• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BANK CIMB NIAGA, Tbk

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PT. BANK CIMB NIAGA, Tbk"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan di lingkungan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank) yang berperan untuk memberikan arahan dan nasehat kepada Direksi di bidang Syariah dan mengawasi kegiatan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk memenuhi dengan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam perbankan syariah berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI. Memastikan UUS beroperasi, mengelola, mengembangkan dan beroperasi sesuai dengan prinsip syariah dan fatwa yang ditetapkan oleh DSN-MUI.

DPS memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan nasihat dan saran kepada direksi UUS dan mengawasi kegiatan UUS agar sesuai dengan prinsip syariah. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk terkait Syariah yang diterbitkan oleh Bank; Melakukan review pemenuhan prinsip syariah secara berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta Layanan Perbankan;

Kajian terhadap sistem dan prosedur produk baru yang akan diterbitkan terkait dengan pemenuhan prinsip Syariah; Dan. Menilai pemenuhan prinsip Syariah atas kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko yang melekat pada produk dan/atau aktivitas baru Bank. Menilai tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko terkait dengan kepatuhan terhadap prinsip Syariah sekurang-kurangnya secara triwulanan.

Menelaah dan menyetujui seluruh kebijakan internal, sistem, produk dan akad yang dikeluarkan oleh bank/UUS terkait dengan prinsip Syariah;

Nama Sub Kebijakan : III. Tugas dan Tanggung Jawab

Nama Sub Kebijakan : IV. Keanggotaan

  • Persyaratan
  • Komposisi Keanggotaan DPS
  • Independensi
  • Transaparansi
  • Sekretaris DPS

Berdasarkan rekomendasi Komisi Pengangkatan dan Penghargaan, Dewan Komisioner melalui Direksi DSN MUI mengusulkan calon anggota DPS; DSN MUI memberikan rekomendasi atau tidak memberikan rekomendasi terhadap usulan penetapan calon anggota DPS yang diajukan oleh Direksi; Direksi wajib mengajukan permohonan persetujuan OJK bagi calon anggota DPS yang telah mendapat rekomendasi dari DSN MUI;

RUPS mengangkat Anggota DPS yang telah mendapat rekomendasi persetujuan DSN MUI dan OJK sebagaimana dimaksud pada huruf (f) di atas; Penunjukan anggota DPS wajib diberitahukan kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah tanggal penunjukan oleh Bank. Tercetak 3) bulan sejak tanggal persetujuan OJK diberikan, persetujuan OJK terhadap calon anggota DPS dimaksud menjadi tidak berlaku.

Anggota DPS berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Bank mengenai niat mengundurkan diri sebelum pengunduran diri tersebut berlaku. Bank wajib menyelenggarakan RUPS paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah menerima permohonan pengunduran diri dari anggota DPS. Bank diharapkan membuka informasi kepada masyarakat dan menyampaikannya kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima surat pengunduran diri anggota DPS.

Pemberhentian dan/atau pengunduran diri anggota DPS wajib dilaporkan kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah pemberhentian dan/atau pengunduran diri berlaku. Anggota DPS dapat merangkap jabatan sebagai anggota DPS sampai dengan 4 (empat) lembaga keuangan syariah lainnya, dengan mengutamakan perusahaan yang terafiliasi dengan kelompok usaha bank. Anggota DPS dilarang merangkap jabatan sebagai konsultan pada BUS dan/atau UUS di wilayah Indonesia.

Anggota DPS harus menghindari potensi benturan kepentingan atau senantiasa memposisikan diri untuk tidak berada dalam potensi benturan kepentingan dalam situasi apapun. Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan syariah lainnya dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun. Anggota DPS yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Nama Sub Kebijakan : V. Mekanisme dan Rencana Kerja

Mekanisme Kerja

Rencana Kerja

Nama Sub Kebijakan : VI. Etika dan Waktu Kerja

Setiap anggota DPS dilarang menyimpan dan menggandakan dokumen serta menguasai Aset Bank untuk keuntungan pribadi. Setiap anggota DPS dilarang menerima, memberikan atau menawarkan apapun dari/kepada pejabat pemerintah dan mitra usaha. Setiap anggota DPS wajib merahasiakan informasi tentang Bank, atau informasi tentang nasabah dan rekanan kepada siapapun yang tidak berhak mengetahuinya, atau pihak yang tidak berkepentingan dengan informasi tersebut, kecuali melalui 'pihak yang berwenang diminta' sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Sekurang-kurangnya 1 orang anggota DPS wajib menghadiri undangan Bank/UUS yang terkait dengan acara korporasi Bank dan acara eksternal yang terkait dengan tugas pokok DPS.

Nama Sub Kebijakan : VII. Remunerasi dan Fasilitas

Nama Sub Kebijakan : VIII. Rapat dan Risalah Rapat

Rapat

DPS tercetak wajib mengumumkan pengiriman undangan melalui email dan meminta anggota DPS untuk membalas email tersebut sebagai konfirmasi penerimaan. Dalam hal Anggota DPS tidak menanggapi email tersebut, maka Anggota DPS dianggap telah menerima undangan rapat tersebut. Panggilan rapat DPS wajib mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara, serta bahan rapat yang menjadi agenda.

Bahan rapat harus disampaikan kepada anggota DPS pada waktu yang telah disepakati atau paling lambat 3 (tiga) hari kalender sebelum tanggal rapat. Undangan rapat DPS non rutin dan prakarsa anggota DPS ditandatangani oleh Ketua DPS atau anggota DPS lainnya sepanjang memenuhi tujuan sebagaimana dimaksud pada butir 3. Sedangkan rapat DPS yang bersifat rutin dan bank/UUS merupakan prakarsa , undangan dapat ditandatangani oleh ketua kelompok yang bertanggung jawab di bidang nasihat dan hukum syariah;

Rapat DPS harus diadakan di wilayah Indonesia, tetapi dalam hal diadakan di luar wilayah Indonesia, keputusan rapat dianggap sah hanya apabila dihadiri oleh seluruh anggota DPS; Dalam rapat DPS, seorang anggota DPS tidak dapat mewakili anggota DPS lainnya yang berhalangan hadir; Rapat DPS adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri paling sedikit oleh 2 (dua) orang anggota DPS;

dalam hal peninjauan kembali tidak tercapai, keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara positif lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota DPS; Anggota DPS yang hadir dalam Rapat, tetapi pada saat pengambilan keputusan tidak hadir di ruang Rapat karena sebab apapun, hak suara utang dianggap kosong. Rapat dipimpin oleh Ketua DPS atau dalam hal Ketua DPS berhalangan, seorang anggota DPS ditunjuk sebagai ketua rapat;

Anggota DPS yang berhalangan hadir dalam rapat DPS harus memberitahukan kepada Ketua DPS melalui Sekretaris DPS; Rapat dapat diselenggarakan melalui teknologi telekonferensi (saling mendengar dan melihat antar peserta rapat) atau melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta rapat dapat saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat DPS. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang timbul dalam rapat DPS harus dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat disertai alasannya.

Risalah Rapat

Dalam keadaan tertentu yang tidak memungkinkan diadakannya rapat DPS, keputusan DPS dapat disampaikan secara tertulis untuk diedarkan. Keputusan dan catatan persetujuan DPS (KNP) untuk suatu produk, kebijakan dan/atau prosedur diambil oleh Sekretaris DPS dan diberi nomor dengan format: yyyy/DPS/KNP/mm/yyyy dan tanggal, di mana "yyyy" adalah urut angka, "mm" adalah angka bulan dalam angka Romawi dan "yyyy". Risalah rapat DPS dan KNP DPS produk, kebijakan dan SOP harus ditandatangani oleh seluruh anggota DPS yang hadir dalam rapat.

Dalam hal rapat DPS diselenggarakan melalui teknologi telekonferensi atau melalui sarana media elektronik lainnya, wajib ditindaklanjuti dengan adanya risalah rapat dan ditandatangani KNPDPS oleh seluruh anggota DPS. Dalam hal anggota DPS tidak menandatangani risalah rapat, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilampirkan pada risalah rapat. Risalah rapat DPS dan KNP DPS merupakan bukti yang sah bagi anggota DPS dan pihak ketiga atas keputusan rapat DPS dan persetujuan suatu produk, kebijakan dan SOP;

Jika Risalah Rapat dan KNP perlu diterjemahkan ke dalam bahasa asing karena keperluan tertentu, maka Risalah Rapat dan KNP dibuat dalam dua bahasa, di mana sebelah kiri adalah bahasa Indonesia dan sebelah kanan adalah bahasa asing. DPS dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat dengan memberikan persetujuan atas usul tertulis yang diajukan oleh Bank/UUS dengan menandatangani usul tersebut.

Nama Sub Kebijakan : IX. Penilaian dan Pertanggungjawaban Kinerja DPS

Nama Sub Kebijakan : X. Unit Kerja Pendukung Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab DPS

Organsiasi/Unit Kerja yang membidangi Advisory and Syariah Legal Kedudukan Advisory and Syariah Legal Group dalam mendukung tugas, fungsi

Membantu DPS untuk memastikan bahwa semua produk, pedoman operasional dan dokumen hukum yang dikembangkan oleh Bank sesuai Syariah dan sesuai dengan KUKS di bawah pengawasan DPS dan memastikan bahwa aspek manajemen risiko yang relevan ditangani secara memadai sesuai dengan peraturan manajemen risiko internal yang berlaku dan tercakup dan dipatuhi. Melakukan penilaian/assessment terhadap pelaksanaan kegiatan operasional Bank terkait kepatuhan Syariah baik di Kantor Pusat, Kantor Cabang Syariah maupun Kantor Cabang Office Channeling. Mengidentifikasi, mengukur, memantau dan menerima laporan insiden atas semua aktivitas yang dapat menyebabkan Sharia Non Compliance (SNC).

Mengacu pada Kebijakan Kerangka Manajemen Risiko Operasional, proses identifikasi risiko dilakukan dengan menggunakan perangkat Risiko Operasional dan Kepatuhan. Berkoordinasi dengan Compliance Management, Risk Management, RCU dan Designated Compliance and Operational Risk Officer (DCORO) untuk masing-masing Direktorat dalam menangani insiden SNC. Melakukan pelatihan/BLS kepada seluruh BU/UE dalam rangka risk awareness, termasuk sosialisasi implementasi LED dan RCSA terkait risiko shariah noncompliance dengan tujuan agar seluruh BU/UE.

Print memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang aspek risiko ketidakpatuhan syariah di masing-masing unit.

Organisasi/Unit Kerja yang membidangi Corporate Secretary

Nama Sub Kebijakan : XI. Laporan

Komite Tata Kelola Terintegrasi

Fungsi dan peran Dewan Pengawas Syariah memastikan bahwa penerapan manajemen terintegrasi tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Penunjukan anggota DPS untuk menjadi anggota Komite Manajemen Terintegrasi dilakukan dalam forum Rapat DPS yang mencakup seluruh DPS yang berada di bawah naungan Grup CIMB Niaga; Dan. Keanggotaan DPS dalam Komite Manajemen Terintegrasi dan jabatan anggota tidak dianggap sebagai rangkap jabatan.

Pengelolaan Dokumen

Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Jika saya diterima menjadi asisten praktikum Labotorium Mekatronika Alat dan Mesin Agroindustri, saya akan melaksanakan tugas sebagai asisten dengan sebaik-baiknya dan penuh dengan