Terima kasih kerana membimbing dan mengajar erti kehidupan dengan penuh kasih sayang dan doa yang tulus ikhlas buat penulis. Burhanuddin, S.Pi., M.P sebagai penguji, saya penulis mengucapkan terima kasih atas masa yang telah diluangkan serta segala tunjuk ajar dan tunjuk ajar. Ibunda Nurinsana Salam, S.Pi., M.Si selaku pemeriksa kedua, penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas masa yang telah diluangkan serta segala tunjuk ajar dan tunjuk ajar.
Terima kasih yang setulus-tulusnya disampaikan kepada bapak dan ibu serta seluruh staf pengajar dan tata usaha Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah. Sahabatku geng, Nurlinda, Hajriana dan Nurul hidayah, terima kasih atas bantuan, dukungan, semangat, cinta dan solidaritasnya. Semoga silaturahmi yang kita bangun dari awal hingga akhir perkuliahan tetap terjalin dengan baik. Dan kepada sahabat saya Almarhum Marhuma Lisdawati, terima kasih atas bantuan, semangat, kasih sayang dan solidaritasnya selama enam semester. Kebaikanmu tidak akan pernah terlupakan.
Dan sahabatku Yuni Angriana, terima kasih atas bantuan, semangat, kasih sayang dan solidaritasnya selama 5 semester. Kebaikanmu tidak akan pernah terlupakan. Kanda Achmad Hidayat yang selalu membantu penulis mempersiapkan proposal penulisan skripsi, terima kasih atas bantuan, dorongan dan motivasinya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketersediaan daun kelor yang cukup melimpah dan tersedia sepanjang tahun menjadi salah satu pertimbangan untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pakan yang relatif murah. Selain itu daun kelor kelor juga mengandung senyawa antioksidan antara lain sitosterol dan glukopiranosida, daun kelor kelor juga merupakan suplemen yang memiliki nilai gizi tinggi dan dianggap sebagai suplemen protein dan kalsium, beberapa penelitian melaporkan bahwa daun kelor (Moringa oleifera lamk) memiliki komposisi vitamin A, B dan kalsium yang tinggi, zat besi dan protein. Berdasarkan komposisi zat nutrisi yang terkandung didalamnya, dapat dipastikan bahwa penggunaan isi rumen tidak akan menimbulkan efek buruk dalam batas tertentu bila digunakan sebagai campuran nutrisi untuk berbagai jenis ternak.
Di dalam rumen retikulo terdapat mikroba rumen yang terdiri dari protozoa dan bakteri yang berfungsi melakukan fermentasi untuk mensintesis asam amino, vitamin B kompleks dan vitamin K sebagai sumber nutrisi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) hasil inkubasi cairan rumen dengan dosis berbeda dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi usaha budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) mengenai pengaruh penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) hasil inkubasi cairan rumen dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. , dan hasil yang diharapkan.Penelitian ini nantinya dapat membantu para petani ikan nila agar lebih efektif dan efisien dalam budidaya ikan nila.
TINJAUAN PUSTAKA
- Klasifikasi dan morfologi ikan nila
 - Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila
 - Klasifikasi dan Morfologi Daun Kelor (Moringa oleifera lamk)
 - Cairan Rumen
 - Kelangsungan Hidup (Sintasan)
 - Kualitas Air
 
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984), mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat, pipih, punggung lebih tinggi dan garis lurus (vertikal) pada tubuh dan sirip ekor. Kebutuhan protein ikan nila dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran ikan, suhu air, kadar nutrisi, kandungan energi dalam pakan yang dapat dicerna dan kualitas protein (Furuichi, 1988). Tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) memiliki beberapa zat antihipertensi, antikanker, dan antibakteri, antara lain niacimicin, pterygospermin.
Selain itu daun kelor kelor juga mempunyai kandungan zat antioksidan antara lain sitosterol dan glukopiranosida, daun kelor kelor juga merupakan suplemen yang memiliki nilai gizi tinggi dan dianggap sebagai suplemen protein dan kalsium, dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa daun kelor ( Kelor (Moringa) oleifera lamk) mempunyai komposisi vitamin A, B dan kalsium, zat besi dan protein yang tinggi (Sarjono, 2008). Hasil penelitian di Afrika menunjukkan bahwa daun kelor mengandung vitamin C tujuh kali lebih banyak dibandingkan jeruk, mengandung kalsium empat kali lebih banyak dibandingkan susu, ditambah kandungan protein pada daunnya yang bisa mencapai 43% jika diekstraksi dengan etanol. Zat aktif pada daun kelor mempunyai aktivitas antibakteri dan antioksidan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja organ dalam dan mencegah kerusakan organ dalam.
Ketika mencoba menyediakan tepung daun kelor untuk menjamin kelangsungan hidup ikan budidaya, perhatian harus diberikan pada dosis yang digunakan. Hal ini dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan ikan budidaya jika diberikan dalam dosis yang berlebihan, karena selain mengandung zat-zat bernilai gizi tinggi yang bermanfaat bagi tubuh ikan, tepung daun kelor juga mengandung zat gizi – Zat antinutrisi yang terdapat secara alami. pada tanaman atau diperoleh dari pestisida atau pupuk yang diberikan kepada tanaman. Berbagai senyawa dalam daun kelor, baik nutrisi maupun anti nutrisi tercantum pada Tabel 1 sebagai berikut. Pada penelitian sebelumnya pemberian pakan tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).
Hasil: Pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) dengan konsentrasi 35% memberikan efek yang paling maksimal dibandingkan konsentrasi lainnya (Indiriani Irma, 2012). Hasil penelitian sebelumnya dengan menggunakan daun, tingkat kelangsungan hidup ikan mujair dalam batas normal. Bagi sebagian besar jenis ikan yang hidup di perairan hangat, pertumbuhan ikan berkisar pada suhu 17 – 18oC dan optimal pada suhu 28 – 30oC.
Beberapa spesies ikan nila telah dikenal luas mampu bertahan hidup pada kondisi oksigen terlarut rendah. Wardoyo (1991) menyatakan kandungan oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan ikan umumnya lebih dari 5 mg/l. Selain suhu dan kandungan oksigen terlarut, pH atau keasaman air juga mempengaruhi kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan.
METODE PENELITIAN
- Waktu dan tempat
 - Alat dan Bahan
 - Wadah Penelitian
 - Hewan Uji
 - Media penelitian
 - Prosedur Penelitian
 - persiapan pakan uji
 - Rancangan penelitian
 - Pertumbuhan mutlak
 - Sintasan
 - Kualitas Air
 - Analisis data
 
Pakan uji yang terbuat dari campuran tepung daun kelor hasil inkubasi sari rumen dengan dosis berbeda diberikan kepada ikan uji. Pakan yang digunakan selama penelitian adalah pakan buatan dari pelet ikan nila yang dicampur dengan tepung daun kelor sesuai perlakuan. Sari rumen sapi diperoleh dari isi rumen sapi dengan cara filtrasi (penyaringan dengan kain katun) dalam kondisi dingin.
Cairan rumen yang telah disaring disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4oC untuk memisahkan supernatannya. Daun kelor kelor yang digunakan adalah daun muda yang dipetik dari dahan pohon mulai dari tangkai daun pertama (di bawah pucuk) hingga tangkai daun ketujuh yang masih berwarna hijau, meskipun daun tua dapat digunakan asalkan daun kelor belum menguning. Selanjutnya daun kelor dicuci dengan air bersih lalu diangin-anginkan hingga kadar air tepung daun kelor berkurang. Proses ini dilakukan agar daun kelor yang dikeringkan tidak menguning.
Untuk membuat tepung dari daun kelor kering digunakan blender dan ayakan untuk memisahkan batang-batang kecil yang tidak dapat dihancurkan dengan blender kemudian disimpan dalam wadah plastik. Cairan vamp yang digunakan sebagai bahan inkubasi adalah tepung daun kelor sebanyak 280 ml. Perlakuan A = Pakan dengan penambahan tepung daun kelor hasil inkubasi cairan rumen 25% (250 gram tepung daun kelor + 40 ml cairan rumen).
Perlakuan B = Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun kelor hasil inkubasi sari rumen 25% (250 gram tepung daun kelor + 60 ml sari rumen). Perlakuan C = Pakan tambahan tepung daun kelor hasil inkubasi sari rumen 25% (250 gram tepung daun kelor + 80 ml sari rumen). Perlakuan D = Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun kelor hasil inkubasi cairan rumen gram tepung daun kelor + 100 ml cairan rumen).
Analisis bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian pakan dengan campuran tepung daun kelor dengan dosis cairan rumen yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan Mutlak Benih Ikan Nila
Sebagai sumber protein, daun kelor mengandung asam amino esensial dalam jumlah seimbang sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan benih ikan nila. Pemberian tepung daun kelor dalam upaya meningkatkan pertumbuhan benih ikan budidaya sebaiknya memperhatikan dosis yang digunakan agar sesuai dengan proses metabolisme dalam tubuh ikan. Perlakuan dengan pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) hasil inkubasi cairan rumen pada pakan buatan meningkatkan pertumbuhan benih ikan nila karena adanya penambahan nutrisi pada pakan.
Tepung daun kelor mempunyai kandungan nutrisi dan protein yang tinggi, karena merupakan sumber protein yang mengawali proses percepatan pertumbuhan pada ikan, hal ini sejalan dengan pendapat (Effendie 1997) bahwa pertumbuhan spesimen.
Rata-rata Pertumbuhan
Sintasan
Pada penelitian ini, selain mengetahui laju pertumbuhan ikan nila, kami juga melihat tingkat kelangsungan hidup ikan tersebut pada akhir penelitian. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila yang diberi pakan tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk) hasil inkubasi cairan rumen, beberapa perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5. Makanan yang dimakan ikan digunakan untuk kelangsungan hidup ikan dan sisanya digunakan untuk ikan. pertumbuhan.
Kelangsungan hidup 100% pada semua perlakuan dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk), disebabkan kecukupan nutrisi dari kualitas pakan buatan yang diberikan baik. Selain itu, pengelolaan kualitas air, sterilisasi peralatan yang digunakan, dan pemberian pakan tepat waktu merupakan faktor lain untuk mencapai kelangsungan hidup 100%. Kelangsungan hidup merupakan perbandingan antara jumlah individu pada akhir percobaan dengan jumlah individu pada awal percobaan.
Sedangkan faktor abiotik terdiri dari ketersediaan pangan, kualitas media hidup ikan, dan sifat biologis lain yang berkaitan dengan penanganan dan penangkapan.
Kualitas Air
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
 - Saran
 
Pemanfaatan feses sebagai pengganti cairan rumen dalam teknik in vitro: pendugaan kecernaan bahan kering dan bahan organik berbagai jenis rumput. Pengaruh penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap berat organ dalam, glukosa darah dan kolesterol darah pada ayam broiler Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Pengaruh pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera lamk.) dalam formula pakan terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) dan pengajarannya di SMA Negeri 4 Palembang.
Kandungan polifenol dan sifat antioksidan ekstrak tepung daun kelor kelor dan aktivitas enzim hati kambing yang dilengkapi dengan kelor kelor/kue bunga matahari. 2008. Pengaruh penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera, lamk) dalam pakan terhadap persentase karkas, persentase pengendapan daging dada, persentase lemak abdominal dan kolesterol daging pada ayam broiler. , Malang. Laju Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus L) yang dibudidayakan di perairan rawa dengan sistem keramba dan kolam. http://google.com./jurnal.upr.ac.id.