• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN KONTROL LAJU TETES INFUS BERBASIS IOT YANG TERINTEGRASI DENGAN FTTH

N/A
N/A
Fakhri Hibatulloh

Academic year: 2024

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN KONTROL LAJU TETES INFUS BERBASIS IOT YANG TERINTEGRASI DENGAN FTTH"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN KONTROL LAJU TETES INFUS BERBASIS IOT YANG

TERINTEGRASI DENGAN FTTH

TIM PENGUSUL

Hadin Ikmal 2003332074

Rintis Nur Haliza Rambe 2003332054

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

FEBRUARI 2023

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

1. Topik : Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH

2. Bentuk Tugas Akhir : Rancang Bangun 3. Personalia Tugas Akhir :

a. Nama Mahasiswa 1 : Hadin Ikmal

NIM 1 : 2003332074

IPK : 3,44

Sub Judul : Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH

Pembimbing/Paraf : Benny Nixon, S.T., M.T / ( ) b. Nama Mahasiswa 2 : Rintis Nur Haliza Rambe

NIM 2 : 2003332054

IPK : 3,66

Sub Judul : Pembuatan Aplikasi Android Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH

Pembimbing/Paraf : Benny Nixon, S.T., M.T / ( ) 4. Perkiraan Biaya : Rp1.525.000

5. Alokasi Waktu Pelaksanaan

: 4 bulan pelaksanaan

Pembimbing Mahasiswa

Benny Nixon, S.T., M.T NIP. 19681107 000031001

(3)

iii

PENILAIAN PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TOPIK/JUDUL : Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH KRITERIA PENILAIAN

NO KRITERIA INDIKATOR PENILAIAN BOBOT SKOR NILAI

1

Orientasi Permasalahan dan Pustaka

a. Latar Belakang b. Perumusan Masalah c. Tujuan

d. Luaran

25

2

Pola

Penyelesaian Masalah

Metode Pelaksanaan TA 35

3 Fisibilitas Sumber Daya

a. Jadwal Pelaksanaan b. Personalia TA c. Perkiraan Biaya

15

4 Kebahasaan

a. Bahasa Proposal b. Daftar Pustaka (Keserasian dan

substansi kemutakhiran)

25

NILAI TOTAL

1) Masing-masing kriteria diberi skor 1, 2, 4, dan 5 (1=sangat kurang, 2=kurang, 4=baik, 5=sangat baik) yang mencerminkan skor seluruh butir yang dinilai dalam masing-masing kriteria.

2) Nilai = Skor x Bobot; Nilai Total = N1+N2+N3+N4+N5

3) Hasil Penilaian: Nilai Total ≥ 400 (Diterima) ; Nilai Total < 400 (Ditolak)

Depok, ……….

Penilai

……….

NIP.

Saran untuk Pengusul:

(4)

1 A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan teknologi yang meningkat secara signifikan memang membawa kemudahan untuk kebutuhan umat manusia. Segala aspek dan segala bidang yang terdapat di dunia ini tentunya terbantu oleh perkembangan teknologi, tidak terkecuali pada bidang kesehatan. Pada bidang kesehatan terdapat sebuah metode yang bernama infus. Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah (Merry, 2019). Pemberian cairan yang terdapat di dalam infus berfungsi sebagai cairan pemeliharaan ataupun cairan resusitasi. Cairan infus akan diberikan ketika pasien melakukan perawatan di rumah sakit.

Dalam praktiknya, penggunaan cairan infus perlu penanganan khusus. Hal ini disebabkan oleh jumlah tetesan cairan infus dalam satu menit yang diberikan kepada pasien harus diketahui terlebih dahulu. Selain itu, untuk mencegah adanya gelembung udara pada selang infus, pergantian tabung infus yang telah habis tidak boleh terlambat. Waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan satu buah botol cairan infus berbeda-beda pada setiap pasien tergantung dari penyakit yang diderita (Amelia, dkk 2017).

Infus sangatlah penting bagi pasien yang sedang sakit yang berada di mana pun.

Baik di dalam lingkungan rumah, rumah sakit, maupun yang berada di daerah pengungsian. Oleh karena itu, pemasangan infus harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya komplikasi yang dapat mempengaruhi keadaan pasien yang sedang sakit. Selain itu, pengontrolan dan pemantauan alat infus perlu dilakukan oleh perawat secara benar dan berkala. Namun, hal ini dapat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam monitoring infus sehingga dapat membahayakan keselamatan pasien.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan terhadap salah satu perawat yang bekerja di RSUD Kota Depok, saat ini mekanisme kontrol dan monitoring yang dilakukan untuk metode infus ini masih dilakukan secara manual. Mekanisme kontrol dan monitoring alat infus yang dilakukan secara manual menyebabkan kondisi infus pasien harus diperiksa satu per satu oleh perawat secara berkala.

(5)

2

Dalam hal ini, penggunaan alat yang mampu melakukan kontrol dan monitoring terhadap kondisi infus secara jarak jauh tentunya akan sangat membantu perawat dalam pemantauan kondisi infus pasien. Oleh karena itu, alat tersebut akan sangat diperlukan mengingat adanya keterbatasan waktu dan jarak antara ruang pasien dengan ruang perawat, serta keterbatasan jumlah tenaga medis yang dapat menyebabkan adanya kendala dalam pemantauan alat infus pada pasien.

Beberapa rumah sakit yang terdapat di Indonesia, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit yang ada di kota besar sudah memiliki metode lain untuk melakukan kontrol dan monitoring terjadinya peringatan pada layer saat infus telah dan atau akan habis, metode tersebut dilakukan menggunakan alat yang disebut sebagai infusion pump. Namun, pada kenyataannya infusion pump memiliki harga yang tegolong mahal, yakni berkisar Rp12.000.000 sampai dengan Rp15.000.000 per unitnya tergantung dengan spesifikasi yang dimiliki oleh alat tersebut.

Penggunaan alat tersebut tentunya dibutuhkan oleh seluruh tenaga medis, baik yang berada di rumah sakit di kota-kota besar, maupun rumah sakit yang berada di kota-kota kecil. Oleh karena itu, untuk menyiasati hal tersebut diciptakan alat yang memiliki kegunaan yang mirip dengan infusion pump, tetapi dengan harga yang dapat dijangkau oleh setiap rumah sakit ataupun tenaga kesehatan lainnya sehingga dapat meminimalisasi kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan penggunaan alat infus. Berdasarkan permasalahan di atas, maka di dalam tugas akhir ini akan dilakukan pembuatan sistem monitoring dan kontrol yang diberi judul dengan

“Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH” agar perawat lebih mudah dalam melakukan kontrol dan melakukan monitoring pada alat infus pasien, serta meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam penggunaan alat infus.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

(6)

3

1) Bagaimana cara merancang dan membuat sistem monitoring dan laju tetes infus menggunakan sensor load cell dan sensor photodiode pada alat infus pasien?

2) Bagaimana cara mendeteksi cairan infus pasien yang akan habis dan atau telah habis?

3) Bagaimana cara mengontrol laju tetes cairan infus dengan sensor photodiode yang terintegrasi dengan micro servo?

4) Bagaimana cara membuat aplikasi monitoring dan laju tetes infus pada alat infus pasien yang digunakan oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya?

3. Tujuan

Tujuan yang dapat dicapai dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1) Dapat merancang dan membuat sistem monitoring dan laju tetes infus menggunakan sensor load cell dan sensor photodiode pada alat infus pasien 2) Dapat mendeteksi cairan infus pasien yang akan habis dan atau telah habis.

3) Dapat mengontrol laju tetes cairan infus dengan sensor photodiode yang terintegrasi dengan micro servo.

4) Dapat membuat aplikasi monitoring dan laju tetes infus pada alat infus pasien yang digunakan oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya.

4. Luaran

Luaran yang akan dicapai dari Tugas Akhir ini, yakni berupa alat yang dapat digunakan untuk membuat sistem monitoring dan kontrol laju tetes infus yang terintegrasi dengan jaringan FTTH. Alat ini akan memberikan hasil monitoring dan kontrol laju tetes infus yang diperuntukkan agar meminimalisasi terjadinya laju infus yang tersumbat ataupun peringatan terhadap cairan infus yang akan habis atau telah habis sehingga pasien dapat tertangani secara dini oleh perawat. Selain itu, luaran yang ingin dicapai adalah berupa Laporan Tugas Akhir.

B. Tinjauan Pustaka

1. Cairan Intravena (Infus)

Dalam instrumentasi medis, infus merupakan perangkat yang digunakan untuk mengalirkan cairan, obat, atau nutrisi secara intravena (Riky et al., 2017). Dengan

(7)

4

demikian, infus adalah cairan yang diberikan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena untuk menggantikan cairan yang hilang.

Oleh karena itu, Infus biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami dehidrasi (Lucia et al., 2017). Selain itu, fungsi utama dari infus adalah memberikan cairan secara periodik pada pasien. Gambar 1 menunjukkan salah satu contoh dari cairan infus pada instrumentasi medis.

2. Arduino Uno

Gambar 2 menunjukkan gambar dari board Arduino Uno yang merupakan board berbasis mikrokontroler ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 pin untuk Input/Output digital (keenam di antaranya dapat digunakan sebagai PWM output), 6 buah input analog, sebuah osilator kristal 16 MHz, konektor USB, jack power,

Gambar 2. Arduino Uno board

Sumber: Arduino Store, 2021

Gambar 1. Cairan infus

Sumber: Bukalapak, 2023

(8)

5

ICSP header dan tombol reset. Pin-pin tersebut dibutuhkan untuk meng-support mikrokontrolernya, seperti sesederhana mengkoneksikan mikrokontroler ke komputer dengan sebuah kabel USB atau memberikan power kepada mikrokontroler dengan sebuah AC-to-DC adapter, atau dengan baterai untuk menyalakannya (Arduino, 2021).

3. NodeMCU ESP8266

NodeMCU merupakan board pengembangan produk Internet of Things (IoT) yang berbasiskan Firmware eLua dan y (SoC) ESP8266-12E. Sementara itu, ESP8266 adalah chip Wi-Fi dengan protokol stack TCP/IP yang lengkap. (N Priyono, 2017). Fungsi dari NodeMCU ESP8266, yakni module Wi-Fi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan mikrokontroler, seperti Arduino agar dapat terhubung dengan Wi-Fi dan membuat koneksi TCP/IP. ESP8266 memiliki kemampuan pengolahan dan penyimpanan on board yang kuat sehingga memngkinkannya untuk dilakukan integrasi dengan sensor dan aplikasi perangkat khusus lain melalui GPIOs dengan pengembangan yang mudah dan dengan waktu loading yang minimal. Selain itu, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3, NodeMCU memiliki port USB yang memudahkan dalam pemrogramannya.

4. Sensor berat (load cell)

Sensor berat (load cell) merupakan sebuah transducer. Transducer adalah komponen elektronika yang dapat mengukur besaran fisik menjadi sinyal elektris.

Pada sensor load cell, sensor ini dapat mengubah tekanan dari beban menjadi sinyal elektrik. Oleh karena itu, sensor ini dirancang untuk mendeteksi tekanan atau berat

Gambar 3. NodeMCU ESP8266

Sumber: Components101, 2020

(9)

6

sebuah beban. Sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada jembatan timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut bahan baku, serta pengukuran yang dilakukan oleh load cell menggunakan prinsip tekanan.

Gambar 4 menunjukkan gambar dari sensor load cell yang memiliki keterangan dari gambar di antaranya:

1) Kabel merah, input tegangan sensor 2) Kabel hitam, input ground sensor 3) Kabel hijau, output positif sensor 4) Kabel putih, output ground sensor 5. Modul HX711

Output tegangan yang dihasilkan dari load cell sangat kecil sehingga membutuhkan penguat khusus. Penguat tersebut yang dapat digunakan adalah modul HX711 yang ditunjukkan pada Gambar 5. Modul HX711 merupakan

Gambar 4. Sensor berat (load cell)

Sumber: Elga Aris Prastyo, 2021

Gambar 5. Modul HX711

Sumber: Elga Aris Prastyo, 2021

(10)

7

sebuah komponen converter ADC (analog to digital converter) 24-bit yang dirancang untuk timbangan digital dan aplikasi industrial kontrol yang terkoneksi dengan sensor jembatan atau sensor model jembatan wheatstone.

Modul ini memiliki prinsip kerja mengkonversi perubahan yang terukur dalam perubahan resistansi dan mengkonversinya ke dalam besaran tegangan melalui rangkaian yang ada. Modul ini melakukan komunikasi dengan komputer atau mikrokontroler melalui TTL232. Gambar 4 menunjukkan bentuk fisik dari modul HX711 dengan berbagai kaki-kaki pin-nya yang memiliki keterangan yang dideskripsikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pin HX711

Pin Keterangan

E+ Ch. E Positive Input (analog input) E- Ch. E Negative Input (analog input) A- Ch. A Negative Input (analog input) A+ Ch. A Positive Input (analog input)

B- Ch. A Negative Input (analog input) B+ Ch. B Positive Input (analog input)

Gnd Dihubungkan ke ground

DT Digital Output

SCK Digital Input

VCC Dihubungkan ke tegangan +5V

6. Photodiode

Photodiode adalah komponen elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Photodiode terbuat dari bahan semikonduktor dan termasuk ke dalam keluarga dioda. Dioda pada umumnya memiliki dua kaki,

Gambar 6. Photodiode

Sumber: AL Fikeer, 20xx

(11)

8

begitu pula dengan photodiode yang memiliki dua kaki terminal, yakni kaki terminal katoda dan anoda. Namun, photodiode memiliki lensa dan filter optic yang terpasang pada permukaannya sehingga berfungsi sebagai pendeteksi cahaya (Anggara, 2019).

7. Motor servo

Motor servo merupakan jenis motor listrik yang dalam proses kerjanya menggunakan sistem closed loop. Dalam hal ini, motor bekerja dengan mekanisme servo, yakni aktuator putar (motor) pada perangkat tersebut dibuat dengan sistem umpan balik sehingga bagian dari poros motor dan sudutnya dapat diatur dengan mudah (Risky, 2023). Selain itu, teknologi closed loop memungkinkan motor agar dapat mengendalikan akselerasi dan kecepatannya dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Sensor yang digunakan pada motor servo biasanya adalah potensiometer pada servo sederhana dan rotary encoder pada servo yang lebih baru.

Sistem kendali umpan balik juga berarti terdapatnya sebuah sensor di dalam servo untuk mendeteksi sudut servo secara langsung. Kemudian, informasi tersebut dikirim kembali ke pengendali. Jadi, apabila sudut motor servo belum mencapai target, maka motor akan terus berputar hingga mencapai target.

8. LED (Light Emitting Diode)

LED merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya. LED bekerja ketika tegangan maju

Gambar 7. Micro servo

Sumber: Muhammad Habib Al Khairi, 2023

(12)

9

mengalir dari anoda ke katoda. LED terdiri dari chip semikonduktor yang di-doping yang menciptakan koneksi antara P dan N.

9. Buzzer

Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat berfungsi untuk mengubah aliran listrik menjadi getaran suara. Buzzer terdiri dari sebuah kumparan yang terpasang pada sebuah membran atau diagframa dan kemudian dialirkan dengan arus sehingga menjadi elektromagnet. Kumparan tersebut akan tertarik masuk dan keluar sehingga kumparan tersebut menggerakkan membran secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar dan mengeluarkan suara. Buzzer, salah satu perangkat audio yang seringkali digunakan pada sistem alarm, perangkat anti- pencurian, peringatan bahaya, dan lain sebagainya.

10. Android Studio

Gambar 8. LED

Sumber: Alibaba, 2022

Gambar 9. Buzzer

Sumber: Aji Fahreza, 2017

Gambar 10. Logo Android Studio

Sumber: Dicoding, 2019

(13)

10

Android Studio adalah sebuah lingkungan pengembangan terpadu (Integrated Development Environment [IDE]) untuk pengembangan aplikasi Android. Android Studio menggunakan bahasa pemrograman Java yang di dalamnya terdapat menulis, mengedit, menyimpan, dan testing project beserta file lainnya yang ada di dalam project tersebut. Selain itu, Android Studio memiliki keunggulan lain, seperti memberi akses ke Android Software Development Kit (SDK). SDK merupakan sebuah ektensi dari bahasa pemrograman Java yang memperbolehkannya untuk berjalan dengan mulus di dalam device Android. Untuk itu, Java dipergunakan untuk menulis program dan Android SDK dipergunakan untk menjalankan programnya di Android.

11. Power supply

Power Supply adalah sebuah sirkuit elektronik atau rangkaian elektronika yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus searah. Power supply merupakan bagian terpenting dari perangkat elektronik yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik. Power supply terdiri dari transformator, dioda, dan kapasitor. Terdapat dua buah sumber power supply, yakni sumber AC (Alternating Current) dan sumber DC (Direct Current).

C. Metodologi dan Bentuk Tugas Akhir 1. Metodologi

Metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a) Studi Literatur

Mencari dan mempelajari sumber informasi sebagai bahan-bahan yang diperlukan sebagai referensi pembuatan tugas akhir. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik dari internet, maupun buku-buku referensi yang ada, dan sumber informasi lainnya.

b) Konsultasi dan Bimbingan

Meminta pendapat, saran, dan kritik kepada dosen pembimbing, dosen pengajar, ataupun orang yang berkompeten dalam pelaksanaan tugas akhir

(14)

11

ini sehingga diharapkan dapat memberikan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi selama realisasi sistem dan alat.

c) Perancangan Aplikasi dan Alat

Membuat perancangan sistem monitoring dan kontrol lalu tetes infus berbasis IoT yang terintegrasi dengan FTTH.

d) Pembuatan Sistem

Pembuatan sistem, yaitu membuat sistem yang telah direncanakan.

e) Pengujian dan Perbaikan

Menguji alat tugas akhir yang telah dibuat apakah sesuai dengan alat dan aplikasi yang telah direncanakan atau jika masih terdapat kesalahan dari alat tersebut maka melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap masalah dalam alat.

f) Pembuatan Laporan Akhir

Menyusun laporan tugas akhir mengenai hasil kegiatan tugas akhir yang telah dibuat.

2. Bentuk Tugas Akhir a) Deskripsi Alat

Pada praktik Tugas Akhir ini akan dibuat sebuah Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegarasi dengan FTTH. Tugas akhir ini memiliki beberapa komponen yang digunakan, seperti sensor load cell, modul HX711, dan photodiode sebagai input yang dihubungkan dengan Arduino UNO. Selain itu, pada tugas akhir ini ditambahkan sebuah aktuator berupa micro servo yang dapat digunakan untuk melakukan kontrol terhadap laju tetes cairan infus. Hasil pembacaan dari sensor dan aktuator tersebut terintegrasi dengan LED dan buzzer yang berfungsi sebagai indikator untuk selanjutnya hasil pembacaan akan dikirimkan kepada Node MCU ESP8266 dan diteruskan pada jaringan FTTH sehingga hasil juga dapat dibaca pada smartphone yang telah terinstal aplikasi android.

b) Cara Kerja

Alat yang akan dibuat pada tugas akhir ini, yakni Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH.

(15)

12

Alat ini dibangun menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontroler.

Arduino Uno terintegrasi dengan sensor load cell dan HX711 yang dipasang pada tiang infus untuk mendeteksi volume cairan infus. Selanjutnya, photodiode dipasang di drip chamber pada selang infus sebagai sensor pendeteksi cahaya untuk mendeteksi tetesan infus. Namun, jika tetesan infus tidak terdeteksi oleh photodiode, maka LED merah akan menyala dan buzzer akan berbunyi. Hasil pembacaan dari sensor tersebut akan dikirimkan ke modul Node MCU ESP8266 untuk diteruskan pada jaringan FTTH sehingga hasil monitoring dapat diakses pada sebuah aplikasi Android.

Selain itu, alat ini juga dapat melakukan kontrol terhadap laju tetesan infusnya. Kontrol laju tetes cairan infus dilakukan pada roller clamp yang terdapat pada selang infus menggunakan aktuator berupa micro servo.

Kontrol ini dibagi menjadi tiga buah opsi yang dibedakan menurut usia pasien yang membutuhkan cairan infus, di antaranya anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun, dewasa yang berusia di atas 18 tahun, serta lansia yang berusia 60 tahun ke atas. Kontrol tersebut dilakukan pada aplikasi Android yang telah terintegrasi dengan hasil monitoring pada jaringan FTTH. Pada aplikasi Android akan ditampilkan push button untuk

Gambar 11. Tampilan aplikasi Android

(16)

13

pembagian kontrol laju tetes berdasarkan usia serta hasil monitoring berupa jumlah tetes cairan infus per menit dan volume dari cairan infus yang tersedia. Namun, jika cairan infus habis, maka juga terdapat notifikasi aplikasi pada smartphone untuk menandakan bahwa cairan infus telah habis.

Gambar 11 menunjukkan tampilan dari aplikasi Android yang akan dirancang.

c) Diagram Blok

Untuk mempermudah pengerjaan Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH, maka dibuat sebuah diagram blok yang dapat menjelaskan secara keseluruhan dalam memetakan cara kerja sistem. Gambar 12 menunjukkan diagram blok dari perancangan sistem monitoring dan kontrol laju tetes infus berbasis IoT yang terintegrasi dengan FTTH.

d) Ilustrasi sistem

Rancang bangun sistem monitoring dan kontrol laju tetes infus berbasis IoT yang terintegrasi dengan FTTH berfungsi untuk mempermudah pekerjaan perawat serta meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam pemantauan cairan infus oleh perawat sehingga pasien dapat tertangani dengan kesalahan pemantauan yang minimal.

Gambar 12. Diagram blok Sistem Monitoring dan Kontrol Laju Tetes Infus Berbasis IoT yang Terintegrasi dengan FTTH

(17)

14

Infus dipasangkan kepada pasien, selanjutnya infus dikontrol laju tetesnya melalui aplikasi Android yang telah terinstal dan hendaknya dikontrol laju tetesnya berdasarkan usia pasien. Setelahnya, sensor akan membaca laju tetes dan volume dari cairan infus yang akan dikirimkan kepada Arduino UNO dan mikrokontroler akan mengolah data sensor yang didapat dan dikirimkan kepada NodeMCU ESP8266 untuk dikirimkan melalui jaringan FTTH sehingga hasil monitoring dapat dibaca melalui aplikasi Android. Kemudian, data-data tersebut juga terintegrasi dengan LED dan buzzer. Ketika jumlah volume cairan dan laju tetes normal, LED hijau akan menyala. Sementara itu, ketika jumlah volume cairan akan habis maka LED merah akan menyala, sedangkan ketika jumlah volume cairan telah habis maka LED merah akan menyala dan buzzer akan berbunyi, serta notifikasi cairan infus telah habis akan ditampilkan pada aplikasi Android.

Adapun ilustrasi alat Tugas Akhir dalam bentuk 3D yang ditunjukkan pada Gambar 13.

e) Flowchart

Penyusunan flowchart rancang banging sistem monitoring dan kontrol laju tetes infus yang terintegrasi dengan FTTH dilakukan untuk mempermudah dalam mengurutkan sistem kerja alat yang digunakan yang ditunjukkan oleh Gambar 14.

Gambar 13. Ilustrasi alat 3D

(18)

15 D. Jadwal Pelaksanaan

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan TA

No. Kegiatan

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Studi Pustaka

2 Pembelian komponen 3 Perancangan

alat 4 Pembuatan alat 5 Pengujian alat 6 Penyempurnaan

alat 7 Penyusunan

laporan 8 Konsultasi

Gambar 14. Flowchart

(19)

16 E. Rancangan Anggaran Biaya

Tabel 3. Rancangan Anggaran Biaya

No. Nama Barang Banyak Satuan Harga Satuan Jumlah Harga 1. Arduino Uno 1 Unit Rp 190.000 Rp 190.000

2. NodeMCU

ESP8266

1 Unit Rp 50.000 Rp 50.000 3. Load Cell 1 Unit Rp 85.000 Rp 85.000

4. HX711 1 Unit Rp 30.000 Rp 30.000

5. Photodiode 2 Unit Rp 5.000 Rp 10.000 6. Micro servo 1 Unit Rp 30.000 Rp 30.000

7. LED 4 Unit Rp 4.000 Rp 16.000

8. Kabel Jumper 8 Meter Rp 3.000 Rp 24.000

9. Buzzer 2 Unit Rp 5.000 Rp 10.000

10. Pembuatan Power Supply Unit

1 Unit Rp 300.000 Rp. 300.000 10. Maket Alat 1 Unit Rp 500.000 Rp 500.000 11. Tiang Infus 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000 12. Larutan Infus 2 Unit Rp 15.000 Rp 30.000

13. SIM Card 1 Unit Rp 100.000 Rp 100.000

Total Rp 1.525.000

(20)

17

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Risky. 2023. “Motor Servo: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Kerjanya”.

https://thecityfoundry.com/motor-servo/. [Diakses pada 28 Januari 2023]

Amelia, A dan Prawiroredjo, K. 2017. “Pengatur Aliran Cairan Infus Berbasis Atmega8535”. ISSN: 1412-0372. Jakarta Barat : Jurnal JETri 14 (2): 29-40.

Anonymous. 2019. “Android Studio : Fungsi, Manfaat, dan Cara Instal”.

https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-android-studio-fungsi-manfaat- dan-cara-installasinya/. [Diakses pada 29 Januari 2023]

Anonymous. 2020. “NodeMCU ESP8266”.

https://components101.com/development-boards/nodemcu-esp8266- pinout-features-and-datasheet. [Diakses pada 28 Januari 2023]

Arduino Store. 2021. “Arduino Uno Rev3”.

https://store.arduino.cc/products/arduino-uno-rev3. [Diakses pada 28 Januari 2023]

Kho, Dickson. 2022. “Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya”.

https://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-emitting-diode-cara- kerja/. [Diakses pada 29 Januari 2023]

Kho, Dickson. 2022. “Pengertian Piezoelectric Buzzer dan Cara Kerjanya’.

https://teknikelektronika.com/pengertian-piezoelectric-buzzer-cara-kerja- buzzer/. [Diakses pada 29 Januari 2023]

Nelciyen, Lucia, Susi Milwati et al. 2017. “Hubungan Prosedur Pemberian Terapi Cairan Intravena Dengan Kejadian Phlebitis Pada Pasien Balita di RSIA IPHI Batu”. Malang: Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Nugraha, Anggara Trisna. 2019. “Pengertian Photodiode (Dioda Foto) dan Prinsip kerjanya”.

https://lecturer.ppns.ac.id/anggaratnugraha/2019/09/27/pengertian-

photodiode-dioda-foto-dan-prinsip-kerjanya/. [Diakses pada 29 Januari 2023]

(21)

18

Pane, Merry Dame Cristy. 2019. “Jenis Cairan Infus dan Kegunaannya”.

https://www.alodokter.com/dasar-dasar-prosedur-memanfaatkan-cairan- infus#:~:text=Infus%20merupakan%20metode%20pemberian%20cairan, melakukan%20perawatan%20di%20rumah%20sakit. [Diakses pada 28 Januari 2023]

Prastyo, Elga Aris. “Sensor Berat (Load Cell)”.

https://www.edukasielektronika.com/2020/10/sensor-berat-load-cell.html.

[Diakses pada 29 Januari 2023]

Yunardi, Riky Tri, Dani Setiawan et al. 2017. “Pengembangan Sistem Kontrol dan Pemantauan Tetesan Cairan Infus Otomatis Berbasis Labview dengan Logika Fuzzy”. ISSN: 2355-7699, Vol. 5 No. 4. Surabaya: Universitas Airlangga.

(22)

LAMPIRAN 1. Wiring diagram alat tugas akhir

Gambar

Gambar 2. Arduino Uno board
Gambar  2  menunjukkan  gambar  dari  board  Arduino  Uno  yang  merupakan  board berbasis mikrokontroler ATmega328P
Gambar 3. NodeMCU ESP8266
Gambar 4 menunjukkan gambar dari sensor load cell yang memiliki keterangan  dari gambar di antaranya:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi masalah pada Tugas Akhir ini adalah diperlukan suatu sistem monitoring, agar tidak terjadi kelalaian dalam pemberian cairan infus pada pasien.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem kontrol irigasi tetes berdasarkan kondisi suhu dan kelembapan tanah menggunakan kendali logika fuzzy Takagi-Sugeno

Berdasarkan latar belakang diatas, memotivasi penulis untuk merancang suatu alat pendeteksi level cairan infus dengan sistem monitoring online dimana pesan kondisi

Pada penelitian ini, hasil kontrol infus berupa indikator LED. Sedangkan pengindraan tetes infuse menggunakan laser dan photodioda, seperti terlihat pada gambar 7.

Pada penelitian ini perangkat monitoring infus berbasis Internet of Things IoT yang menggunakan dua platform, yaitu platform Web server untuk memonitoring keseluruan informasi

Tabel 1 Pengujian Black Box No Skenario Pengujian Hasil Diharapkan Hasil Pengujian Kesimpulan 1 Nodemcu esp8266 dapat membaca input sensor load cell Terbaca Terbaca

Rangkaian Sistem GY-906 MLX90614ESF modul suhu non-kontak sensor load cell dan sensor suhu keluar dari kotak alat, sensor sel beban akan dipasang di gantungan infus, dan sensor suhu

Saat sensor membaca tetesan air infus maka akan memberikan signal pula kepada mikrokontroler yang akan di tamplikan pada HP/Tablet berbasis Android berupa data debit, jumlah tetesan dan