• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran & Penilaian Proyek Kolaborasi Interdisiplin IPA

N/A
N/A
URIP DARIANTO

Academic year: 2024

Membagikan "Pembelajaran & Penilaian Proyek Kolaborasi Interdisiplin IPA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Kebutuhan siswa untuk mengetahui, menghayati, dan melaksanakan hasil belajar yang bermakna seringkali terbatas karena setiap mata pelajaran mempunyai proyek dan tujuan pembelajarannya masing-masing. Situasi seperti ini memerlukan model pembelajaran inovatif berupa proyek kolaboratif lintas mata pelajaran yang dapat mengurangi beban kerja siswa namun tetap mencapai tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Proyek kerjasama ini juga akan mengarah ke arah positif dengan mengedepankan profesionalisme yang mendukung nilai-nilai sosial yang tinggi dan sejalan dengan karakter profil pelajar Pancasila, yaitu: (1) beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. ; (2) keragaman global; (3) gotong royong; (4) mandiri;.

Buku ini dibuat untuk membahas pembelajaran dan penilaian proyek kolaboratif lintas mata pelajaran di sekolah menengah, khususnya pada kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini sangat bermanfaat bagi siswa baik dari segi waktu, pemahaman konsep maupun menghubungkan materi antar mata pelajaran.

DRAFT

Latar Belakang

Pembelajaran proyek kolaboratif akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan pembelajaran dan penilaian karena lebih efisien dan tidak memakan banyak waktu. Pembelajaran ilmu pengetahuan alam menjadi lebih bermakna dengan menghasilkan proyek kolaborasi antar mata pelajaran dalam keluarga ilmu pengetahuan alam.

Tujuan

Ruang Lingkup

Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek Kolaborasi

Pembelajaran berbasis proyek dapat dilakukan secara kolaboratif dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi isi dan pengalaman belajar melalui berbagai metode yang bermakna bagi mereka, serta melakukan eksperimen secara kolaboratif. Strategi kolaborasi harus dilaksanakan karena mata pelajaran dalam rumpun IPA merupakan integrasi dari beberapa cabang IPA yang saling berhubungan. Ilmu pengetahuan alam dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena alam yang mewujudkan pendekatan interdisipliner terhadap aspek dan cabang ilmu pengetahuan alam.

Pembelajaran proyek kolaboratif antar mata pelajaran IPA dapat dilaksanakan melalui proses penelitian atau eksplorasi permasalahan otentik dan kompleks berdasarkan tugas-tugas yang dirancang untuk menghasilkan kerja bersama seperti melaporkan hasil proyek. Pembelajaran proyek kolaboratif antar mata pelajaran dalam rumpun sains pada hakikatnya adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mencari, mengeksplorasi dan menemukan konsep dan prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3).

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (Kemendikbud, 2013).
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (Kemendikbud, 2013).

Konsep Penilaian Berbasis Proyek Kolaborasi

Penilaian proyek digunakan bagi siswa untuk menilai kemampuan mereka berpikir dan bertindak dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan kegiatan proyek, termasuk proyek bersama lintas mata pelajaran. Dalam melaksanakan penilaian diperlukan suatu instrumen atau rubrik penilaian sebagai alat ukur untuk memperoleh informasi kemampuan siswa.

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Proyek Kolaborasi

Perencanaan Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPARumpun IPA

Setelah menentukan jenis proyek yang dipilih, guru bersama-sama menentukan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa.

Pelaksanaan Pembelajaran Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPApada Rumpun IPA

  • Rancangan
  • Guru yang berkolaborasi dalam pembelajaran proyek kolaborasi menentukan pertanyaan yang esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta
  • Kegiatan Proyek Kolaborasi

Produk yang dimaksud adalah hasil suatu proyek yang berupa desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi atau kerajinan tangan, dan sebagainya. Kegiatan ketiga adalah menyiapkan jadwal, guru dan siswa bersama-sama menyiapkan jadwal kegiatan untuk menyelesaikan proyek. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA di kelas masing-masing sesuai jadwal mata pelajarannya.

Soal-soal dan rancangan proyek diarahkan oleh guru kelompok mata pelajaran IPA sesuai dengan topik yang disepakati dan kompetensi yang harus dicapai siswa (indikator prestasi setiap mata pelajaran). Guru memantau aktivitas siswa dan melihat kemajuan jenis proyek yang dilakukan siswa. Di sini berlangsung kegiatan penciptaan proyek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi atau kerajinan, nilai-nilai, dan lain-lain.

Guru melakukan tes terhadap hasil proyek yang dibuat atau diwujudkan oleh siswa, berupa fakta dan data dari percobaan atau penelitian.

Gambar 3.3  Penyusunan Jadwal
Gambar 3.3 Penyusunan Jadwal

Pelaksanaan Penilaian Proyek Kolaborasi Antarmata Pelajaran pada Rumpun IPARumpun IPA

Berdasarkan aspek penilaian yang mengacu pada tahapan atau sintaksis pembelajaran, maka dikembangkanlah alat penilaian berupa rubrik dan format penilaian, yang bertujuan untuk memudahkan mengatur dan mendeskripsikan penilaian pada setiap aspek. Pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran proyek pada tahap desain, guru melakukan proses penilaian dengan menggunakan contoh rubrik berikut. Pada tahap implementasi, guru memantau kegiatan dan perkembangan proyek, serta melakukan kegiatan pengumpulan data atau penilaian pada saat siswa melakukan pembelajaran berbasis proyek.

Tahap penilaian selanjutnya adalah guru menyelesaikan penilaian produk atau laporan tertulis, contoh rubrik dapat diberikan di bawah ini. Produk berfungsi dengan baik yaitu memenuhi prinsip dan prosedur kerja serta gambar atau foto mendukung setiap tahapan proyek. Dari rubrik penilaian di atas, maka dibuatlah ringkasan rubrik penilaian kelas pada model penilaian berikut.

Instrumen dan rubrik juga dapat digabungkan menjadi satu, untuk rangkaian proyek kolaboratif, seperti pada contoh di bawah ini. Produk berfungsi dengan baik (memenuhi prinsip dan prosedur kerja) Gambar atau foto mendukung setiap tahapan proyek.

Tabel 3.1. Langkah dan Aspek Penilaian
Tabel 3.1. Langkah dan Aspek Penilaian

Monitoring dan Evaluasi Proyek Kolaborasi

Pembelajaran kolaboratif dengan proyek mampu membangun kelompok belajar terpadu dengan meningkatkan keterampilan kolaborasi yang melibatkan siswa dalam proses kesepakatan untuk menentukan suatu keputusan yang menentukan keberhasilan suatu proyek. Melalui aktivitas kompleks dalam pembelajaran proyek kolaboratif, siswa mampu saling menyepakati dan menghargai pendapat yang berbeda untuk mencari solusi dan mencapai tujuan utama pelaksanaan proyek. Guru berperan memimpin, mengarahkan dan mengawasi agar setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang akan dilaksanakannya.

Proses crafting memerlukan pemicu dari guru agar kemampuan pemecahan masalah siswa dapat muncul secara terbimbing, terarah, dan memiliki keterampilan abad 21, dalam hal ini guru harus mempunyai keterampilan dan kemampuan untuk mengimplementasikan stimulus tersebut. Siswa harus belajar dan diajari keterampilan kepemimpinan, komunikasi, kepercayaan, membangun dan resolusi konflik untuk meminimalkan karakteristik pribadi seperti keinginan untuk menegaskan diri sendiri atau, sebaliknya, kelemahan, rasa rendah diri dan selalu bergantung pada orang lain. Mengutamakan kegiatan kerja kelompok siswa untuk mengumpulkan konsep dan pengetahuan sehingga keterampilan kolaborasi dan komunikasi menjadi salah satu keterampilan yang dibutuhkan siswa ketika mengerjakan proyek.

Pembelajaran berbasis proyek kolaboratif adalah pembelajaran berbasis proyek yang dapat dilakukan dengan menggabungkan dua mata kuliah atau lebih dalam satu rumpun mata kuliah atau antar mata kuliah. Pelaksanaan pembelajaran proyek kolaboratif kelompok IPA berlangsung dengan kerjasama mata pelajaran Biologi dan Fisika, Biologi dan Kimia, Fisika dan Kimia atau Biologi, Fisika dan Kimia. Manfaat yang diperoleh melalui proyek kelompok pembelajaran sains kolaboratif antara lain percepatan pencapaian tujuan pembelajaran.

Siswa menjadi lebih kreatif, lebih inovatif, memudahkan dalam membimbing siswa dan siswa tidak terbebani dengan banyaknya tugas proyek dari banyak guru. Pembelajaran proyek kolaboratif melibatkan penilaian yang dilakukan, yaitu penilaian keterampilan dengan menggunakan teknik proyek, termasuk penilaian pada saat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil proyek dalam jangka waktu tertentu. Dari sinilah buku tentang proyek kolaboratif kelompok sains ini lahir. Semoga buku ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Gambar 3.5. Tindak lanjut hasil Penjelasan Gambar 3.5 sebagai berikut.
Gambar 3.5. Tindak lanjut hasil Penjelasan Gambar 3.5 sebagai berikut.

Daftar

Pustaka

Tahap Perencanaan Kolaborasi

  • Menganalisis KD
  • Menyinkronkan Capaian Kompetensi Antarmata Pelajaran Tabel 6. Indikator Pencapaian
  • Menentukan Tema Proyek Kolaborasi Rumpun IPA
  • Menentukan Jenis Proyek yang Digunakan

Guru biologi dan kimia mengidentifikasi KD yang dapat dipadukan dalam pembelajaran proyek kolaboratif, seperti pada tabel di bawah ini. Berupa sirkuit aquaponik yang dapat menghasilkan tanaman sayuran dan ikan serta mengolahnya dalam ruang terbatas berupa kolam di SMAN 8 Bandung.

Gambar 6.1. Sistem akuaponik. Sumber: http://guyubtani.blogspot.co.id/2017/06/
Gambar 6.1. Sistem akuaponik. Sumber: http://guyubtani.blogspot.co.id/2017/06/

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pengukuran luas permukaan kolam dan pengukuran aquaponik yang akan dibuat pada kolam. Pada mata pelajaran Kimia, siswa diminta menjelaskan peran sistem akuaponik dalam pemanfaatan senyawa kimia dari limbah perikanan.

Tahap Penilaian Proyek Kolaborasi

Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut Kolaborasi

  • Menentukan Langkah Pembelajaran Sesuai Proyek yang Dipilih
  • Pertanyaan Mendasar
  • Mendesain Perencanaan Proyek
  • Menyusun Jadwal Sebagai Langkah Nyata dari Sebuah Proyek
  • Analisis Kompetensi Dasar atau Capaian Kompetensi
  • Menyinkronkan Capaian Kompetensi Antarmata Pelajaran Tabel 6.1 Indikator Capaian Kompetensi
  • Menentukan Tema
  • Menyusun Langkah Pembelajaran Sesuai Jenis Proyek

Siswa merancang rangkaian fotosintesis yang akan berlangsung, sesuai dengan literasi dan pengetahuan siswa. Guru dan siswa membuat jadwal dalam persiapan pelaksanaan proyek, pelaksanaan proyek produksi produk, dan jadwal tindak lanjut proyek. Guru kimia mengamati laju oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis sebelum dan sesudah siswa menambahkan CaCO3.

Penilaian proyek pada tahap persiapan berupa penilaian kemampuan siswa dalam merencanakan, mengorganisasikan dan kemampuan siswa memperoleh data awal untuk suatu tugas proyek. Penjadwalan yang lebih fleksibel diperlukan karena proses penyusunan rangkaian listrik terkadang terhambat oleh kemampuan siswa dalam mempersiapkan alat-alat listrik. Analisis kompetensi dasar ini kemudian digunakan untuk menentukan tema proyek kerjasama yang sesuai, dan diputuskan untuk memilih tema proyek respon pemanasan global.

Tema inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam menentukan jenis proyek yang dipilih, yaitu menciptakan suatu produk tentang penyelesaian masalah perubahan lingkungan akibat pemanasan global. Perencanaan proyek kolaboratif ini juga didukung dengan penyusunan penilaian pembelajaran untuk menilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran fisika dan biologi serta tema proyek perancangan komunitas responsif pemanasan global.

Sebagai generasi muda, cobalah membuat sketsa tambahan mengenai desain perumahan (komunitas) untuk komunitas lokal dalam menanggapi pemanasan global. Para siswa mempersiapkan rencana proyek berdasarkan informasi tentang tema proyek, mata pelajaran kolaboratif, waktu pemrosesan dan rubrik penilaian. Guru fisika mengawasi penerapan konsep pemanasan global, sedangkan guru biologi mengawasi respon terhadap perubahan lingkungan akibat pemanasan global pada proyek yang dikerjakan oleh siswa.

Tahap untuk menguji hasilnya. Siswa menampilkan produk desain komunitas tanggap pemanasan global yang mereka buat. Pada tahap ini juga diadakan pameran hasil karya proyek siswa yang diperuntukkan bagi warga sekolah guna meningkatkan literasi civitas sekolah mengenai mitigasi bencana pemanasan global.

Tabel 6.6. Analisis Kompetensi Dasar
Tabel 6.6. Analisis Kompetensi Dasar

Tahap Penilaian Kolaborasi

Tahap Evaluasi Proyek Siswa diajak untuk mendiskusikan bersama hal-hal baik yang mereka temukan selama proyek berlangsung dan hal-hal yang perlu diperbaiki agar proyek mereka menjadi lebih baik lagi. Penilaian sikap dalam pelaksanaan pembelajaran proyek kolaboratif ini berlangsung melalui observasi sikap syukur, kemandirian dan kerjasama. Penilaian pengetahuan pada proyek bersama ini disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi pada mata pelajaran Fisika dan Biologi.

Dengan kata lain penilaian keterampilan dan sikap merupakan satu penilaian, sedangkan penilaian pengetahuan dilakukan tersendiri untuk mata pelajaran fisika dan biologi. Hasil pelaksanaan proyek gabungan antara mata pelajaran Fisika dan Biologi dapat meningkatkan semangat siswa dalam menganalisis penyebab dan dampak bencana pemanasan global terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya aktivitas siswa dalam memperoleh sumber bacaan terkait pemanasan global, serta kegiatan berbagi dengan warga sekolah lainnya (baik siswa, guru, dan staf) yang tidak mengerjakan proyek ini.

Namun setelah dicermati ternyata terdapat kesamaan ciri pada penilaian keterampilan antara mata pelajaran fisika dan biologi, sehingga dapat digabungkan. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran proyek kooperatif sehingga terkadang mengalami kebingungan saat melakukan supervisi. Siswa membutuhkan banyak waktu untuk melakukan monitoring, akibatnya guru harus menyiapkan waktu lebih banyak bahkan di luar pembelajaran.

Hal ini terjadi karena setiap kelompok proyek siswa mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Kedua, harus dikembangkan rencana penilaian yang tepat dan dapat mengukur seluruh indikator pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran. Ketiga, siswa dapat diarahkan untuk selalu memanfaatkan waktu pertemuan selama pembelajaran untuk mengkomunikasikan kemajuan proyeknya, sehingga menghindari waktu tambahan untuk pertemuan non-belajar.

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (Kemendikbud, 2013).
Gambar 3.1 Alur Kegiatan Perencanaan Pembelajaran Proyek Kolaborasi Penjelasan bagan di atas dapat dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 Kegiatan Rancangan Proyek Kolaborasi
Gambar 3.3  Penyusunan Jadwal
+7

Referensi

Dokumen terkait

1 Melaksanakan Penilaian Sikap 2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan 3 Melaksanakan Penilaian Keterampilan Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran. 1 Menumbuhkan partisipasi

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama (Studi Deskriptif Presentase pada Mata Pelajaran IPA di

Berdasarkan gambar 1 mengenai data yang diperoleh dari angket siswa pada pelaksanaan proses pembelajaran IPA berbasis proyek per sub indikator di SMP X, di dapatkan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pembelajaran IPA fisika dengan pendekatan inkuiri yang mampu menumbuhkan kompetensi memecahkan masalah, yang mampu

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mata pelajaran rumpun IPS termasuk sejarah kurang mendapatkan peminat dibanding mata pelajaran rumpun IPA. Dengan pembelajaran IPS

Hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan proses IPA siswa kelas IXB SMP Negeri 3

Hal ini perlu dilakukan karena model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPA Gugus V

selama proses pembelajaran seperti materi pembelajaran, tugas yang akan diberikan serta instrumen penilaian yang akan digunakan yaitu asesmen proyek dan berkoordinasi