Radiografi yg sesuai :
Radiografi periapikal a/r gigi .. dengan teknik…..
Radiografi ini digunakan untuk melihat apakah ada ……. Kelainan di bagian furkasi atau dental
Anamnesa yang perlu dilakukan - Anamnesis umum :
a. Apa yang dikeluhkan?
b. Sudah sejak kapan keluhan dirasakan?
c. Dimana lokasi yang dikeluhkan dan apakah daerah/gigi lain yang terasa sakit?
d. Rasa sakit yang dirasakan bagaimana? Apakah menusuk atau berdenyut?
Durasi sakitnya berapa lama?
e. Intensitas sakit yang dirasakan jika digambarkan menggunakan skala angka dari angka 1 – 10, rasa sakitnya dalam angka berapa?
f. Apakah pasien merasa giginya seperti memanjang atau tidak?
g. Hal apa yang dapat memperburuk dan memperingan keluhan yang dirasakan? Seperti makan/minum yang dingin/panas, atau pada saat mengunyah apakah giginya terasa sakit atau tidak.
h. Apakah saat tidur atau sedang diam, giginya terasa sakit secara spontan?
i. Apakah pasien memiliki kebiasaan buruk pasien yang memungkinkan memiliki kaitan dengan keluhan yang dirasakan, seperti apakah pasien memiliki kebiasaan mengunyah pada satu sisi, apakah pasien memiliki kebiasaan merokok, meminum alcohol?
j. Frekuensi, jenis sikat gigi dan teknik menyikat gigi yang digunakan pasien?
k. Kapan terakhir kali pasien berkunjung ke dokter umum maupun dokter gigi serta tindakan apa yang dilakukan pada kunjungan tersebut?
l. Menanyakan apakah pasien memiliki riwayat penyakit keluarga dari ayah dan ibu seperti penyakit diabetes, penyakit kardiovaskular, kelainan darah dll?
m. Menanyakan kepada pasien apakah ada obat yang rutin dikonsumsi pasien, serta apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan?
Anamnesis radiologi :
a. Menanyakan kepada pasien kapan terakhir terpapar radiasi radiologi, dab apa jenis paparannya
Instruksi sebelum paparan
1. Edukasi kepada pasien tentang prosedur radiologi yang akan dilakukan.
2. Meminta persetujuan pasien pada lembar informed consent dilakukannya eksposur radiasi.
3. Instruksikan pasien untuk menggunakan apron serta jelaskan fungsi dan cara pemakaiannya.
4. Instruksikan pasien untuk melepas masker, perhiasan seperti kalung dan anting, jepit/pin rambut, gigi tiruan lepasan, alat orthodontic lepasan, piercing atau benda-benda lain yang terbuat dari metal yang berada di sekitar rongga mulut.
5. Instruksikan pasien untuk menyandarkan kepala pasien pada sandaran kepala kursi dental
6. Instruksikan pasien untuk tidak bergerak (menggerakan kepala, lidah maupun jari yang digunakan untuk menahan film) selama dilakukannya eksposur agar hasil radiografi baik dan tidak perlu dilakukan pengulangan eksposur.
Prosedur radiografi periapikal gigi .. (sesuai kasus pasien diatas)
1. Prosedur radiografi yang akan dilakukan harus dibawah sepengetahuan dokter supervisi.
2. Operator harus terlebih dahulu melakukan anamnesis umum (keluhan,riwayat penyakit dan riwayat penyakit keluarga, riwayat konsumsi dan alergi obat) dan riwayat radiologi serta menginformasikan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Instruksikan pasien untuk menyelesaikan pembayaran di lantai 1 RSGM, lalu intruksikan pasien untuk ke lantai 3 bagian radiologi untuk dilakukan paparan.
4. Lakukan persiapan :
a. Persiapan lingkungan kerja : Membersihkan kursi pasien dengan menggunakan cairan disinfektan
b. Persiapan operator : Penggunaan APD seperti gown, haircap, faceshield, masker, shoe cover, dan apron.
c. Persiapan pasien : Menerapkan 3S (senyum, salam dan sopan) dan memperkenalkan diri kepada pasien, mempersilakan pasien untuk masuk ruangan radiologi, mempersilakan pasien untuk duduk di kursi pasien, identifikasi identitas pasien dan periksa kembali surat rujukan pasien, untuk memastikan kembali gigi yang akan dilakukan pemeriksaan radiografis d. Persiapan alat dan bahan : Handscoen, paket film
e. Persiapan alat sinar x : Periksa dan atur kondisi paparan sesuai proyeksi (kV, mA second).
5. Instruksi pasien :
a. Melepaskan masker, perhiasan seperti anting, kalung, gigi tiruan lepasan, alat orthodontik lepasan, piercing/tindik dan benda logam lainnya yang berada di area rongga mulut.
b. Memakai apron sebagai proteksi radiasi.
c. Pasien jangan bergerak (menggerakkan lidah, jari dan kepala) selama proses eksposur film.
6. Tindakan aseptik: Cuci tangan di tempat yang tampak oleh pasien, keringkan dan pakai handscoen baru.
7. Sesuaikan posisi kursi sehingga posisi pasien tegak. Ketinggian kursi disesuaikan agar posisi operator nyaman saat bekerja
8. Sandarkan kepala pasien pada sandaran kepala kursi dan sesuaikan posisi kepala pasien. RA : Garis ala nasi – tracus/bidang oklusi sejajar lantai // RB : Garis ujung bibir – tracus/bidang oklusi sejajar lantai
9. Bagian depan film atau sisi film yang sensitif harus menghadap obyek/gigi ..
10.Instruksikan pasien untuk membuka mulut, dan paket film dengan ukuran yang tepat. Paket film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi yang akan difoto tanpa dibengkokkan.
11.Perhatikan daerah palatum dan lingual pasien, dan apakah pasien memiliki gagging reflex yang tinggi.
12.Paket film diposisikan secara horizontal di dalam rongga mulut pasien. Posisi film dilebihkan sekitar 2-3 mm diatas oklusal atau incisal edge, untuk memastikan semua bagian gigi tercakup di dalam film.
13.Pasien kemudian diinstruksikan untuk menahan film yang sudah ditempatkan secara perlahan (instruksikan jangan ditahan terlalu keras agar film tidak bengkok) dengan menggunakan ibu jari atau telunjuk.
14.Operator menentukan centring point, angulasi vertikal dan horizontal, serta posisi ujung tabung. Untuk kasus ini (gigi ..) :
- Centring point : - Angulasi vertikal :
- Angulasi horizontal : Pusat sinar diarahkan ke daerah kontak interproximal a/r gigi
- Ujung tabung sinar X diletakkan pada sudut sebelah kanan garis bisektris dengan pusat arah sinar diarahkan ke apeks gigi.
15.Periksa kembali :
a. Apakah bagian depan film menghadap obyek, hati-hati jangan terbalik.
b. Posisi pasien, ingatkan pasien untuk tidak bergerak selama proses eksposur berlangsung hingga operator kembali ke ruangan.
c. Kondisi penyinaran apakah sesuai regio dan kasus.
16.Pengaturan timer/waktu.
17.Operator keluar ruangan untuk menekan tombol peyinaran, pastikan sampai tanda penyinaran selesai.
18.Setelah selesai, operator masuk kembali dan mengeluarkan film dari mulut pasien.
19.Menginstruksikan pasien untuk membuka apron dan memakai kembali masker serta perhiasan/aksesoris yang sudah dilepas.
20.Perhatikan prosedur kontrol infeksi (menyemprot paket film dengan cairan disinfektan, membuang plastik bening pembungkus film dan handscoen bekas pakai ke dalam tong sampah infeksius).
21.Persilakan pasien menunggu di ruang tunggu.
22.Persiapan film/sensor yang sudah disinari untuk processing.
23.Setelah hasil radiografi selesai, lakukan interpretasi hasil radiografi periapikal pasien untuk membantu dalam penegakkan diagnosis yang benar.
24.Operator dan pasien kembali ke lantai pemeriksaan.
25.Operator mengajukan acc hasil radiografi periapikal kepada dokter supervisi.
Jika sudah acc, jelaskan kepada pasien hasil radiografinya.
Angulasi + = cone menghadap ke bawah // Angulasi - = cone menghadap ke atas
Tabel kegagalan yang dapat mempengaruhi kualitas film + penyebab
Tabel kegagalan yang dapat mempengaruhi kualitas film + penyebab + solusi
Masalah Kemungkinan Penyebab
Penanggulangan
Umum Khusus
Foto Terlalu Gelap
Overdevelopment
Paparan X-ray berlebih
Film berkabut
- Konsentrasi
developer terlalu tinggi - Developing terlalu lama
- Suhu developer terlalu tinggi - Setting exposure salah
- Setting pengatur waktu salah - Jaringan pasien terlalu tipis
- Kebocoran cahaya ke dalam ruang gelap - Kerusakan lampu safelight
- Stok film lama - Penyimpanan film yang kurang baik - Kebocoran cahaya pada kaset
- Bahan bahan diganti atau diencerkan - Sesuaikan petunjuk pabrik
- Sesuaikan petunjuk pabrik
- Sesuaikan dan ulangi pemeriksaan
- Atur waktu servis dan perbaikan alat X-ray - Kurangi exposure dan ulangi
- Cek dan perbaikan berkala
- Inspeksi safelight secara visual, koin tes, dan perbaiki kerusakan - Buang film
- Buang film, lakukan penilaian ulang fasilitas penyimpanan
- Cek engsel kaset, perbaiki atau ganti
Foto terlalu terang
Underdevelopment
Exposure X-ray kurang
- Developer terlalu encer
- Developing kurang lama
- Suhu developer terlalu rendah - Developer terlalu jenuh
- Developer tercampur fixer
- Setting exposure salah
- Ganti developer - Sesuaikan petunjuk pabrik
- Sesuaikan petunjuk pabrik
- Ganti developer - Ganti developer
- Sesuaikan, ulangi prosedur
- Setting pengatur waktu salah - Jaringan pasien terlalu tebal
- Atur servis dan perbaikan alat X-ray - Tambah waktu exposure, ulangi Kontras
kurang
Kesalahan teknik Kesalahan pengolahan foto
Film Berkabut
Pemasangan film terbalik
- Overdevelopment (+Foto lebih gelap) - Underdevelopment (+Foto terlalu terang) - Developer tercampur fixer
- Waktu fiksasi kurang (Foto terlalu opak, berkilau keputihan) - Larutan fixer jenuh (Foto terlalu opak, berkilau keputihan)
Sda
Sesuaikan dan ulangi prosedur
- Periksa kembali proses developing, waktu dan suhu
- sda
- Ganti larutan
- Sesuaikan petunjuk pabrik
- Ganti fixer
Sda Gambar
kurang tajam
Teknik salah
Kaset rusak
Exposure X-ray berlebihan
- Pasien bergerak - Film terlalu ditekan selama exposure - Posisi pasien salah (pada foto panoramic)
- Kurang berkontaknya film dengan screen - Kecepatan intensifying screen tidak sesuai
Setting exposure yang salah untuk objek yang tipis
menyebabkan film terbakar
- Evaluasi dan instruksikan pasien - Sesuaikan, ulangi - Lebih hati-hati menempatkan pasien, penggunaan alat bantu posisi
- Periksa kaset dan perbaiki atau ganti - Ganti screen
Kurangi setting exposure, ulangi
Penampakan benda asing pada film
Kesalahan penanganan
Kesalahan pemrosesan
- Paket film tertekuk - Penanganan di kamar gelap tidak hati- hati
- Spot putih asing - Kurang bahan saat perendaman film - Setting mesin rusak - Pasien menggigit film terlalu keras
- Kotoran pada intensifying screen
- Penanganan yang lebih berhati-hati - Sda
- Penanganan lebih berhati-hati
- Periksa tangki bahan dan sesuaikan
- Bersihkan prosesor - Instruksi yang benar pada pasien, ulangi - Bersihkan screen secara rutin
Penempatan pasien salah
Penempatan paket film salah
Penempatan tabung X- ray salah
Penempatan pasien salah
- Posisi film terbalik (+foto terlalu terang) - Tidak menunjukkan daerah yang dimaksud - Film digunakan dua kali (+ film lebih gelap) - Sudut tabung terlalu tinggi menyebabkan pemendekan
bayangan
- Sudut tabung terlalu kecil menyebabkan pemanjangan bayangan
Posisi pasien salah (pada unit panoramic)
- Gunakan film holder untuk radiografi intra oral bila mungkin - Sda
- Penanganan film lebih hati-hati
- Gunakan alat beam- aiming jika mungkin
- Sda
Penempatan pasien lebih hati-hati dan gunakan alat bantu posisi pasien
Kesalahan operator dalam penempatan, meliputi :
a. Salah menempatkan ujung tabung X-ray, menyebabkan :
- Pemanjangan bayangan dan Pemendekan bayangan Kesalahan angulasi vertical
o Elongasi atau pemanjangan gambaran gigi dari yang sebenarnya merupakan hasil dari angulasi yang terlalu kecil Meningkatkan angulasi vertikal, dengan cara untuk maksila angulasi positif harus ditingkatkan (cone mengarah ke bawah), untuk mandibula angulasi negatif harus ditingkatkan (conemengarah ke atas).
o Foreshortening atau pemendekan gambaran gigi dan jaringan pendukung dari yang sebenarnya disebabkan karena kesalahan angulasi vertikal yang terlalu besar. Kesalahan seperti ini juga dapat terjadi ketika film tidak ditempatkan secara paralel terhadap panjang aksis gigi.
- Superimposisi / bayangan bertumpang tindih Kesalahan angulasi horizontal menempatkan film sejajar dengan gigi sehingga sinar-x dapat berjalan langsung melewati kontak bidang atau gunakan alat beam- aiming jika mungkin
- Coning off atau cone cutting (bayangan cone pada film menyebabkan terpotongnya gambar daerah yang dimaksud) Kesalahan pemusatan sinar
b. Salah menempatkan paket film, menyebabkan :
- Film terbalik, terlihat bayangan aluminium foil dari pembungkus (hasil foto terlalu terang)
- Penggunaan film dua kali, dua kali terpapar (hasil foto terlalu gelap) - Tidak mencakup daerah yang diinginkan
- Film bengkok menyebabkan lipatan pada emulsi yang pada akhirnya berdampak pada kualitas gambar Hati-hati dalam penanganan, penggunaan film yang lebih kecil, dan penempatan yang benar.
- Bidang oklusal miring Ketika film tidak tegak lurus dengan bidang oklusal Film seharusnya ditempatkan lurus atau tegak lurus dengan bidang oklusal.
-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS DENTAL FOTO
A. Kualitas Gambar
Kualitas gambar terdiri dari:
1. Kontras
Kontras dalam radiografi adalah perbedaan warna hitam, putih dan abu-abu pada hasil akhir sebuah foto. Hal itu tergantung pada kekontrasan subjek, kekontrasan film dan gambaran kabut pada film.
a. Kekontrasan Subjek
Akibat perbedaan jumlah sinar X yang diserap dan diteruskan pada tubuh.
Perbedaan itu tergantung pada ketebalan jaringan, kepadatan jaringan dan perbedaan nomor atom (berhubungan dengan absorpsi foto elektrik) dan kualitas penetrasi pesawat sinar x
b. Kontras Film
Kontras merupakan sifat dasar dari sebuah film, karena kekontrasan menunjukkan respon film terhadap jumlah sinar X yang diterima maupun diteruskan. Kekontrasan tergantung pada karakteristik kurva film, derajat kepadatan optik dalam menghitamkan film, tipe film (direct atau indirect) serta proses pencucian film.
c. Gambaran Kabut
Gambaran kabut diakibatkan oleh pancaran radiasi yang menyentuh film mengakibatkan gambaran kehitaman sehingga mengurangi kekontrasan gambar.
2. Ketajaman Gambar
Ketajaman gambar tergantung pada posisi pesawat sinar X, objek dan syarat-syarat lain: objek dan film harus berkontak, paralel serta pengaturan sudut yang tepat.
3. Karakteristik dari pesawat sinar X
Ketentuan pesawat sinar X yang ideal antara lain:
a. Mampu berpenetrasi melalui jaringan tubuh pasien, dengan sudut sinar yang berbeda, dan bereaksi dengan emulsi film untuk menghasilkan kontras yang baik.
b. Paralel, tidak divergen, untuk mencegah pembesaran bayangan
c. Dihasilkan dari satu sumber untuk mengurangi gambaran blur dan efek penumbra.
4. Ketajaman dan Resolusi Gambar
Ketajaman diartikan sebagai kemampuan sinar X untuk memperjelas tepi.
Penyebab utama kehilangan tepi antara lain:
a. Ketidaktajaman objek termasuk efek penumbra b. Ketidaktajaman akibat gerak pasien
c. Ketidaktajaman akibat absorpsi, disebabkan oleh variasi bentuk, contoh cervical burn out pada leher gigi
d. Ketidaktajaman layar, akibat difusi dan penyebaran sinar
e. Resolusi yang buruk. Resolusi adalah kemampuan film untuk membedakan struktur dan menghasilkan gambaran terpisah dari objek-objek kecil yang ditempatkan berdekatan. Hal ini tergantung pada karakteristik film termasuk tipe (direct atau indirect), kecepatan dan ukuran emulsi kristal perak halida.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS FOTO Faktor yang mempengaruhi kulaitas foto antara lain:
1. Peralatan sinar X
2. Reseptor gambar (film atau kombinasi film dan layar) 3. Proses pencucian
4. Pasien
5. Operator dan teknik pemotretan
MACAM-MACAM KESALAHAN FOTO Kesalahan pada Film
1. Film Terlalu Gelap
Kemungkinan disebabkan oleh:
a. Over eksposure,
Akibat peralatan yang tidak tepat, misalnya pengaturan waktu (timer) yang tidak tepat, pengaturan jumlah sinar eksposur yang tidak tepat
b. Over development,
Akibat terlalu lama berada dalam larutan developer, larutan developer terlalu panas atau konsentrasinya terlalu pekat.
c. Berkabut
Akibat kesalahan penyimpanan, antara lain film secara tidak sengaja terkena paparan radiasi, tempat penyimpanan terlalu hangat, film kadaluarsa, film terpapar sinar, kesalahan saat pencucian meliputi kebocoran lampu darurat dan lampu pengaman yang salah
d. Jaringan Tubuh Pasien yang Tipis 2. Film Terlalu Pucat/Buram
Kemungkinan disebabkan oleh:
a. Under Eksposure
Akibat kesalahan pengaturan pesawat sinar X misalnya pengaturan waktu terlalu lama.
b. Underdevelopment
Pengaturan waktu perendaman di larutan developer yang salah, larutan developer terlalu dingin, terlalu encer, terlalu sedikit atau terkontaminasi larutan fixer.
c. Ketebalan Jaringan Tubuh pasien
d. Penempatan film terbalik 3. Kontras Film Terlalu Rendah
Kemungkinan disebabkan oleh a. Kesalahan Proses
Antara lain terlalu sebentar di larutan developer (film juga menjadi buram), terlalu lama dalam larutan developer (film juga menjadi gelap). Larutan developer terkontaminasi fixer, waktu fixasi yang tidak tepat, larutan fixer kurang.
b. Gambaran Berkabut
Anytara lain akibat penyimpanan yang kurang baik (terlalu hangat atau terpapar sinar radiasi lain), film sudah kadaluarsa, kesalahan penempatan film saat pemotretan, kesalahan saat pencucian.
A. Teori Periapikal
Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan melihat keseluruhan makhota dan akar gigi (crown and root), tulang alveolar dan jaringan sekitarnya.
1. Indikasi klinis utama untuk radiografi periapikal meliputi:
Adanya infeksi atau inflamasi pada daerah apical
Adanya suspek kelainan pada bagian periodontal
Terjadi trauma pada gigi beserta tulang alveolar
Melihat ada tidaknya kelainan posisi pada gigi yang belum tumbuh
Melihat morfologi dari akar gigi sebelum dilakukan ekstraksi
Perawatan endodontik
Pemeriksaan preoperative dan postoperative pada bedah apikal
Evaluasi secara mendetil pada kista apikal dan lesi lainnya pada tulang alveolar
Evaluasi pre & postoperative pada pemasangan implant
2. Syarat Posisi Ideal
Syarat untuk mendapatkan posisi yang ideal antara film dan tabung sinar X dengan gigi, seperti digambarkan pada Gambar 8.1, meliputi:
Film harus berkontak dengan gigi atau setidaknya sedekat mungkin dengan gigi
Gigi dan film harus sejajar (teknik paralel)
Film harus pada posisi vertikal untuk gigi insisivus dan kaninus, dan horizontal untuk gigi premolar dan molar, serta film harus cukup sampai ke apeks agar didapat gambaran jaringan pada apikalnya
Tabung sinar X harus mengarah ke gigi dan film dengan sudut vertikal dan horizontal yang tepat
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan posisi ideal harus dapat dilakukan berulang sebelum pemaparan
3. Teknik Bisektris a. Teori
Teori dasar teknik sudut bisektris ditunjukkan pada Gambar 8.13 dan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Paket film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi yang akan difoto tanpa dibengkokkan.
2. Tentukan sudut antara sumbu panjang gigi dengan sumbu panjang film.
3. Ujung tabung sinar X diletakkan pada sudut sebelah kanan garis bisektris dengan pusat arah sinar diarahkan ke apeks gigi.
4. Dengan prinsip geometris segitiga sama sisi, ukuran panjang sebenarnya gigi di mulut akan sebanding dengan panjang gigi pada film.
b. Sudut vertikal ujung tabung sinar X
Sudut vertikal dari sinar terhadap dataran oklusal ditentukan dengan menarik garis dari pusat sinar sampai bertemu dengan dataran oklusal (lihat Gambar 8.13).
Catatan : sudut vertikal ini biasanya sudah ditentukan, akan tetapi ini hanya berupa acuan perkiraan. Perbedaan posisi kepala pasien, posisi dan inklinasi gigi yang bersifat individual menyebabkan sudut-sudut ini sebaiknya ditentukan sesuai keadaan pasien. Standar sudut-sudut vertikal sebaiknya hanya dijadikan panduan umum saja.
c. Sudut horizontal ujung tabung sinar X
Pada dataran horizontal, pusat sinar harus diarahkan ke daerah kontak interproximal, untuk menghindari efek overlapping. Oleh karena itu, sudut-sudut horizontal ditentukan berdasarkan bentuk rahang dan posisi gigi
d. Keunggulan teknik bisektris
Penempatan film dapat dikatakan nyaman untuk dilakukan pada seluruh area rongga mulut.
Penentuan posisinya relatif mudah dan sederhana.
Jika semua sudut ditentukan dengan tepat, gambar gigi yang didapat akan sama dengan ukuran gigi sebenarnya dan adekuat (tetapi tidak ideal) pada kebanyakan kepentingan diagnosis.
e. Kelemahan teknik bisektris
Banyaknya variabel yang terlibat pada pengambilan foto seringkali menyebabkan hasilnya mengalami distorsi.
Penentuan sudut vertikal yang tidak tepat dapat menyebabkan pemendekan atau elongasi gambaran yang diinginkan.
Lapisan tulang periodontal sangat sedikit terlihat.
Bayangan dinding zigomatikum seringkali menimpa akar gigi molar rahang atas.
Sudut vertikal dan horizontal harus ditentukan untuk tiap pasien, yang berarti diperlukan keterampilan pada penggunaan teknik ini.
Coning off atau cone cutting dapat terjadi jika arah sinar tidak pertengahan film, biasanya pada penggunaan segiempat sejajar.
Sudut horizontal yang tidak tepat dapat menyebakan gambaran overlap mahkota dan akar gigi.
Bagian mahkota gigi seringkali mengalami distorsi, hal ini menyulitkan deteksi karies proximal.
Akar bagian bukal gigi premolar dan molar rahang atas mengalami pemendekan.
4. Teknik Paralel a. Teori
Film diletakkan pada holder di dalam mulut sejajar sumbu panjang gigi.
Ujung tabung sinar X diarahkan pada sudut yang tepat (vertikal dan horizontal) terhadap gigi dan filmnya.
Dengan menggunakan film holder beserta film packet dan posisi ujung tabung sinar X yg tepat, teknik ini dapat dilakukan berulang.
Teknik radiografi untuk gigi permanen dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gunakan film dan holder dengan ukuran yang sesuai. Untuk gigi insisivus dan kaninus, gunakan holder anterior dan film dengan ukuran 22 x 35 mm dengan posisi vertikal. Untuk gigi premolar dan molar, gunakan holder posterior dan film dengan ukuran 31 x 41 mm dengan arah posisi horizontal, kemudian:
a. Bagian dari film yang berwarna putih menghadap ke arah kepala tabung sinar X.
b. Titik orientasi yang menonjol pada film diletakkan berlawanan dengan mahkota gigi (untuk mencegah terjadinya superimpose titik tersebut pada bagian apex).
2. Kepala pasien menyandar dengan dataran oklusal sejajar bidang horizontal.
3. Film dan film holder diletakkan dalam mulut dengan ketentuan:
a. Gigi insisivus dan kaninus rahang atas – film diletakkan sedemikian rupa sehingga tingginya dapat mencapai lengkung palatum.
b. Gigi insisivus dan kaninus rahang bawah – film diletakkan pada dasar mulut, kira-kira tingginya sejajar dengan gigi kaninus atau premolar pertama.
c. Gigi premolar dan molar rahang atas – film diletakkan di tengah lengkung palatum, agar tingginya cukup untuk mencapai lengkung palatum.
d. Gigi premolar dan molar rahang bawah – film diletakkan pada sulcus lingual di sebelah gigi yang akan difoto.
e. Holder diputar sehingga gigi yang akan difoto menyentuh bite block.
f. Letakkan cotton roll pada sisi yang berlawanan dengan bite block. Hal ini membantu untuk menjaga kesejajaran gigi dengan film dan mengurangi ketidaknyamanan akibat penggunaan holder.
g. Pasien diminta untuk menggigit perlahan, untuk menstabilkan posisi holder.
h. Pindahkan locator ring ke bawah tongkat indikator sampai berkontak dengan wajah pasien. Hal ini untuk mendapatkan jarak yang tepat antara titik fokus dengan film.
i. BID disejajarkan dengan locator ring, untuk mendapatkan sudut vertikal dan horizontal serta menempatkan kepala tabung di tengah- tengah film secara automatis.
j. Lakukan pemaparan foto (lihat Gb. 8.5 - 8.12).
5. KESULITAN DALAM MENEMPATKAN POSISI FILM YANG SERING DITEMUKAN PADA PENGAMBILAN RADIOGRAFI PERIAPIKAL
Penempatan film intraoral yang sesuai dengan literatur terkadang tidak selalu memungkinkan. Tehnik radiografi yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya terkadang memerlukan modifikasi. Kesulitan yang ditemukan acap kali meliputi:
A. Molar ketiga rahang bawah
Kesulitan utama adalah penempatan film yang terkadang kurang ke posterior menyebabkan pengambilan gambar secara keseluruhan tidak terpenuhi (terutama jika posisi molar ketiga impaksi horizontal) dan juga gambaran jaringan disekitar gigi termasuk canalis inferior sulit didapat.
Solusi :
a. Digunakan adapted holder yang secara khusus dirancang untuk menempatkan film dalam mulut agar sesuai, alat digunakan dengan cara:
Holder disisipkan dengan aman pada bagian tepi atas film packet.
Dengan mulut terbuka, paket film diletakkan perlahan pada bagian sulkus lingual sejauh mungkin ke posterior.
Pasien diminta untuk menutup mulut (agar jaringan di daerah dasar mulut relaksasi), pada saat yang sama paket film akan menempati posisi lebih ke posterior dalam mulut, untuk mengetahui posisi paket film sudah tepat maka bagian tepi depan film akan berada di daerah mesial gigi molar pertama region yang sama.
Pasien diminta untuk menggigit holder dan menempatkan holder pada posisi yang seharusnya.
Ujung tabung sinar X menempati posisi sudut yang tepat untuk pemotretan gigi molar ketiga dan paket film berada di pertengahan tabung, 1 cm ke atas dari tepi bawah mandibula, bidang vertikal terletak sejajar garis yang ditarik dari sudut terluar mata.
a. Mengambil dua gambaran radiografi gigi molar ketiga menggunakan dua sudut tabung horizontal yang berbeda, antara lain:
Paket film menempati posisi sejauh mungkin ke daerah posterior (sama dengan tehnik yang dijelaskan dengan menggunakan holder).
Tabung sinar X ditempatkan dengan sudut horizontal yang ideal sehingga sinar X melewati daerah antara molar kedua dan ketiga (jika digunakan untuk memotret gigi molar ketiga yang mengalami impaksi horizontal, kemungkinan daerah apeks dari gigi tidak akan terambil dengan posisi ini.
Paket film kedua ditempatkan pada posisi yang sama dengan sebelumnya, tetapi posisi tabung berada lebih ke posterior untuk memproyeksikan gambaran apeks dari gigi molar ketiga pada film.
B. Rasa ingin muntah pasien/gagging
Kebanyakan pasien memiliki refleks muntah yang kuat. Keadaan ini membuat penempatan paket film menjadi sulit, khususnya pada memotretan region molar baik atas maupun bawah.
Solusi :
a. Pasien diberikan anestetikum lokal dalam bentuk tablet hisap sebelum penempatan paket film.
b. Meminta pasien untuk menarik nafas yang dalam selama paket film berada di dalam mulut.
c. Menempatkan paket film sejajar dengan bidang oklusal dalam mulut sehingga film tidak menyentuh palatum dan lakukan tehnik dengan sudut bisektris, dimana posisi tabung dimodifikasi sesuai sumbu panjang gigi dan paket film.
C. Perawatan endodontik.
Kesulitan utama meliputi:
Penempatan paket film dan stabilisasi ketika instrumen endodontik, rubber dam dan rubber dam clamps siap digunakan
Identifikasi dan separasi saluran akar
Memperkirakan panjang saluran akar dari gambar perspektif atau elongasi radiografi
Solusi :
a. Masalah penempatan paket film dan stabilisasi dapat dipecahkan dengan:
- Menggunakan film packet holder sederhana yaitu the Rinn Eezee-Grip.
Alat ini ditempatkan di mulut kemudian ditahan pada posisinya oleh pasien
- Menggunakan special endodontic film holder yang telah dikembangkan.
Alat ini menggabungkan keranjang kecil dalam area pengunyahan, untuk mengakomodasi pegangan instrumen endodontik, yang memungkinkan paket film dan gigi sejajar.
b. Masalah identifikasi dan separasi saluran akar dapat diatasi dengan memfoto setidaknya dua gambaran radiografi, menggunakan posisi horizontal tabung sinar X yang berbeda (lihat Gambar 8.34).
c. Masalah memperkirakan panjang saluran akar dapat diatasi dengan:
- Melakukan teknik paralel yang akurat sebelum perawatan periapikal dan mengukur panjang akar secara langsung dari foto radiografi sebelum memulai perawatan endodontik. Jumlah penyimpangan dalam film berikutnya dapat diperkirakan.
- Menghitung secara matematis panjang saluran akar sebenarnya dari penyimpangan foto periapikal teknik bisektris yang diambil dengan instrumen diagnosa berada di dalam saluran akar pada ujung apikal yang telah diperkirakan secara klinis.
Perhitungan dilakukan berdasarkan dengan rumus:
Lalu, angka yang diperoleh dari perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan panjang kerja instrumen sesuai kebutuhan
D. Puncak tulang alveolar daerah tidak bergigi /edentulous ridge
Masalah utama pada pemotretan pasien tak bergigi dan pasien dengan gigi tiruan sebagian yaitu dalam hal penempatan paket film.
Solusi Meliputi :
Pada pasien yang tidak bergigi, ketinggian yang kurang pada daerah palatal, atau hilangnya sulkus lingual, merupakan indikasi dari teknik paralel dan semua radiografi periapikal harus digunakan dengan
Panjang gigi sebenarnya
Panjang radiografi gigi x Panjang instrumen sebenarnya Panjang radiografi instrumen
=
modifikasi teknik bisektris. Sumbu panjang film dan tinggi tulang alveolar harus diperkirakan untuk menyesuaikan posisi ujung tabung sinar X
Pada pasien yang kehilangan gigi sebagian, teknik paralel biasanya dapat digunakan. Jika daerah yang tidak bergigi menyebabkan bergesernya film, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan cottonwool rolls
E. Pada pasien anak
Salah satu masalah teknis utama yang terjadi pada anak-anak adalah ukuran mulut mereka yang kecil dan sulitnya meletakkan film di daerah intra oral.
Teknik paralel tidak memungkinkan pada anak yang masih sangat kecil, tetapi biasanya dapat digunakan (dan dianjurkan) pada pemotretan daerah anterior, untuk mengetahui trauma pada gigi incisivus tetap. Gambaran yang dihasilkan dari teknik ini sangat berguna untuk perbandingan di masa yang akan datang.
Modifikasi teknik bisektris dapat digunakan pada sebagian besar anak-anak, dimana film diletakkan sejajar dataran oklusal di dalam mulut dan posisi ujung tabung disesuaikan .
F. Pasien dengan keterbatasan mental.
Prosedur radiografi panoramik (sesuai kasus pasien diatas)
1. Prosedur radiografi yang akan dilakukan harus dibawah sepengetahuan dokter supervisi.
2. Operator harus terlebih dahulu melakukan anamnesis umum (keluhan,riwayat penyakit dan riwayat penyakit keluarga, riwayat konsumsi dan alergi obat) dan riwayat radiologi serta menginformasikan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Operator meminta izin dan persetujuan pasien terlebih dahulu melalui pengisian dan penandatanganan lembar informed consent.
4. Instruksikan pasien untuk menyelesaikan pembayaran di lantai 1 RSGM, lalu intruksikan pasien untuk ke lantai 3 bagian radiologi untuk dilakukan paparan.
5. Lakukan persiapan :
a. Persiapan lingkungan kerja : Membersihkan kursi pasien dengan menggunakan cairan disinfektan
b. Persiapan operator : Penggunaan APD seperti gown, haircap, faceshield, masker, shoe cover, dan apron.
c. Persiapan pasien :
- Menerapkan 3S (senyum, salam dan sopan) dan memperkenalkan diri kepada pasien.
- Mempersilakan pasien untuk masuk ruangan radiologi.
- Identifikasi identitas pasien dan periksa kembali surat rujukan/status order pasien, untuk memastikan kembali gigi yang akan dilakukan pemeriksaan radiografis
- Menjelaskan prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan pasien.
d. Persiapan alat dan bahan : Handscoen
e. Persiapan alat sinar x : Periksa dan atur kondisi paparan sesuai proyeksi (kV, mA second).
6. Instruksi pasien :
a. Melepaskan masker, perhiasan seperti anting, kalung, gigi tiruan lepasan, alat orthodontik lepasan,kacamata, piercing/tindik dan benda logam lainnya yang berada di area rongga mulut.
b. Memakai apron sebagai proteksi radiasi.
c. Pasien jangan bergerak (menggerakkan lidah, kepala dan badan) selama proses eksposur.
7. Pasien harus ditempatkan secara akurat pada mesin dengan menggunakan berbagai alat head-positioning dan pemandu penanda sinar sehingga gigi terletak didalam fokal trough. Pada sebagian unit, wajah pasien menjauh dari peralatan dan menghadap operator dan pada unit yang lain menghadap kearah sebaliknya.
8. Pasien harus diinstruksikan untuk menempatkan lidahnya pada langit-langit mulut sehingga menempel pada palatum keras dan tidak boleh bergeser selama pemaparan (±18 detik).
9. Setting pemaparan yang sesuai harus dipilih, biasanya berkisar antara 70-100 kV dan 4-12 mA.
Tabel 15.1 Rangkuman Posisi Yang Sering Eror dalam Dental Panoramik Tomography dan Akibat Kesalahannya Pada Film
Posisi Eror Akibat pada Film
Pasien terlalu jauh dari film Gigi anterior melebar dan tidak fokus Pasien terlalu dekat dengan film Gigi anterior mengecil dan tidak fokous Posisi pasien asimetris (kepala bergeser
ke kanan atau ke kiri)
Gigi posterior membesar pada satu sisi dan mengecil pada sisi lain
Posisi dagu pasien terlalu tinggi atau Distorsi bentuk mandibula dan gigi anterior
terlalu rendah tidak fokus Pasien masih memakai anting, perhiasan,
gigi palsu atau alat orthodontik
Bayangan artefactual objek yang salah
Gagal untuk memberi instruksi pada pasien agar tetap diam selama pemaparan
Distorsi vertikal atau horizontal bagian dari gambar yang dihasilkan saat pergerakan