MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI KONSTRUKSI SECARA GLOBAL TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN Diharapkan tercipta model atau kebijakan pendidikan yang dapat meningkatkan daya saing industri konstruksi secara global. Tema Konteks 11-2017 adalah “Meningkatkan daya saing industri konstruksi dalam persaingan global menuju pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang sangat relevan dengan kebutuhan saat ini.
PENGARUH PEMILIHAN TARGET SPEKTRA PADA ANALISIS RESIKO GEMPA BENDUNGAN LEUWIKERIS, PROVINSI JAWA BARAT
GEO-83 Fioliza Ariyandi dan Muhammad Riza.H
UJI KUAT TEKAN BEBAS PADA STABILITASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ADITIF ALKALIN
PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI (BACILLUS SUBTILIS) PADA TANAH LUNAK TERHADAP KARAKTERISTIK KUAT TEKAN
GEO-101 Hasriana, Lawalenna Samang, M.Natsir Djide dan Tri Harianto
MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN
GEO-109 Khaizal Jamaluddin, Banta Chairullah, Muhazir, Irwandi dan Ibnu Rusydy
STUDI PENGENDALIAN EROSI LERENG DI WILAYAH BUKIT WONGGE KABUPATEN ENDE
GEO-115 Veronika Miana Radja, Fransiskus Xaverius Ndale dan Kristoforus Je
DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH
GEO-121 I Wayan Redana, I Nengah Simpen dan Kadek Suardika
TUNTUTAN DAN TANTANGAN PEMBUATAN PETA BAHAYA GEMPA BUMI : STUDY KASUS PIDIE JAYA DAN BANDA ACEH
GEO-129 Irwandi, Yunita Idris, Khaizal Jamaluddin dan Mohamad Ridwan
KEMAMPUAN BAMBU PETUNG MENERIMA TEKANAN TANAH LATERAL PADA TANAH NON KOHESIF DENGAN MUKA AIR TINGGI
GEO-137 Kurniadi Wahyudianto, Yusep Muslih Purwana dan Niken Silmi Surjandari
UJI KOMPAKSI DAN CBR DENGAN CARA MANUAL DAN OTOMATIS PENGARUHNYA PADA NILAI CBR, DAN KEPADATANNYA
GEO-145 Aniek Prihatiningsih, Gregorius Sandjaja Sentosa dan Djunaidi Kosasih
KELOMPOK PEMINATAN KAWASAN DAN LINGKUNGAN
DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH
KL-1 Meylis Safriani dan Cut Suciatina Silvia
PERENCANAAN DESAIN TANGKI SEPTIK KOMUNAL DI KAMPUNG CIHIRIS, DESA CISARUA KECAMATAN NANGGUNG, BOGOR
KL-9 Femylia Nur Utama, Lina Aryani, Yanuar Chandra Wirasembada dan Yudi Chadirin
PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG BERKELANJUTAN
KL-15 Noverma
PEMANFAATAN TUMBUHAN AIR UNTUK MEREDUKSI LIMBAH LOGAM TIMBAL DAN BESI MODEL REAKTOR “CONSTANT HEAD” TIPE FILTRASI
KL-21 Nurul Fitri Rasyid, Lawalenna dan Achmad Zubair
FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM KADMIUM (Cd) DENGAN TANAMAN ECENG GONDOK
KL-31 Achmad Zubair, Nurelly dan Lawalenna Samang
STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) MANDUNG DI KABUPATEN TABANAN
KL-47 Kadek Diana Harmayani, Anak Agung Diah Parami Dewi
ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA KAWASAN PERUMAHAN
KL-55 Iqbal Sadjarwo dan Arianti Sutandi
KELOMPOK PEMINATAN KEAIRAN
UNJUK KERJA SUMUR PERESAPAN DALAM SISTEM DRAINASE AIR-1 Bambang Sulistiono dan Khalis Fatmawati
APLIKASI ALGORITMA SAWAH PADA PROGRAM SWAT UNTUK MEMPREDIKSI HASIL AIR SUB-DAS CISADANE HULU
AIR-9 Asep Sapei, Yuli Suharnoto, Sutoyo dan Eri Stiyanto
AIR-19 Susilawati, Veronika dan Shuayib
ANALISIS JENIS LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN INFILTRASI PADA LAHAN KAMPUS UNIVERSITAS TEUKU
AIR-27
EVALUASI SISTEM PEMBAGIAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI BISOK BOKAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
AIR-37 Siti Nurul Hijah dan Ahmadi Sahraen
KEBUTUHAN SUMUR RESAPAN SEBAGAI KONSERVASI AIR TANAH UNTUK BERBAGAI TIPE RUMAH
AIR-47 Zufrimar
EMISI GAS RUMAH KACA PADA BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN IRIGASI
AIR-55 Chusnul Arif, Budi Indra Setiawan, Deka Trisnardi Munarso, Muhammad Didik Nugraha,
AIR-63 Anna Emiliawati
PENGISIAN DATA HUJAN YANG HILANG DENGAN PENGUJIAN DEBIT ANDALAN DI DAS TIRTOMOYO
AIR-75 Siti Dwi Rahayu, Rintis Hadiani dan Setiono
POTENSI PENGENDALI BANJIR DENGAN EMBUNG DI SUNGAI TUNGGUL KABUPATEN JEPARA
AIR-85 Hannah Nuril Layaliya, Rintis Hadiani dan Adi Yusuf Muttaqien
SIMULASI STOKASTIK PENENTUAN LUAS LAYANAN EMBUNG SURUHAN, BLORA
AIR-93 Hari Abrianto, Adeline Larisa, Suharyanto dan Hari Nugroho
KALIBRASI MODEL HEC-HMS PADA SIMULASI DEBIT AKIBAT PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN DI SUBDAS KAMPAR KANAN
AIR-103 Bambang Sujatmoko, Ferry Vergiawan dan Mudjiatko
ANALISIS EMBUNG PADA DAERAH TOMRA UNTUK MENGATASI RAWAN AIR
AIR-113 Ony Frengky Rumihin
PENANGANAN BANJIR DAN GENANGAN DI DAERAH JALAN KYAI TAPA DENGAN KONSEP SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
STUDI ANGKUTAN SEDIMEN DASAR SUNGAI SERAYU DI LABORATORIUM AIR-133 Wati A. Pranoto dan Lucky Sumanton
KELOMPOK PEMINATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
ANALISIS KEBUTUHAN TULANGAN PELAT LANTAI BETON BERTULANG PADA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
MK-1 Tripoli, Nurisra dan Mubarak
PERCEPATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN METODE PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA
MK-21 Albani Musyafa
KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR BESAR INDONESIA MK-27 Peter Kaming, Ferianto Raharjo dan Putu Ika Swantari
IDENTIFIKASI PENYEBAB, DAMPAK, SERTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO CHANGE ORDER PADA PROYEK WISATA EDUKASI AKUARIUM DI
ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN BUILDING INFORMATION MODELING DALAM PROYEK KONSTRUKSI
MK-45 Handika Rizky Hutama dan Jane Sekarsari Tamtana
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TENAGA KERJA WANITA DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN PAMEKASAN
MK-55 Dedy Asmaroni
EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN
MK-65 Muhammad Saifuddin
MODEL FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA PERBAIKAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN RAYA
MK-75 Darmawan Pontan dan Nurluthfi Kusumawardhani
MK-85 Rudi Waluyo
PENGARUH KOMUNIKASI DAN TIM KERJA TERHADAP KEBERHASILAN KOLABORASI DESAIN PADA KONSULTAN TEKNIK DI JAWA TENGAH
MK-93 Raflis, Yani Rahmawati, Yuni Ulfiyati dan Christiono Utomo
STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUANG KELAS SMK
STANDARISASI PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA (STUDI KASUS REVITALISASI PASAR DI KOTA SEMARANG)
MK-111 Gita Anggraini, Dina Amalia, Ferry Hermawan dan Ismiyati
KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM
MK-121 Sondang Dwiputra Paiding Lewa dan Harijanto Setiawan
EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG PERKANTORAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN OFFICE BUILDING)
MK-131 Lina Yuliastina dan Johny Johan
RASIO KEBUTUHAN TULANGAN PONDASI BETON BERTULANG PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI PROVINSI ACEH
MK-141 Nurul Malahayati, Saiful Husin, Fachrurrazi dan Febriyanti Maulina
PENGEMBANGAN PROFIL KINERJA PEMBINA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA
MK-147 Adrianto Oktavianus dan Anjar Pramularsih
ESTIMASI DURASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU
MK-157 Dian Setyowati dan Muhamad Abduh
ANALISIS PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP PENYEBAB DAN AKIBAT CONTRACT CHANGE ORDER (CCO) PADA BIAYA DAN WAKTU DI PROYEK
KAJIAN DAYA SAING KONTRAKTOR MENENGAH DAN KONTRAKTOR KECIL DI INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
MK-187 I.A.Rai Widhiawati, I G.A.Adnyana Putera dan Lia Arista
PENGARUH PERUBAHAN DESAIN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI
PERUMUSAN STRATEGI KONTRAKTOR KELAS MENENGAH DIBIDANG SDM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
MK-207 Fajar S Handayani, Josua Rian Adinda dan Sugiyarto
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG
MK-215 G.A.P Candra Dharmayanti, I.B Rai Adnyana dan I Putu Gede Wiryawan Ari Putra
ANALISIS TOTAL BIAYA PROYEK PENINGKATAN JALAN NASIONAL SECARA EKONOMI DI PROVINSI BALI
MK-223 Dewa Ketut Sudarsana, Nyoman Marthajaya, AA Gde Asmara dan Ida Bagus Made Artamana
MK-231 Rinaldy Aldi, Fajar Sri Handayani dan Sugiyarto
STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI
ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TERHADAP KINERJA BIAYA, MUTU DAN WAKTU
MK-247 Manlian Ronald A. Simanjuntak dan Andreas Kruniawan Djukardi
MODEL VALIDASI PENERAPAN HASIL PENGEMBANGAN EARNED VALUE METHOD UNTUK PERKIRAAN DURASI AKHIR PROYEK KONSTRUKSI
DI JAKARTA
KELOMPOK PEMINATAN GEOTEKNIK
ANALISIS TIMBUNAN DI ATAS TANAH LUNAK TERSTABILISASI SERBUK KACA DAN SERBUK KERAMIK DENGAN PROGRAM GEO5
ABSTRAK
PENDAHULUAN
ANALISIS TERMINASI PADA TANAH LEMBUT YANG DISTABILKAN BUBUK KACA DAN BUBUK KERAMIK MENGGUNAKAN PROGRAM GEO5. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, maka pada penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh perbaikan tanah rawa yang merupakan tanah lunak dengan penambahan serbuk kaca dan serbuk keramik sebagai substrat dengan menggunakan metode penambahan preload.
LANDASAN TEORI Tanah Lunak
Menurut Sutra (2014), lapisan tanah bawah di pelabuhan Belawan merupakan tanah lempung lunak. Untuk memperbaiki dan meningkatkan daya dukung tanah dasar digunakan metode pra pembebanan pada sistem agregat yaitu prefabricated vertical drain (PVD) yang diterapkan pada lapisan tanah bawah. dengan pola segitiga untuk mempercepat konsolidasi, penambahan geotekstil pada timbunan untuk mengatasi kelongsoran, turap baja sebagai pelindung timbunan pada bagian dalam dan matras beton sebagai pelindung timbunan pada sisi dangkal. Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan daya dukung tanah rawa sebelum distabilkan dan setelah distabilkan jika diberikan suplemen tambahan berupa tanah timbunan.
Perbaikan Tanah Lunak
Stabilisasi Tanah dengan Serbuk Kaca dan Serbuk Keramik
Hubungan Nilai CBR dengan Parameter Kuat Geser
Analisis Stabilitas Lereng Timbunan
Program GEO5 v.17
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode Perencanaan dan Analisis Timbunan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji California Bearing Ratio
Sedangkan faktor keamanan terbesar adalah 1,70 yang terdapat pada primer tanah asli ditambah 30% serbuk kaca dan 30%. Faktor keamanan tiang pancang tanpa perkuatan cenderung meningkat seiring dengan penambahan persentase serbuk kaca dan serbuk keramik pada tanah dasar.
KESIMPULAN
Faktor keamanan tanggul tanpa perkuatan geogrid lebih rendah dibandingkan faktor keamanan dengan perkuatan geogrid. Sedangkan faktor keamanan timbunan perkuatan menunjukkan penurunan pada kombinasi penambahan debu kaca 10% dan 10%.
KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI HELICAL PADA TANAH GAMBUT
METODOLOGI PENGUJIAN
Alat dan bahan
Penamaan pondasi
Prosedur pengujian
Sifat fisik tanah gambut
Kuat geser tanah
Jumlah plat helical diameter sama
Jumlah pelat helical diameter berbeda
Pengaruh eksentrisitas
KESIMPULAN
Secara umum pondasi tiang pancang spiral mempunyai daya dukung lateral yang lebih besar dibandingkan pondasi tiang pancang tanpa pondasi spiral. Dengan jenis pondasi spiral yang sama, eksentrisitas 0,3 meter mempunyai kapasitas beban lateral yang lebih besar dibandingkan eksentrisitas 0,5 meter.
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil uji beban lateral menunjukkan bahwa penambahan pelat spiral berpengaruh terhadap daya dukung lateral. Pondasi tiang pancang spiral dengan 3 buah pelat dengan diameter yang sama memberikan daya dukung yang lebih besar dibandingkan pondasi tiang pancang dengan 1 dan 2 tiang pancang spiral dengan diameter yang sama.
KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL
TINJAUAN PUSTAKA
Metode drainase pasir dengan pembebanan bertahap ternyata dapat mempercepat proses penurunan tanah (konsolidasi) dan proses pengaliran air tanah. Penggunaan metode sand drain dengan pola persegi panjang nampaknya lebih cepat mengendapkan tanah dibandingkan dengan pola segitiga.
METODE PENELITIAN Persiapan Tanah Sample
Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah contoh tanah yang diambil dari lapangan memenuhi syarat sebagai tanah lunak atau tidak. Setelah ditambahkan tanah lunak, tanah dilubangi dengan pipa berdiameter 2,5 cm dengan jarak 15 cm (Gambar 3.2), lubang tersebut digunakan sebagai drainase vertikal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Dari hasil uji konsolidasi pada bak uji drainase vertikal, ijuk mempunyai nilai rata-rata Cv cm2/detik. Dari hasil uji konsolidasi pada bak uji dengan drainase plastik vertikal mempunyai nilai rata-rata Cv cm2/detik.
KONTRIBUSI AKAR BAMBU KEPADA PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG
Maimun Rizalihadi 2 , Banta Chairullah 3 , dan Haris Novian Saputra 4
- KAJIAN PUSTAKA
KONTRIBUSI AKAR BAMBU TERHADAP PARAMETER KEKUATAN BUMI TERHADAP STABILITAS EVENT. akar, akibatnya tekanan air pori pada lereng berkurang, hal ini meningkatkan kestabilan lereng. Permasalahannya adalah kontribusi akar bambu yang berada di bawah lereng, apakah mampu meningkatkan parameter kuat geser tanah.
Pengaruh kontribusi akar kepada parameter kekuatan geser tanah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi akar bambu terhadap parameter kuat geser akibat interaksi akar-tanah di bawah tanggul. Stabilitas tanah dibawah timbunan meningkat seiring dengan meningkatnya nilai kohesi akar bambu relatif terhadap kuat geser tanah.
Pengaruh curah hujan terhadap kekuatan geser tanah lereng
Karakteristik tanah di lereng
Kontribusi akar bambu kepada kekuatan geser tanah terhadap stabilitas lereng
Pada kedalaman 0,50 m nilai F hitung lebih besar dari F tabel sehingga mempengaruhi parameter kuat geser terutama untuk nilai kohesi.
Persentase kontribusi akar bambu terhadap parameter kekuatan geser
Parameter kuat geser yang berperan terhadap kestabilan lereng adalah tambahan kohesi (Δs) akibat interaksi antara akar bambu dengan tanah. Dalam hal ini, parameter kuat geser yang berkontribusi terhadap stabilitas lereng adalah tambahan kohesi (Δs) akibat interaksi antara akar dan tanah.
DAYA DUKUNG PONDASI KACA PURI PADA TANAH ALUVIAL PASANG SURUT DI MANDOMAI KALIMANTAN TENGAH
Pengujian tipe 1 dilakukan dengan menggunakan pondasi dengan kolom utama yang dimodifikasi menjadi 20x10 cm2 dengan panjang 2 m dan menggunakan 1 buah kastil kaca dimensi 5x7 cm2 dengan panjang 1,05 m seperti terlihat pada gambar 5.a. Dengan pengujian Tipe 3, daya dukung dan penempatannya lebih baik karena adanya penambahan kaca benteng.
KAJIAN RENTANG KADAR AIR TERHADAP NILAI KUAT GESER PERBAIKAN SIRTU DENGAN METODE CTB
TINJAUAN PUSTAKA Struktur Tanah
Tanah kohesif (kerikil, pasir) ialah zarah tanah yang terpisah dan melekat bersama hanya apabila basah. Tanah kohesif (kelodak, tanah liat) adalah zarah tanah yang bersatu antara satu sama lain, apabila ia kering diperlukan daya untuk memisahkan zarah tanah.
Penelitian Terdahulu
Tanah kering adalah tanah yang tidak mengandung air sama sekali atau tidak mempunyai kandungan air (Das, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah adalah bentuk, ukuran, komposisi mineral butiran tanah, serta sifat dan komposisi tanah (Das, 1985).
Tujuan Penelitian/Hipotesa
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi
Bahan Penelitian
Pengujian Pendahuluan
Pengujian Utama
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian
Hasil Pengujian Standard Proctor
Kadar air optimum dijadikan acuan sebagai kadar air yang akan digunakan dalam pembuatan benda uji CBR. Berdasarkan hasil uji kuat tekan bebas pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 4, dapat ditentukan kadar air optimum dan berat kering maksimum dengan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5.
Pembahasan
Uji pemadatan yang dilakukan pada penelitian ini merupakan uji pemadatan standar yang digunakan untuk menentukan Kadar Air Optimum (OMC) dan Kepadatan Kering Maksimum (MDD).
Pengaruh kadar semen terhadap nilai kadar air optimum
Pengaruh Kadar semen terhadap nilai kepadatan (density) tanah
Pengaruh Kadar semen terhadap nilai UCS
Nilai Kuat Tekan Bebas, pada sisi kering, Optimum Moisture Content, dan sisi basah
Pengaruh Semen, Kadar Air pada sisi Kering terhadap nilai UCS dan Elastisitas tanah
Pengaruh Semen, Kadar Air pada Sisi Basah terhadap Nilai UCS dan Elastisitas Tanah
Nilai kekuatan mampatan percuma untuk sampel dengan nilai kandungan air di bawah OMC adalah lebih tinggi daripada tanah dengan kandungan air melebihi OMC. Kesan paras tanah liat dengan paras air di atas OMC terhadap nilai dengan dan tanpa perendaman dalam tanah liat organik".
STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN
Sifat-sifat fisik tanah
Batas cair (Liquid limit)
Batas plastis (Plastic Limit)
Indeks plastisitas (Plasticity Index)
Berat jenis (Specific Gravity)
Pemadatan tanah (Compaction)
Pengujian California Bearing Ratio (CBR)
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada sampel tanah liat (tanah asli) dan pada tanah liat yang diberi tambahan stabilisasi kimia berupa penambahan semen portland dengan berbagai variasi campuran.
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian batas cair
Pengujian Tanah Dengan tambahan semen
Pengujian Batas cair Tanah dengan campuran Semen
Pengujian batas plastis
Hasil pengujian indeks plastis
Hasil uji analisa saringan
Eksperimen pemadatan ini dilakukan untuk mencari kandungan air, ujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kandungan air dengan berat tanah dengan cara memadatkannya dalam acuan pemadatan, kemudian dipukul dengan bor yang mempunyai muatan gerudi 2.5 kg. (5.5 lbs) dengan ketinggian penurunan 12 inci (304.8 mm).
Pemadatan Tanah dengan Semen 10 % ,Semen 12 % dan 15 %
Hasil pengujian CBR pada tanah asli
Pengujian California Bearing Ratio (CBR) Laboratorium
Pengaruh penambahan semen terhadap daya dukung tanah liat sangat baik karena dapat meningkatkan nilai CBR tanah asli dimana jika dibandingkan nilai CBR antara tanah asli dengan nilai CBR tanah campuran dengan semen dapat meningkat secara signifikan. dimana nilai CBR tanah asli sebesar 36%, sedangkan untuk penambahan semen 10% nilai CBR sebesar 40%, untuk penambahan semen 12% nilai CBR sebesar 48% dan untuk penambahan semen 15% , nilai CBR-nya adalah 60%. Nilai CBR tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan semen, dari nilai CBR 36% untuk tanah biasa bisa mencapai 60% dengan penambahan semen sebesar 15% dari berat kering tanah yang digunakan. Nilai CBR dapat ditingkatkan dengan penambahan semen.
ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA DAN PONDASI TIANG BOR TERHADAP KEAMANAN LERENG DI TEGALALANG, GIANYAR-BALI
TINJAUAN PUSTAKA Penyelidikan Tanah
Perhitungan Koefisien Gempa di Indonesia
Metode Simplified Bishop
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah secara langsung di lapangan dan untuk mengetahui lapisan tanah di lapangan. Sedangkan pengujian tanah dilakukan di laboratorium untuk mengetahui data tanah yaitu kekuatan mekanik tanah dengan uji geser langsung dan sifat fisik tanah meliputi kadar air, berat jenis dan berat satuan (γ).
Analisis Keamanan Lereng dengan SLOPE/W
Tahapan Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penelitian
Uji SPT pada lereng 1-1 dilakukan pada bor 1 dan 2, dan pada lereng 2-2 pada bor 3 dan 4. Uji tanah di laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan mekanik dan kondisi fisik tanah serta hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Koefisien Gempa untuk Keamanan Lereng
Analisis struktur bangunan yang akan dibangun menunjukkan beban aksial maksimum pada pondasi adalah 68456,67 kg atau 684,57 kN.
Analisis Keamanan Lereng Dengan Software SLOPE/W
- Keamanan Lereng Pada Kondisi Alami (Tanpa Beban Gempa dan Tanpa Perkuatan) Dari hasil analisis untuk lereng kondisi alami tanpa mendapat beban gempa dan tanpa pemasangan pondasi tiang bor
- Keamanan Lereng Tanpa Beban Gempa dan Dengan Pondasi Tiang Bor (Bore Pile) Untuk pemasangan pondasi tiang bor (bore pile) pada lereng digunakan panjang pondasi tiang bor tunggal (single
- Keamanan Lereng Dengan Beban Gempa dan Tanpa Pondasi Tiang Bor (Bore Pile) Analisis keamanan lereng tanpa perkuatan pondasi tiang bor (bore pile) terhadap beban gempa digunakan koefisien
- Keamanan Lereng Dengan Beban Gempa dan Dengan Pondasi Tiang Bor (Bore Pile) Pada analisis keamanan lereng dengan beban gempa dan dengan pondasi tiang bor (bore pile), pemasangan pondasi
Dari hasil analisis keamanan lereng dengan program SLOPE/W diperoleh angka keselamatan (SF) pada lereng 1-1 dengan beban gempa sebesar 0,533 dan pada lereng 2-2 sebesar 0,709. Hal ini terlihat dari hasil analisa dengan perkuatan pondasi tiang bor pada analisa 2 lebih besar dibandingkan analisa 1 yaitu analisa keamanan lereng tanpa perkuatan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Untuk hasil analisa yang dilakukan yaitu analisa 1, analisa 2, analisa 3 dan analisa 4 diperoleh hasil keselamatan tertinggi pada analisa 2 yaitu analisa dengan pondasi tiang pancang tanpa beban gempa dengan angka keselamatan (SF) = 1,244. pada lereng 1 dan faktor keamanan (SF) pada lereng 2. Sedangkan hasil keselamatan yang paling rendah adalah analisis 3 yaitu analisis dengan beban gempa tanpa perkuatan tiang bor dengan faktor keamanan (SF) = 0,533 pada lereng 1 dan faktor keamanan faktor (SF) = 0,709 pada kemiringan 2.
PENGEMBANGAN ALAT UJI PNEUMATIC RAPID IMPACT COMPACTION PADA SKALA UJI MODEL LABORATORIUM
Dibandingkan dengan pemadatan vibro dan pemadatan dinamis yang dapat digunakan hingga kedalaman 10-60 meter, pemadatan Rapid Impact Compaction (RIC) berada dekat dengan lapisan permukaan dengan kedalaman pemadatan efektif 4-10 meter, namun masih lebih tebal dibandingkan dengan roller dinamis dan roller statis yang panjangnya kurang dari 1 meter (Adam & Paulmihl, 2007). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Koohsari, 2016) bahwa pada metode pemadatan tumbukan pengaruh berat tumbukan lebih besar dibandingkan dengan tinggi jatuhnya tumbukan.
Sistem Mekanis
Proceedings of the International Conference on Ground Improvement and Ground Control, p. 2007) 'Influence of shape of disturbed weight on dynamic compaction', Journal of Ground Improvement, 11(2), p. 2011) Assessment of rapid impact compression for transport infrastructure applications, Graduate Theses and Dissertations. 2010) 'Rapid Impact Compaction for Middle-Deep Improvement of the Ground – Numerical and Experimental Investigations', From Research to Design in European Practice, (June), p. 2014) 'Numerical modeling of rapid impact compaction in loose sand', Journal of Geomechanics and Engineering, 6(5), p. 2009) 'A review on impact-oriented land improvement',.
PENGARUH PEMILIHAN TARGET SPEKTRA PADA ANALISIS RESIKO GEMPA BENDUNGAN LEUWIKERIS, PROVINSI JAWA BARAT
- PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
- PEMODELAN SUMBER GEMPA
- CONDITIONAL MEAN SPECTRUM (CMS)
- PEMILIHAN GROUND MOTION DI BATUAN DASAR
- KESIMPULAN
Pada penelitian ini diberikan 3 (tiga) gerakan tanah sintetik dari periode ulang dan sumber gempa yang berbeda. Hal ini mengacu pada ketentuan ASCE/SEI 7-10 (ASCE, 2010) dimana minimal 3 (tiga) rekaman data pergerakan tanah diperoleh dari rekaman kejadian gempa bumi yang mempunyai magnitudo, jarak dan mekanisme sumber gempa yang sesuai.
UJI KUAT TEKAN BEBAS PADA STABILITASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ADITIF ALKALIN
MATERIAL DAN METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium dengan menguji karakteristik sifat fisik dan mekanik tanah liat yang distabilkan dengan bahan tambahan semen dan basa. Pengujian batas konsistensi tanah dilakukan dengan uji Atterberg Limit, untuk uji pemadatan dilakukan dengan pemadatan Proctor standar, uji kuat tekan dilakukan dengan Uji Kompresi Bebas dan daya dukung tanah dilakukan dengan uji CBR laboratorium.
ANALISA DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Sifat Fisik Tanah Asli
Uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisis yang meliputi kadar air, batas konsistensi dan coretan spesifik, sedangkan uji sifat mekanik meliputi uji tekan, uji kuat tekan dan California bearing rasio (CBR). Berdasarkan data hasil uji sifat fisik, klasifikasi tanah berdasarkan ASSHTO termasuk dalam jenis tanah A-7-6, sedangkan menurut USCS tanah termasuk dalam golongan CH yaitu tanah liat anorganik dengan plastisitas tinggi.
Pengujian Pemadatan Tanah (Compaction) Tanah Asli
Pengujian Pemadatan Tanah (Compaction) dengan Bahan Stabilisator
2013, “Uji tekan bebas terhadap stabilitas tanah liat dengan campuran semen dan sekam padi”. 2016, “Studi Efektivitas Penggunaan Limbah Semen dan Karbida Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Menggunakan Uji Kompresi Tak Terkekang”.
PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI (BACILLUS SUBTILIS) PADA TANAH LUNAK TERHADAP KARAKTERISTIK KUAT TEKAN
Lawalenna Samang 2 , M.Natsir Djide 3 , dan Tri Harianto 4
- HASIL DAN PEMBAHASAN Uji sifat fisik tanah lunak
Dalam tulisan ini, perbaikan tanah lunak dengan aktivasi bakteri digunakan untuk menganalisis kuat tekan bebas, pemadatan tanah dan percobaan CBR. Pengukuran kuat tekan pada penelitian ini dilakukan dengan mencampurkan tanah lunak dengan air sesuai kadar air optimum hasil pemadatan proctor dan dicampur dengan larutan konsentrasi bacillus subtilis.
Hasil uji kuat tekan Bebas
Berdasarkan uji batas Atterberg batas cair 67,89%, batas plastis 37,08%, batas cair lebih besar dari 50% merupakan salah satu ciri umum tanah lunak. Komposisi stabilisasi optimum tanah lunak dengan penambahan bakteri 6%, diolah selama 6 hari dan diawetkan selama 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan sebesar 382,84 kN/m2.
MENAMBAH KUALITAS INVESTIGASI GEOTEKNIK LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GELOMBANG PERMUKAAN
METODE PENELITIAN Deskripsi site dan geologi lokal
Gelombang permukaan
HASIL DAN DISKUSI
Dalam penyelidikan geoteknik bawah tanah, umumnya kualitas penyelidikan akan meningkat jika eksperimen gelombang permukaan dimasukkan. Sehingga dapat dilakukan pengukuran agar metode gelombang permukaan ini dapat digunakan secara lebih luas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Semakin dekat ke permukaan maka tingkat pelapukannya semakin tinggi dan sebaliknya semakin dalam maka pelapukannya semakin sedikit. Untuk permasalahan geoteknik, kecepatan gelombang geser berhubungan dengan kepadatan tanah lunak, sedang, keras dan sangat keras.
STUDI PENGENDALIAN EROSI LERENG DI WILAYAH BUKIT WONGGE KABUPATEN ENDE
- RUMUSAN MASALAH
- PENYELIDIKAN TANAH
- ANALISIS STABILITAS LERENG
- ANALISA DEBIT BANJIR
- PERKIRAAN BESARNYA EROSI PERMUKAAN
- SUMUR RESAPAN
- KESIMPULAN
Selanjutnya menghitung jumlah limpasan air hujan yang diperoleh dari perhitungan jumlah intensitas air hujan terhadap laju infiltrasi. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah langsung masuk ke dalam tanah atau disebut air infiltrasi.
Daya Layan Uji Geolistrik untuk Mendapatkan Sumber Air Tanah
METODOLOGI Pendugaan geolistrik
Prinsip dasar metode geolistrik menggunakan arus listrik yang disuntikkan ke dalam tanah dan menangkap beda potensial yang dihasilkannya. Untuk menentukan beda potensial antara dua titik yang ditimbulkan oleh sumber arus A dan B, dua buah elektroda potensial, misalnya M dan N, ditempatkan di dekat sumber seperti terlihat pada Gambar 3.
Transmisivitas(T) dan Storativitas (S)
Specific Storage (Ss)
Uji kualitas air
HASIL Hasil uji geolistrik
Penempatan sumur 2 yang dilakukan setelah dilakukan uji geolistrik berada pada daerah kontur resistivitas lapisan tanah akuifer yang lebih banyak mengandung air.
Hasil uji pumping
Berdasarkan parameter akuifer yang diperoleh diartikan sebagai berikut: konduktivitas hidrolik K=0,0008459 m/s, menurut Todd (1980) akuifernya pasir, Permeabilitas T m2/s, menurut U.S.
Uji kualitas air sumur
Konsentrasi sulfat pada kedua sampel tersebut masih di bawah ambang batas kualitas air bersih yaitu 400 mg/L (Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007). Oleh karena itu dapat diartikan bahwa sampel 2 memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan sampel 1 karena air bersih tidak dapat mendeteksi amonia (Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007).
TUNTUTAN DAN TANTANGAN PEMBUATAN PETA BAHAYA GEMPA BUMI : STUDY KASUS PIDIE JAYA DAN BANDA ACEH
- KERENTANAN BANGUNAN PIDIE JAYA DAN BANDA ACEH
- URGENSI MENCARI PATAHAN AKTIF
- PEMBAHARUAN METODE SEISMIC HAZARD ASSESSMENTS
- KESIMPULAN
PERSYARATAN DAN TANTANGAN PEMBUATAN PETA BAHAYA GEMPA: STUDI KASUS PIDIE JAYA DAN BANDA ACEH. Pada tahun 2002, Departemen Pekerjaan Umum mengeluarkan revisi peta bahaya gempa bumi berdasarkan perhitungan Probabilistic Seismic Hazard Assessment (PSHA) seperti ditunjukkan pada Gambar 3 kiri (SNI).
KEMAMPUAN BAMBU PETUNG MENERIMA TEKANAN TANAH LATERAL PADA TANAH NON KOHESIF DENGAN MUKA AIR TINGGI
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian
KEMAMPUAN BAMBU PETUNG MENERIMA TEKANAN SAMPING BUMI PADA TANAH NON-KOHESIUS DENGAN AIR TINGGI. Penelitian ini menggunakan asumsi dan data sekunder dari literatur dan hasil penelitian berbagai peneliti sebelumnya.
Cara penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data tersebut dapat diketahui tegangan yang terjadi pada material bambu dan mengetahui tegangan lentur rata-rata material bambu petung sebesar 785 kg/cm2 (Siopongco dan Munandar, 1987 dalam Morisco, 1999). Nilai f merupakan besarnya simpangan yang terjadi dengan asumsi penempatan bambu merupakan penempatan simpul (Frick, 1981).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan panjang pipa bambu (L) 0,5 m, konstruksi tersebut masih aman untuk kedalaman penggalian (H) hingga 6 m dari segi tegangan dan lendutan. Dengan panjang pipa bambu (L) 1m, konstruksi tersebut masih aman dari segi tegangan dan lendutan untuk kedalaman penggalian (H) hingga 6m.
UJI KOMPAKSI DAN CBR DENGAN CARA MANUAL DAN OTOMATIS PENGARUHNYA PADA NILAI CBR, DAN KEPADATANNYA
STUDI LITERATUR
Untuk tanah terpilih dengan kadar air 98%, kondisi lebih basah dan kering dari titik kadar air optimum dan kadar air optimum, hanya dibuat 2 (dua) benda uji untuk setiap kondisi. Namun ketika kadar air pada sisi basah diatas 98% γdmax maka penerapan energi tinggi tidak meningkatkan nilai CBR secara signifikan.
UJI LABORATORIUM
Pada penelitian ini akan memperhatikan pengaruh energi yang diterapkan pada sampel tanah yang dipadatkan dengan menggunakan alat yang dioperasikan secara manual dan otomatis. Untuk uji pemadatan, besarnya energi yang disuplai sebesar 531 kJ/m3 untuk pemadatan standar dan 2665 kJ/m3 untuk pemadatan modifikasi.
HASIL PENGUJIAN
UJI LABORATORIUM NILAI DARI LOKASI
UNIT TANGERANG BANDUNG
Sedangkan pada uji pemadatan modifikasi, berat satuan keringnya hampir sama dan sedikit lebih tinggi pada uji pemadatan modifikasi menggunakan alat otomatis (Gambar 6). Penambahan titik perbandingan diperlukan untuk memperoleh rumus korelasi empiris antara alat manual dan alat otomatis.
KELOMPOK PEMINATAN KAWASAN DAN LINGKUNGAN
DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH
- TINJAUAN PUSTAKA Sanitasi
- METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan desain tangki septik masyarakat di Kampung Cihiris berdasarkan proyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun ke depan. Berdasarkan hasil perhitungan dimensi septic tank komunal di Desa Cihiris menggunakan hasil seperti pada Tabel 1.
PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG BERKELANJUTAN
KAJIAN PUSTAKA Bambu
METODOLOGI
Peranan Bambu Terhadap Lingkungan Sekitar
Yang mempengaruhi rusaknya bangunan adalah berat bangunan itu sendiri dan beban pekerjaan. Selain sifat material yang dimiliki bambu dalam mitigasi bencana gempa bumi adalah sistem sambungan yang kaku, menyatu dalam pendistribusian beban dan menghilangkan momen satu sama lain yang disebabkan oleh besarnya beban kerja.
Peranan Bambu Dalam Aspek Sosial Ekonomi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, bambu dapat menjadi salah satu alternatif pilihan material untuk digunakan sebagai bahan bangunan di daerah rawan gempa. Serat bambu dapat digunakan sebagai bahan baku produksi kertas dan benang untuk produk tekstil.
Peranan Bambu Dalam Aspek Budaya Indonesia
Sementara itu, pengelolaan hutan bambu dapat mendorong sektor pariwisata menjadi lokasi yang menarik untuk berfoto. Dari segi lingkungan, bambu dapat mengatasi permasalahan banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi serta pencemaran udara dan suara.
PEMANFAATAN TUMBUHAN AIR UNTUK MEREDUKSI LIMBAH LOGAM TIMBAL DAN BESI MODEL REAKTOR “CONSTANT HEAD” TIPE FILTRASI
MENGGUNAKAN TANAMAN AIR UNTUK MENGURANGI LIMBAH TIMBAL DAN BESI MODEL REAKTOR JENIS FILTRASI “CONSTANT HEAD”. Dalam rangka mencari solusi permasalahan tersebut, dan memberikan kontribusi terhadap upaya pengolahan air limbah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana laju reduksi logam berat timbal dan besi pasca fitofiltrasi, serapan logam timbal dan besi dengan mengetahui waktu fitofiltrasi. dan mengidentifikasi morfologi fitofiltrasi tanaman eceng gondok dan kipu.
Pengolahan limbah cair secara biologi (teknologi fitoremediasi)
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian
Proses perancangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu pemilihan bentuk, penentuan dimensi, penentuan alat dan bahan yang akan digunakan. Ini adalah bagian yang sangat penting karena akan berdampak langsung pada kinerja alat yang akan Anda desain.
Aklimatsasi tanaman
Perlakuan media filtrasi dan tumbuhan air (teknologi fitoremediasi)
Monitoring konsentrasi logam pb dan fe
Tingkat reduksi logam pb dan fe post - fitofiltrasi