• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengujian UU KPK

N/A
N/A
Ilham Ardiansyah

Academic year: 2023

Membagikan "Putusan Pengujian UU KPK"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

6.4) Karena Pasal 34 Undang-Undang Komisi Pemberantasan Tipikor yang mengatur masa jabatan pimpinan KPK selama 4 (empat) tahun berbeda/diskriminatif dengan masa amanat 12 (dua belas) pimpinan KPK lainnya. lembaga negara nondepartemen di Indonesia, dalam hal ini Komisi Yudisial, Komnas HAM, Ombudsman Republik Indonesia dan lain-lain, semuanya berjangka waktu 5 (lima) tahun (selanjutnya dijelaskan pada tabel di bagian selanjutnya). Oleh karena itu, akibat berlakunya Pasal 34 Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi, pemohon mendapat pencabutan waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan mandat 12 lembaga non-negara.

ALASAN-ALASAN PERMOHONAN

Hal ini sepenuhnya menjadi kewenangan pembentuk undang-undang, yang apapun pilihannya tidak dilarang dan tidak bertentangan dengan UUD 1945. Hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan pembentuk undang-undang, yang apapun pilihannya tidak dilarang dan tidak dilarang. konflik. dengan UUD 1945.

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku

PERKARA TERDAHULU

Sebelumnya, Mahkamah berdasarkan perkara nomor 62/PUU-XVII/2019 tentang pengujian substantif Perubahan Kedua UU Komisi Pemberantasan Tipikor telah memutuskan pengujian substantif Pasal 29 huruf e. Bahwa Perkara Nomor 62/PUU-XVII/2019 dengan Pemohon ini sangat berbeda, karena dalam Perkara Nomor 62/PUU-XVII/2019 ketentuan Pasal 29 huruf e tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak ditafsirkan. karena ini tidak berlaku untuk anggota kepemimpinan di masa depan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih, namun dalam permohonan ini disebutkan ketentuan Pasal 29 huruf e tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai “Berusia minimal 50 (lima puluh) tahun.

PETITUM

  • Kasus Posisi
  • Isu Hukum
  • Analisis
  • Kesimpulan
  • Penutup

Bukti P-2 : Fotokopi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tipikor; Pasal 29 huruf e Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 mensyaratkan bahwa untuk dapat diangkat menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Tipikor, ia harus berusia minimal 40 (empat puluh) tahun dan maksimal 65 (enam puluh lima) tahun. tua. tua pada saat proses pemilu.

Latar Belakang

Ketika ketentuan Pasal 29 angka 5 Undang-Undang nomor 30 Tahun 2002 mulai berlaku, Pemohon masih memenuhi syarat usia minimal untuk mendaftar dan berhasil lulus menjadi salah satu Pimpinan KPK. Namun setelah berlakunya perubahan ketentuan Pasal 29 huruf e Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019, Pemohon berpotensi kehilangan hak dan haknya.

Analisis dan Pembahasan 1. Dimensi Persyaratan Usia

  • Problem Kepastian Hukum dan Diskriminasi

Rangkaian data ini menunjukkan bahwa tidak ada standar yang menentukan usia minimum untuk dipilih dan diangkat dalam jabatan pemerintahan. Nampaknya penetapan persyaratan usia yang lebih rendah dan/atau lebih tinggi untuk menduduki jabatan tersebut merupakan kebijakan terbuka para pembentuk undang-undang. Syarat usia minimal untuk diangkat menjadi hakim Mahkamah Konstitusi diubah lagi menjadi 55 (lima puluh lima) tahun melalui Pasal 15 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga UU No. 24 Tahun 2003 tentang UUD. Pengadilan.

Memperhatikan persyaratan usia yang lebih rendah untuk pengangkatan jabatan di lembaga negara, maka standar usia pada umumnya adalah 40 (empat puluh) tahun.

Penutup

  • Kesimpulan
  • Rekomendasi
  • Prolog
  • Analisis
  • Epilog
  • POKOK PERMOHONAN PEMOHON

Selain itu, pengaturan mengenai periodisasi masa jabatan pimpinan KPK sebagaimana diatur dalam Pasal 34 UU KPK yang mengatur periodisasi jabatan pimpinan KPK selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. juga menunjukkan bahwa hal tersebut pertama berbeda dengan pengaturan masa jabatan 12 (dua belas) pimpinan Komisi/Lembaga Negara lainnya yang seluruhnya menetapkan masa jabatan komisaris/pimpinannya selama 5 (lima) tahun. Hal ini menunjukkan bahwa batasan usia minimal 50 tahun bagi Pimpinan KPK terlihat sangat berbeda (usia minimal 50 (lima puluh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun dalam proses pemilu sebagaimana diatur dalam Pasal 29 huruf e UU Nomor 19 Tahun 2019), bahkan jauh berbeda dengan UU KPK tahun 2002 (berusia minimal 40 (empat puluh) tahun dan maksimal 65 (enam puluh lima) tahun dalam proses pemilu sebagaimana diatur dalam Pasal 29 angka 5 UU No. 19 Tahun 2019). Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002). Mengapa masa jabatan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berbeda dengan masa jabatan pimpinan Komisi/Lembaga Negara lainnya?

Penerapan norma dalam Pasal 29 huruf e Undang-Undang Pemberantasan Korupsi Perubahan Kedua, yang mengubah batas usia untuk menduduki jabatan Ketua KPK dari semula sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun menjadi 50 (lima puluh tahun). ) tahun telah menimbulkan permasalahan hukum. Merujuk pada pernyataan Van Apeldoorn, perubahan syarat batas usia pimpinan KPK bertentangan dengan kepastian hukum. Perbedaan perlakuan luar biasa terhadap pimpinan KPK seperti dalil di atas menunjukkan adanya kesalahan dalam menggunakan pikiran pembentuk undang-undang.

KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON

Berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Acara Perkara Hukum juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-III/2005 tanggal 31 Mei 2005 jo. bahwa Pemohon menilai hak konstitusional tersebut telah terpengaruh oleh undang-undang yang diuji; Pemohon tetap mempunyai opsi untuk mencalonkan diri menjadi Ketua KPK dengan menunggu sampai dengan usia 50 tahun dan diberi kesempatan menurut undang-undang a quo sampai dengan usia 65 (enam puluh lima) tahun dalam proses pemilihan.

Terhadap kedudukan hukum pemohon, Pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang terhormat untuk memeriksa dan menilai apakah pemohon mempunyai kedudukan hukum atau tidak sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 51 ayat (1 ). Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Tata Cara Perubahan Undang-Undang Terkait Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-III/2005 dan nomor 11 /PUU-V/ 2007.

PENJELASAN PEMERINTAH TERHADAP MATERI YANG DIMOHONKAN OLEH PEMOHON

Terdapat perbedaan pengaturan mengenai batasan usia pimpinan KPK pada UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan perubahan lain atas undang-undang tentang KPK, yang tentu saja dibuat oleh pembentuk undang-undang dengan mempertimbangkan aspek dan kondisi yang ada pada saat undang-undang tersebut dibuat dan apa yang diharapkan oleh pembentuk undang-undang. pimpinan KPK terpilih ke depan dan dampaknya terhadap pelaksanaan tugas KPK. Bahkan, pemohon meminta Mahkamah Konstitusi memberikan penafsiran baru terhadap ketentuan pasal sebelumnya, sehingga menimbulkan konsekuensi hukum persyaratan batas usia yang ditetapkan pembentuk undang-undang menjadi tidak jelas. Terkait dengan kriteria usia, UUD 1945 tidak menentukan batasan usia minimal untuk menjalankan seluruh fungsi dan kegiatan negara (lihat Putusan MK 37/PUU-VIII/2010).

Penetapan batas usia tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan pembentuk undang-undang, apapun pilihan yang diambilnya tidak dilarang sepanjang tidak bertentangan dengan UUD 1945.

PETITUM

Tahun 2019 sehubungan dengan perubahan kedua atas UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi tidak bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), ayat (2) dan (3) serta Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;. Menyatakan Pasal 29 huruf e dan Pasal 34 UU No. 19 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, masih mempunyai kekuatan hukum mengikat. “Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi memegang jabatan selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode saja.”

Menyatakan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai “Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi menjabat selama 5 (lima) tahun.” lima) tahun dan hanya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

TANGGAPAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TERHADAP MATERI YANG DIMOHONKAN OLEH PEMOHON

Oleh karena itu, batas usia minimal diubah dari yang semula 40 (empat puluh) tahun menjadi 50 (lima puluh) tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 29 huruf e UU No. 19 tahun ini. Ketentuan Pasal 34 UU No. 30 Tahun 2002 bertentangan dengan amanat hukum pejabat lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa masa jabatan presiden (lembaga eksekutif) adalah 5 (lima) tahun. Apalagi berdasarkan Pasal 3 UU No. 19 Tahun 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini secara tegas dinyatakan berada pada kekuasaan eksekutif.

Perubahan batas bawah usia yang semula 40 (empat puluh) tahun menjadi 50 (lima puluh) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf e Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019, oleh karena itu, patut dimaknai bagi orang yang hendak menempuh pendidikan. kedudukannya untuk memangku jabatan, sedangkan bagi orang yang telah dinyatakan dewasa/kompeten, ketentuan yang dimaksud tidak berlaku, karena status kompetensi dan kedewasaan, kapasitas yang melekat pada pejabat publik, tidak dapat ditarik kembali akibat perubahan usia. batas yang dikenakan yang disyaratkan oleh ketentuan baru.

Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

Terkait permohonan peninjauan kembali Pasal 29 huruf e dan Pasal 34 UU Komisi Pemberantasan Tipikor yang dimintakan peninjauan kembali oleh pemohon, yang menjadi penentu adil atau tidaknya aturan tersebut adalah kesengajaan. Permohonan Pemohon yang meminta Mahkamah Konstitusi menyatakan “Kemungkinan mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun sebagai Pimpinan KPK, dipahami bertujuan untuk memperbaiki hilangnya hak dan/atau kewenangan konstitusional pemohon.” Ungkapan “berpengalaman sebagai Pimpinan KPK” identik dengan jabatan pemohon sebagai Pimpinan KPK saat ini.

Koreksi harus dilakukan untuk mengembalikan kerugian konstitusional pemohon dengan tetap mempertahankan batasan usia 50 tahun, namun juga menerapkan pengecualian bahwa Pimpinan KPK saat ini dianggap memenuhi syarat untuk dicalonkan sebagai Pimpinan KPK.

Norma-Norma Yang Di Mohonkan Untuk Diuji Secara Materiil

  • Pasal 29 huruf (e) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30
  • Pasal 34 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
  • PERTIMBANGAN HUKUM Kewenangan Mahkamah

Hak konstitusional apa saja yang dijamin dan dilindungi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28D ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dan 28 I ayat (2); Hak konstitusional apa saja yang dijamin dan dilindungi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28D ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) serta 28I ayat (2); Oleh karena itu, dalil Pemohon bahwa Pasal 34 Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi adalah inkonstitusional bersyarat dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, hingga ditafsirkan sedemikian rupa sehingga “Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi berpendapat menjabat selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan”, beralasan menurut hukum, dapat dibuktikan di pengadilan, dan patut dipertimbangkan.

3.1] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), Pasal 10 ayat (1), huruf a Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Konstitusi Mahkamah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6554 yang selanjutnya disebut Undang-Undang Mahkamah Konstitusi) dan Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009.

KONKLUSI

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 7 Tahun 2020 tentang perubahan ketiga atas UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020, No. 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 6554), dan UU No. 48 Tahun 2009 tentang Peradilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5076);

AMAR PUTUSAN Mengadili

ALASAN BERBEDA (CONCURRING OPINION) DAN PENDAPAT BERBEDA (DISSENTING OPINION)

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi menjabat selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode saja.” Dalam putusannya, Mahkamah in casu mengabulkan permohonan pemohon secara mayoritas hakim konstitusi, sehingga masa jabatan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang semula 4 (empat) tahun diubah menjadi 5 (lima) tahun.6.8] Menimbang bahwa pemohon meminta Mahkamah menafsirkan norma Pasal 34 UU 30 /2002 dengan mengubah periode masa jabatan pengurus dari 4 (empat) tahun menjadi 5 (lima) tahun.

Dalil pemohon, masa jabatan pimpinan KPK selama 4 (empat) tahun merupakan bentuk ketidakadilan karena ada masa jabatan di lembaga nonkementerian lain yang masa jabatannya lebih panjang yakni 5 (lima) tahun.

Zulfan’musafa Feronica Ferdianis Valda

Referensi

Dokumen terkait

100 050 036, “STUDI KOMPARATIF TENTANG PERANAN NORMATIF KEJAKSAAN KEPOLISIAN DAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM UPAYA PENANGANAN TINDAK PIDANA KORUPSI”

Sesuai dengan Undang-undang tersebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan tugas kordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana

KPK sebagai lembaga negara baru yang dibentuk dengan amanat UU Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan UU KPK, KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi berdasarkan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 84/PID.SUS/TPK/2013/PN.JKT.PST tanggal 29 April 2014

KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI..

Pengaturan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang hanya terbatas pada penyidikan tindak pidana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Komisi Pemberantasan Korupsi memberitahukan kepada penyidik atau penuntut umum untuk mengambil alih tindak pidana korupsi yang

ANALISIS KEWENANGAN KPK KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 19 TENTANG PEMBERANTASAN TNIDAK PIDANA KORUPSI TAHUN 2019 DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH Indonesia