Dengan ini, pengelolaan zakat nasional kedepannya diharapkan dapat lebih optimal dalam merealisasikan potensi pengumpulan zakat yang ada. Arah kebijakan pengelolaan zakat pada tahun 2024 kedepannya akan difokuskan dalam mengoptimalkan pengumpulan; penyaluran; pengembangan SDM dan IT;.
PENDAHULUAN
Kondisi Perekonomian Global 2023
Dalam konteks ini, World Economic Outlook bulan Oktober 2023 memproyeksikan pertumbuhan global akan turun dari 3,5% pada tahun 2022 menjadi 3,0% pada tahun 2023 dan 2,9% pada tahun 2024, terutama didorong oleh perlambatan yang nyata di negara-negara maju karena kebijakan moneter yang ketat terus berdampak. Pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN diperkirakan naik 4,4% pada tahun 2023 lebih baik dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,8%.
Kondisi Perekonomian Nasional 2023
Jika dilihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023 berada pada angkat 5,17% (yoy) meningkat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04% (yoy) (BPS, 2023). Pada triwulan III pertumbuhan ekonomi spasial di Pulau Jawa berada pada angka 4,9% (yoy) turun beberapa level dibanding kuartal sebelumnya.
Prospek Perekonomian Global 2024
Situasi ini masih relevan dalam survei terkini, di mana 90% responden memproyeksikan bahwa faktor geopolitik akan menjadi penyebab volatilitas ekonomi global dalam tahun mendatang. Meskipun demikian, hal ini juga mencerminkan tren lebih luas dalam beberapa tahun terakhir di mana ekonomi global semakin menjadi fokus perhatian politik dalam negeri di banyak negara.
Prospek Perekonomian Nasional 2024 a. Prospek Ekonomi Indonesia
Pengeluaran masyarakat Muslim diperkirakan mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2025 dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Kumulatif (CAGR) 4 tahun sebesar 7,5%. Investasi pada ekonomi Islam kembali meningkat pada tahun 2021 menyusul penurunan penyebaran COVID-19 secara global, yang meningkat pada tahun 2020. Investasi di sektor ekonomi Islam di negara-negara OKI dan negara-negara non-OKI tertentu tumbuh sebesar 118% menjadi US$25,7 miliar pada tahun 2020/21 dari US$11,8 miliar pada tahun 2019/20.
Sektor ini diperkirakan akan meningkat dari sekitar US$49 miliar pada tahun 2020 menjadi US$128 miliar pada tahun 2025 (berdasarkan perkiraan volume transaksi). Pengeluaran Muslim untuk pariwisata meningkat dari US$58 miliar menjadi US$102 miliar pada tahun 2021 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 50,0%. Investasi di perusahaan-perusahaan yang relevan dengan ekonomi Islam meningkat sebesar 118% pada tahun 2020/21 menjadi US$25,7 miliar dari US$11,8 miliar pada tahun 2019/20.
Impor produk halal oleh negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengalami penurunan tajam sebesar 6,5%, turun dari US$299 miliar pada tahun sebelumnya menjadi US$279 miliar pada tahun 2020. Pada tahun 2024, adanya prospek pertumbuhan ekonomi yang positif diharapkan akan berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja dan menurunkan tingkat pengangguran. Rasio Gini Target rasio Gini yang tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020–2024 pada tahun 2024 adalah.
Pada tahun 2024, pengembangan wilayah di Indonesia diarahkan untuk mencapai transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pemahaman mendalam tentang arah kebijakan ini akan membimbing langkah-langkah strategis dalam pengelolaan zakat pada tahun mendatang.
KINERJA PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL
- Kinerja Pengumpulan Zakat Nasional Tahun 2022-2023 .1 Realisasi Pengumpulan Tahun 2022-2023
- Pengumpulan ZIS Nasional Berdasarkan Jenis BAZNAS/LAZ
- Pengumpulan ZIS Nasional Berdasarkan Jenis Dana
- Kinerja Pendistribusian, Pendayagunaan Zakat Nasional Tahun 2022-2023 .1 Realisasi Pendistribusian, Pendayagunaan Zakat Nasional
- Rp13.863.565.076.070 Sumber: Badan Amil Zakat Nasional (2023)
- Mustahik dan Penerima Manfaat 2022
Total pengumpulan nasional pada tahun 2022 mencapai lebih dari Rp22,4 triliun sedangkan tahun 2023 semester I mencapai lebih dari Rp14,7 triliun. Melalui gambar tersebut dapat diketahui bahwa pengumpulan zakat nasional periode 2018-2023 pada dasarnya memiliki tren yang positif, yang berarti bahwa realisasi pengumpulan zakat hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, pengumpulan zakat nasional berjumlah Rp8,12 triliun, kemudian di tahun 2022, pengumpulan zakat nasional mencapai Rp22,48 triliun dan di tahun 2023 semester I mencapai Rp33,00 triliun.
Penyaluran ZIS Nasional di dalam neraca pada tahun 2022 mencapai Rp21,64 triliun, sedangkan tahun 2023 semester I mencapai angka Rp4,71 triliun rupiah. Melalui tabel tersebut, dapat diketahui bahwa pada tahun 2022, terdapat 33,9 juta mustahik penerima pendistribusian dan pendayagunaan nasional sedangkan pada tahun 2023, terdapat 24,3 juta mustahik. Jumlah penerima manfaat pada tahun 2022, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.6, mencapai 33,9 juta jiwa sedangkan pada tahun 2023 semester I mencapai 24,31 juta jiwa.
Secara rinci, mustahik yang paling banyak mendapatkan program pada tahun 2022 terdapat pada program kemanusiaan, yaitu sebanyak 16,2 juta jiwa sedangkan untuk 2023 semester I yakni pada program kesehatan sebanyak 8,49 juta jiwa. Pada tahun 2023, Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (BAZNAS RI) berhasil mencapai realisasi yang signifikan dalam pengelolaan dan pendistribusian zakat. Pada tahun 2024, Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (BAZNAS RI) menetapkan target dalam pengumpulan dana zakat.
RENCANA PENGUMPULAN, PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT TAHUN 2024
Rencana Pengumpulan Zakat 2024
Bagian ini akan membahas lebih rinci terkait dengan sasaran-sasaran program prioritas dalam melakukan aktivitas pengumpulan ZIS DSKL di dalam neraca untuk periode 2024. Meningkatnya jumlah pengumpulan ZIS DSKL di dalam neraca oleh LPZ 1 Pengumpulan dalam neraca BAZNAS RI. Target sasaran untuk dua hal strategis, yaitu penguatan kapasitas pengumpulan dalam neraca untuk lembaga LPZ dan juga amil LPZ dengan beberapa program prioritas seperti penguatan kapasitas pengumpulan dalam neraca LPZ di setiap tingkatan, selain itu penguatan sistem pencatatan dan pelaporan pengumpulan ZIS DSKL di dalam neraca, partisipasi Amil bidang pengumpulan yang mengikuti pelatihan dan pendidikan, serta penguatan kesiapan LPZ dalam mengadopsi teknologi untuk optimalisasi pengumpulan ZIS DSKL di dalam neraca.
Proyeksi pengumpulan di luar neraca dibagi berdasarkan LPZ yang ada di Indonesia, yaitu BAZNAS RI, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ Nasional. Porsi pengumpulan terbesar pada pengumpulan di luar neraca berdasarkan LPZ ditargetkan kepada BAZNAS Provinsi dan Kab/Kota sebesar 51,31%. Meningkatnya jumlah pengumpulan ZIS DSKL di luar neraca oleh LPZ 1 Pengumpulan di luar neraca BAZNAS.
Provinsi dan Kab Kota Triliun Rupiah Penguatan Kapasitas Pengumpulan ZIS DSKL Nasional di Luar Neraca. Sasaran program prioritas pengumpulan zakat di luar neraca juga mencakup tiga hal strategis, yaitu penguatan kapasitas pengumpulan di luar neraca, penguatan sistem pelaporan dana ZIS-DSKL di luar neraca, dan kampanye dan edukasi untuk peningkatan literasi pengadministrasian pengumpulan dana zis-dskl di luar neraca. Program prioritas pada pengumpul zakat di luar neraca seperti pengenalan serta edukasi mengenai seluruh informasi terkait UPZ, dan penguatan sistem pencatatan serta pelaporan pengumpulan ZIS DSKL di luar neraca guna pengoptimalisasian sistem satu data nasional.
Rencana Pendistribusian, Pendayagunaan Zakat Nasional 2024
Kampanye dan edukasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik/kultur masing-masing daerah serta menyesuaikan prosedur yang berlaku pada masing-masing instansi. Sedangkan bagi lembaga pengumpul zakat non LPZ serta instansi daerah, kampanye dan edukasi mengenai urgensi pendirian UPZ, tata cara pengelolaan zakat melalui UPZ, serta manfaat pendirian UPZ. Langkah kedua adalah menetapkan satuan 2, yaitu jumlah rupiah target pendistribusian dan pendayagunaan yang diperoleh dari asumsi target pengumpulan tercapai, allocation to collection ratio berada pada angka 80% dan dikurangi hak amil ZIS DSKL 13,5%.
Langkah keempat adalah menetapkan satuan 4, yaitu menentukan jenis program, kode akun RKAT, jumlah mustahik dan jumlah penerima manfaat. Secara umum target penyaluran nasional (dalam neraca) mencapai Rp8,1 triliun dengan uraian Rp2,8 triliun merupakan target penyaluran seluruh LAZ Nasional, Rp2,2 triliun target penyaluran seluruh BAZNAS Kabupaten/Kota, Rp1,4 triliun target penyaluran seluruh BAZNAS Provinsi, Rp764 miliar target penyaluran LAZ seluruh. Jika dilihat berdasarkan bidang program, Program Bidang Sosial kemanusiaan memiliki pagu anggaran sebesar Rp2,4 triliun, Program Bidang Sosial Kesehatan Rp1,4 triliun rupiah, Bidang Program Pendayagunaan Kesehatan memiliki pagi Rp282 miliar, Program Bidang Sosial pendidikan memiliki pagu Rp1,8 triliun, Program Bidang Pendayagunaan Ekonomi sebesar Rp1,6 triliun rupiah sedangkan pagu anggaran Program Advokasi dan dakwah sebesar Rp 412 miliar.
Lebih lanjut jika dilihat berdasarkan target penerima manfaat, secara nasional total penerima manfaaton balance sheetmencapai 15 juta jiwa. Dengan rincian target penerima manfaat bidang sosial kemanusiaan 3,8 juta jiwa, program bidang sosial kesehatan 3,1 juta jiwa, program pendayagunaan kesehatan 322 ribu jiwa, program bidang sosial pendidikan 5,5 juta jiwa, program bidang pendayagunaan ekonomi 1,1 juta jiwa dan program advokasi dan dakwah 1,1 juta jiwa. 1.181.18 9 BAZNAS menargetkan jumlah mustahik secara nasional sebanyak 3,8 juta jiwa, Penerima Manfaat Zakat Nasional sebanyak 71 juta jiwa dengan rincian 15 juta jiwa penerima manfaat On Balance sheet, dan 56 juta jiwa penerima manfaat off balance sheet.
PROSPEK PERZAKATAN TAHUN 2024
Tantangan Pengelolaan Zakat Tahun 2024
- Krisis Iklim dan Potensi Bencana Alam
- Pemilihan Umum Serentak 2024
- Fatamorgana Kinerja Pengelolaan Zakat Nasional
- Ujung Tombak Pengelolaan Zakat: SDM Amil
Dalam melaksanakan asas amanah dan integritas amil zakat wajib menjaga dan memelihara netralitas, imparsialitas, dan asas pengelolaan zakat. Jumlah pengumpulan zakat menjadi indikator utama dalam melihat bagaimana perkembangan kinerja pengelolaan zakat dari masa ke masa. Salah satu cerminan amanah dari SDM Amil adalah membekali kompetensi dan keahliannya dalam mendukung kerja-kerja pengelolaan zakat.
Keluaran dari pelaksanaan pelatihan SDM Amil pengelolaan zakat adalah sertifikasi yang dilakukan untuk meratifikasi kompetensi SDM Amil. Berdasarkan Laporan Pengelolaan Zakat Tengah Tahun 2023, tercatat baru sejumlah 12,6% SDM Amil yang telah tersertifikasi di seluruh Indonesia. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pengelolaan zakat mengingat paradigma SDM Amil yang kini bergeser pada paradigma modern yang memerlukan pengakuan salah satunya adalah sertifikasi.
Di tengah tantangan kerja-kerja pengelolaan zakat yang semakin dituntut perkembangan zaman, tidak dapat dipungkiri kesejahteraan serta sistem pengembangan dan merit sistem amil zakat yang belum ajeg menyebabkan banyaknya SDM Amil yang meninggalkan profesinya tersebut. Salah satu indikator dalam melihat keistiqomahan amil dalam pengelolaan zakat adalah rata-rata masa kerja SDM Amil pelaksana. Mengingat tingginya turnover amil memungkinkan sistem pengelolaan zakat telah yang dibangun dan dijalankan dapat berubah seiring perubahan SDM amil yang bertugas.
Peluang Pengelolaan Zakat Tahun 2024
- Meningkatnya Solidaritas dan Kolektivitas Umat
- Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan dan Pencapaian TPB melalui Skema Blended Financing
- Peluang Penguatan Pengelolaan Zakat melalui Perencanaan Pembangunan Nasional Melalui Gagasan Pasangan Calon Capres Cawapres 2025-2029
- Transformasi Digital
- Bertumbuhnya Kualitas dan Kuantitas Pengelola Zakat
Peluang Penguatan Pengelolaan Zakat melalui Perencanaan PembangunanNasional Melalui Gagasan Pasangan Calon Capres Cawapres 2025-2029 Nasional Melalui Gagasan Pasangan Calon Capres Cawapres 2025-2029. Gerbang integrasi pengelolaan zakat dengan perencanaan pembangunan nasional adalah visi-misi pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang terpilih melalui kontestasi politik. Adanya gagasan umum tersebut memberikan peluang tersendiri dalam penentuan isu-isu strategis termasuk tujuan dan sasaran yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.
Transformasi digital dalam pengelolaan zakat memiliki arti integrasi digital proses bisnis hingga model bisnis dalam pengelolaan zakat. Dengan demikian, pendekatan pelaporan dapat kita gunakan lebih lanjut untuk meninjau serta melihat peluang transformasi digital pada aspek pengelolaan zakat secara menyeluruh. Namun demikian Undang-undang Pengelolaan Zakat di Indonesia memberikan ruang kepada masyarakat untuk dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
Sehingga, selain BAZNAS sebagai koordinator pengelola zakat nasional, kegiatan pengelolaan zakat di Indonesia juga dibantu oleh LAZ. Bertumbuhnya jumlah pengelola zakat terutama dari unsur masyarakat menunjukkan model pengelolaan zakat Indonesia yang unik dan partisipatif. Tingginya tingkat kedermawanan masyarakat di tingkat dunia dapat difasilitasi dengan kewenangan dan kebebasan untuk membantu pengelolaan zakat melalui pendirian LAZ.
Proyeksi Pengelolaan Zakat Tahun 2024
- Metode Proyeksi
- Proyeksi Penyaluran ZIS dan DSKL Tahun 2024
Sehingga proyeksi pengumpulan ZIS dan DSKL tahun 2024 dengan asumsi moderat 20 – 30% berada kisaran Rp39.6 triliun – Rp46.5 triliun. Sedangkan proyeksi pengumpulan ZIS-DSKL tahun 2024 berdasarkan metode statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Sedangkan Statistical Straight Curve Method dan Statistical Parabolic Projection Method memproyeksikan pengumpulan ZIS dan DSKL pada tahun 2024 sebesar Rp31.1 triliun.
Proyeksi jumlah pengumpulan ZIS pada tahun 2024 berdasarkan metode yang digunakan berada pada kisaran Rp31.1 triliun sampai dengan Rp43.6 triliun. Proyeksi penyaluran ZIS dan DSKL di tahun 2024, dengan skenario pertumbuhan kurang dari 20%, diprediksikan berada di angka kurang dari Rp35.6 triliun. Sedangkan proyeksi penyaluran ZIS-DSKL tahun 2024 berdasarkan metode statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Sedangkan metode Statistical Straight Curve Method dan Statistical Parabolic Projection Method memproyeksikan penyaluran ZIS dan DSKL pada tahun 2024 sebesar Rp27.6 triliun. Proyeksi jumlah penyaluran ZIS pada tahun 2024 berdasarkan metode yang digunakan berada pada kisaran Rp27.5 triliun sampai dengan Rp41.1 triliun. Berdasarkan uraian diatas, berikut disajikan ringkasan proyeksi pengumpulan dan penyaluran ZIS dan DSKL pada tahun 2024 seperti pada tabel berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA