• Tidak ada hasil yang ditemukan

Puslitbang-MA-PSHK-L..>

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Puslitbang-MA-PSHK-L..>"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

  • Latar Belakang
  • Identifikasi Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Penelitian
  • Kerangka Pemikiran
  • Metode Penelitian

Mahkamah Konstitusi (CJC) juga sepakat bahwa perkara tilang sederhana tidak perlu sampai ke pengadilan. Bagaimana solusi ideal untuk mengatasi kendala yang dihadapi Pengadilan Negeri dalam menangani perkara tilang? Mendeskripsikan dan menganalisis solusi ideal untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengurusan perkara tilang di Pengadilan Negeri.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga perolehan informasi mengenai aspek efektivitas dilakukan melalui tahapan (i) observasi langsung terhadap pelaksanaan perkara penanganan tilang di Pengadilan Negeri, dan (ii) wawancara mendalam kepada pihak-pihak terkait. memperoleh data primer terkait pengurusan perkara tilang di Pengadilan Negeri. Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menggali data mengenai gejala-gejala yang muncul dalam pengurusan perkara tilang di Pengadilan Negeri.

Prosedur Penanganan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas

Landasan Hukum Prosedur Penanganan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas

10 Surat Kapolri Nomor B/2098/VIII/2009 Tahun 2009 tentang Penggunaan Tilang Belangko Tua Sebagai Alat Penuntutan Kasus Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pelanggaran lalu lintas dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dikelompokkan bersama dengan tindak pidana ringan untuk mengikuti prosedur penyidikan yang cepat. Ketentuan ini tertuang dalam BAB XVI bagian enam alinea kedua tentang Tata Cara Penyidikan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas Jalan.

Setiap pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diperiksa melalui program pemeriksaan cepat dapat dikenakan sanksi pidana denda dengan penetapan pengadilan. Dalam pemeriksaan cepat perkara pelanggaran lalu lintas jalan tidak terdapat berita acara pemeriksaan (Pasal 212 KUHP), sehingga penyidik ​​segera mengirimkan surat penegasan pelanggaran (tilang) ke pengadilan.

Alur Pelaksanaan Sidang Pelanggaran Lalu Lintas

Ketentuan-ketentuan ini tidak cukup untuk menjelaskan bagaimana pengadilan seharusnya mengelola atau mengatur proses persidangan dalam kasus-kasus pelanggaran lalu lintas. Tata cara penanganan perkara pelanggaran lalu lintas sebelumnya juga diatur dalam Surat Kesepakatan Bersama antara Ketua Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, dan Kapolri tentang tata cara klarifikasi perkara pelanggaran lalu lintas tertentu yang ditandatangani pada tanggal 19 Juni 1993. 20 Bab IV tentang Prosedur Teknis Pemberlakuan angka 7 tentang Tata Cara Penyidikan Kasus Pelanggaran Lalu Lintas Surat Kesepakatan Bersama antara Ketua Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, dan Kapolri tentang Tata Cara Penyelesaian Hal Tertentu kasus pelanggaran lalu lintas.

Ada lima poin pengaturan dalam surat kesepakatan pada bagian tata cara penyidikan perkara pelanggaran lalu lintas. Dari penelusuran tata cara sidang tilang yang tersedia di website pengadilan negeri, secara umum terdapat empat tahapan yang dilalui pelanggar untuk menjalani proses sidang pelanggaran lalu lintas di pengadilan.

Pihak yang Berperan dalam Penanganan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas

Hakim mempunyai peran dalam mengambil keputusan mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggar dan menentukan denda. Dalam Surat Kesepakatan Bersama antara Ketua Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, dan Kapolri tentang tata cara penanganan perkara pelanggaran lalu lintas tertentu, disebutkan ada dua kelompok yang berperan untuk melakukan tindakan penyelesaian pelanggaran lalu lintas. kasus. 21 Bab II Angka 3 Ketentuan Umum Surat Kesepakatan Bersama antara Ketua Mahkamah Agung, Menteri Kehakiman, Jaksa Agung, dan Kapolri mengenai tata cara penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas jalan tertentu.

Adanya beberapa pihak yang mempunyai kewenangan atau berperan dalam penanganan perkara lalu lintas menunjukkan bahwa penanganan perkara ini merupakan tanggung jawab bersama antar pihak-pihak tersebut. Model pengambilan kebijakan melalui kesepakatan bersama merupakan contoh pengambilan kebijakan yang terkoordinasi antar pihak yang berperan dalam penanganan denda lalu lintas.

Identifikasi Jenis Pelanggaran dalam UU LLAJ

Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor roda empat di jalan yang tidak memenuhi syarat teknis Pasal 106 alinea ketiga jo Pasal 48 alinea ketiga, dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun. (dua) bulan atau denda paling banyak lima ratus ribu rupee)". Barang siapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tanpa Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam pasal 77(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) ( empat) bulan atau denda paling banyak Rp satu juta.” 41 Seseorang yang mengemudikan kendaraan bermotor atau penumpang yang duduk di sebelah pengemudi yang tidak memakai sabuk pengaman, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 alinea keenam, dipidana dengan pidana penjara paling lama satu (satu) bulan atau denda. . Rp dua ratus lima puluh ribu rupiah. )".

Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor yang melaju kencang di jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 115 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak tiga juta rupee. tujuan pengangkutan barang yang tidak dilengkapi dengan bill of lading sesuai dengan Pasal 168 ayat pertama, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp dua ratus lima puluh ribu. rupiah."

Temuan dan Analisis

Asumsi Awal Riset Tilang dan Temuan di Lapangan

Selengkapnya dapat dibaca pada pembahasan Seminar Penelitian Alternatif Penanganan Kasus Pelanggaran Lalu Lintas di Pengadilan. Pertanyaan sentralnya adalah apakah pelanggaran lalu lintas (tilang) dirasakan sebagai beban atau tidak. Opsi ini merupakan opsi yang bisa diambil tanpa harus mengeluarkan perkara pelanggaran lalu lintas dari pengadilan.

Salah satu dalil pelanggaran lalu lintas (tilang) sebagai beban administratif adalah terkait waktu penyerahan berkas dari Kepolisian ke Pengadilan. Keberadaan mediator dalam menangani perkara pelanggaran lalu lintas (tilang) membawa beban berupa persepsi negatif terhadap Pengadilan.

Kewajiban Yang Diberikan Oleh Undang-Undang

57 Selain itu, KUHAP juga mengatur kewajiban Pengadilan untuk meninjau dan memutus perkara pelanggaran lalu lintas. Sedangkan apabila pelaku memilih ikut serta dalam persidangan, namun tidak hadir pada hari persidangan, maka sesuai Pasal 214 KUHP, persidangan tetap dilanjutkan tanpa kehadiran pelaku (verstek). Makna yang terkandung dalam pemeriksaan cepat menurut Penjelasan Pasal 215 KUHAP adalah pemeriksaan dilakukan atau dilaksanakan secara cepat dan tuntas.

Oleh karena itu, pemberian sanksi atas pelanggaran lalu lintas (tilang) merupakan pilihan yang sulit atau bahkan saat ini tidak mungkin dilakukan. Selama belum ada perubahan terhadap undang-undang, Hakim dan Pengadilan tidak boleh menolak untuk menyelidiki dan memutus perkara yang diajukan ke hadapannya.

Gambaran Kuantitas Pengelolaan Perkara Tilang di Pengadilan Negeri

Kemudian akan dibuat gambaran jumlah pegawai yang bertugas menangani perkara denda lalu lintas di pengadilan. Di pengadilan Ternate terdapat 7 (tujuh) orang hakim yang secara bergiliran menangani perkara denda lalu lintas. Dalam menangani denda lalu lintas, terdapat tujuh (tujuh) hakim Pengadilan Negeri Palu yang secara bergantian menangani denda lalu lintas.

Terkait penanganan perkara tilang dari segi administratif, terdapat 5 (lima) orang staf yang bekerja di bawah arahan Panitera Bawah Kriminal Pengadilan Negeri Medan. 39 Data diperoleh dari Daftar Perkara Pidana Tilang Tahun 2013, Panitera Pidana Junior Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Tabel I. Jumlah Perkara Tilang di PN Ternate selama 2013
Tabel I. Jumlah Perkara Tilang di PN Ternate selama 2013

Klasifikasi masalah

Dalam uraian jumlah kasus pelanggaran lalu lintas (tilang) dapat disajikan potret jumlah kasus tilang di beberapa pengadilan negeri. Hampir di seluruh pengadilan negeri yang dikunjungi, terdapat kekurangan sumber daya manusia. Di PN Ternate hanya terdapat 2 (dua) personel yang secara administratif bertanggung jawab menangani perkara tilang, PN Surabaya dengan 16 (enam belas) pegawai, PN Palu dengan 3 (tiga) pegawai, PN.

53 Pernyataan peserta FGD “Alternatif Penanganan Kasus Tilang Lalu Lintas di Pengadilan Negeri” PSHK-Puslitbang MA, 13 Maret 2014. Contohnya di Pengadilan Negeri Jakarta Timur dimana polisi menyerahkan data pelanggaran dalam format soft copy beserta bukti. Penggeledahan dilakukan melalui website pengadilan negeri yang memuat data terkait dokumen yang menunjukkan adanya pelanggaran lalu lintas pada hari sidang yang ditentukan.

PN Surabaya juga telah memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan informasi kasus pelanggaran lalu lintas. Beberapa website pengadilan negeri yang menyediakan informasi data pelanggaran lalu lintas antara lain: website Pengadilan Negeri Semarang, Pengadilan Negeri Mataram, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri Tulungagung. Di Pengadilan Negeri Ternate, ditetapkan ada petugas polisi yang bersiaga di setiap perkara tilang.

Diperoleh informasi di Pengadilan Negeri Palu, ada permasalahan ketika jaksa tidak hadir dalam perkara denda lalu lintas tersebut. Tak hanya itu, temuan juga diperoleh di Pengadilan Negeri Binjai yang mana pengadilan tersebut melakukan pemrosesan sendiri terkait denda lalu lintas. Temuan lain di PN Jakarta Timur adalah upaya menciptakan model pemberian layanan terpadu dengan melibatkan seluruh lembaga.

Solusi penyelesaian masalah

Berkenaan dengan proses penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas, perlu dibentuk mekanisme khusus antara pelaku yang menerima dan tergugat yang tidak setuju dengan tuntutannya. 107 reformasi birokrasi.69 Kondisi ini juga patut mendapat perhatian dalam penerapan solusi pemanfaatan teknologi dalam penanganan perkara pelanggaran lalu lintas di pengadilan. Sesuai hukum positif yang berlaku saat ini, penanganan perkara pelanggaran lalu lintas di pengadilan negeri mengacu pada beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan, terutama terkait dengan percepatan proses peninjauan kembali.

Dalam beberapa kasus, inisiatif pengadilan negeri memerlukan koordinasi dengan instansi lain yang mempunyai peran atau kewenangan untuk menyelesaikan kasus pelanggaran lalu lintas. Penanganan perkara pelanggaran lalu lintas di pengadilan negeri biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu dalam seminggu. Dalam implementasinya, terdapat beberapa kendala yang harus menjadi perhatian para pengambil kebijakan dalam menangani perkara pelanggaran lalu lintas di pengadilan negeri.

Kendala administratif merupakan kendala utama yang dihadapi pengadilan negeri dalam melakukan persidangan pelanggaran lalu lintas. Sementara itu, tidak terlihat kendala dari sisi kesiapan teknis hukum dalam penanganan kasus pelanggaran lalu lintas. Dilanjutkan dengan pemaparan laporan penelitian alternatif mengenai penanganan pelanggaran lalu lintas yang akan diberikan oleh koordinator penelitian, Nur Solikin.

Selain itu, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) juga mengatur tata cara penyidikan perkara pelanggaran lalu lintas, antara lain: § 211. Jenis denda, termasuk denda kasus pelanggaran lalu lintas (tilang) termasuk dalam kelompok PNBP sebagaimana tercantum dalam pasal 2 1 huruf e UU No. Apabila penanganan pelanggaran lalu lintas (tilang) dilakukan di luar pengadilan, maka kita sebagai penegak hukum akan melanggar hukum, setidaknya melanggar Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-undang Acara Pidana (KUHAP) dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. dan angkutan jalan serta undang-undang yang mengatur tentang hasil denda lalu lintas yang disetorkan melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Koordinasi pelaksanaan tugas penanganan perkara pelanggaran lalu lintas (tilang) semakin ditingkatkan antara Pengadilan, Kepolisian, dan Kejaksaan. Dengan mengucap Alhamdulillah, seminar penelitian alternatif penanganan perkara pelanggaran lalu lintas di pengadilan ini saya nyatakan resmi ditutup.

Gambar

Tabel I. Jumlah Perkara Tilang di PN Ternate selama 2013
Tabel II. Jumlah Perkara Tilang di PN Surabaya selama 2013
Tabel III. Jumlah Perkara Tilang di PN Palu selama 2013
Tabel IV. Jumlah Perkara Tilang di PN Medan selama 2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya, mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud

(3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud

(3) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan kendaraan dan/atau barang sebagaimana

1. Rekayasa dan manajemen lalu lintas. Gerakan lalu lintas kendaraan bermotor. Berhenti dan parkir. Penggunaan dan peralatan dan perlengkapan kendaraan bermotor yang

Pasal 310 ayat (3) mengatur “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka

(3) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam

Namun pada kenyataannya, masih banyak pengemudi kendaraan bermotor pada usia tersebut menunjukkan perilaku yang tidak tertib terhadap aturan lalu lintas yang dipengaruhi oleh emosi yang