• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI/ STANDAR SISTEM TATA UDARA RUMAH SAKIT DI MASA ENDEMI COVID-19

N/A
N/A
zilly azly

Academic year: 2023

Membagikan "REGULASI/ STANDAR SISTEM TATA UDARA RUMAH SAKIT DI MASA ENDEMI COVID-19 "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Romadona, ST, MARS

JAKARTA, 4 DESEMBER 2021

REGULASI/ STANDAR SISTEM TATA UDARA RUMAH SAKIT DI MASA ENDEMI COVID-19

Disampaikan Dalam Acara Talkshow and WorkshopHospital HVAC System During Endemic Covid-19

(2)

Meningkatkan hasil klinis (improve clinical outcomes)

01

Mengurangi kesalahan medis (reduce medical errors)

Mengurangi biaya Kesehatan

(fight escalating healthcare cost)

03

Mengurangi stres pada pasien dan staf/petugas (reduce patient and staff stress)

04

02

Lingkungan

fisik yang

dibangun

(3)

ORIENTASI FASILITAS FISIK YANG DIBANGUN

Patient Centeredness

Safety Efficiency Timeliness Effectiveness

Pembedaan antar area/ zonasi dan ruang yang jelas

Kenyamanan pasien dan pengunjung

Kemudahan

memperoleh informasi (signage, rambu, dll)

Kemudahan akses, dll

Menerapkan desain untuk mencegah cedera & KTD

Menggunakan sistem tata udara untuk menekan penyebaran infeksi

Menggunakan bahan permukaan yang mudah dibersihkan

Fasilitasi desinfeksi

Hubungan antar ruang layanan

Kualitas pencahayaan

Penerangan alami

Pengendalian kebisingan

Mengorganisasikan ruang (tata ruang), pelayanan logistik dan penempatan peralatan medik

Minimasi potensi

ancaman keselamatan pasien akibat

transportasi pasien

Response time (jarak, kemudahan akses pelayanan)

Mengurangi hambatan dalam transfer pasien

Fasilitasi ruang gerak untuk pelayanan

(4)

PRINSIP STANDAR BANGUNAN RS

PERMENKES NO.14/2021 DAN RANCANGAN KEPMENKES TTG BANGUNAN, PRASARANA DAN ALKES RS

07

03 05

01

02 06

04

LOKASI

1. Tidak berada di area : berbahaya, rawan bencana, jalur take off/landing pesawat, stasiun pemancar, berkontur curam.

2. Tersedia infrastruktur jalan transportasi.

3. Tersedia utilitas publik (air bersih, drainase kota, jalur komunikasi).

MASA BANGUNAN

Massa bangunan mendukung terjadinya sirkulasi udara (untuk kepentingan dilusi) dan pencahayaan alami :

a. Massa bangunan tidak gemuk

b. Desain bangunan memperhatikan orientasi matahari

DESAIN TATA RUANG &

KOMPONEN BANGUNAN RENCANA BLOK

bangunan a. Peruntukan dan intensitas

sesuai ketentuan daerah.

b. Memenuhi persyaratan kepadatan bangunan, ketinggian bangunan dan jarak bebas bangunan.

c. Memenuhi peil banjir

TATA LETAK BANGUNAN

Penataan kembali zonasi blok bangunan fasyankes dengan penguatan pada : a. minimalisasi risiko penularan penyakit b. tingkat privasi ruang-ruang pelayanan c. kedekatan hubungan fungsi antar Ruang

pelayanan mempersingkat jarak dan respon time

PEMANFAATAN RUANG

a. Efektif dan efisien sesuai fungsi pelayanan.

b. Pemisahan yang jelas antara pasien infeksius dan non infeksius

a. Desain meminimalisir resiko penyebaran infeksi

a.l. pengaturan jarak antar tempat duduk di r. tunggu, jarak antar bed, tata ruang dg zonasi, sistem tata udara, material bangunan non porosif, dll

b. Desain perhatikan alur/ pergerakan petugas, pasien dan barangtidak boleh silang.

LAHAN & AKSES BANGUNAN

1. Lahan dan bangunan RS harus dalam satu kesatuan lokasi.

2. Lahan bangunan harus ada pagar dan akses yang jelas.

3. Minimal ada akses utama, pelayanan gawat darurat dan layanan servis.

4. Akses/pintu utama harus terlihat jelas

5. Akses/pintu pelayanan darurat harus mudah diakses & memiliki ciri.

6. Akses/pintu layanan servis harus dekat dengan area servis.

(5)

HOSPITAL ZONING DURING ENDEMIC COVID-19

(6)

PRINSIP SISTEM UTILITAS DI RUMAH SAKIT

Kapasitas harus cukup

Kualitas harus baik

Keandalan penyaluran

Kesinambungan fungsi

Keamanan dan

Keselamatan Pengguna

(7)

SISTEM TATA UDARA

SISTEM TATA UDARA DI RS TERDIRI DARI 7 PARAMETER YANG PERLU DIKONTROL, YAITU :

Distribusi Udara di Dalam Ruang

Kelembaban udara relatif Temperatur

Jumlah Udara Ventilasi

Jumlah Pertukaran Udara Total

Kelas Kebersihan

Tekanan Udara

(8)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(9)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(10)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(11)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(12)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(13)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(14)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(15)

TABEL PERSYARATAN SISTEM TATA UDARA

PADA RUANGAN-RUANGAN DI RUMAH SAKIT

(16)

PENGGUNAAN RUANGAN ANTARA

(AIRLOCK/VESTIBULE/ANTEROOM)

(17)

SISTEM TATA UDARA DI RUANG OPERASI

1. Jenis ruangan operasi di rumah sakit terdiri dari ruangan operasi minor, ruangan operasi umum dan ruangan operasi mayor/khusus.

2. Jarak antara lantai dengan plat lantai di atasnya untuk ruangan operasi minimal 4,70 meter untuk memenuhi

3. Sistem ventilasi di ruang operasi harus tersaring dan terkontrol serta terpisah dari sistem ventilasi lain di rumah sakit untuk kepentingan pengendalian dan pencegahan infeksi. Sistem ventilasi di ruang operasi harus memenuhi parameter-parameter yaitu temperatur, kelembaban relatif, tingkat kebersihan udara, pertukaran udara, tekanan ruangan dan distribusi udara yang dipersyaratkan.

4. Sistem ventilasi harus terpisah antara satu ruangan operasi dengan ruangan operasi lainnya.

(18)

CONTOH MODEL ZONASI RUANG OPERASI

BERDASARKAN TINGKAT STERILITAS RUANGAN

(19)

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Kemampuan pelayanan RS harus didukung dengan ketersediaan bangunan, prasarana, dan peralatan kesehatan, dan sumber daya manusia yang mumpuni dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Standar mengenai Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana RS disiapkan alam rangka untuk memberikan acuan dalam penyelenggaraan RS yang berkualitas dengan berorientasi pada mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.

Dalam kondisi pandemik, dituntut kepatuhan fasilitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi standar bangunan dan prasarana, khususnya sistem tata udara yang tepat. Dan tentunya agar dipastikan bahwa setiap ruangan di RS memiliki ventilasi udara yang baik.

Upaya pemenuhan standar tentunya harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik owner, perencana, pengawas/MK maupun supplier, dimana setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawab terhadap performa sistem tata udara. Antara lain :

- Perencanaan arsitektur harus dapat mendukung kinerja parameter tata udara - Pengawas/MK harus dapat secara detail mengkawal output

- Supplier harus mampu memberikan garansi kinerja produk sistemnya (Performance Warranty and Commissioning)

- dll

(20)

TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan dan kemudian mengimplementasikannya menjadi sebuah prototipe Remote Monitoring Temperatur Dan Kelembaban Udara Menggunakan

Precision Air Conditioning (PAC) atau sistem tata udara presisi menghasilkan dua keluaran yang harus dijaga konstan yaitu suhu dan kelembaban, yang berasal dari dua

dengan berubahnya kelembaban - RH dari ruangan, maka sistem AC harus responsip terhadap perubahan tersebut dengan mengatur temperatur coil.. Sebuah termostat dapat memberi

Oleh karena itu pengusul Tugas Akhir tertarik untuk melakukan analisis temperatur dan aliran udara di sistem tata udara pada gerbong kereta api penumpang kelas ekonomi

Untuk mendapatkan korelasi yang lebih jelas dari pengaruh laju aliran udara (debit) terhadap sistem refrigerasi dari tata udara AC sentral, penelitian ini perlu

tidak boleh ada penyebaran infeksi dari satu area ke area lain. f) Untuk diskusi pertimbangan untuk sistem pembuangan udara sentral di toilet, lihat pada “ruang pasien”. g)

SISTEM TATA UDARA RUMAH

Dokumen tersebut berisi tentang penjelasan mengenai sistem kontrol pada peralatan refrigerasi dan tata