• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putri Burung dan Uyem Gading

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Putri Burung dan Uyem Gading"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

Karya sastra bukan sekadar rangkaian kata demi kata, melainkan berbicara tentang kehidupan, baik dalam kenyataan maupun hanya dalam gagasan atau cita-cita manusia. Jika didasarkan pada kenyataan yang ada, karya sastra biasanya memuat pengalaman hidup, keteladanan dan hikmah yang mendapat berbagai bumbu, bahan, gaya dan imajinasi. Karya sastra yang berbicara tentang kehidupan menggunakan bahasa sebagai media komunikasi dan seni imajinatif sebagai media budaya.

Hasil membaca karya sastra selalu menginspirasi dan memotivasi pembacanya untuk berkreasi dan menemukan sesuatu yang baru. Sejak tahun 2016, Pusat Pengembangan, Badan Pengembangan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan kegiatan perolehan buku bacaan. Untuk tahun 2016, kegiatan penyediaan buku ini dilakukan dengan mentranskrip dan menerbitkan cerita-cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia yang ditulis oleh sejumlah peneliti dan pengajar bahasa di Badan Bahasa.

Kedua, setelah cerita rakyat dikaji dan diedit, diserahkan kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk dinilai kesesuaiannya sebagai bahan bacaan siswa berdasarkan umur dan tingkat pendidikan. Selain itu, 28 dari 165 buku cerita rakyat juga telah diseleksi oleh Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, untuk diterbitkan dalam edisi khusus presiden dan dibagikan kepada pelajar dan komunitas penggiat literasi.

Masa Kanak-Kanak

Uyem Gading adalah anak seorang abdi dalem yang tugasnya membersihkan kandang dan memberi makan kuda. Broer masih ingat, nenek selalu menidurkan Broer dengan ayat-ayat indah Alquran atau puisi Gayo. Pagi hari selepas sholat subuh, wiridan, dan membaca Alquran, lalu minum kopi, ayah pergi ke kandang kuda.

Setelah kandang kuda dan pekarangan sekitarnya bersih, ayah pergi memotong rumput di taman yang tidak jauh dari kandang kuda. Suatu ketika Uyem Gading diberi tugas menemani Esahdeli membaca buku di ruang tengah keraton. Sembari menunggu di luar ruangan, Uyem Gading juga membaca buku-buku yang ada di dalam ruangan, seperti buku tentang budaya Indonesia.

Uyem Gading Bermain Gasing

Esahdeli bisa leluasa dan leluasa bermain bersama teman-temannya yang tinggal di sekitar istana. Dengan kemenangan Uyem Gading di puncak, teman-teman di sekitar keraton akan belajar bermain top bersama Uyem.

Merantau

Dalam mimpinya, seorang lelaki tua menghampirinya dan berkata: “Uyem, daripada terus hidup seperti ini, lebih baik kamu tinggalkan saja tanah kelahiranmu. Sesampainya di dermaga, ia melihat sebuah kapal besar sedang berlayar di tengah lautan menuju dermaga. Baiklah, kalau begitu saya akan memberikan tugas membersihkan kapal, seperti menyapu dan mengepel lantai kapal.

Ia tak henti-hentinya memuji kebesaran Tuhan, karena baru kali ini ia bisa masuk dan menaiki kapal tersebut. Perasaan puas dan terkejut melihat betapa indah dan hebatnya suasana di dalam kapal dan sekitarnya. Setelah semua barang dibawa pergi, Uyem kembali membersihkan kotoran dan sampah yang berserakan.

Uyem Gading memungut parang yang patah itu dan tangannya dengan cekatan menari-nari di atas potongan kayu tersebut. Dengan ketangkasan, potongan papan tersebut disulap menjadi miniatur kapal mainan dalam waktu lima hari, siap diuji jika ingin dimainkan. Uyem Gading pun membayangkan suatu saat ingin membuat perahu untuk mainan anak-anak.

Sesampainya di kapal, ia menceritakan kepada teman-temannya bahwa ia telah berhasil membuat mainan kapal. Bertekad, Uyem Gading berpisah dengan Kasim untuk melanjutkan keahliannya membuat kapal mainan.

Menjadi Burung

Kenapa ayah seperti ini?” Membatasiku untuk berteman dan hanya bermain dengan teman di halaman kastil. Bukannya aku menolak nek, tapi aku ingin bisa bermain bebas bersama teman-temanku di luar istana. Saat ia membuka jendela, tiba-tiba embusan angin kembali datang dan tiba-tiba, tanpa diduga, Esahdeli berubah menjadi seekor burung.

Keesokan harinya, saat neneknya ingin menemui Esahdeli untuk sarapan, Esahdeli tidak ada di kamarnya. Seleladuse, konyel jiten jeruk nipis atu, sabung pelin ayu alatg nabang orop chin wrap, gelang nabang my art. Artinya Seleladuse, kulit kayunya berubah menjadi sirih merah, jinten, batu kapur. Cantik sekali baju Abang, Kalung Abang sampai ke daguku, gelang Abang sampai ke sendi-sendiku.' Suara burung itu persis seperti suara Esahdeli. “Itu anakku… sungguh… itu suaranya,” kata ibu Esahdeli sambil menunjuk ke arah datangnya suara itu.

Namun dengan sigap burung itu terbang menuju pohon pinang yang tumbuh di sebelah kiri ruang utama keraton. Setelah mendekatinya dengan sangat hati-hati, dia mencoba menangkapnya, tetapi burung itu mulai bergerak ke atas dan selalu menghindari penangkapan. Tersiar kabar bahwa burung tersebut kemudian terbang dan hinggap di pohon gelingang raya yang tumbuh di tepi laut.

Burung tersebut selalu menghindarinya dengan cara terbang dari dahan ke dahan yang lebih tinggi, sehingga sulit ditangkap.

Bertemu Putri Burung

Kapal mainan buatan Uyem ini justru mendapat acungan jempol karena lebih bagus dibandingkan kapal mainan lain yang sudah ada sebelumnya. Dari kapal kecil hingga kapal besar, baik kayu maupun tembaga dan perak. Dalam waktu singkat, Uyem Gading menjadi terkenal dan perusahaan yang dipimpin Karim berkembang pesat.

Pada suatu kesempatan, orang terdekat Uyem Gading berkata, “Uyem, bukankah Uyem mau pulang ke kampung halaman? Nama Uyem sudah terkenal, dan karya anak-anaknya juga pernah disukai Uyem, tapi sayang sekali Uyem tidak akan pulang untuk menemui keluarganya." Uyem Gading yang mendengar suara burung memanggil namanya terkesiap, apalagi suara burung itu sangat familiar baginya.

Seandainya aku bertemu Kak Uyemin, aku akan menemani Kak Uyemin sebagai saudara dan sahabat selamanya. “Jadi, gadis yang kupegang nanti akan kembali bersama ke kampung halaman kita,” kata Uyem Gading gembira. “Iya bapak, saya juga senang bisa bertemu dan berkumpul dengan bapak dan ibu”, kata Esahdeli.

“Baiklah, saya berjanji akan menganggap Esahdeli sebagai kakak, sahabat dan adik,” ucap Uyem Gading sambil tersenyum.

Biodata Penyadur

Biodata Penyunting

Biodata Ilustrator

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dari pola pikir masyarakat nelayan terhadap pendidikan di pulau Doang-Doangan Caddi yaitu, dimana masyarakat nelayan yang mempunyai anak yang putus sekolah ada yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kendala proses pembelajaran biologi secara daring yang dialami guru di SMA Negeri Kota Tanjungpinang