i
PRA RANCANGAN PABRIK POLYURETHANE
DARI METHYLENE DIPHENIL DIISOCYANATE (MDI) DAN POLY TETERAMETHYLENE ETER GLYCOL (POLYOL)
DENGAN PROSES ONE SHOT KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN
MAKALAH SKRIPSI
UNIVERSITAS JAYABAYA Oleh
MUHAMMAD ARIYANDRA MURTIN 2018710450209
GYMNASTIAR IQMALIA MOHAMAD 2018710450250
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
JAKARTA
NOVEMBER 2019
ii
PRA RANCANGAN PABRIK POLYURETHANE
DARI METHYLENE DIPHENIL DIISOCYANATE (MDI) DAN POLY TETERAMETHYLENE ETER GLYCOL (POLYOL)
DENGAN PROSES ONE SHOT KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN
MAKALAH SKRIPSI
UNIVERSITAS JAYABAYA
Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik OLEH:
MUHAMMAD ARIYANDRA MURTIN 2018710450209
GYMNASTIAR IQMALIA MOHAMAD 2018710450250
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
JAKARTA NOVEMBER 2019
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : MUHAMMAD ARIYANDRA MURTIN No. Pokok : 2018710450209
Tanda Tangan : ……….
Nama : GYMNASTIAR IQMALIA MOHAMAD No. Pokok : 2018710450250
Tanda Tangan : ……….
Tanggal : ……….
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini diajukan oleh :
Nama : Muhammad Ariyandra Murtin
No. Pokok : 2018710450209
Nama : Gymnastiar Iqmalia Mohamad
No. Pokok : 2018710450250 Program Studi : Teknik Kimia
Judul Skripsi : Pra Rancangan Pabrik Polyurethane dari Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI) dan Poly Tetramethylene Eter Glycol (Polyol) dengan Proses One Shot Kapasitas 60.000 Ton/Tahun.
Telah diperiksa oleh dosen pembimbing sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk mendaftar Seminar Skripsi Tugas Akhir pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Jayabaya.
Disetujui di : Jakarta Tanggal : 2 November 2019
Pembimbing I
(Ir. Neneng Ratnawati, M.Si)
Pembimbing II
(Rinette Visca, S.T., M.Si)
v PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala anugerah, rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal tugas akhir ini. Proposal tugas akhir ini berjudul “Pra Rancangan Pabrik Polyurethane dari Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI) dan Poly Tetramethylene Eter Glycol (Polyol) dengan Proses One Shot Kapasitas 60.000 Ton/ Tahun”.
Penulisan proposal tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pengajuan pembuatan tugas akhir, Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Neneng Ratnawati, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Rinette Visca, S.T., M.Si selaku Pembimbing II.
2. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha Program Studi Teknik Kimia Universitas Jayabaya.
3. Seluruh keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
4. Teman-teman seperjuangan “Teknik Kimia 2018” yang telah berjuang bersama dalam menggapai mimpi dan cita-cita.
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan proposal ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, November 2019
Penulis
vi ABSTRAK
Polyurethane merupakan senyawa polimer yang memiliki wujud padatan semi liquid. Ployurethane banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri pembuatan plastik. Kebutuhan polyurethane di Indonesia masih dicukupi dengan mengimpor dari luar negeri, hal ini disebabkan belum banyaknya pabrik polyurethane di dalam negeri. Dengan didirikan pabrik polyurethane diharapkan dapat memacu perkembangan industri polyurethane dan mengurangi impor polyurethane di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri maka dirancang pabrik polyurathane dengan kapasitas produksi 60.000 ton/tahun yang direncanakan akan didirikan di Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC) pada tahun 2024. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pertimbangan penyediaan bahan baku, transportasi, tenaga kerja, dan ketersediaan sarana-sarana pendukung lain.
Produksi polyurathane dilakukan menggunakan Batch Reactor dengan bantuan katalis Dimetilsikloheksilamin dengan bahan baku Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI) dan Poly tetramethylene Eter Glycol (Polyol). Polyurathane dibuat dengan proses One Shot. Kelebihan proses One Shot dibandingkan proses lainnya yakni dapat menghasilkan faktor konversi sebesar 80%, kemurnian produk poliuretan sebesar 99,9% dan dengan menggunakan peralatan utama yang lebih sedikit.
Kata kunci : Polyurathane, Dimetilsikloheksilamin, MDI, Polyol.
vii DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...... iv
PRAKATA... v
ABSTRAK... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL... x
BAB I... 1
PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Prarancangan Pabrik... 2
1.3 Penentuan Kapasitas... 2
1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik... 6
BAB II... 9
TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1 Bahan Baku Pembuatan Polyurethane... 9
2.1.1 Bahan Baku Methyelene Dyphenyl Diisocyanate... 9
2.1.2 Bahan Baku Poly Tetramethylene Ether Glycol... 10
2.1.3 Bahan Pembantu Katalis DCA... 11
2.1.4 Surfaktan... 12
2.1.5 Produk Rigid Polyurethane... 12
2.2 Kegunaan Produk... 13
viii
2.3 Macam-macam Proses Pembuatan Polyurethane... 13
2.3.1 One Shot Process... 13
2.3.2 Double Mixer Process... 14
2.4 Pemilihan Proses... 15
BAB III... 17
RANCANGAN PABRIK... 17
3.1 Deskripsi Proses... 17
3.1.1 Persiapan Bahan Baku... 17
3.1.2 Tahap Pencampuran Bahan... 18
3.1.3 Tahap Reaksi di Dalam Reaktor... 18
3.1.4 Tahap Pemisahan Produk... 19
3.1.5 Tahap Penyimpanan Produk... 20
3.2 Blok Diagram dan Flowsheet... 21
3.3 Neraca Massa dan Neraca Panas... 22
3.3.1 Neraca Massa... 22
3.3.2 Neraca Massa Alat... 23
3.3.3 Neraca Panas... 28
DAFTAR PUSTAKA... 34
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Official Map of KIEC... 8
Gambar 2. Diagram Alir Proses Secara One Shoot Process... 14
Gambar 3. Diagram Alir Proses Secara Double Mixer Process...15
Gambar 4. Blok Diagram Alir Proses………..21
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kapasitas Produksi Pabrik Polyurethane di Indonesia... 3 Tabel 2. Data Kebutuhan Polyurethane... 3 Tabel 3. Perhitungan Persamaan Kebutuhan Polyurethane di Indonesia... 4 Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Polyurethane Dalam Negeri dari Tahun 2019 –
2030... 5 Tabel 5. Perbandingan Proses Pembuatan Polyurethane... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan industri nasional diarahkan guna meningkatkan daya saing agar mampu menerobos pasar internasional dan mempertahankan pasar dalam negeri. Perkembangan yang pesat dalam pembangunan industri yang dialami oleh bangsa Indonesia, berpengaruh pada pembangunan di sub sektor industri. Dari krisis ekonomi yang terjadi industri poliuretan termasuk salah satu industri yang cepat pulih dari keterpurukan seiring dengan perekonomian yang mulai membaik.
Kondisi ini tentunya ikut mendorong kinerja industri pemakai produk poliuretan seperti industri kasur busa, furniture, otomotif dan lain–lain.
Poliuretan ditemukan pada tahun 1967 oleh Prof. Otto Bayer sebagai pembentuk serat yang didesain untuk menandingi serat nylon. Tetapi penelitian lebih lanjut poliuretan bukan saja digunakan sebagai serat tetapi dapat juga digunakan untuk membuat busa (foam), bahan elastomer (karet/plastik), lem, pelapis (coating), dan lain-lain. Aplikasi poliuretan paling banyak (sekitar 70%) adalah sebagai bahan busa, kemudian di ikuti dengan elastomer, lem dan pelapis.
Pembuatan busa dari poliuretan dengan menggunakan agen pengembang (blowing agent) akan menghasilkan gas pada saat terjadi reaksi sehingga poliuretan dapat membentuk busa. Poliuretan terdapat dua macam yaitu busa lunak (flexible foam) seperti pada kasur busa, alas kursi dan jok mobil dan juga jenis busa kaku (rigid foam) , seperti pada isolasi dinding, isolasi lemari es dan isolasi kedap suara.
Busa poliuretan bersifat ulet dan tidak mudah putus. Dalam aplikasi sebagai isolasi dinding, poliuretan juga dibuat tahan api dengan penambahan senyawa halogen. ( Duraposita,1998 ).
Jenis poliuretan ini dibedakan menjadi dua yaitu fleksibel dan rigid. Jenis PU fleksibel adalah polimer yang mempunyai densitas rendah dan mempunyai sifat lunak dan lentur, sedangkan PU jenis rigid adalah polimer yang mempunyai densitas tinggi dan mempuyai sifat keras dan kuat. ( Kirk & Othmer, 1992).
2 1.2 Tujuan Pendirian Pabrik
Kebutuhan akan bahan kimia dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya industri di Indonesia, demikian pula dengan kebutuhan polyurethane. Adapun tujuan pra rancangan pabrik polyurethane dari Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI) dan Poly tetramethylene Eter Glycol (Polyol) adalah sebagai berikut :
1) Bahan–bahan yang terbuat dari plastik semakin banyak digunakan sebagai pengganti bahan konvensional sehingga kebutuhan akan rigid polyurethane sebagai bahan baku pun meningkat.
2) Keberadaan industri rigid polyurethane akan mengurangi kebutuhan impor yang setiap tahun cenderung meningkat sehingga dapat menghemat devisa negara dan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
3) Keberadaan industri rigid polyurethane membuka peluang bagi pengembangan industri–industri dengan bahan baku rigid polyurethane sehingga tercipta diversifikasi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
4) Pendirian pabrik rigid polyurethane akan menciptakan lapangan kerja dalam rangka turut mengurangi jumlah pengangguran.
5) Pendirian pabrik rigid polyurethane akan menarik minat investor yang menanamkan modalnya pada industri polimer yang memang menjanjikan keuntungan yang cukup besar.
1.3 Penentuan Kapasitas Prarancangan Pabrik
Penentuan kapasitas rancangan pabrik polyurethane didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, yaitu :
1) Kapasitas pabrik polyurethane yang sudah berjalan.
2) Kebutuhan polyurethane di Indonesia.
3) Ketersediaan bahan baku.
1) Kapasitas pabrik polyurethane yang sudah berjalan
Data kapasitas produksi dan lokasi beberapa produsen Polyurethane di beberapa industri di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
3
Tabel 1. Kapasitas Produksi Pabrik Polyurethane di Indonesia Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)
PT. Serim Indonesia Tangerang 10500
PT. Desa Windu Agung Jakarta 4000
PT. IRC Inoac Indonesia Tangerang 3200
PT. Seminco Semarang 2510
PT. Positive Foam Industry Surabaya 4000 (Sumber : www.foamextechnicalproduct.com)
2) Kebutuhan Polyurethane di Indonesia
Kebutuhan Polyurethane di Indonesia berdasarkan data kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Data Kebutuhan Polyurethane Tahun Kebutuhan (kg) Kebutuhan (ton)
2014 32479159 3247,92
2015 34815180 3481,52
2016 39904117 3990,41
2017 39520931 3952,09
2018 45622956 4562,30
Jumlah 192342343 19234,23
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018)
3) Ketersediaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri.
Bahan baku tersebut adalah Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI), diperoleh dari Zhejiang Xianglong Cina yang kapasitas produksinya 25.000 ton/tahun. Bahan baku lainnya polyol dapat diperoleh dari PT. Bayer Material Science Indonesia, Cilegon, Banten yang kapasitas produksinya 35.000 ton/tahun.
4
Selain pertimbangan di atas, perencanaan kapasitas produksi juga dilihat berdasarkan perhitungan proyeksi kebutuhan polyurethae di tahun pembangunan pabrik. Berdasarkan data kebutuhan polyurethane pada Tabel 2 kita dapat menentukan jumlah kebutuhan polyurethane di indonesia pada tahun 2024 dengan metoda Least Square Analysis:
y = a + b𝑥 (Henseler, J., dkk, 2010)
Metode Least Square Time (Σx = 0) : a = Σy
n …….……….(1) (Henseler, J., dkk, 2010) b = 𝛴𝑥𝑦
Σ𝑥2 ………. (2) (Henseler, J., dkk, 2010) Tabel 3. Perhitungan Persamaan Kebutuhan Polyurethane di Indonesia
Tahun Kebutuhan (kg) (y) x x2 Xy
2014 32479159 -2 4 -64958318
2015 34815180 -1 1 -34815180
2016 39904117 0 0 0
2017 39520931 1 1 39520931
2018 45622956 2 4 91245912
Jumlah 192342343 0 10 30993345
Dari perhitungan Tabel 3 diperoleh data sebagai berikut : a =∑ y
n b =∑ 𝑥𝑦
∑ x2 a =192342343
5 = 38468468,6 a = 38468468,6
b = 30993345
10 =3099334,5 b = 3099334,5
Dari persamaan y = a + b (𝑥 – 𝑥̅ ) maka dapat diketahui proyeksi kebutuhan polyurethane di Indonesia tahun 2019 sebagai berikut :
Y = 38468468,6 + 3099334,5 x
Pada tahun 2019 nilai x (periode waktu) adalah 3 Y = 38468468,6 + (3099334,5 x 3) = 47766472,1 kg
Dengan menggunakan cara yang sama, maka data proyeksi kebutuhan polyurethane pada tahun 2020-2029 bisa dilihat pada Tabel 1.4 berikut :
5
Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Polyurethane Dalam Negeri dari Tahun 2019 – 2030
Tahun Number Data kebutuhan (Kg) Data kebutuhan (Ton)
2019 3 47766472,1 47766,4721
2020 4 50865806,6 50865,8066
2021 5 53965141,1 53965,1411
2022 6 57064475,6 57064,4756
2023 7 60163810,1 60163,8101
2024 8 63263144,6 63263,1446
2025 9 66362479,1 66362,4791
2026 10 69461813,6 69461,8136
2027 11 72561148,1 72561,1481
2028 12 75660482,6 75660,4826
2029 13 78759817,1 78759,8171
2030 14 81859151,6 81859,1516
Berdasarkan pertimbangan dan perhitungan proyeksi kebutuhan polyurethane di atas, dapat disimpulkan bahwa prarancangan pabrik polyurethane direncanakan dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun pada tahun 2024 dengan pertimbangan:
1) Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4 diperoleh bahwa prediksi total kebutuhan polyurethane di Indonesia tahun 2024 sebesar 63263,15 ton/tahun, maka perancangan pabrik polyurathane ini mampu memenuhi pasar Indonesia dan untuk kebutuhan export.
2) Kapasitas pabrik yang ingin didirikan paling tidak sama dengan atau lebih besar dari kapasitas minimum pabrik yang telah beroperasi. Dilihat dari data Tabel 1 maka dipilih kapasitas perancangan pabrik dengan kapasitas melebihi kapasitas maksimum pabrik yang telah beroperasi, yaitu sebesar 60.000 ton/tahun.
3) Disesuaikan dengan ketersediaan bahan yang digunakan yaitu Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI), diperoleh dari Zhejiang Xianglong Cina yang kapasitas produksinya 25.000 ton/tahun. Bahan baku lainnya polyol dapat diperoleh dari PT. Bayer Material Science Indonesia, Cilegon, Banten yang kapasitas produksinya 35.000 ton/tahun, sehingga ada kerjasama antar industri di Indonesia.
6 1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu pabrik, karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang akan didirikan. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang dirancang bisa mendatangkan keuntungan yang besar antara lain, penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi, dan tenaga kerja.
Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pabrik polyurethane yang sesuai dengan studi kelayakan antara lain:
1. Penyedia Bahan Baku
Bahan baku polyol (Poly tetramethylene ether glycol) diperoleh dari PT. Bayer Material Science Indonesia, Ciwadan, Cilegon, Banten. Bahan baku lainnya Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI), katalis dan surfaktan diimport dari Cina, Korea dan Jepang.
2. Pemasaran Produk
Daerah kawasan industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC), propinsi Banten berdekatan dengan kawasan Jakarta yang merupakan area industri yang potensial sebagai daerah pemasaran. Kawasan Ibu Kota Jakarta memiliki beberapa industri seperti industri furniture, industri otomotif dan industri elektronik yang menggunakan poliuretan. PT Astra Honda Motor, Tbk menggunakan poliuretan sebagai bahan baku pembuatan body-body motor,dash board dll. PT. Sanyo menggunakan poliuretan untuk bahan baku cashing electronik dan industri-industri lain yang memakai bahan poliuretan dalam produknya.
3. Transportasi
Daerah kawasan industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC), propinsi Banten dekat dengan pelabuhan untuk keperluan tranportasi impor serta jalan raya dan jalan tol yang memadai sehingga memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk.
7 4. Tenaga Kerja
Menurut data Statistik Provinsi Banten dan Jawa Barat termasuk ke dalam provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Statistik 2017, jumlah penduduk Provinsi Banten sebanyak 10,08 juta jiwa dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 46.5 juta jiwa. Prarancangan pabrik polyurethane ini akan merekrut orang-orang sekitar maupun orang luar provinsi atau luar pulau sebagai tenaga kerja.
5. Ketersediaan Utilitas
Kebutuhan air untuk pabrik ini dapat dipenuhi dari sungai, bendungan, ataupun air laut yang terletak di sekitar pabrik. Sedangkan untuk kebutuhan listrik dipasok dari PT. Indonesia Power Cilegon.
Dari pertimbangan dan analisa maka ditetapkan lokasi pabrik Polyurethane berdiri di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Banten. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan pemilihan lokasi pabrik Polyurathane di Cilegon anatara lain sebagai berikut :
Untuk menekan biaya penyediaan dan pengiriman bahan baku, maka pabrik polyurathane didirikan berdekatan dengan pabrik penyedia polyol (Poly tetramethylene ether glycol) diperoleh dari PT. Bayer Material Science Indonesia, Ciwadan, Cilegon, Banten yang mempunyai kapasitas produksi polyol terbesar di Indonesia. Pemasokan air sebagai bahan tambahan yaitu bersumber dari air laut.
Cilegon adalah daerah kawasan industri yang besar dan terus berkembang.
Produk polyurethane ini akan dengan mudah di pasarkan ke perusahaan/pabrik-pabrik penghasil elektronik dan otomotif.
Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh meski tidak dari daerah setempat, sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah setempat atau dari para pendatang pencari kerja.
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) merupakan lokasi industri yang strategis dengan infrastruktur yang modern dan fasilitas yang lengkap, seperti rumah sakit dan perumahan. Faktor – faktor seperti iklim, karakter
8
tempat atau lingkungan, kebijaksanaan pemerintah, dan sarana komunikasi bukanlah merupakan suatu kendala karena semua itu telah dipertimbangkan pada kawasan tersebut sebagai kawasan industri. Berikut adalah gambar peta wilayah Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC).
Gambar 1. Official Map of KIEC
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku Pembuatan Polyurethane
Polyurethane adalah bahan kimia murni yang berasal dari monomer- monomer urethane. Bahan baku pembuatan polyurethane adalah Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI) dan Poly tetramethylene Eter Glycol (Polyol).
Berikut keterangan mengenai bahan baku tersebut :
2.1.1 Bahan Baku Methylene Diphenyl diisocyanate ( MDI )
a. Sifat fisis
- Rumus molekul : C15H10N2O2
- Bentuk : Cairan ( pada suhu ruangan ).
- Warna : Jernih kekuningan.
- Bau : Tidak berbau, bau tajam/pedas (pada temperatur tinggi).
- Berat molekul (gr/mol) : 250,25 gr/mol.
- Kemurnian (%) : 99, 99 % berat MDI ; 0,01 % berat H2O - Boiling point (760 mmHg) : 156 0C (1 atm).
- Spesific gravity (250C ) : 1,23 (pd 25 0C).
- Densitas : 1,183 (gram/cm3).
(www.chemicalland21.com)
a. Sifat Kimia
- Reaksi dengan alkohol membentuk urethane.
R-N=C=O + R’OH → R- NH-CO-O-R’
10 - Reaksi dengan amine membentuk urea.
R-N=C=O + R’NH2 → R- NH-CO-NH-R’
- Reaksi dengan asam karboksilat menjadi amida.
R-N=C=O + R’COOH → R-NH-CO-O-CO-R’ → R-NH-CO-R’ + CO2
- Reaksi dengan air membentuk asam karbamat
R-N=C=O + H2O → R-NH-COH → R- NH –CO-NH-R - Bereaksi dengan polyol membentuk urethane
R-N=C=O + R”OH → R- NH-CO-O-R”
(Sen, 2001) 2.1.2 Bahan Baku Poly tetramethylene ether glycol (Polyol)
a. Sifat Fisis
- Rumus molekul : H[OCH2CH2CH2CH2]n OH
- Wujud : Cairan (pada suhu ruangan)
- Berat Molekul (gr/mol) : 1244, 82
- Water content : Maks 0,05 % ; 99,95 % Polyol - Density (gr/ml ) : 2,621
- Flash point (OC) : > 160 - Boiling point (OC) : > 140 - Melting Point (OC) : 24
- Viskositas ( at 40oC ) : 310 cps (www.chemicalland21.com)
b. Sifat Kimia - Anhidrasi
Polyol bisa kehilangan satu atau dua molekul air dengan adanya panas terutama dengan adanya katalis.
11 - Oksidasi
Polyol bisa teroksidasi oleh beberapa oksidator seperti permanganate, kromat, dan asam nitrat yang menyebabkan degradasi polyol menjadi karbon dioksida.
- Reduksi
Polyol asiklis bisa direduksi oleh asam hidrat pekat dengan tekanan hidrogenasi yang besar dan adanya katalis (hydrogen). Produk utama yang dihasilkan adalah alkyl iodide dan alkene tanpa penambahan rantai karbon.
- Pembentukan asetal
Seperti alkohol pada umumnya, polyol bereaksi dengan aldehid dan keton menghasilkan asetal dan ketal.
- Esterifikasi
Ester dengan asam organik bisa dibuat dengan mereaksikan asam anhidrat atau asam klorida.
- Esterifikasi
Eter dari polyol dibuat dari reaksi metal atau etil sulfat dengan alkyl atau aralkil klorida.
( www.chemicalland21.com ) 2.1.3 Bahan Pembantu Katalis DCA (2,3 Dimethylcyclohexylamine)
Sifat Fisis
- Rumus molekul : C6H11N(CH3)2
- Bentuk : Cairan
- Warna : Kuning sangat jernih.
- Berat Molekul (gr/mol) : 127,23 - Densitas (pada 20 oC, gr/cm3) : 0,835 - Flash Point (oC) : 40 - Boiling Point (pada 1 atm, oC) : 154 OC
- Kelarutan : Agak sukar larut - Kemurnian (%) : ± 99.9 % berat DCA
- Impuritas : Air, maks. 0.1
12
(www.chemicalland21.com) 2.1.4 Surfaktan (Dimethylsiloxane)
Sifat Fisis
- Rumus molekul : [(CH3)2SiO]4
- Berat Molekul (gr/mol) : 296,61 - Melting point (0C)
- Kemurnian
: 17, 4 : 99,9 %
- Wujud : Cairan
- Boiling point (0C) : 160OC - Density (gr/cc) : 0,996
(www.chemicalland21.com) 2.1.5 Produk Rigid Polyurethane Foam ( PU Foam )
a. Sifat Fisis
- Wujud : Padatan
- Warna : Kuning Jernih
- Ukuran butiran : 10 mm
- Densitas (kg/m3) : ±1500 - Tensile strength (Kpa) : 42- 64 - Elongation at break (%) : 80 - Tear strength (N/m) : 200-300 - Specific grafity (g/cm3) : 1, 05
- Kemurnian (%) : 99.9 % berat poliuretan ; 0,01 % H2O - Identation hardness at 40 % (N) :150-300
(Clemitson, 2008) b. Sifat Kimia
- Terbakar sempurna menjadi CO2
- Tahan terhadap asam dan basa - Larut dalam solvent organik
(www.wikipedia.com)
13 2.2 Kegunaan Produk
Produk poliuretan atau rigid polyurethane ini berbentuk padat dengan densitas antara 400 – 2000 kg/m3 yang biasa digunakan sebagai :
1. Casing TV, 2. Bemper mobil, 3. Dashboard mobil, 4. Travelling bag, 5. Housing computer,
6. Isolator panas dan peredam suara. (Duraposita, 1998) 2.3 Macam-Macam Proses Pembuatan Polyurethane
Metode pembuatan polyurethane berbeda–beda tergantung dari proses mekanisme reaksinya yaitu One Shot Process dan Proses dengan double mixer (Double Mixer Process).
2.3.1. One Shot Process
Proses dengan menggunakan reaksi bebas pelarut umumnya berlangsung sangat cepat, khususnya dengan adanya katalis. Poliuretan dibuat secara spesifik dengan one shot process selama mixing dengan co reactant dan penambahan secara simultan dari blowing agent, katalis, foam stabilizer dan aditif lain. Reaksi yang terjadi adalah eksoterm dan tergantung dari katalis yang digunakan, reaksi yang sempurna biasa membutuhkan waktu 1-3 jam.
Penyiapan bahan baku berupa Poly tetramethylene Eter Glycol (Polyol), Dimetilsikloheksilamin (katalis) dan Dimetilsiloxan (surfactan) dimasukan dalam premix tank sebelum direaksikan dalam Reaktor. Tahap reaksi pembentukan Polyurethane merupakan reaksi adisi yang berlangsungkan di dalam reaktor batch.
Reaksi berlangsung pada suhu 550C dan tekanan 1 atm pada fase cair dengan katalis Dimetilsikloheksilamin. Pada reaktor terjadi reaksi antara Poly tetramethylene Eter Glycol (Polyol) dengan Methylene Diphenyl Diisocyanate (MDI) menjadi Polyurethane, dengan konversi reaksi sebesar adalah 80%. Tahapan pemurnian produk meliputi pengurangan kandungan cairan yang dilakukan dalam centrifuge
14
98% berat kemudian sisa cairan yang masih ada dalam produk dihilangkan kembali dengan rotary dryer hingga didapat produk Polyurethane 99,9% berat.
Gambar 2. Diagram Alir Proses Secara One Shoot Process 2.3.2 Double Mixer Process
Proses pembuatan Polyurethane dengan mereaksikan Polyol dan Methylene Diphenyl Diisocyante. Pertama-tama bahan Polyol dan Dimethyl Cyclohexylamine dicampur dalam Mixer (M-01) dengan suhu 4000C dan tekanan 1 atm, sedangkan Methylene Diphenyl Diisocyanate dicampur dengan Dimethyl siloxane dalam Mixer (M-02) suhu 4000C dan tekanan 1 atm. Hasil campuran larutan dari Mixer (M-01 dan M-02) dimasukkan dalam reaktor batch tangki berpengaduk dan di tambahkan dengan air (sebesar dua kali umpan bahan baku) pada saat suhu mencapai suhu operasi (80oC). Reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksotermis sehingga suhu pada reaktor akan meningkat dan pada saat suhu 80oC dan tekanan 1 atm keadaan operasi dijaga dengan menggunakan jaket pendingin. Produk keluar Reaktor berupa slurry campuran polyurethane, polyol, methylene diphenyl isocyanate, dimethyl cyclohexylamine, dimethyl siloxane, dan air dengan suhu 80°C diumpankan menuju Rotary Drum Vacuum Filter (RDVF) untuk dipisahkan antara cake dan filtrat nya dimana filtrat dialirkan menuju UPL sedangkan cake di umpankan ke Peletizer (PZ) untuk di cetak berupa pelet dengan ukuran diameter 0,2 inch dan panjang 0,25 inch. Kemudian hasil keluaran peletizer dikeringkan di Pneumatic Conveying Dryer (PCD) hingga mencapai kemurnian 99,5% berat, lalu dimasukkan ke dalam cyclone untuk memisahkan kandungan udara yang terdapat di pelet pada saat pengeringan dan ke cyclone cooler untuk menurunkan suhu pelet menjadi 63oC. Kemudian hasil keluaran dari cycolne cooler disimpan di Silo (SL) dan dilakukan packing sebagai produk utama.
15
Gambar 3. Diagram Alir Proses Secara Double Mixer Process
2.4 Pemilihan Proses
Dari beberapa proses pembuatan polyurethane di atas, proses One Shot merupakan proses yang paling banyak digunakan dalam industri.
Tabel 5. Perbandingan Proses Pembuatan Polyurethane PROSES
One Shoot Process Double Mixer Process PARAMETER
Bahan baku MDI, Polyol MDI, Polyol
Bahan pembantu
Dimetilsikloheksilamin, Dimetilsiloxan
Dimetilsikloheksilamin, Dimetilsiloxan
Bahan tambahan
Air Air
Kondisi operasi Fase: cair T: 55 0C P: 1 atm
Fase: cair T: (80-400)0C P: 1 atm
Konversi (%) 80 -
Kemurnian produk (%wt)
99.9 99.5
Hasil samping - -
Limbah Cairan Cairan
16 Alat utama Premix tank, Reaktor,
Sentrifugasi, Rotary dryer, Menara Destilasi, Melter, Peletizer, Pneumatic Conveyor, Silo.
Premix tank, Reaktor, Peletizer, Pneumatic
Conveying Dryer,Rotary Drum Vacuum filter, Cylone, Cylone Cool, Silo
Jumlah alat utama
9 9
Pada tabel 5 terlihat jelas perbandingan antara kedua proses, maka dipilih proses One shot dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Aspek teknis, dimana menggunakan suhu dan tekanan operasi rendah 55°C dan 1 atm. Menghasilkan konversi yang tinggi sekitar 80% dan memiliki kemurnian produk yang tinggi sekitar 97-99.9%.
2. Aspek lingkungan, limbah (produk samping) yang dihasilkan hanya H2O (air), sehingga aman untuk dan lingkungan.
3. Aspek ekonomi, alat yang digunakan lebih sedikit sehingga lebih menghemat biaya energi.
17
BAB III
RANCANGAN PABRIK
3.1 Diskripsi Proses
Proses pembuatan poliuretan dari bahan baku polyol dan MDI dengan proses One Shot secara garis besar dibagi menjadi 5 tahap, yaitu :
1. Tahap penyimpanan bahan baku 2. Tahap pencampuran bahan 3. Tahap reaksi di dalam reaktor 4. Tahap pemisahan produk 5. Tahap penyimpanan produk 3.1.1 Persiapan Bahan Baku
a. Menyiapkan umpan MDI
MDI berbentuk cair dengan kemurnian 99,99% disimpan dalam tangki penyimpanan (T-02) pada kondisi P = 1 atm dan T = 320C. MDI dipompa dengan menggunakan pompa centrifugal (P-03) menuju reaktor (R-01).
b. Menyiapkan umpan polyol
Polyol dengan kemurnian 99,95% disimpan dalam keadaan cair dalam tangki penyimpanan (T-01) pada kondisi P = 1 atm dan T = 32oC. Polyol dipompa dengan menggunakan pompa centrifugal (P-02) menuju premix tank ( PT -01).
c. Menyiapkan umpan aditif
Aditif terdiri dari Dimetilsikloheksilamin dan Dimetilsiloxan dengan kemurnian masing-masing 99,9% ; 99,8% disimpan dalam keadaan cair dalam tangki penyimpanan (T-03, T-04 ) pada kondisi P = 1 atm dan T = 320C. Zat aditif yang terdiri dari Dimetilsikloheksilamin (katalis) dan Dimetilsiloxan (surfaktan)
18
dialirkan menuju premix tank (PT-01) dengan menggunakan pompa centrifugal (P- 04) dan pompa centrifugal (P-05).
3.1.2 Tahap Pencampuran Bahan
Tahap ini bertujuan untuk mencampur bahan baku seperti Polyether polyol, Dimetilsikloheksilamin (katalis) dan Dimetilsiloxan (surfaktan) agar tercampur sempurna dalam premix tank (PT-01) yang beroperasi pada T= 32°C dan P= 1 atm, waktu tinggal 1 jam. Hasil dari premix tank (PT-01) ditampung dahulu dalam tangki penampung (TP-01) sebelum diumpankan menuju reaktor (R-01) dengan menggunakan pompa centrifugal (P-07).
3.1.3 Tahap Reaksi di dalam Reaktor
Tahap ini bertujuan untuk mereaksikan campuran (polyol, katalis dan surfaktan) dari premix tank (PT-01) dengan MDI menjadi poliuretan. Reaksi dilakukan dalam reaktor Batch Berpengaduk (R-01) yang beroperasi pada T = 550C dan P = 1 atm. Untuk menjadikan proses ini kontinyu maka pada penerapannya, proses ini mengunakan 4 buah reaktor Batch berpengaduk yang dilakukan dengan penjadwalan waktu secara bergantian. Umpan masuk dari puncak reaktor. Masing- masing umpan yaitu MDI dan campuran dari premix tank-01 dinaikkan suhunya sampai T = 55oC dengan heat exchanger (HE-01) dan (HE-02) untuk bereaksi membentuk produk poliuretan. Pembuatan poliuretan merupakan reaksi polimerisasi adisi dengan konversi produk 99,95% terhadap Polyol. (Jurnal Polyurethane,1977). Reaksi pembentukan poliuretan adalah :
Reaksi tersebut merupakan reaksi orde 1 yang berlangsung pada fase cair- cair dan bersifat eksotermis, sehingga perlu pendinginan. Pendingin yang digunakan yaitu jaket pendingin dengan media pendingin air yang masuk pada suhu 320C dan keluar pada suhu 420C.
19 3.1.4 Tahap Pemisahan Produk
Tahap pemisahan produk dimaksudkan untuk memisahkan produk keluar reaktor, sisa reaktan, katalis, surfaktan dengan menggunakan centrifuge. Produk dari reaktor merupakan campuran poliuretan, sisa reaktan dan katalis dipompa dengan pompa slurry (P-08) menuju centrifuge (CF-01) yang beroperasi pada T = 55OC dan P = 1 atm. Produk keluar centrifuge (CF-01) terdiri dari poliuretan yang berupa slurry dan cairan sisa reaktan, katalis, surfaktan.
Cairan sisa reaktan yaitu MDI, Polyol, katalis, dan surfaktant dipisahkan dengan MDI dalam menara destilasi (D-01) sehingga diperoleh MDI dengan kemurnian 97.8% berat, sedangkan produk poliuretan, cairan sisa reaktan, katalis, surfaktant dialirkan menggunakan pompa slurry (P-08) menuju rotary dryer (RD- 01) untuk mendapatkan kemurnian poliuretan min. sebesar 99.9 %. Hasil produk dari rotary dryer ( RD-01) diumpankan menuju melter (MT-01) yang berfungsi untuk melelehkan plastik poliuretan, kemudian hasil dari melter (MT-01) diumpankan menuju extruder pelletizer ( EX-01). Screw pada extruder akan membuat lelehan polimer menjadi halus dalam waktu singkat, kemudian polimer yang telah dilelehkan tadi diinjeksikan dalam lubang-lubang cetakan (pelletizer) setelah itu polimer yang sudah diinjeksikan kedalam lubang-lubang cetakan dilakukan proses pemotongan. Proses pemotongan poliuretan dilakukan di dalam air, hal ini berfungsi agar hasil potongan poliuretan (pellet) tidak menyatu / lengket kembali. Air dalam proses pemotongan juga berfungsi sebagai pendingin pellet poliuretan untuk mencapai suhu konstan sehingga cukup keras dan dapat mempertahankan bentuknya setelah dikeluarkan dari pelletizer. Hasil keluaran dari pelletizer berupa padatan pellet.
20 3.1.4 Tahap Penyimpanan Produk
Produk poliuretan yang telah dicetak diangkut masuk ke silo dengan menggunakan penumatis conveyor (PC-01) untuk disimpan dengan bantuan blower.
Produk poliuretan berbentuk pellet kemudian dikemas dalam kantong dan siap untuk dipasarkan.
21 3.2 Blok Diagram dan Flowsheet
Dimetilsikloheksamin Dimetilsiloxan MDI
Polyol, H2O Polyol, H2O Dimetilsikloheksamin Dimetilsikloheksamin, MDI
Dimetilsiloxan MDI
Polyol, MDI
MDI MDI, Polyurethane Dimetilsikloheksamin Dimetilsiloxan, H2O
Polyol, H2O Polyol, H2O Polyol, H2O
Dimetilsikloheksamin Dimetilsikloheksamin Dimetilsikloheksamin Dimetilsikloheksamin Polyol, H2O Dimetilsiloxan Dimetilsiloxan Dimetilsiloxan Dimetilsiloxan, MDI Polyurethane
H2O
Polyurethane Polyurethane Dimetilsikloheksamin Dimetilsikloheksamin Polyurethane
Dimetilsiloxan, MDI Dimetilsiloxan, MDI
Polyol, H2O Polyol, H2O
Polyurethane Polyurethane Dimetilsikloheksamin Polyol, H2O
H2O Dimetilsiloxan, MDI
Gambar 4. Blok Diagram Alir Proses Premix
Tank
Tangki
Penampung Reaktor Centrifuge
Menara Destilasi
Rotary Dryer Melter
Extruder Pelletizer Pneumatic
Conveyor
Silo
22 3.3 Neraca Massa dan Neraca Panas
3.3.1 Neraca Massa
Basis perhitungan : 1 jam operasi Kapasitas/Tahun : 60.000 ton/tahun Kapasitas produksi/jam : 60.000 𝑡𝑜𝑛
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 × 1 𝑡𝑜𝑛
330 ℎ𝑎𝑟𝑖 × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
24 𝑗𝑎𝑚 × 1000 𝑘𝑔
𝑡𝑜𝑛
: 7575,7576 kg/jam
Tabel A1. Neraca Massa Total
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F5 F6 F7
C15H10N2O2 - 6622,4286 5355,6468 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 6304,5522 - 3,1524
R2NHCO2H 0 - 7568,1816
C6H11N(CH3)2 126,0282 - 126,0282
H2O 3,4692 0,6624 4,1316
[(CH3)2SiO]4 94,4262 - 94,4262
Subtotal 6528,4758 6623,091 13151,5668
Total 13151,5668 13151,5668
23 3.3.2 Neraca Massa Alat
Tabel A2. Neraca massa Premix Tank (PT-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F1 F2 F3 F4
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 6304,5522 - - 6304,5522 C6H11N(CH3)2 - 126,0282 - 126,0282
[(CH3)2SiO]4 - - 94,4262 94,4262
H2O 3,1536 0,126 0,189 3,4692
Subtotal 6307,7058 126,1542 94,6152 6528,4758
Total 6528,4758 6528,4758
Tabel A3. Neraca massa Tangki Penampung-01
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F4 F5
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 6304,5522 6304,5522 C6H11N(CH3)2 126,0282 126,0282
H2O 94,4262 94,4262
[(CH3)2SiO]4 3,4692 3,4692
Total 6528,4758 6528,4758
24
Tabel A4. Neraca massa Reaktor (R-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F5 F6 F7
C15H10N2O2 - 6622,4286 5355,6468 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 6304,5522 - 3,1524
R2NHCO2H 0 - 7568,1816
C6H11N(CH3)2 126,0282 - 126,0282
H2O 3,4692 0,6624 4,1316
[(CH3)2SiO]4 94,4262 - 94,4262
Subtotal 6528,4758 6623,091 13151,5668
Total 13151,5668 13151,5668
Tabel A5. Neraca massa centrifuge (CF-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F7 F8 F9
C15H10N2O2 5355,6468 148,1526 5207,4942 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 3,1524 0,087 3,0648
R2NHCO2H 7568,1816 7568,1816 0
C6H11N(CH3)2 126,0282 3,4866 122,5416
H2O 4,1316 0,114 4,017
[(CH3)2SiO]4 94,4262 2,6124 91,8144 Subtotal 13151,5668 7722,6348 5428,9320
Total 13151,5668 13151,5668
25
Tabel A6. Neraca massa Rotary Dryer (RD-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F8 F10 F13
C15H10N2O2 148,1526 140,8860 7,2666 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 0,0870 0,0828 0,0042
R2NHCO2H 7568,1816 - 7568,1816 C6H11N(CH3)2 3,4866 3,3156 0,1710
H2O 0,1140 0,1086 0,0054
[(CH3)2SiO]4 2,6124 2,4840 0,1284 Subtotal 7722,6348 146,8770 7575,7578
Total 7722,6348 7722,6348
Tabel A7. Neraca massa Cyclone (CY-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F10 F12 F11
C15H10N2O2 140,8860 0,01409004 140,8722 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 0,0828 8,29E-06 0,0828
C6H11N(CH3)2 3,3156 0,0003 3,3153
H2O 0,1086 0,1086 0
[(CH3)2SiO]4 2,4840 2,48E-04 2,484
Subtotal 146,8770 0,1236 146,7534
Total 146,8770 146,8770
26
Tabel A8. Neraca massa Melter (MT-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F13 F14
C15H10N2O2 7,2666 7,2666
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 0,0042 0,0042
R2NHCO2H 7568,1816 7568,1816
C6H11N(CH3)2 0,1710 0,1710
H2O 0,0054 0,0054
[(CH3)2SiO]4 0,1284 0,1284
Subtotal 7575,7578 7575,7578
Total 7575,7578 7575,7578
Tabel A9. Neraca massa Extruder Pelletizer ( EP-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F14 F15 F16
C15H10N2O2 7,2666 - 7,2666
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 0,0042 - 0,0042
R2NHCO2H 7568,1816 - 7568,1816
C6H11N(CH3)2 0,1710 - 0,1710
H2O 0,0054 - 0,0054
[(CH3)2SiO]4 0,1284 - 0,1284
Air Pendingin - 9741,1578 9741,1578
Subtotal 7575,7578 9741,1578 17316,9156
Total 17316,9156 17316,9156
27
Tabel A10. Neraca massa Screen Shaker ( SC-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F16 F17 F18
C15H10N2O2 7,2666 - 7,2666
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 0,0042 - 0,0042
R2NHCO2H 7568,1816 - 7568,1816
C6H11N(CH3)2 0,1710 - 0,1710
H2O 0,0054 - 0,0054
[(CH3)2SiO]4 0,1284 - 0,1284
Air Pendingin 9741,1578 8899,4070 841,7508 Subtotal 17316,9156 8899,4070 8417,5080
Total 17316,9156 17316,9156
Tabel A11. Neraca massa Menara Destilasi (D-01)
Komponen
INPUT (kg/jam) OUTPUT (kg/jam)
F9 F19 F20
C15H10N2O2 5207,4942 0,0030 5207,4912 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 3,0648 3,0648 0
C6H11N(CH3)2 121,9476 106,2612 16,2804
H2O 4,0170 4,0170 0
[(CH3)2SiO]4 91,8144 0 91,8144
Subtotal 5428,9320 113,3466 5315,5854
Total 5428,9320 5428,9320
28 3.3.3 Neraca Panas
Tabel B1. Neraca panas Premix tank (PT -01)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT
(kJ/jam)
F1 F2 F3 F4
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 4237,9332 - - 4237,9332
C6H11N(CH3)2 - 1495,0344 - 1495,0344
[(CH3)2SiO]4 - - 3792,1932 3792,1932
H2O 92,5716 3,7026 5,5542 101,8284
Sub total 4330,5042 1498,737 3797,7474 9626,9892
Total 9626,9892 9626,9892
Tabel B2. Neraca panas HE (HE-01)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
ΔHin 64135,3650 -
Δhout - 278073,8424
ΔH Steam 213938,4774 -
Total 278073,8424 278073,8424
Tabel B3. Neraca panas HE (HE-02)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
ΔHin 9626,9892 -
ΔHout - 42200,5824
ΔH Steam 32573,5932 -
Total 42200,5824 42200,5824
29
Tabel B4. Neraca panas Reaktor (R-01)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
F5 F6 F7
C15H10N2O2 - 277990,7352 224814,8256 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 18413,1744 - 9,2064
C6H11N(CH3)2 6485,4078 - 6485,4078
H2O 435,3246 83,1072 518,4324
[(CH3)2SiO]4 16866,675 - 16866,675
R2NHCO2H - - 183108,3744
ΔH Reaksi 317483,1750 -
ΔH Air Pendingin - 205954,6776
Total 637757,5998 637757,5998
Tabel B5. Neraca panas centrifuge (CF-01)
Komponen
INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
F7 F8 F9
C15H10N2O2 224814,8256 6219,033 218595,7926 H[OCH2CH2HC2CH2]nOH 9,2064 0,042486 8,952
R2NHCO2H 183108,375 183108,375 0
C6H11N(CH3)2 6485,4078 179,4054 6306,003
H2O 518,4324 14,3412 504,0906
[(CH3)2SiO]4 16866,675 466,5816 16400,094 Sub Total 431802,9222 189987,9906 241814,9316
Total 431802,9222 431802,9222
30
Tabel B6. Neraca Panas Rotary Dryer (RD-01)
INPUT kJ/jam OUTPUT kJ/jam
ΔHin (F8) 189987,9906 ΔH out (F10) 22312,4196 ΔH steam udara 3613530,667 ΔH out (F13) 789097,9728
ΔH steam out (F10) 2959725,497
ΔH loss 32382,7674
Total 3803518,657 3803518,657
Tabel B7. Neraca panas Cyclone (CY-01)
Komponen
INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
F10 F11 F12
C15H10N2O2 20061,4098 20059,404 2,0064 H[OCH2CH2HC2CH2]nOH 0,8364 0,8364 1,03E-04
C6H11N(CH3)2 583,5894 583,5174 0,072
H2O 44,9172 0 44,9172
[(CH3)2SiO]4 1621,6662 1621,4664 0,2004 Sub Total 22312,4196 22265,2236 47,1954
Total 22312,4196 22312,4196
31
Tabel B8. Neraca panas Melter (MT-01)
Komponen
INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
F13 F14
C15H10N2O2 1012,9044 1584,7752 H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 0,042 0,0678
C6H11N(CH3)2 29,4534 46,743
H2O 2,2692 0,585586
R2NHCO2H 787971,5994 1540019,5
[(CH3)2SiO]4 81,7038 134,8626
ΔH Peleburan - 20,8818
ΔH Steam 752712,3702 -
Total 1541810,343 1541810,343
Tabel B9. Neraca panas Extruder Pelletizer ( EP-01)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT
(kJ/jam)
F14 F15 F16
C15H10N2O2 1584,7752 - 398,0382
H[OCH2CH2HC2CH2]nOH 0,0678 - 0,0162
C6H11N(CH3)2 46,743 - 11,4882
H2O 0,585586 - 0,9132
R2NHCO2H 1540019,5 - 240120,2562
[(CH3)2SiO]4 134,8626 - 30,1596
ΔH Panas pembekuan 20,8818 - -
ΔH Air Pendingin - 285921,2226 1587170,694 Subtotal 1541810,343 285921,2226 1827731,566
Total 1827731,566 1827731,566
32
Tabel B10. Neraca panas Screen Shaker (SC-01)
Komponen
INPUT
(kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
F16 F17 F18
C15H10N2O2 398,0382 - 398,0382
H[OCH2CH2HC2CH2]nOH 0,0162 - 0,0162
C6H11N(CH3)2 11,4882 - 11,4882
H2O 0,9132 - 0,9132
R2NHCO2H 240120,2562 - 240120,2562
[(CH3)2SiO]4 30,1596 - 30,1596
ΔH Air Pendingin 1587170,694 1587170,694 0 Subtotal 1827731,566 1587170,694 240560,8716
Total 1827731,566 1827731,566
Tabel B11. Neraca panas HE (HE-03)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
ΔH (F9) 241814,931 2378462,152
ΔH (F20) 2877980,524 741333,303
Total 3119795,455 3119795,455
Tabel B12. Neraca panas Menara Destilasi (D-01)
Komponen INPUT
(kJ/jam)
OUTPUT (kJ/jam) Destilat Bottom
Feed 2378462,152 - -
Destilat - 22405,746 -
Bottom - - 2877980,524
ΔH Kondenser - 2139,4836 -
ΔH Reboiler 524063,601 - -
Subtotal 2902525,753 24545,22931 2877980,524
Total 2902525,753 2902525,753
33
Tabel B13. Neraca panas HE (HE-04)
Komponen INPUT (kJ/jam) OUTPUT (kJ/jam)
ΔHin 741333,3 -
ΔHout - 24353,3
ΔH Pendingin - 716980
Total 741333,3 741333,3
34
DAFTAR PUSTAKA
Ashida, K., 1989, Polyurethane and Related Foam, CRC Press, Boca Ranton
Badan Pusat Statistik. Statistik Kebutuhan Polyurethane (Plastik) tahun 2016. 15 Maret 2019. https://www.bps.go.id
Brownell, L. E. (1959). Process Equipment design. United State: John Wiley &
Sons, Inc.
Clemitson I.R., 2008, Castable Polyurethane Elastomers, CRC Press., Boca Ranton Coulson, J. M. (1983). Chemical Engineering Volume 6. New York: Pergamon
Press.
Duraposita., 1998, Busa Polyurethane Teknologi Manufakturing dan Aplikasinya, UI press., Jakarta.
Geankoplis, C.J., 2003, Transport Processes and Unit Operations, 4nd ed., Prentice- Hall International, Tokyo
Henseler, J. 2010. Handbook of Partial Least Square: Concepts, Methods and Aplications. Berlin: Springer.
Kern, D. Q. (1965). Process Heat Transfer. Tokyo: McGraw-Hill.
Kirk - Othmer. 2007. Encyclopedia of Chemical Technology. NewYork : John Wiley and Sons,Inc.
22