebesar 34,2°C yang cenderung mengalami penurunan hingga bulan September sebesar 30,6°C dan kembali mengalami kenaikan hingga bulan Maret sebesar 34,6°C. Baik A. marina maupun R. mucronata menunjukkan adanya kecenderungan penurunan tingkat kelulushidupan semai antar pengamatan. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat kelulushidupan semai A. marina dan R.

mucronata. Tingkat kelulushidupan A. marina berkisar antara 5,56% - 14,81% sedangkan R.

mucronataberkisar antara 22,22% - 38,89%. Uji regresi menunjukkan adanya pengaruh nyata suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai A. marina dengan persamaan Y = 5,208 - 0,232(X), namun tidak terhadap kelulushidupan semaiR. mucronata.

Kata kunci: kelulushidupan, semai, suhu, mangrove ABSTRACT

The effect of water temperature on the survival rate of mangrove seedling in silvofishery pond is important to study in order to improve the application of aquaculture. This research aimed to study the temporal change of water temperature, to observe the survival rate of mangrove seedling and to analyze the relation of water temperature on the survival rate of mangrove seedling in silvofishery pond. The research was conducted in Mangunharjo Village, Tugu District, Semarang City from March 2015 to March 2016 with 3 months of observations interval. A number of 54 mangrove seedling stands of each species of Avicennia marina and Rhizophora mucronata which are distributed in the silvofishery pond were utilized as samples, while observation of temperature were conducted around the seedling stands. Data analysis was conducted with t-test to analyze the difference of mangrove survival between species and regression test to analyze the effect of water temperature on the survival rate of mangrove seedling. The result showed there were fluctiation of water temperature with warmest water temperature observed in March with 34.2°C which tended to decrease until September with 30.6°C then increase until March with 34.6°C. BothA. marinanorR.

Mucronata showed the tendency of decreasing survival rate among observations. T-test showed there was significant difference on the survival rate of A. marina and R. mucronata seedling.

Survival rate of A. Marinawas noted ranged from 5.56% - 14.81% while survival ofR. mucronata

(9)

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 12

was ranged from 22.22% - 38.89%. Regression analysis showed there was significant effect of water temperature on the survival rate ofA. marinaseedling with formula Y = 5.208 - 0.232(X), but there was no significant effect on the survival ofR. mucronataseedling.

Keywords: mangrove, seedling, survival, temperature PENDAHULUAN

Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting bagi kegiatan budidaya tambak. Menurut Henglong et al. (2010), suhu air tambak secara temporal selalu mengalami perubahan. Perubahan suhu tersebut mengakibatkan perubahan komposisi fitoplankton. Fluktuasi suhu juga berdampak pada pertumbuhan mangrove (Noor et al., 2015). Hastuti et al. (2016) lebih lanjut menjelaskan bahwa selain mempengaruhi tingkat pertumbuhan mangrove, suhu air juga berpengaruh terhadap tingkat kematian vegetasi mangrove.

Tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina merupakan faktor yang penting guna menunjang kegiatan budidaya tambak. Budihastuti et al. (2012) menjelaskan bahwa tegakan mangrove dalam tambak wanamina memberikan beragam jasa- jasa lingkungan yang bermanfaat bagi kultivan, antara lain dalam penyediaan oksigen dan pakan alami. Namun jasa-jasa lingkungan tersebut dapat tercapai secara optimal setelah mangrove mencapai ukuran tertentu.

Semai mangrove merupakan fase yang rentan terhadap gangguan. Menurut Gilmanet al. (2008), perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya perubahan suhu berdampak pada kelulushidupan semai mangrove. Kelulushidupan mangrove pada umumnya sangatlah rendah, yaitu berada pada kisaran 10 - 20% (Primaveran dan Esteban, 2008). Penanaman mangrove dalam tambak wanamina menjadi lebih sulit karena ekosistem tidak didukung oleh adanya vegetasi perintis. Menurut Djohan (2014), pada lahan-lahan bekas tambak pada umumnya ditemukan vegetasi perintis mangrove yang berfungsi dalam membantu perkembangan habitat mangrove secara alami.

Meskipun telah banyak penelitian mengenai dampak faktor-faktor lingkungan

terhadap vegetasi mangrove, namun penelitian terkait tegakan mangrove dalam tambak wanamina masih sangat terbatas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola perubahan suhu air dalam tambak wanamina, mengamati tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina dan menganalisis hubungan suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada tambak wanamina di Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dari bulan Maret 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengamatan dilakukan secara berkala setiap 3 bulan.

Percobaan dilakukan dengan penanaman mangrove dalam tambak wanamina dengan meliputi jenis Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Sebanyak 54 tegakan semai diamati sebagai sampel dari masing- masing spesies.

Pengamatan dilakukan terhadap suhu air di sekitar tegakan mangrove yang diamati.

Pengumpulan data terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dilakukan berdasarkan jumlah tegakan hidup pada saat pengamatan. Penyulaman dilakukan terhadap semai mangrove yang mati selama penelitian.

Pengamatan dilakukan secara berkala dengan jeda selama 3 bulan.

Analisis data dilakukan dengan uji-t dan regresi. Uji-t digunakan untuk menganalisis perbedaan tingkat kelulushidupan semai mangrove antar spesies, sedangkan regresi digunakan untuk menguji pengaruh suhu air terhadap tingkat keluslushidupan semai mangrove dalam kolam tambak. Analisis regresi melibatkan berbaga pola yang meliputi linear, logaritmik, kuadratik dan eksponensial untuk mengetahui pola pengaruh suhu terhadap kelulushidupan mangrove.

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 12

was ranged from 22.22% - 38.89%. Regression analysis showed there was significant effect of water temperature on the survival rate ofA. marinaseedling with formula Y = 5.208 - 0.232(X), but there was no significant effect on the survival ofR. mucronataseedling.

Keywords: mangrove, seedling, survival, temperature PENDAHULUAN

Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting bagi kegiatan budidaya tambak. Menurut Henglong et al. (2010), suhu air tambak secara temporal selalu mengalami perubahan. Perubahan suhu tersebut mengakibatkan perubahan komposisi fitoplankton. Fluktuasi suhu juga berdampak pada pertumbuhan mangrove (Noor et al., 2015). Hastuti et al. (2016) lebih lanjut menjelaskan bahwa selain mempengaruhi tingkat pertumbuhan mangrove, suhu air juga berpengaruh terhadap tingkat kematian vegetasi mangrove.

Tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina merupakan faktor yang penting guna menunjang kegiatan budidaya tambak. Budihastuti et al. (2012) menjelaskan bahwa tegakan mangrove dalam tambak wanamina memberikan beragam jasa- jasa lingkungan yang bermanfaat bagi kultivan, antara lain dalam penyediaan oksigen dan pakan alami. Namun jasa-jasa lingkungan tersebut dapat tercapai secara optimal setelah mangrove mencapai ukuran tertentu.

Semai mangrove merupakan fase yang rentan terhadap gangguan. Menurut Gilman et al. (2008), perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya perubahan suhu berdampak pada kelulushidupan semai mangrove. Kelulushidupan mangrove pada umumnya sangatlah rendah, yaitu berada pada kisaran 10 - 20% (Primaveran dan Esteban, 2008). Penanaman mangrove dalam tambak wanamina menjadi lebih sulit karena ekosistem tidak didukung oleh adanya vegetasi perintis. Menurut Djohan (2014), pada lahan-lahan bekas tambak pada umumnya ditemukan vegetasi perintis mangrove yang berfungsi dalam membantu perkembangan habitat mangrove secara alami.

Meskipun telah banyak penelitian mengenai dampak faktor-faktor lingkungan

terhadap vegetasi mangrove, namun penelitian terkait tegakan mangrove dalam tambak wanamina masih sangat terbatas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola perubahan suhu air dalam tambak wanamina, mengamati tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina dan menganalisis hubungan suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada tambak wanamina di Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dari bulan Maret 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengamatan dilakukan secara berkala setiap 3 bulan.

Percobaan dilakukan dengan penanaman mangrove dalam tambak wanamina dengan meliputi jenis Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Sebanyak 54 tegakan semai diamati sebagai sampel dari masing- masing spesies.

Pengamatan dilakukan terhadap suhu air di sekitar tegakan mangrove yang diamati.

Pengumpulan data terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dilakukan berdasarkan jumlah tegakan hidup pada saat pengamatan. Penyulaman dilakukan terhadap semai mangrove yang mati selama penelitian.

Pengamatan dilakukan secara berkala dengan jeda selama 3 bulan.

Analisis data dilakukan dengan uji-t dan regresi. Uji-t digunakan untuk menganalisis perbedaan tingkat kelulushidupan semai mangrove antar spesies, sedangkan regresi digunakan untuk menguji pengaruh suhu air terhadap tingkat keluslushidupan semai mangrove dalam kolam tambak. Analisis regresi melibatkan berbaga pola yang meliputi linear, logaritmik, kuadratik dan eksponensial untuk mengetahui pola pengaruh suhu terhadap kelulushidupan mangrove.

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 12

was ranged from 22.22% - 38.89%. Regression analysis showed there was significant effect of water temperature on the survival rate ofA. marinaseedling with formula Y = 5.208 - 0.232(X), but there was no significant effect on the survival ofR. mucronataseedling.

Keywords: mangrove, seedling, survival, temperature PENDAHULUAN

Suhu perairan merupakan salah satu faktor penting bagi kegiatan budidaya tambak. Menurut Henglong et al. (2010), suhu air tambak secara temporal selalu mengalami perubahan. Perubahan suhu tersebut mengakibatkan perubahan komposisi fitoplankton. Fluktuasi suhu juga berdampak pada pertumbuhan mangrove (Noor et al., 2015). Hastuti et al. (2016) lebih lanjut menjelaskan bahwa selain mempengaruhi tingkat pertumbuhan mangrove, suhu air juga berpengaruh terhadap tingkat kematian vegetasi mangrove.

Tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina merupakan faktor yang penting guna menunjang kegiatan budidaya tambak. Budihastuti et al. (2012) menjelaskan bahwa tegakan mangrove dalam tambak wanamina memberikan beragam jasa- jasa lingkungan yang bermanfaat bagi kultivan, antara lain dalam penyediaan oksigen dan pakan alami. Namun jasa-jasa lingkungan tersebut dapat tercapai secara optimal setelah mangrove mencapai ukuran tertentu.

Semai mangrove merupakan fase yang rentan terhadap gangguan. Menurut Gilman et al. (2008), perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya perubahan suhu berdampak pada kelulushidupan semai mangrove. Kelulushidupan mangrove pada umumnya sangatlah rendah, yaitu berada pada kisaran 10 - 20% (Primaveran dan Esteban, 2008). Penanaman mangrove dalam tambak wanamina menjadi lebih sulit karena ekosistem tidak didukung oleh adanya vegetasi perintis. Menurut Djohan (2014), pada lahan-lahan bekas tambak pada umumnya ditemukan vegetasi perintis mangrove yang berfungsi dalam membantu perkembangan habitat mangrove secara alami.

Meskipun telah banyak penelitian mengenai dampak faktor-faktor lingkungan

terhadap vegetasi mangrove, namun penelitian terkait tegakan mangrove dalam tambak wanamina masih sangat terbatas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola perubahan suhu air dalam tambak wanamina, mengamati tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina dan menganalisis hubungan suhu air terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada tambak wanamina di Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dari bulan Maret 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengamatan dilakukan secara berkala setiap 3 bulan.

Percobaan dilakukan dengan penanaman mangrove dalam tambak wanamina dengan meliputi jenis Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Sebanyak 54 tegakan semai diamati sebagai sampel dari masing- masing spesies.

Pengamatan dilakukan terhadap suhu air di sekitar tegakan mangrove yang diamati.

Pengumpulan data terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove dilakukan berdasarkan jumlah tegakan hidup pada saat pengamatan. Penyulaman dilakukan terhadap semai mangrove yang mati selama penelitian.

Pengamatan dilakukan secara berkala dengan jeda selama 3 bulan.

Analisis data dilakukan dengan uji-t dan regresi. Uji-t digunakan untuk menganalisis perbedaan tingkat kelulushidupan semai mangrove antar spesies, sedangkan regresi digunakan untuk menguji pengaruh suhu air terhadap tingkat keluslushidupan semai mangrove dalam kolam tambak. Analisis regresi melibatkan berbaga pola yang meliputi linear, logaritmik, kuadratik dan eksponensial untuk mengetahui pola pengaruh suhu terhadap kelulushidupan mangrove.

(10)

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap suhu air tambak menunjukkan adanya fluktuasi antar periode pengamatan. Suhu air maksimal tercatat paling tinggi pada bulan maret dengan suhu mencapai lebih dari 34°C dengan dan cenderung mengalami penurunan hingga

bulan September dan mengalami kenaikan kembali setelahnya. Sementara variasi suhu paling tinggi tercatat pada bulan Maret dan paling rendah pada bulan Desember. Hasil pengamatan terhadap suhu air dalam tambak wanamina selama penelitian secara rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan suhu air dalam tambak wanamina (°C)

Pengamatan Bulan Min Max Rerata St.Dev Kisaran

1 Mar-15 32,6 39,7 34,2 1,3 7,1

2 Jun-15 29,0 34,6 31,4 1,2 5,6

3 Sep-15 27,5 33,3 30,6 1,4 5,8

4 Des-15 31,0 35,3 33,8 0,9 4,3

5 Mar-15 30,6 36,8 34,6 1,3 6,2

Pengamatan terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan adanya penurunan antar periode pengamatan.

Kelulushidupan semai R. mucronata selama penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan A. marina. Tingkat kelulushidupan R.

mucronata berkisar antara 22,22% - 38,89%

sedangkan A. marina hanya berkisar antara 5,56% - 14,81%. Hasil analisis tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina secara rinci disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina.

Pengamatan Bulan A. marina R. mucronata

1 Jun-15 14,81% 31,48%

2 Sep-15 12,96% 38,89%

3 Des-15 7,41% 27,78%

4 Mar-15 5,56% 22,22%

Analisis data terhadap perbedaan tingkat kelulushidupan semai mangrove dilakukan dengan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar jenis mangrove. Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung sebesar -4,394 dengan probabilitas sebesar 0,005 (p<0,05). Hasil tersebut membuktikan bahwa tingkat kelulushidupan R. mucronata secara nyata lebih tinggi dibandingkan denganA. marina.

Analisis pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelulushidupan A. marina, namun tidak terhadap R. mucronata. Ilustrasi perkembangan suhu lingkungan dan kelulushidupan semai mangrove selama penelitian disajikan pada Gambar 1.

Berdasarkan hasil analisis regresi, pengaruh suhu terhadap tingkat kelulushidupan mangrove (ln SR) bersifat linear. Hasil analisis menunjukkan hubungan dengan persamaan Y = 5,208 - 0,232(X) dengan R2 = 0,912 dan probabilitas sebesar 0,045 (p<0,05), dimana Y adalah ln kelulushidupan semaiA. marinadan X adalah suhu air pada saat pengamatan. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu air maka semakin rendah pula tingkat kelulushidupan semai A. marina. Rendahnya tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina disebabkan karena kondisi lahan yang kurang mendukung.

Menurut Matsui et al. (2012), penanaman mangrove pada lahan tambak atau bekas tambak selain perlu mempertimbangkan

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap suhu air tambak menunjukkan adanya fluktuasi antar periode pengamatan. Suhu air maksimal tercatat paling tinggi pada bulan maret dengan suhu mencapai lebih dari 34°C dengan dan cenderung mengalami penurunan hingga

bulan September dan mengalami kenaikan kembali setelahnya. Sementara variasi suhu paling tinggi tercatat pada bulan Maret dan paling rendah pada bulan Desember. Hasil pengamatan terhadap suhu air dalam tambak wanamina selama penelitian secara rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan suhu air dalam tambak wanamina (°C)

Pengamatan Bulan Min Max Rerata St.Dev Kisaran

1 Mar-15 32,6 39,7 34,2 1,3 7,1

2 Jun-15 29,0 34,6 31,4 1,2 5,6

3 Sep-15 27,5 33,3 30,6 1,4 5,8

4 Des-15 31,0 35,3 33,8 0,9 4,3

5 Mar-15 30,6 36,8 34,6 1,3 6,2

Pengamatan terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan adanya penurunan antar periode pengamatan.

Kelulushidupan semai R. mucronata selama penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan A. marina. Tingkat kelulushidupan R.

mucronata berkisar antara 22,22% - 38,89%

sedangkan A. marina hanya berkisar antara 5,56% - 14,81%. Hasil analisis tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina secara rinci disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina.

Pengamatan Bulan A. marina R. mucronata

1 Jun-15 14,81% 31,48%

2 Sep-15 12,96% 38,89%

3 Des-15 7,41% 27,78%

4 Mar-15 5,56% 22,22%

Analisis data terhadap perbedaan tingkat kelulushidupan semai mangrove dilakukan dengan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar jenis mangrove. Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung sebesar -4,394 dengan probabilitas sebesar 0,005 (p<0,05). Hasil tersebut membuktikan bahwa tingkat kelulushidupan R. mucronata secara nyata lebih tinggi dibandingkan denganA. marina.

Analisis pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelulushidupan A. marina, namun tidak terhadap R. mucronata. Ilustrasi perkembangan suhu lingkungan dan kelulushidupan semai mangrove selama penelitian disajikan pada Gambar 1.

Berdasarkan hasil analisis regresi, pengaruh suhu terhadap tingkat kelulushidupan mangrove (ln SR) bersifat linear. Hasil analisis menunjukkan hubungan dengan persamaan Y = 5,208 - 0,232(X) dengan R2 = 0,912 dan probabilitas sebesar 0,045 (p<0,05), dimana Y adalah ln kelulushidupan semaiA. marinadan X adalah suhu air pada saat pengamatan. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu air maka semakin rendah pula tingkat kelulushidupan semai A. marina. Rendahnya tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina disebabkan karena kondisi lahan yang kurang mendukung.

Menurut Matsui et al. (2012), penanaman mangrove pada lahan tambak atau bekas tambak selain perlu mempertimbangkan

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap suhu air tambak menunjukkan adanya fluktuasi antar periode pengamatan. Suhu air maksimal tercatat paling tinggi pada bulan maret dengan suhu mencapai lebih dari 34°C dengan dan cenderung mengalami penurunan hingga

bulan September dan mengalami kenaikan kembali setelahnya. Sementara variasi suhu paling tinggi tercatat pada bulan Maret dan paling rendah pada bulan Desember. Hasil pengamatan terhadap suhu air dalam tambak wanamina selama penelitian secara rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan suhu air dalam tambak wanamina (°C)

Pengamatan Bulan Min Max Rerata St.Dev Kisaran

1 Mar-15 32,6 39,7 34,2 1,3 7,1

2 Jun-15 29,0 34,6 31,4 1,2 5,6

3 Sep-15 27,5 33,3 30,6 1,4 5,8

4 Des-15 31,0 35,3 33,8 0,9 4,3

5 Mar-15 30,6 36,8 34,6 1,3 6,2

Pengamatan terhadap tingkat kelulushidupan semai mangrove menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan adanya penurunan antar periode pengamatan.

Kelulushidupan semai R. mucronata selama penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan A. marina. Tingkat kelulushidupan R.

mucronata berkisar antara 22,22% - 38,89%

sedangkan A. marina hanya berkisar antara 5,56% - 14,81%. Hasil analisis tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina secara rinci disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat kelulushidupan semai mangrove yang ditanam dalam tambak wanamina.

Pengamatan Bulan A. marina R. mucronata

1 Jun-15 14,81% 31,48%

2 Sep-15 12,96% 38,89%

3 Des-15 7,41% 27,78%

4 Mar-15 5,56% 22,22%

Analisis data terhadap perbedaan tingkat kelulushidupan semai mangrove dilakukan dengan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar jenis mangrove. Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung sebesar -4,394 dengan probabilitas sebesar 0,005 (p<0,05). Hasil tersebut membuktikan bahwa tingkat kelulushidupan R. mucronata secara nyata lebih tinggi dibandingkan denganA. marina.

Analisis pengaruh suhu air terhadap tingkat kelulushidupan menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelulushidupan A. marina, namun tidak terhadap R. mucronata. Ilustrasi perkembangan suhu lingkungan dan kelulushidupan semai mangrove selama penelitian disajikan pada Gambar 1.

Berdasarkan hasil analisis regresi, pengaruh suhu terhadap tingkat kelulushidupan mangrove (ln SR) bersifat linear. Hasil analisis menunjukkan hubungan dengan persamaan Y = 5,208 - 0,232(X) dengan R2 = 0,912 dan probabilitas sebesar 0,045 (p<0,05), dimana Y adalah ln kelulushidupan semaiA. marinadan X adalah suhu air pada saat pengamatan. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu air maka semakin rendah pula tingkat kelulushidupan semai A. marina. Rendahnya tingkat kelulushidupan semai mangrove dalam tambak wanamina disebabkan karena kondisi lahan yang kurang mendukung.

Menurut Matsui et al. (2012), penanaman mangrove pada lahan tambak atau bekas tambak selain perlu mempertimbangkan

(11)

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 14

jenisnya juga perlu adanya perlakuan lahan sebelum penanaman.

Gambar 1. Grafik tren perubahan suhu air dan tingkat kelulushidupan semai mangrove selama penelitian Pada tehnik penanaman yang umum

diterapkan, tingkat kelulushidupan A. marina cendrung lebih rendah dibandingkan dengan R. mucronata (Rasool dan Saifullah, 2005).

Perbedaan tingkat kelulushidupan antara A.

marina dan R. mucronata disebabkan oleh daya toleransi yang dimiliki oleh masing- masing spesies. Tingkat kelulushidupan yang rendah pada A. marina menunjukkan bahwa daya toleransinya terhadap gangguan lebih rendah dibandingkanR. mucronata. Matsuiet al. (2012) menunjukkan bahwa kondisi lahan mempengaruhi tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan mangrove pada lahan tambak.

Gangguan lain yang dihadapi oleh semai mangrove pada penanaman dalam tambak wanamina adalah tingkat perendaman.

Masing-masing jenis mangrove memiliki toleransi yang berbeda terhadap tingkat perendaman. Ahmed dan Abdel-Hamid (2007) menjelaskan bahwa tingkat perendaman lahan merupakan salah satu faktor penentu zonasi jenis mangrove dimana R. mucronata cenderung lebih tahan dibandingkan dengan A. marina. Sementara tambak wanamina cenderung mengalami

perendaman secara terus-menerus. Hal ini merupakan faktor yang mempengaruhi kelulushidupan semai mangrove, terlebih pada fase semai dimana sistem perakarannya belum sempurna.

Pengaruh spesifik suhu terhadap tingkat kelulushidupan semai A. marina menunjukkan bahwa spesies tersebut lebih rentan terhadap perubahan suhu. Meskipun pengaruhnya tidak terbukti signifikan, namun suhu juga berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan R. mucronata. Hasil penelitian Hastuti et al. (2016) menunjukkan bahwa suhu berpengaruh positif terhadap mortalitas semaiR. mucronata. Hal ini berarti semakin tinggi suhu air berakibat pada peningkatan mortalitas semai R. mucronata, sehingga kelulushidupannya juga mengalami penurunan.

Menurut Quisthoudt et al. (2012), suhu lingkungan memiliki dampak terhadap mangrove. Suhu udara berpengaruh terhadap proses evapotranspirasi dan konduktivitas stomata, sementara suhu tanah berdampak pada metabolisme mangrove. Namun, pada mangrove yang mengalami penggenangan,

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 14

jenisnya juga perlu adanya perlakuan lahan sebelum penanaman.

Gambar 1. Grafik tren perubahan suhu air dan tingkat kelulushidupan semai mangrove selama penelitian Pada tehnik penanaman yang umum

diterapkan, tingkat kelulushidupan A. marina cendrung lebih rendah dibandingkan dengan R. mucronata (Rasool dan Saifullah, 2005).

Perbedaan tingkat kelulushidupan antara A.

marina dan R. mucronata disebabkan oleh daya toleransi yang dimiliki oleh masing- masing spesies. Tingkat kelulushidupan yang rendah pada A. marina menunjukkan bahwa daya toleransinya terhadap gangguan lebih rendah dibandingkanR. mucronata. Matsuiet al. (2012) menunjukkan bahwa kondisi lahan mempengaruhi tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan mangrove pada lahan tambak.

Gangguan lain yang dihadapi oleh semai mangrove pada penanaman dalam tambak wanamina adalah tingkat perendaman.

Masing-masing jenis mangrove memiliki toleransi yang berbeda terhadap tingkat perendaman. Ahmed dan Abdel-Hamid (2007) menjelaskan bahwa tingkat perendaman lahan merupakan salah satu faktor penentu zonasi jenis mangrove dimana R. mucronata cenderung lebih tahan dibandingkan dengan A. marina. Sementara tambak wanamina cenderung mengalami

perendaman secara terus-menerus. Hal ini merupakan faktor yang mempengaruhi kelulushidupan semai mangrove, terlebih pada fase semai dimana sistem perakarannya belum sempurna.

Pengaruh spesifik suhu terhadap tingkat kelulushidupan semai A. marina menunjukkan bahwa spesies tersebut lebih rentan terhadap perubahan suhu. Meskipun pengaruhnya tidak terbukti signifikan, namun suhu juga berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan R. mucronata. Hasil penelitian Hastuti et al. (2016) menunjukkan bahwa suhu berpengaruh positif terhadap mortalitas semaiR. mucronata. Hal ini berarti semakin tinggi suhu air berakibat pada peningkatan mortalitas semai R. mucronata, sehingga kelulushidupannya juga mengalami penurunan.

Menurut Quisthoudt et al. (2012), suhu lingkungan memiliki dampak terhadap mangrove. Suhu udara berpengaruh terhadap proses evapotranspirasi dan konduktivitas stomata, sementara suhu tanah berdampak pada metabolisme mangrove. Namun, pada mangrove yang mengalami penggenangan,

ISBN: 978-602-72245-1-3 Prosiding Seminar Nasionalfrom Basic Science to Comprehensive Education Makassar, 26 Agustus 2016

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 14

jenisnya juga perlu adanya perlakuan lahan sebelum penanaman.

Gambar 1. Grafik tren perubahan suhu air dan tingkat kelulushidupan semai mangrove selama penelitian Pada tehnik penanaman yang umum

diterapkan, tingkat kelulushidupan A. marina cendrung lebih rendah dibandingkan dengan R. mucronata (Rasool dan Saifullah, 2005).

Perbedaan tingkat kelulushidupan antara A.

marina dan R. mucronata disebabkan oleh daya toleransi yang dimiliki oleh masing- masing spesies. Tingkat kelulushidupan yang rendah pada A. marina menunjukkan bahwa daya toleransinya terhadap gangguan lebih rendah dibandingkanR. mucronata. Matsuiet al. (2012) menunjukkan bahwa kondisi lahan mempengaruhi tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan mangrove pada lahan tambak.

Gangguan lain yang dihadapi oleh semai mangrove pada penanaman dalam tambak wanamina adalah tingkat perendaman.

Masing-masing jenis mangrove memiliki toleransi yang berbeda terhadap tingkat perendaman. Ahmed dan Abdel-Hamid (2007) menjelaskan bahwa tingkat perendaman lahan merupakan salah satu faktor penentu zonasi jenis mangrove dimana R. mucronata cenderung lebih tahan dibandingkan dengan A. marina. Sementara tambak wanamina cenderung mengalami

perendaman secara terus-menerus. Hal ini merupakan faktor yang mempengaruhi kelulushidupan semai mangrove, terlebih pada fase semai dimana sistem perakarannya belum sempurna.

Pengaruh spesifik suhu terhadap tingkat kelulushidupan semai A. marina menunjukkan bahwa spesies tersebut lebih rentan terhadap perubahan suhu. Meskipun pengaruhnya tidak terbukti signifikan, namun suhu juga berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan R. mucronata. Hasil penelitian Hastuti et al. (2016) menunjukkan bahwa suhu berpengaruh positif terhadap mortalitas semaiR. mucronata. Hal ini berarti semakin tinggi suhu air berakibat pada peningkatan mortalitas semai R. mucronata, sehingga kelulushidupannya juga mengalami penurunan.

Menurut Quisthoudt et al. (2012), suhu lingkungan memiliki dampak terhadap mangrove. Suhu udara berpengaruh terhadap proses evapotranspirasi dan konduktivitas stomata, sementara suhu tanah berdampak pada metabolisme mangrove. Namun, pada mangrove yang mengalami penggenangan,

Referensi

Dokumen terkait

Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, 21 April 2018 ISBN:978-602-72636-3-5 21 HUBUNGAN ANTARA DIABETES MILITUS DAN

URL Prosiding Lipi First International Seminar on Public Health Education ISPHE 2014 978-602-71138-0-0 2014 Public Health Departement Faculty of Sport Science Semarang State