Dalam Visi Rencana Strategis (Renstra Kemdiknas) Tahun 2014 disebutkan, yaitu “Penyelenggaraan Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk membentuk manusia Indonesia cerdas yang komprehensif” melalui perbaikan proses, penguatan organisasi dan budaya kerja, penguatan Sumber Daya Manusia, pengembangan sistem dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi .
Sasaran
Tersedianya mekanisme perencanaan pendidikan yang memenuhi kebutuhan dan didukung oleh data sarana dan prasarana pendidikan yang akurat, terpadu dan selalu terkini untuk meningkatkan efisiensi. Terbentuknya Sistem Perencanaan Pendidikan yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan memperhatikan kebutuhan regional, nasional, dan internasional.
KONSEP DAN PENDEKATAN
REFORMASI BIROKRASI INTERNAL KEMDIKNAS
- Arahan Strategis
- Konsep Umum Reformasi Birokrasi
- Konsep Reformasi Birokrasi Kemdiknas
- Pendekatan Reformasi Birokrasi Kemdiknas
Selain itu, pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemdiknas juga harus berlandaskan prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi. Dan seluruh program Reformasi Birokrasi Kemdiknas harus bermuara pada peningkatan pelayanan prima bagi seluruh aktor di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.
METODOLOGI
- Struktur Pelaksana Reformasi Kemdiknas
- Peta Jalan Reformasi Birokrasi Kemdiknas
- Tahapan Reformasi Birokrasi Kemdiknas
- Tahap Pembangunan dan Penataan Sistem
- Tahap Sosialisasi dan Implementasi
- Tahap Pengukuran Dampak Reformasi Birokrasi
- Mekanisme Pelaksanaan
Struktur pelaksana Reformasi Birokrasi Kementerian Pendidikan Nasional terbagi menjadi dua bagian, yaitu eksekutif pusat dan unit pelaksana utama. Tahap pengukuran dampak reformasi birokrasi terdiri dari empat tahap yang dimulai dari Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Proses, Kinerja Organisasi dan Individu hingga Pengukuran dan Evaluasi Efisiensi Eksternal dan Internal.
RENCANA AKSI
Agenda Reformasi Kemdiknas
- Reformasi Penguatan Organisasi Kemdiknas
- Reformasi Penataan SDM
- Reformasi Pembenahan Tatalaksana dan Pengembangan Sistem
- Reformasi Layanan Satuan Pendidikan
- Reformasi Layanan Peserta Didik
- Reformasi Layanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- Reformasi Layanan Substansi Pendidikan
Penataan struktur organisasi, tugas dan fungsi unit kerja sesuai dengan misi dan tujuan organisasi (UPT). Pengembangan dan penerapan sistem manajemen kinerja organisasi dan individu sejalan dengan misi dan tujuan organisasi (UPT).
MODEL PENGEMBANGAN E-LAYANAN
- Konsep Reformasi Layanan Prima
- Model Pengembangan e-Layanan
- Jenis e-Layanan
- Peta Jalan e-Layanan
- Metodologi Pengembangan e-Layanan
Selain itu, Kemdiknas memiliki banyak portal layanan unit utama, sehingga belum ada portal utama sebagai pintu masuk yang menghubungkan pemangku kepentingan dengan layanan yang dibutuhkan di Kemdiknas. Selain itu, portal layanan unit utama Kemdiknas dapat diakses melalui satu portal utama yang beralamat di www.kemdiknas.go.id sebagai pintu masuk pusat layanan pendidikan nasional yang menghubungkan masyarakat dengan layanan yang diperlukan di Kemdiknas. .
RINGKASAN EKSEKUTIF BUDAYA ORGANISASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010
Kewajiban ini juga tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nomor 64 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nomor 90 Tahun 2009 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Internal di Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan budaya yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari budaya yang ada saat ini (yang berbeda antara satu unit utama dengan unit utama lainnya) menjadi budaya yang sama di seluruh Kementerian Pendidikan.
RINGKASAN EKSEKUTIF
SISTEM, MEKANISME DAN PROSEDUR KERJA
Terkait dengan upaya mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, kegiatan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional pada dasarnya bertujuan untuk mencapai dan sekaligus mewujudkan visi dan misi tersebut. Dari segi sistem, Sistem Kementerian Pendidikan Nasional terdiri atas beberapa subsistem (subdirektorat) dan masing-masing subdirektorat juga terdiri dari beberapa bagian lagi yang terbagi menjadi beberapa subsistem (disebut divisi). .
PERUMUSAN KEBIJAKAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN/PELAKSANAAN PELAYANAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Selain itu, jika dirinci, aktivitas atau sub-proses yang termasuk dalam masing-masing kelompok dapat diidentifikasi, seperti yang ditunjukkan pada bagian berikutnya. Untuk kelompok ini, tim konsultan menyebutnya sebagai aktivitas sub-proses atau substansi yang berkaitan dengan mandat yang dilakukan oleh masing-masing unit utama.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA a. Perencanaan dan penganggaran
Draf dokumen Standard Operating Procedure (SOP) ini berisi daftar POS yang telah disusun dan dievaluasi oleh tim konsultan. Jumlah POS yang harus ada berdasarkan tugas pokok dan fungsi unit utama Depdiknas adalah 3504. Jadi POS yang belum ada atau belum ada menjadi tugas Tim Konsultan untuk menyusunnya.
Terkait POS yang seharusnya ada namun nyatanya tidak dibuat, Tim Konsultan menyiapkan POS baru.
Unit Organisasi Kode
PENGELOLAAN SUMBER DAYA a. Perencanaan dan penganggaran
Rangkuman pelaksanaan kegiatan Pemetaan Proses Bisnis (P2B) di Sekretariat Jenderal dapat dilaporkan seperti pada tabel berikut. Rangkuman pelaksanaan kegiatan Pemetaan Proses Bisnis (P2B) di lingkungan Direktorat Jenderal Sekolah Dasar dan Menengah dapat dilaporkan seperti pada tabel berikut. Rangkuman pelaksanaan kegiatan Pemetaan Proses Bisnis (P2B) pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat dilaporkan seperti pada tabel berikut.
Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan pemetaan proses bisnis (P2B) pada Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal disajikan pada tabel berikut.
Selanjutnya pada tahap ketiga dilakukan peninjauan terhadap kesesuaian kebijakan dan peraturan yang ada dengan program reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, serta rencana perubahan struktur organisasi. Perlu ditegaskan bahwa penyusunan usulan kebijakan dan peraturan sangat dipengaruhi oleh rancangan usulan SOP yang disampaikan oleh Tim Musyawarah, terutama yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Pendidikan Nasional. Jenis kebijakan dan peraturan yang mendukung penerapan POS dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok utama: (1) Peraturan untuk mendorong setiap pihak dalam melaksanakan POS.
Bentuk kebijakan dan peraturan yang memuat pengaturan mengenai hal-hal yang melibatkan pihak di luar Kementerian Pendidikan Nasional adalah Peraturan Menteri.
PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SDM
PENDAHULUAN
PEKERJAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SDM
Merancang metrik indikator untuk manajer/karyawan alur kerja HRM sehingga dapat diproses oleh sistem manajemen kinerja. Berdasarkan hasil perjanjian, bidang penerapan sistem manajemen kepegawaian adalah pengelolaan transaksi kepegawaian bagi pegawai pada struktur dan fungsional umum kepegawaian. Atau dengan kata lain, sistem manajemen SDM memperhatikan pegawai yang kinerjanya tidak berhubungan dengan credit rating.
Ketersediaan source code memungkinkan tim internal Kementerian Pendidikan Nasional untuk mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya manusia di masa depan.
HASIL PEKERJAAN
Luaran utama modul ini berupa laporan kompetensi SDM yang berisi skor kompetensi periode tertentu. Proses yang termasuk dalam modul ini adalah penganugerahan Penghargaan Satyalencana Karya Satya dan Penghargaan Bintang Mahaputera dan Jasa. Modul ini mempunyai fungsi utama untuk membuat pengguna, kelompok pengguna dan mengatur hak akses untuk setiap kelompok pengguna.
Selain itu modul ini juga digunakan untuk menambahkan halaman atau modul baru dalam hal pengembangan aplikasi.
PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN KINERJA ORGANISASI DAN INDIVIDU SERTA
PENGORGANISASIAN DATA
5 Cara menentukan sebaran data peserta didik dan pendidik menurut satuan pendidikan berdasarkan letak geografis. NFI_SP Informasi khusus lembaga satuan pendidikan yang berasal dari lembaga nonformal dan informal. Sekolah_SP Informasi khusus satuan pendidikan yang berasal dari sekolah_SP daerah Data satuan pendidikan.
Sehingga mahasiswa dapat menghubungkan banyak kode unik dengan satuan studi yang dilaluinya.
PELAKSANAAN REFORMASI PENGUATAN ORGANISASI
No Unit Utama Rencana Aksi 1 Biro Hukum dan
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL
PENYUSUNAN TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMDIKNAS
- Permasalahan
- Sasaran
- Kriteria Keberhasilan
- Tahapan Pelaksanaan
- Manfaat Reformasi Birokrasi
- Rencana Mendatang
Tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional belum terselenggara sesuai dengan misi dan tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Menyelenggarakan tugas dan fungsi satuan kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional sesuai misi dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN NON-FORMAL DAN INFORMAL
REFORMASI PENATAAN KETERPADUAN SISTEM DAN TATA KERJA ANTAR UNIT ORGANISASI
Semakin kuatnya komitmen setiap lembaga dan satuan pendidikan nonformal untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi. Semakin kuatnya sinergi sumber daya pendidikan nonformal untuk mewujudkan layanan program pendidikan nonformal yang berkeadilan, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Meningkatkan peran dan fungsi setiap lembaga dan satuan pendidikan nonformal dalam penyelenggaraan layanan program pendidikan nonformal sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan layanan program pendidikan nonformal sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup dan penghidupan.
INSPEKTORAT JENDERAL
REFORMASI PERUMUSAN TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKNAS
- Kriteria Keberhasilan
- Tahapan Pelaksanaan
- Proses Sebelum Reformasi
- Proses Setelah Reformasi
Seluruh proses penataan dan pengembangan sistem perumusan nilai dan budaya kerja di Inspektorat Jenderal dilakukan oleh konsultan RBI. Tahapan pengukuran dampak reformasi nilai dan budaya kerja Inspektorat Jenderal dilakukan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja baru terhadap mutu pengawasan pelayanan pendidikan. Sebelum reformasi, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan belum menetapkan Nilai dan Budaya Kerja yang berlaku bagi seluruh pegawai.
Reformasi nilai dan budaya kerja di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional diharapkan dapat mengubah mentalitas dan pola perilaku pegawai dalam bekerja.
Kesadaran
Pola pikir yang diharapkan adalah membangun persatuan dan berbagi pengetahuan tentang tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Perubahan perilaku yang diharapkan adalah setiap pegawai dapat menerapkan sikap dan praktik kerja terbaik dengan berorientasi pada hasil kerja yang lebih efektif, efisien dan berkualitas.
Perilaku Das Sein “Insan Itjen yang Amanah”
Pemahaman
Pengulangan Kondisi Penciptaan Kondisi
Internalisasi Tata Nilai dan Budaya
Kerja
Perilaku Das Sollen TAHAP II
TAHAP III
CULTURE FORMING
Pada Tahap I, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman budaya kerja baru bagi seluruh pegawai. Tahap II, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional menciptakan dan mengulangi budaya kerja agar budaya kerja baru tertanam dalam diri seluruh pegawai. Tahap III, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan internalisasi nilai-nilai dan budaya kerja baru.
Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional telah merencanakan kegiatan reformasi birokrasi pada tahun 2011 sebagai kelanjutan dari kegiatan reformasi tahun 2010.
REFORMASI PENYUSUNAN POS PELAYANAN KEBERATAN AUDITAN
Proses Sebelum Reformasi
Proses Setelah Reformasi
Rencana Mendatang
REFORMASI SOSIALISASI VISI, MISI, TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA SERTA KODE ETIK AUDITOR
Tahap kedua yaitu pelaksanaan sosialisasi visi, misi, nilai, motto, budaya kerja dan kode etik auditor inspektorat jenderal kementerian pendidikan nasional. Tahap ketiga, kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan laporan kegiatan sosialisasi visi, misi, nilai, motto, budaya kerja dan kode etik bagi auditor Itjen Kementerian Pendidikan Nasional. Tahap penataan dan pengembangan sistem merupakan kegiatan untuk menghasilkan Visi, Misi, Nilai, Motto, Budaya Kerja dan Kode Etik Auditor/Staf Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional.
Tahapan sosialisasi dan implementasi merupakan kegiatan untuk menginformasikan kepada seluruh pegawai tentang Visi, Misi, Nilai, Motto, Budaya Kerja dan Kode Etik Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional.
PELAKSANAAN REFORMASI PENATAAN DAN PENGUATAN SDM
DI LINGKUNGAN UNIT UTAMA
No Unit Utama Rencana Aksi 1 Direktorat Jenderal
REFORMASI PENERAPAN BUDAYA KERJA SESUAI DENGAN TATA NILAI KEMDIKNAS
Proses Sebelum Reformasi
ANALISIS DAN EVALUASI JABATAN PERHITUNGAN BEBAN KERJA DAN PEMERINGKATAN JABATAN
KPI (Key Performance Indicator)
Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Direktorat Jenderal PNFI dapat diwujudkan dengan mempercepat pelaksanaan pembangunan di bidang PNFI. Analisa dan evaluasi perhitungan beban kerja jabatan di lingkungan Direktorat Jenderal PNFI telah selesai dengan berhasil menyelesaikan perhitungan beban kerja. Untuk tahap sosialisasi dan implementasi, Ditjen PNFI belum melaksanakannya, karena menunggu hasil akhir analisis dan evaluasi perhitungan beban kerja jabatan yang dilakukan oleh tim RBI Kemdiknas.
REFORMASI RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INSPEKTORAT JENDERAL
Tujuan pelaksanaan reformasi sumber daya manusia yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional melalui kajian rencana induk pengembangan Inspektorat Jenderal adalah tersedianya informasi yang komprehensif mengenai aspek manajerial dan operasional organisasi serta penerapannya. Tujuan reformasi Rencana Induk Pengembangan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah untuk memberikan gambaran mengenai Rencana Induk Pengembangan Inspektorat Jenderal yang dapat dijelaskan berdasarkan argumentasi konseptual dan kajian teoritis. Tahap review merupakan tahap perolehan data dan informasi sebagai bahan awal penyusunan rencana induk pengembangan Inspektorat Jenderal.
Rencana pengembangan sumber daya manusia Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional akan disesuaikan dengan Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional.
REFORMASI PENYUSUNAN KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL
Tujuan dilaksanakannya Reformasi Penyusunan Kode Etik Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional adalah untuk menyempurnakan Kode Etik Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional sehingga sesuai dengan Kode Etik Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Tahap review merupakan tahapan untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan awal penyempurnaan Kode Etik Auditor Itjen Kementerian Pendidikan Nasional. Tahap finalisasi yaitu kegiatan penyempurnaan dan sosialisasi kode etik Auditor Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional yang baru kepada seluruh auditor.
Tahap pengukuran dampak reformasi penyusunan Kode Etik Inspektorat Jenderal dilakukan dengan tujuan pengukuran dan evaluasi.
PELAKSANAAN REFORMASI PEMBENAHAN TATA LAKSANA DAN
PENGEMBANGAN SISTEM DI LINGKUNGAN UNIT UTAMA
PELAKSANAAN REFORMASI PEMBENAHAN TATALAKSANA DAN
PENGEMBANGAN SISTEM DI LINGKUNGAN UNIT UTAMA
No Unit Utama Rencana Aksi 1 Pusat Informasi dan
No Unit Utama Rencana Aksi 6 Biro Keuangan –
PUSAT INFORMASI DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL
REFORMASI CONTACT CENTER 177 DAN PORTAL LAYANAN PRIMA PENDIDIKAN NASIONAL
- Permasalahan Contact Center 177
- Permasalahan Portal Layanan Prima Pendidikan
- Sasaran Contact Center 177
- Sasaran Portal Layanan Prima Pendidikan
- Kriteria Keberhasilan Contact Center 177
- Tahapan Pelaksanaan Contact Center 177 1 Tahapan Penataan dan Pembangunan Sistem
Informasi disebarkan ke unit-unit utama di Kementerian Pendidikan Nasional dan bahkan ke dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota. Sistem layanan informasi pendidikan belum diperbarui. Terdapat layanan informasi pendidikan pada unit payung hukum utama yang menghubungkan keberadaan fungsi Unit Utama Liaison Officer (LO) dengan Dinas Pendidikan sebagai jembatan dan penyalur informasi pendidikan. Di sisi lain, banyak aset data yang tersebar di unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional yang mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan lebih baik oleh masyarakat. Terwujudnya sistem layanan informasi pendidikan yang unggul Contact Center 177 Kementerian Pendidikan Nasional, sebagai solusi keterbukaan informasi kepada masyarakat dalam rangka reformasi birokrasi untuk menciptakan citra yang baik.
6 Review layanan informasi pendidikan Contact Center 177 sebagai kelanjutan koreksi dan data selama pemaparan.