• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOTYPE PENCETAK BIOPELET DARI CAMPURAN ECENG GONDOK DAN SERBUK GERGAJI PROTOTYPE PENCETAK BIOPELET DARI CAMPURAN ECENG GONDOK DAN SERBUK GERGAJI - POLSRI REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROTOTYPE PENCETAK BIOPELET DARI CAMPURAN ECENG GONDOK DAN SERBUK GERGAJI PROTOTYPE PENCETAK BIOPELET DARI CAMPURAN ECENG GONDOK DAN SERBUK GERGAJI - POLSRI REPOSITORY"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Eceng gondok dan serbuk gergaji merupakan limbah yang dapat merusak lingkungan dan banyak yang tidak dipergunakan. Jika dapat dimanfaatkan secara baik dan dengan penanganan yang baik pula didukung teknologi sederhana, kebijakan khusus dari pemerintah dan perhatian dari masyarakat, akan berdampak positif dalam mengatasi permasalahan energi. Fokus perhatian pada studi ini diarahkan ke pemanfaatan limbah biomassa dalam bentuk biopelet. Biomassa yang dimanfaatkan adalah tanaman eceng gondok (Eichonia Crassipes). Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan air mengapung karena memiliki daun yang tebal dan gelembung (Rorong & Suryanto 2010) yang berkembang biak sangat cepat sehingga dianggap sebagai tanaman yang dapat merusak lingkungan perairan (Gerbono & Djarijah 2005; Stefhani et al. 2013) yang banyak tumbuh di perairan Indonesia khususnya di daerah sungai musi, Palembang. Disamping efek negatif dari tanaman eceng gondok , tanaman yang merupakan jenis gulma ini memiliki beberapa nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan (Pinto et al, 1987 ; Tripathi dan Shukla, 1991).

Dalam penelitian mengenai biopelet yang telah dilakukan oleh Edy Sulistiyono (2015) menyatakan bahwa biopelet dari eceng gondok memiliki Nilai kalor dengan masing-masing bagian eceng gondok yaitu : untuk biopelet daun 5%

adalah 218,14 cal/gr, 10 % adalah 181,61 cal/gr, 15% adalah 136,30 cal/gr, untuk biopelet batang 5% adalah 179,74 cal/gr, 10% adalah 140,88 cal/gr, 15% adalah 128,93 cal/gr, untuk biopelet akar 5% adalah 176,99 cal/gr, 10% adalah 139,22 cal/gr, 15% adalah 110,73 cal/gr. Hal tersebut menunjukkan bahwa karakteristik biopelet ditinjau dari nilai kalor eceng gondok masih belum memenuhi ketentuan standar SNI 8021:2014, sehingga diperlukan penelitian lanjutan agar didapatkan biopelet eceng gondok dengan karakteristik yang sesuai dengan standar SNI. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki karakteristik pada biopelet adalah dengan cara menambahkan bahan baku lain yang memiliki karakteristik yang lebih baik (Hasna et al., 2019).

(2)

2

Alpian et al. (2019) menyatakan bahwa serbuk gergaji memiliki kandungan utama berupa lignin, hemiselulosa, dan selulosa yang menjadikannya potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biopelet.

Gifani et al. (2019b) menyatakan bahwa biopelet dengan 70% serbuk gergaji mengandung 11% kadar air, 68,08% kadar zat terbang, 1,53% kadar abu, 19,38%

kadar karbon terikat, dan nilai kalor sebesar 3687 kal/g. Nilai kalor yang dihasilkan dari serbuk gergaji ini cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk dijadikan bahan baku biopelet bersama dengan eceng gondok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuianalisis pengaruh komposisi campuran eceng gondok dan serbuk gergaji terhadap nilai kalor pada biopelet, komposisi terbaik akan dipilih berdasarkan karakteristik yang mendekati standar SNI 8021:2014.

Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena sering kali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan (Anonim, 2008).

1.2. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh Prototype alat pencetak Biopelet.

2. Mengetahui pengaruh persentase komposisi campuran eceng gondok dan serbuk gergaji terhadap nilai kalor pada biopelet.

3. Mendapatkan biopelet yang memenuhi syarat SNI No 8021 - 2014.

1.3. Manfaat Penelitian a. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan terhadap pemanfaatan eceng gondok dan serbuk gergaji menjadi biopelet yang dapat menggantikan kebutuhan akan bahan bakar fosil, serta dapat mengurangi tingkat pencemaran limbah padat yang ada di lingkungan.

(3)

3

b. Bagi Akademik

Sebagai alat tepat guna yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam percobaan di Laboratorium Teknik Energi khususnya di laboratorium biomassa.

c. Bagi Pemerintah

Sebagai acuan dalam pelatihan bagi masyarakat dalam teknologi pembuatan biopelet.

1.4. Rumusan Masalah

Biopelet yang telah diteliti sebelumnya masih memiliki karakteristik yang tidak sesuai dengan standar SNI, Biopelet dari bahan baku eceng gondok memiliki nilai kalor yang masih tergolong rendah sehingga dengan adanya penggunaan bahan baku biopelet bersama dengan serbuk gergaji diharapkan dapat memperbaiki karakteristik biopelet tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh penambahan komposisi serbuk gergaji terhadap kualitas biopelet eceng gondok agar diperoleh biopelet dengan nilai kalor yang tinggi dan memiliki karakteristik yang memenuhi standar SNI.

1.5. Relevansi

Biopelet biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk melakukan proses pembakaran, karena pada dasarnya biopelet juga dapat digunakan sebagai pengganti batubara. Dalam proses pembakaran biopelet yang baik adalah biopelet yang dapat menghasilkan kalor yang besar. Penelitian ini merupakan penerapan ilmu bioenergi dan teknik pembakaran untuk menghasilkan produk berupa biopelet.

Referensi

Dokumen terkait

kelapa dengan perekat tetes tebu. Biobriket campuran eceng gondok dan tempurung kelapa dengan perekat tetes tebu yang dihasilkan memiliki nilai kalor tertinggi pada perbandingan

Laporan Akhir yang berjudul “ Pemanfaatan Selulosa dari Eceng Gondok sebagai Bahan Baku Pembuatan CMC (Carboxy Methyl Cellulose ) dengan Media Reaksi Campuran Larutan Metanol –

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor biopelet batang kelapa sawit sebagian besar memenuhi standar SNI 8021 : 2014 yang mensyaratkan minimal 4000 kal/g, antara

Pada penelitian ini akan digunakan campuran eceng gondok dan kotoran sapi, dimana antara komposisi eceng gondok maupun kotoran sapi keduanya divariasikan untuk mengetahui jumlah

Perhitungan kebutuhan bahan baku pembuatan papan partikel dari partikel eceng. gondok adalah sebagai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor biopelet batang kelapa sawit sebagian besar memenuhi standar SNI 8021 : 2014 yang mensyaratkan minimal 4000 kal/g, antara

Sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap kualitas pupuk organik eceng gondok dengan bahan tambahan yang mampu menghasilkan kualitas sesuai baku mutu pupuk organik

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi optimum antara eceng gondok dengan kotoran ayam, perlakuan pengenceran dan perlakuan pengadukan reaktor untuk