• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi Kebijakan Jaringan Sistem Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Ibu Kota Negara (IKN)

N/A
N/A
budi revianto

Academic year: 2024

Membagikan "Rekomendasi Kebijakan Jaringan Sistem Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Ibu Kota Negara (IKN)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT

IBU KOTA NEGARA (IKN)

P R E S E N T A T I O N

Jakarta, September 2023

PUSAT KEBIJAKAN LALU LINTAS, ANGKUTAN DAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

BADAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

K O N S E P L A P O R A N A K H I R

(2)

• PENDAHULUAN

• KAJIAN LITERATUR

• GAMBARAN UMUM WILAYAH

• METODOLOGI

• DATA DAN INFORMASI

• ANALISA

• PENUTUP

SISTEMATIKA

(3)

1. Inventarisasi dan kajian terhadap dokumen masterplan Ibu Kota Negara (IKN)

2. Identifikasi rencana pembangunan infrastruktur dan zona pusat logistic dan pusat distribusi.

3. Analisa kebutuhan pembangunan simpul dan jaringan transportasi laut IKN dan sekitarnya (wilayah terdampak);

4. Rekomendasi Key Performance Indicator (KPI) pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut IKN.

5. Menyusun strategi, program, dan rencana aksi mengenai jaringan sistem sarana dan prasarana transportasi laut di Ibu Kota Negara (IKN)

6. Merumuskan rekomendasi kebijakan jaringan sistem sarana dan prasarana transportasi Laut dalam menjawab tantangan sistem logistik IKN meliputi meliputi dukungan logistik untuk proses konstruksi dan operasional IKN, Kawasan penyangga, serta pengembangan infrastruktur logistik untuk mendukung ekonomi wilayah

MAKSUD TUJUAN, OUTPUT, OUTCOME

1. MAKSUD : Melakukan kegiatan terkait penyusunan Rekomendasi Kebijakan Jaringan Sistem Sarana dan Prasarana Transportasi Laut di Ibu Kota Negara (IKN)

2. TUJUAN : Tujuan kegiatan ini adalah untuk Menyusun Rekomendasi Kebijakan Jaringan Sistem Sarana dan Prasarana Transportasi Laut di Ibu Kota Negara (IKN).

3. OUPUT : Tersusunnya rekomendasi Kebijakan Jaringan Sistem Sarana dan Prasarana Transportasi Laut di Ibu Kota Negara (IKN)

4. OUTCOME : Tersedianya rekomendasi kebijakan mengenai jaringan sistem sarana dan prasarana transportasi Laut di Ibu Kota Negara (IKN)

RUANG LINGKUP

(4)

4

KERANGKA

PENDEKATAN PEKERJAAN

METODOLOGI

(5)

KAJIAN LITERATUR - PENGEMBANGAN IKN

Wilayah IKN berada di sebelah utara Kota Balikpapan dan sebelah selatan Kota samarinda dengan luas wilayah darat kurang lebih 256.142 hektare dan luas wilayah perairan laut kurang lebih 68.189 hektare. Secara administratif, saat ini wilayah IKN terletak di antara dua kabupaten, yaitu

Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam dan Sepaku) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, dan Samboja)

Perencanaan IKN terbagi atas tiga wilayah perencanaan, yaitu sebagai berikut : 1) Kawasan Pengembangan IKN (KPIKN) dengan luas wilayah kurang lebih 199.962

hektare;

2) Kawasan IKN (KIKN) dengan luas wilayah kurang lebih 56. 180 hektare; dan 3) Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang merupakan bagian dari KIKN

dengan luas wilayah kurang lebih 6.671 hektare.

(6)

6

KAJIAN LITERATUR-DASAR HUKUM

1. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

2. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

3. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

4. UU No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara;

5. PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;

6. PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;

7. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian

8. PP No. 31 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan dibidang pelayaran;

9. Perpres No. 20 Tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

10.Perpres No. 63 Tahun 2022 Tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara;

11.Perpres No. 64 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042

12.Permenhub No. PM 50 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut

13.Permenhub No. PM 17 Tahun 2022 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;

14.Permenhub No. PM 20 Tahun 2015 Tentang Standar Keselamatan Pelayaran

15.Kepmenhub No. KM 22 Tahun 1998 tentang Batas-batas DLKr dan DLKp Pelabuhan Balikpapan 16.Kepmenhub No. KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

17.Kepmenhub No. KP 442 Tahun 2017 tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lìntas dan Daerah Labuh Kapal Sesuai dengan Kepentingannya di Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Balikpapan

18.Peraturan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Nomor 8 Tahun 2023 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah

Perencanaan Kuala Samboja

(7)

REVIEW TERHADAP DOKUMEN REGULASI DAN KEBIJAKAN

Pasal & Ayat,

Lampiran Isi dan Keterangan Isu dan Masalah

Pasal 75 (3) Izin pemanfaatan garis pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan masa berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan tidak dapat diperpanjang.

(4) Izin pemanfaatan garis pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. izin pembangunan dari Pemerintah Daerah untuk pemanfaatan garis pantai yang terdapat bangunan;

b. rekomendasi Keselamatan dan Keamanan Pelayaran;

c. dokumen lingkungan yang telah mendapatkan persetujuan dari instansi yang berwenang; dan

d. gambar tata letak fasilitas disertai titik koordinat geografis.

❖ Pemanfaatan Garis Pantai (PGP) yang hanya berlaku 1 tahun dan tidak dapat diperpanjang Kembali menjadi masalah hukum bagi KSOP dan DJPL selaku pihak yg memberi rekomendasi dan yang memberikan ijin sehingga terjadi ketidaknyamanan dalam bekerja;

❖ Penghentian operasional PGP yang sudah beroperasi 1 tahun akan menghambat pekerjaan pembangunan IKN;

❖ Untuk dilakukan perubahan status PGP menjadi Tersus dibutihkan ijin usaha pokok yang dari masing-masing PGP yang telah beroperasi

❖ Upaya lain dalam medukung distribusi logistic pembangunan IKN adalah dengan membangun Dermaga Logistik. Dengan demikian dibutuhkan perencanaan operasional yang matang termasuk BUP pengelola Dermaga tersebut jika nantinya berbentuk Tersus.

Permenhub No. PM 50 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut

(8)

REVIEW TERHADAP DOKUMEN REGULASI DAN KEBIJAKAN

Kepmenhub No. KM 22 Tahun 1998 tentang Batas-batas DLKr dan DLKp Pelabuhan Balikpapan

Pasal & Ayat,

Lampiran Isi dan Keterangan Isu dan Masalah

Dasar Pertimbangan

PP No. 70 tahun 1996 sudah tidak relevan sdh ada pengganti PP No. 61 tahun 2009 tentang Pelabuhan Dari keseluruhan dasar hukum dan bagian keempat sampai dengan keenam sudah tidak relevan dengan peraturan yang berlaku sekarang

UU no. 21 tahun 192 sudah tidak relevan sdh ada pengganti UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran

DLKr hanya terdiri dari 4 lokasi, posisi sesuai dengan Keomenhub No. 48 tahun 2023 sudah menjadi 9 Terminal/Lokasi

Bagian Keempat

Areal tanah yang merupakan Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan akan diberikan Hak Pengelolaan (HPL) kepada

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kelima

Untuk pemberian Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV diwajibkan:

a.

membebaskan tanah yang masih dikuasai oleh Pihak Ketiga yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan;

b.

membentuk Panitia Penunjuk Batas Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan, yang terdiri dari PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV, Badan Pertanahan Nasional setempat dan Pemerintah Daerah, berdasarkan koordinat geografi pada peta sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA, yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan adanya penyesuaian dengan keadaan lapangan;

c.

mendaftarkan areal tanah yang merupakan Daerah Lingkungan Kerja Daratan Pelabuhan untuk memperoleh Hak Pengelolaan, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku memberi wewenang kepada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV, untuk:

a.

merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan;

b.

menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan usahanya;

c.

menyerahkan bagian-bagian dari tanah itu kepada Pihak Ketiga menurut persyaratan yang ditentukan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV yang meliputi segi-segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu dan keuangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian hak atas tanah kepada Pihak Ketiga yang bersangkutan dilakukan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Keenam

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV berwenang memberi izin membuat bangunan di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan kepada Pihak Ketiga sesuai dengan rencana induk pelabuhan dan standar

bangunan yang berlaku serta dengan memperhatikan pertimbangan dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya

Balikpapan.

(9)

REVIEW TERHADAP DOKUMEN REGULASI DAN KEBIJAKAN

Kepmenhub No. KM 48 Tahun 2023 tentang Rencana Induk Pelabuhan Balikpapan Kalimantan Timur

Bagian Isi dan Keterangan Isu dan Masalah

KETIGA Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan angkutan laut, dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

❖ Pada Lampiran KM 48 Tahun 2023 khusus untuk Pelabuhan Balikpapan Terminal Semayang peruntukannya masih normative dalam jangka pendek, menengah dan Panjang yaitu terminal umum (multipurpose terminal)

❖ Pada sisi lain dengan beroperasinya Terminal Kaltim Kariangau Terminal (KKT) pada tahun 2013, maka kegiatan bongkar muat petikemas di Terminal Semayang secara berangsur mulai dialihkan ke Terminal Kaltim Kariangau Terminal (KKT) sehingga arus bongkar muat petikemas di Terminal Semayang mengalami penurunan hal ini karena keterbatasan akses jalan menuju Terminal Semayang, dimana truk besar tidak boleh melintasi Kota Balikpapan.

❖ Pada akhir tahun 2019 kegiatan bongkar muat petikemas di Terminal Semayang telah dipindahkan seluruhnya ke Terminal Kaltim Kariangau Terminal (KKT).

❖ Sejalan Pada Lampiran II UU No. 3 Tahun 2022, bahwa :

- Pelabuhan Semayang yang terletak di Teluk Balikpapan. Sebagai pelabuhan umum yang memiliki jalur pelayaran internasional, pelabuhan Semayang juga melayani rute penumpang jarak jauh; dan - Terminal Kariangau (KKT) berada lebih jauh ke pedalaman di Teluk

Balikpapan, berfungsi sebagai pelabuhan kargo internasional.

❖ Dengan pertimbangan beberapa hal terkait peruasan terminal Semayang dengan jalan reklamasi di bagian selatan Pulau Tukung dengan kedalaman sd -15 meter dan target luas 50.000 m2akan membutuhkan sumberdaya yang sangat banyak

❖ Akses jalan yang terbatas

❖ Alternatif terminal umum lainnya yang variative

❖ Konsultan menyarankan supaya Terminal Semayang dikhususkan untuk Terminal Penumpang dan Kendaraan/Fery dengan pembenahan dan penambahan fasilitas yang modern.

KEEMPAT Penyelenggara Pelabuhan Balikpapan menyusun dokumen desain teknis untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas Pelabuhan Balikpapan.

KELIMA Fasilitas Pelabuhan Balikpapan yang direncanakan untuk dibangun dan dikembangkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini, dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan, tingkat penggunaan fasilitas pelabuhan yang sudah terbangun dan kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan serta wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan.

KEENAM Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi lainnya serta pengembangan Pelabuhan Balikpapan dan sekitarnya tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

(10)

REVIEW TERHADAP DOKUMEN REGULASI DAN KEBIJAKAN

Kepmenhub No. KM 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Pasal &

Ayat, Lampiran

Isi dan Keterangan Isu dan Masalah

Lampiran Lokasi Pelabuhan Utama berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:

1. Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;

2. Berada dekat dengan jalur pelayaran internasional kurang dari 500 mil dan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil;

3. Memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;

4. Kedalaman kolam pelabuhan minimal -9 m LWS;

5. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 10.000 DWT;

6. Panjang dermagaminimal 350 m’;

7. Luas lahan pelabuhan minimal 50 Ha;

8. Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional;

9. Diproyeksikan melayani Angkutan petikemas minimal 100.000 TEUs/tahun atau angkutan lain yang setara;

10. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.

Perlu diperhatikan jarak (500 mil) dengan Pelabuhan utama dalam hal ini adalah Pelabuhan Makassar dan New Port Makassar sehingga sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Jika ditarik garis lurus jarak antara Pelabuhan Balikpapan dengan Pelabuhan Makassar adalah +300 Mil Laut.

Lokasi pelabuhan pengumpul berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:

1. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional kurang dari 50 mil;

2. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya minimal 50 mil;

3. Kedalaman kolam pelabuhan mulai -7 sampai dengan -9 mLWS;

4. Memiliki dermaga dengan kapasitas minimal 3.000 DWT;

5. Panjang dermaga 120 -350 m’;

6. Luas lahan pelabuhan sesuai kebutuhan;

7. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.

Untuk kelas hierarki Pelabuhan Pengumpul jika Kuala Samboja akan dibangun Pelabuhan pengumpul berjarak kurang dari + 30 Mil Laut dari beberpa Pelabuhan di Balikpapan dan Pelabuhan di Samarinda dengan menyusur pantai.

Lokasi pelabuhan pengumpan regional berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:

1. Memiliki jarak dengan pelabuhan regional lainnya minimal 20-50 mil;

2. Kedalaman kolam pelabuhan mulai 5 sampai dengan -7 LWS;

3. Kapasitas dermaga maksimal 3.000 DWT;

4. Panjang dermaga 80 -120 m’;

5. Luas lahan maximal 5 Ha;

6. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang

(11)

REVIEW TERHADAP DOKUMEN REGULASI DAN KEBIJAKAN

Kepmenhub No. KM 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Pasal &

Ayat, Lampiran

Isi dan Keterangan Isu dan Masalah

Lokasi pelabuhan pengumpan regional berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:

1. Memiliki jarak dengan pelabuhan regional lainnya minimal 20-50 mil;

2. Kedalaman kolam pelabuhan mulai 5 sampai dengan -7 LWS;

3. Kapasitas dermaga maksimal 3.000 DWT;

4. Panjang dermaga 80 -120 m’;

5. Luas lahan maximal 5 Ha;

6. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang

Lokasi pelabuhan pengumpan lokal berpedoman pada kriteria teknis sebagai berikut:

1. Memiliki jarak dengan pelabuhan lokal lainnya minimal 5-20 mil pada garis pantai yang sama;

2. Kedalaman kolam pelabuhan maksimal - 5 m-LWS;

3. Kapasitas dermaga maksimal 1.000 DWT;

4. Panjang dermaga maksimal80 m’;

5. Luas lahan maksimal 1 Ha;

6. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.

Lampiran Pelabuhan yang terdaftar dalam RIPN di Provinsi Kalimantan Timur.

1. Balikpapan 2. Mataritip 3. Tanjung Redeb 4. LhokTuan 5. Tanjung Laut

6. Kuala Semboja/Sebulu 7. Tanjung Santan 8. Maloy

9. Sangatta 10. Sangkulirang

11. Tana Paser/Pondong 12. Penajam Paser 13. Samarinda

❖ Dari data di samping dapat diketahui bahwa di Kalimantan timur terdapat sedikitnya 3 terminal peti kemas, yaitu : KKT Balikpapan, TPK Palaran, dan Maloy

❖ Terkait rencana pengembangan Kuala Semboja sebagai Pelabuhan Pengumpul secara kelayakan teknis masih belum memenuhi

❖ Demikian halnya Sebulu yang terletak di alur sungai Mahakam juga terkendala lebar alur dan kedalaman perairan dengan laju sedimentasi yang tinggi

❖ Dengan demikian konsultan menyarankan ada review terhadap KP. 432 tahun 2017 dengan mempertimbangkan kondisi lapangan dan

perkembangan terkini.

(12)

DATA DAN INFORMASI-TAHAPAN PEMBANGUNAN IKN

RENCANA INDUK IKN 2022 - 2045

(13)

INDIKASI PROGRAM UTAMA KAWASAN STRATEGIS NASIONAL IKN 2022 - 2045

INVENTARISASI DATA- TAHAPAN PEMBANGUNAN IKN

(14)

DATA dan INFORMASI-TAHAPAN PENGEMBANGAN KAWASAN IKN

(15)

15

(16)

PELABUHAN SEKITAR IKN

PELABUHAN BALIKPAPAN

1. Terminal Semayang 2. Terminal Kampung Baru 3. Terminal KKT

4. Terminal Penajam Banua Taka

5. Terminal Lestari Samudera Sakti

6. Terminal Intipratama Bandar Kariangau (IBK) 7. Terminal Edi Jaya Putra 8. Terminal Indika Logistic

Support & Services (ILSS)

9. Terminal Penajam Paser

Utara (PPU)

(17)

HIERARKI PELABUHAN SEKITAR IKN DAN PENETAPAN LOKASI SIMPUL DAN PUSAT DISTRIBUSI LOGISTIK

Seiring kemajuan perkembangan pembangunan IKN yang direncanakan dalam 5 tahap, pada tahap awal sudah teridentifikasi beberapa lokasi baik yang berasal dari usulan masyarakat, pemangku kepentingan dan Amanah dari peraturan yang sudah ada. Beberapa lokasi yang diuslkan tersebut antara lain :

1) Terminal/Pelabuhan Semayang Balikpapan

2) Terminal/Pelabuhan KKT Balikpapan

3) Terminal/Pelabuhan TPK Palaran Samarinda

4) Terminal/Pelabuhan Kuala Samboja

5) Dermaga Logistik PUPR di Pantai Lango

Berdasarkan hasil skoring sesuai Kriteria dan Sub Kriteria dapat dilihat bahwa lokasi terminal Pelabuhan di sekitar IKN

yang terpilih menjadi simpul dan pusat distribusi barang adalah Terminal KKT Pelabuhan Balikpapan (skor

2.95) dan pusat penumpang adalah Terminal

Semayang Pelabuhan Balikpapan (skor 2.72).

(18)

PENENTUAN BOBOT KRITERIA DAN SUB KRITERIA

PEMILIHAN LOKASI SIMPUL DAN PUSAT DISTRIBUSI LOGISTIK IKN

No KRITERIA Bobot Kriteria SUB KRITERIA Bobot Sub Kriteria NILAI INDIKATOR

1 Letak dan Regulasi/RTRW 10% a. Posisi terhadap pelabuhan lain 25% 3 Posisi sudah ditetapkan dan dalam hierarki yang tepat

2 Posisi belum ditetapkan dan/atau dalam hierarki yang tepat 1 Posisi belum ditetapkan dan dalam hierarki yang tidak tepat

a. Status Lahan 25% 3 Berstatus hukum jelas untuk pelabuhan

2 Berstatus hukum kurang jelas/sengketa 1 Berstatus hukum tidak jelas/tidak sesuai

a. Luas Lahan 25% 3 Memenuhi/luas

2 Kurang memenuhi/terbatas 1 Tidak memenuhi/sempit

a. Dukungan Regulasi/RTR lainnya 25% 3 Sesuai /terdapat dalam semua Regulasi

2 Sesuai /terdapat dalam 1 Regulasi 1 Tidak Sesuai /terdapat dalam Regulasi

2 Kondisi Eksisting 15% a. Fasiltas darat dan perairan 20% 3 Sesuai dengan kelas hierarki Pelabuhan

2 kurang sesuai dengan kelas hierarki Pelabuhan 1 Tidak sesuai dengan kelas hierarki Pelabuhan

a. Kedalaman 20% 3 Memenuhi dengan kelas hierarki Pelabuhan

2 Kurang memenuhi dengan kelas hierarki Pelabuhan 1 Tidak memenuhi dengan kelas hierarki Pelabuhan

a. Topografi 20% 3 Datar dan terlindung (teluk)

2 Berbukit &/terlindung 1 Berbukit/datar/hamparan pantai

a. Klimatologi/Angin 20% 3 Pelan

2 Sedang

1 Kencang

a. Hidro-oseanografi (Arus, pasang surut, Gelombang/Sedimentasi)

20% 3 Mendukung pelayaran

2 Kurang mendukung pelayaran 1 Tidak mendukung pelayaran

3 Kondisi Sarana Lainnya 15% a. Kapal yang beroperasi 30% 3 Sudah banyak dan operasi penuh

2 Sedang dan belum operasi penuh 1 Kurang banyak dan belum operasi penuh

a. Posisi Alur-Pelayaran 40% 3 Sesuai dengan regulasi keselamatan pelayaran

2 Kurang sesuai dengan regulasi keselamatan pelayaran 1 Tidak sesuai dengan regulasi keselamatan pelayaran

a. Obstacle/Kabel/Pipa 30% 3 Tidak ada

2 Kurang/sedang 1 Banyak sekali

4 Demand 10% a. Hinterland 40% 3 Permintaan tinggi karena dukungan potensi ekonomi wilayah

2 Permintaan sedang karena dukungan potensi ekonomi wilayah 1 Permintaan rendah karena dukungan potensi ekonomi wilayah

a. Jumlah Penduduk 30% 3 Permintaan tinggi karena jumlah penduduk yang besar

2 Permintaan sedang karena jumlah penduduk yang sedang 1 Permintaan rendah karena jumlah penduduk yang kecil

a. Potensi Pengembangan Wilayah 30% 3 Sangat potensial/KEK/Kawasan Industri/Pusat pertumbuhan

2 Kurang potensial/KEK/Kawasan Industri/Pusat pertumbuhan 1 Tidak potensial/KEK/Kawasan Industri/Pusat pertumbuhan

(19)

PENENTUAN BOBOT KRITERIA DAN SUB KRITERIA

PEMILIHAN LOKASI SIMPUL DAN PUSAT DISTRIBUSI LOGISTIK IKN

No KRITERIA Bobot Kriteria SUB KRITERIA Bobot Sub Kriteria NILAI INDIKATOR

5 Ekonomi Sosial Ketenagakerjaan 5% a. Kondisi wilayah sekitar 40% 3 Bukan Kawasan permukiman/keramaian yang ramai

2 Kawasan permukiman/keramaian yang tidak ramai 1 Kawasan permukiman/keramaian yang ramai

a. Potensi Konflik dengan Masyarakat 30% 3 Kondusif

2 Agak rawan konflik 1 Rawan konflik

a. Ketersediaan/Suplai tenaga Kerja 30% 3 Banyak tenaga Kerja

2 Kurang tenaga Kerja 1 Sedikit tenaga Kerja

6 Lingkungan 10% a. Daya Dukung Lingkungan Alam 50% 3 Bukan daerah rawan bencana

2 Daerah agak rawan bencana 1 Daerah rawan bencana

a. Status dan Peruntukan Lahan/Lokasi 50% 3 Bukan Kawasan Lindung/ Pemanfaatan lain

2 Kawasan Pemanfaatan lain 1 Kawasan Lindung 7 keterpaduan intra-dan antarmoda serta

Infrastruktur Pedukung

10% a. Jalan akses 40% 3 Tersedia akases jalan dan keterpaduan (tol, jaringan KA, bandara)

2 Kurang tersedia akases jalan dan keterpaduan (tol, jaringan KA, bandara) 1 Tidak tersedia akases jalan dan keterpaduan (tol, jaringan KA, bandara)

a. Sarana intra-dan antarmoda 30% 3 Ada Moda lanjutan (Mobil, truk, bus, angkot, mobil, SPM, dan lainnya) 2 Kurang ada Moda lanjutan (Mobil, truk, bus, angkot, mobil, SPM, dan lainnya) 1 Tidak ada Moda lanjutan (Mobil, truk, bus, angkot, mobil, SPM, dan lainnya)

a. Air bersih, BBM, Listrik 30% 3 Tersedia dengan smart and green

2 Tersedia dengan tidak smart and green 1 Tidak tersedia dengan

8 Kegiatan yang dilayani 10% a. Bongkar Muat/Naik Turun Penumpang/Barang 50% 3 Ada fasilitas penunjang (Crane, MB, garbarata, ponton dll)

2 Ada secara terbatas fasilitas penunjang (Crane, MB, garbarata, ponton dll) 1 Tidak da fasilitas penunjang (Crane, MB, garbarata, ponton dll)

a. Pelayanan Logistik IKN 50% 3 Sudah melayani

2 Kadang melayani 1 Tidak melayani 9 keamanan dan keselamatan pelayaran 10% Memenuhi standar keselamatan dan keamanan pelayaran :

alur-pelayaran, SBNP, Telkompel, Kualifikasi SDM, Kelaiklautan Sarpras

100% 3 Memenuhi keamanan dan keselamatan pelayaran

2 Kurang memenuhi keamanan dan keselamatan pelayaran 1 Tidak emenuhi keamanan dan keselamatan pelayaran

10 Pertahanan dan Kemanan 5% Dalam zona pengawasan dari Satgas Kamla 100% 3 Sesuai kaidah hankam

2 Kurang sesuai kaidah hankam 1 Tidak sesuai kaidah hankam

(20)

Jembatan Pulau Balang

=TERMINAL UMUM/BUP

= TUKS

= TERSUS

TERMINAL UMUM/BUP : 7 (4 KONSESI)

TUKS : 35

TERSUS : 7

PBM : 46

PERUSAHAAN PELAYARAN : 169

JPT : 54

TALLY MANDIRI : 3

BUKER SERVICE : 2

TERSUS KSU CIPTA KARYA TANI

IUP : PERTAMBANGAN BATUBARA

KUNJUNGAN KAPAL : ± 4 call/bulan KOMODITI : BATU BARA

TERSUS PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL

IUP : HUTAN TANAMAN INDUSTRI

KUNJUNGAN KAPAL : ± 5 call/bulan

KOMODITI : KAYU

TUKS PT. LDC EAST INDONESIA IUP : CPO & TURUNANNYA KUNJUNGAN KAPAL : ± 20 call/bulan KOMODITI : CPO & Turunannya

EKSPORT : Sandakan, Amurang & Bataan TUKS PT. WILMAR NABATI

IUP : CPO & TURUNANNYA KUNJUNGAN KAPAL : ± 6 call/bulan KOMODITI : CPO & Turunannya

TERMINAL UMUM FASPEL PPU

IUP : KEGIATAN UMUM

KUNJUNGAN KAPAL : ± 5 call/bulan

KOMODITI : Curah Cair & Curah kering TERMINAL UMUM PT. PENAJAM BANUA TAKA

IUP : KEGIATAN UMUM

KUNJUNGAN KAPAL : ± 30 call/bulan

KOMODITI : Curah Cair, Curah kering,

& Migas

TERMINAL UMUM PT. KKT

IUP : PETIKEMAS & CURAH KERING KUNJUNGAN KAPAL : ± 40 call/bulan

KOMODITI : Petikemas & Curah Kering TUKS PT. KUTAI REFINERY NUSANTARA IUP : CPO & TURUNANNYA KUNJUNGAN KAPAL : ± 170 call/bulan KOMODITI : CPO & turunannya

EKSPORT : Singpaore, China, Filipina &

Hongkong TERMINAL UMUM PT. ILSS

IUP : KEGIATAN UMUM

KUNJUNGAN KAPAL : ± 40 call/bulan KOMODITI : Curah Cair

Eksport : Singapore

TUKS PT. DERMAGA PERKASA PRATAMA

IUP : PERTAMBANGAN BATUBARA

KUNJUNGAN KAPAL : ± 300 call/bulan KOMODITI : Batu Bara

EKSPORT : Malaysia, Singpaore, China, Filipina & Hongkong TUKS PT. PERTAMINA TANJUNG BATU IUP : MINYAK & GAS BUMI KUNJUNGAN KAPAL : ± 110 call/bulan

KOMODITI : Migas

TERMINAL UMUM PT. LESTARI SAMUDERA SAKTI

IUP : KEGIATAN UMUM

KUNJUNGAN KAPAL : ± 30 call/bulan

KOMODITI : Curah Cair, Curah kering

& Alat Berat

EKSPORT : Singapore

TUKS PT. PERTAMINA RU-V IUP : MINYAK & GAS BUMI KUNJUNGAN KAPAL : ± 100 call/bulan

KOMODITI : Migas

EKSPORT : Malaysia, Singpaore, & Sattahip TERMINAL UMUM SEMAYANG

IUP : KEGIATAN UMUM

KUNJUNGAN KAPAL : ± 75 call/bulan

KOMODITI : Curah Cair, Curah kering, penumpang & kendaraan

(21)
(22)

ISU DAN MASALAH

Pelabuhan Balikpapan

No Isu dan Permasalahan

1 • Jarak pelabuhan umum jauh dari lokasi pembangunan Ibu Kota Negara.

• Izin garis pantai yg hanya 1 tahun tidak diperpanjang berpotensi memunculkan masalah arus barang

• PGP yang bersifat komersil, dimana aturan belum ada

2 Penggunaan zona labuh eksisting dipelabuhan balikpapan saat ini sudah cukup padat dan alur-pelayaran Pelabuhan Balikpapan belum mencakup lokasi pembangunan IKN

3 Penyusunan study kelayakan oleh konsultan yang memakan waktu cukup lama 4 Kurangnya pengawasan pada TERSUS/TUKS

5 Gangguan keamanan di pemanfaatan garis pantai penunjang distribusi logistik pembangunan IKN

6 PT. Kaltim Kariangau Terminal sebagai penopang utama distribusi logistik pembangunan IKN memerlukan RIP sebagai dasar pengembangan menjadi pelabuhan multipurpose

7 Kurangnya SDM

8 Penambahan kapal cepat untuk menjangkau dermaga penunjang pembangunan IKN

Pelabuhan Samarinda

No Isu dan Permasalahan

1 Terletak di bantaran sungai Mahakam 2 Laju sedimentasi yang cukup tinggi 3 Jarak ke IKN sangat jauh

4 Jalan akses sekitar palaran sering terjadi banjir

(23)

ISU DAN MASALAH

Pelabuhan Kuala Semboja dan Handil II

No Isu dan Permasalahan

1 Masuk dalam dokumen perencanaan IKN dan RTRW

Sudah pernah ada kajian penyusunan Rencana Induk Pelabuhan-RIP Pelabuhan Kuala Semboja

• Kedalaman perairan dangkal -6 meter pada jarak 2700 meter

• Laju sedimentasi tinggi

• Kecepatan angin 11 Knot

• Dalam 1 tahun terdapat 56 hari tidak aman untuk pelayaran berdasarkan hasil analisis kecepatan angin tahunan

• Gelombang tinggi

• Potensi abrasi besar

Lokasi Pelabuhan Kuala Semboja merupakan asset Kemenkeu yang diserahkan ke Pengelola Pelabuhan Lahan yang relative luas (hasil reklamasi 500 m x 600 m)

2 Sudah ada PNBP dari penyewa untuk kegiatan bongkar muat cuarh kering (batu kerakal) 3 Potensi hinterland dalam pertumbuhan IKN dengan industry ramah lingkungan

4 Akses jalan yang masih kecil dan masuk perkampungan

5 Alur-pelayaran langsung menuju ALKI 2 dan Samudera Pasifik Mempunyai kedalaman yang relative dangkal di seitar pantai (coastal)

Banyak jaringan instalasi pipa bawah air, sehingga rawan kecelakaan dan pencemaran

6 Terdapat perubahan/pergeseran lokasi awal Pelabuhan karena kepentingan Pelabuhan Militer 7 Titik dan lokasi Pelabuhan Kuala Semboja sesuai RTN IKN belum terdefinisi

Jika ada perpindahan lokasi Pelabuhan laut Kuala semboja diperlukan adanya Review perubahan Kepmenhub No. KP 432

Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

(24)

ISU DAN MASALAH

Pelabuhan Dermaga Logistik PUPR

Pelabuhan Sempadan Pantai-PGP

No Isu dan Permasalahan

1 Sangat berperan penting dalam mendukung kelancaran logistic pembangunan IKN 2 Jarak yang dekat dengan lokasi pembangunan IKN

3 Belum ada kejelasan ijin operasional sebagai pelabuhan 4 Lokasi pembangunan banyak di area hutan mangrove 5 Dermaga logistic jika hanya 1 lokasi tidak cukup

No Isu dan Permasalahan

1 Izin garis pantai yg hanya 1 tahun tidak diperpanjang berpotensi memunculkan masalah arus barang 2 PGP yang bersifat komersil, dimana aturan belum ada

4 Lokasi PGP banyak di area hutan mangrove

(25)

SISTEM LOGISTIK DI IKN

Terdapat 3 (empat) hal utama yang menjadi tantangan dalam perwujudan dalam hal sistem logistik di IKN meliputi dukungan

1.Logistik untuk proses konstruksi pembangunan IKN (sd 2039), 2.Logistik untuk operasional IKN (2025 dst),

3.Logistic untuk Kawasan penyangga dan ekonomi wilayah (2025

dst), dan

(26)

LOGISTIK UNTUK PROSES KONSTRUKSI PEMBANGUNAN IKN

• Material SPLIT

• Material Pasir

• Material Semen

• Material Besi

• Material Mekanikal dan Elektrikal

• Mesin dan Peralatan Konstruksi

• Furniture/Meubeler

• Mesin dan Peralatan Kantor

(1)

(27)

SEBARAN TERMINAL DAN PEMANFAATAN GARIS PANTAI PENUNJANG PEMBANGUNAN IKN

RENCANA KAWASAN DERMAGA PENUNJANG IKN

= GARIS PANTAI PROSES PEMENUHAN PERSYARATAN IZIN

= GARIS PANTAI TELAH BERIZIN

= BUP

= TERSUS DAN TUKS PENUNJANG IKN

PT.BUMI PORTO NUSANTARA

GARIS PANTAI BBPJN KALTIM

PT. HANDAITOLAN BABUSSALAM

PT.WIJAYA KARYA BETON.TBK BENTANG PANJANG P.BALANG

PT. DUTA MEGA PERKASA PT. PP PRESISI

PT. BARA WIDYA UTAMA PT. BARA WIDYA UTAMA PT. BALIKPAPAN READY MIX

PT. TEPIAN SEKAPUNG NUSANTARA

PT. TEPIAN BENUO PASER (PUNGGUR) PT. TEPIAN DUSAN TIONG PT. TEPIAN BULAU BATU DINDING

CV. MANDIRI MULTI MATERIAL BUMDES MAKMUR MANDIRI

TERMINAL PETIKEMAS KKT

PT. LESTARI SAMUDERA SAKTI

PT.DWI PUTRA RAHMAT AGUNG PT. PENAJAM BANUA TAKA

MUAN PT.KARNIA SANGKURIA NUSANTARA

SEMAYANG PT. ITCI HUTANI MANUNGGAL

PT.MINERAL LANGGENG MEGATAMA

JEMBATAN PULAU BALANG

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

PELAYARAN KAPAL BARANG DAN PENUMPANG DI PELABUHAN BALIKPAPAN

NO. Lintasan

Alur Pelayaran Kapal Barang

1. Balikpapan - Surabaya (Jawa Timur)

2. Sangatta - Barru dan Majene (Sulawesi Selatan)

3. Tanjung Redeb -Sangatta - Pare-pare (Sulawesi Selatan)

4. Tanjung Selor (Provinsi Kalimantan Utara)-Tanjung Redeb-Tanjung Batu

S. Balikpapan - Kota Baru dan Banjarmasin (Kalimantan Selatan) -Surabaya (Jawa Timur)- Batam (Kep. Riau) 6. Balikpapan - Samarinda - Sangatta - Tanjung Redeb- Makassar (Sulawesi Selatan)

Alur Pelayaran Kapal Penumpang

1. Batulicinn - Kumai - Pare-pare - Samarinda - Sempit - Semarang -Surabaya

2. Balikpapan - Kijang - Makassar - Nunukan - Pantoloan - Pare-pare -Surabaya - Tarakan - Tanjung Priok - Toli-toli 3. Balikpapan - Makassar - Tanlung Priok

4. Ambon - Babang - Balikpapan - Bau-Bau - Bltung - Dobo - Fak-Fak -Kalmana - Makassar - Merauke - Saumlaki - Sorong - Timika - Tual -Wanci

5. Balikpapan - Makassar - Nunukan - Pantoloan - Pare-Pare - Surabaya -Tarakan

6. Balikpapan - Bau-Bau - Makassar - Nunukan - Pantoloan - Pare-Pare -Tarakan – Toli-toli

(36)

• LOGISTIK BANGUNAN-IKN

• Furniture, Sembako, -- → Kalimantan, Sulawesi, Jawa,

• Beras dari Ho chi minh (Vietnam)

• Patimban / Jakarta

• Alat berat dari shanghai

• SparePart – Singapura

JARINGAN PUSAT DAN DISTRIBUSI LOGISTIK

(37)

Pusat Logistik dan jalur Pelayaran

Barang ke IKN dan sekitar

• Shanghai

• Ho Chi Minh

• Singapura

• Belawan

• Jakarta

• Semarang

• Surabaya

• Sampit

• Banjarmasin

• Tarakan

• Makassar

• Palu

• Bitung

(38)

KONEKTIVITAS PENUMPANG

• Dalam peta (Tg Perak, Makassar, Tidore, Maluku, Papua)

• Diambil dari data Pelni, DLU –Fery

• Kapal Labobar (3000 pax)

(39)

Kapal Penumpang yang Ke Pelabuhan Semayang Kalimantan Timur

• KM Bukit Siguntan

• KM Labobar

• KM Lambelu

TRAYEK KAPAL PENUMPANG PELNI TAHUN 2023

(40)
(41)

KAPAL PERINTIS TAHUN 2023

Kep-DJPL 675 tahun 2022 tentang JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT PERINTIS TAHUN ANGGARAN 2023

❖ R-12 (Kotabaru -64- Tanjung Samalantakan -85- Grogot -70- Balikpapan -70-

Grogot -85- Tanjung Samalantakan -64- Kotabaru -181- Mamuju -181- Kotabaru )

❖ R-44 (Mamuju-64- P. Ambon -36- P. Poongpoongan -34- P. Salissingan -80-

MamujuBalikpapan -80- P. Salissingan -34- P. Poongpoongan -36- P. Ambo -64- Mamuju-58- Budong-Budong-204-Bontang-204- Budong-Budong-58-Mamuju)

❖ R-47 (Wani -8- Donggala -185- Balikpapan -90- Samarinda -178- Donggala -8- Wani

-178- Tolitoli -250- Tarakan -250- Tolitoli -178- Wani -8- Donggala -8- Wani)

(42)

KAPAL TOL LAUT TAHUN 2023

Tambahan Jalur H-2 dan T-4

melayani sampai Balikpapan (DI TOL LAUT) 2023 KEP DJPL NOMOR KP-DJPL 678 TAHUN 2022

TENTANG PENETAPAN JARINGAN TRAYEK PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DI LAUT

TAHUN ANGGARAN 2023

(43)

UKURAN KAPAL

https://www.researchgate.net/publication/32 9837205_Identifikasi_Rasio_Dimensi_Utama_

Kapal_Kontainer_Kelas_Small_Feeder_Untuk_

Toll_Laut_Indonesia

(44)

LOGISTIK UNTUK OPERASIONAL IKN

• Material Bahan Bangunan

• Material Material Mekanikal dan Elektrikal

• Mesin dan Peralatan Konstruksi

• Furniture/Meubeler

• Mesin dan Peralatan Kantor

• Material Sembako

• Material Penunjang Kerja, ATK dsb

• Bahan Kebutuhan Sekunder dan Tersier lainnya

(2)

(45)

LOGISTIK UNTUK KAWASAN PENYANGGA IKN DAN EKONOMI WILAYAH

• Material Bahan Bangunan

• Material Material Mekanikal dan Elektrikal

• Mesin dan Peralatan Konstruksi

• Furniture/Meubeler

• Mesin dan Peralatan Kantor

• Material Sembako

• Material Penunjang Kerja, ATK dsb

• Bahan Kebutuhan Sekunder dan Tersier lainnya

• Hasil Bumi dan Industri lainnya

(3)

(46)
(47)

KAWASAN PENYANGGA IKN No Kabupaten/Kota Ibu kota Kabupaten/Kota

(1) (2)

1 Kab. Paser Tana Paser

2 Kab. Kutai Barat Sendawar 3 Kab. Kutai Kartanegara Tenggarong 4 Kab. Kutai Timur Sangatta

5 Kab. Berau Tanjung Redeb

6 Kab. Penajam Paser Utara Penajam 7 Kab. Mahakam Ulu Long Bagun 8 Kota Balikpapan Balikpapan

9 Kota Samarinda Samarinda

10 Kota Bontang Bontang

Provinsi Kalimantan Timur Samarinda Mamuju

Palu

(48)

INDUSTRI DAN JASA

• Perguruan Tinggi

• Wisata

• Industri Lamah Lingkungan

• Pertanian dan Peternakan

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

57

ALKI I: perlintasan Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda;

ALKI II: perlintasan Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, dan Selat Lombok;

ALKI III: perlintasan Samudera Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu.

ALKI (ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA)

(58)

IDENTIFIKASI RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN ZONA PUSAT LOGISTIK DAN DISTRIBUSI

RENCANA STRUKTUR RUANG KSN IKN

(59)

IDENTIFIKASI RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN ZONA PUSAT LOGISTIK DAN DISTRIBUSI

RENCANA POLA RUANG KSN IKN

Zona Logistik pada PengembanganKSN IKN meliputi:

Kaw. Pertanian, di WP IKN Barat, WP IKN Selatan, WP IKN Timur 1, dan WP IKN Timur 2 pada KIKN; dan WP Simpang Samboja, WP Kuala Samboja, WP

Muara Jawa, dan kawasan penyangga lingkungan dan ketahanan pangan pada KPIKN

Kaw. Perikanan: Di WP Muara Jawa, dan kawasan penyangga lingkungan dan ketahanan pangan pada KPIKN.

Kaw. Pertambangan dan Energi: WP IKN Barat, WP IKN Selatan, WP IKN Timur 1, WP IKN Timur 2, dan WP IKN Utara pada KIKN; dan WP Simpang Samboja, WP Kuala Samboja serta kawasan penyangga

lingkungan dan ketahanan pangan pada KPIKN.

Kaw. Peruntukan Industri: WP IKN Timur I pada KIKN; dan b. WP Muara Jawa dan kawasan penyangga lingkungan dan ketahanan pangan pada KPIKN

Kawasan pertahanan dan keamanan: WP KIPP, WP IKN Barat, WP IKN Selatan, WP IKN Timur 1, WP IKN Timur 2, dan WP IKN Utara pada KIKN; dan WP Simpang Samboja, WP Kuala Samboja serta

kawasan penyangga lingkungan dan ketahanan pangan pada KPIKN.

Zona perairan yang merupakai zona pertahanan dan Keamanan berada di Kelurahan

Ambarawang Laut, Kecamatan Samboja.

(60)

Rencana Jaringan Jalan Tol IKN

Rencana jalan tol IKN dimulai dari KM 11 Karang Joang –KKT Kariangau, Segmen 3A sepanjang 13,40 km, yang terkoneksi dari jalan Tol Balikpapan –Samarinda Segmen Manggar – Karang Joang (KM 0 + 000 s.d. KM 13 + 000). Total Panjang Segmen Ruas Jalan Tol IKN adalah

sepanjang ….. km dengan perincian sebagai berikut :

1) Segmen 3A Karang Joang –KTT Kariangau 13,40 km 2) Segmen 3B KKT Kariangau –Sp Tempadung 7,33 km 3) Segmen 4A Sp Tempadung –Outer Ring Road IKN

13,88 km

4) Exit Tol Inner Ring Road IKN 2,61 km (Non Tol) 5) Segmen 5A Sp Tempadung Jembatan Pulau Balang

6,68 km

6) Segmen 5B Jembatan Pulau Balang Bandara VVIP 13,00 km

7) Segmen 6A Bandara VVIP Outer Ring Road IKN 6,22 km

8) Segmen 6B Segmen 6A Outer Ring Road IKN 6,18 km 9) Outer Ring Road Sumbu Timur IKN 5,49 km (Non Tol)

Selain itu, juga terdapat rencana tol Segmen Bandara Sepinggan –Tol Balikpapan Samarinda sepanjang 7,01 meter.

(61)

Rencana Dukungan Transportasi Perkeretaapian IKN

Keterangan :

Berdasarkan Perpres 64/2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara Jaringan Jalur Kereta Api dibagi menjadi 2 yaitu:

Jaringan Jalur Kereta Api Antar Kota:

▪ Pembangunan jalur KA menghubungkan Banjarmasin – Pantai Lango;

▪ Pembangunan Jalur KA yang

menghubungkan WP KIPP-WP IKN Barat- WP IKN Timur 1 – SP. Samboja – Kr Joang- Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan

Jaringan Jalur Kereta Api Perkotaan:

▪ Pembangunan jaringan kereta api perkotaan yang menghubungkan WP KIPP - WP IKN Barat - WP IKN Timur 1 -WP IKN Timur 2 - WP IKN Utara;

▪ Pembangunan jaringan kereta api perkotaan

yang menghubungkan WP IKN Barat - WP

IKN Timur 2

(62)

Rencana Dukungan Transportasi Perkeretaapian IKN

Kota Balikpapan

Penajam Paser Utara

Samarinda

Kutai Kertanegara

Stasiun Balikpapan

Stasiun Sepinggan Stasiun

Semayang

Stasiun TOD Karang Joang

Stasiun TOD Samboja Stasiun

Integrasi KIPP

Stasiun Wisata Titik Nol

IKN

A Jaringan Jalur KA Bandara

KA Trans Kalimantan Jaringan Jalur KA Perkotaan Balikpapan - IKN

Jaringan Jalur KA Perkotaan Dalam Kawasan Inti IKN

Panjang 54,4 km dengan Demand Tahun 2030 sebesar 2.486.719 pnp/tahun

Sepanjang 162,6 km Demand Tahun 2040 sebesar 4.430.417 pnp/tahun 1. Pengembangan sistem transportasi di

IKN di tahap awalmerujuk pada estimasi demand KA yang ada dengan memanfaatkandedicated lanedi jalan tol.

2. Sesuai dengan Lampiran II UU 3/2022 tentang IKN, pengembangan KA regional untuk mendukung IKN direncanakan tahun 2035-2039

Catatan:

1. Rencana Jaringan KA Trans Kalimantan dan KA Perkotaan IKN sudah dilakukan kajian oleh DJKA.

2. Rencana Kajian Jaringan KA Bandara Sepinggan – KIPP dan KA Perkotaan dalam Kawasan Inti IKN dilaksanakan tahun 2023-2024.

CRH6 Inter-city EMU (CRRC) China

Tokyo Metro 13000 series

Menghubung kan Wilayah Perencanaan (WP) dalam kawasan inti IKN

ETR 425 Alstrom

KA Trans Kalimantan Panjang 187,98 km. Demand Tahun 2035, pnp 2.741.439 pnp/thn, dan barang 4.328.218 ton/thn

IKN

Balikpapan Samarinda

Legenda

Jaringan Jalur Kereta Api Perkotaan IKN

Jaringan Jalur Kereta Api Bandara Jaringan Jalur Kereta Api Antarkota

Jaringan Jalur Kereta Api Perkotaan Jalan Tol

Jalan Arteri Primer Perkotaan Balikpapan Tol Balikpapan-

Samarinda

Tol Balikpapan - IKN

Exit Tol Mulawarman

(63)

Rencana Dukungan Transportasi Perkeretaapian IKN

Spesifikasi Geometrik KA Bandara

TARGET WAKTU TEMPUH

30

MENIT

Stasiun Sepinggan – Stasiun Integrasi KIPP

Data Geometrik KA Bandara:

1. Total Panjang Jalan Rel 54.1 km 2. 5 Stasiun Penumpang

3. Percepatan 1.2 m/det2(sumber:

Hitachi Siemens Japan) 4. Perlambatan 0.8 m/det2

(sumber: Hitachi Siemens Japan)

5. Kecepatan Maksimum 160 km/jam

6. Kecepatan Operasi Rata-Rata KA 120 s.d. 136 km/jam 7. Dwelling Time ±1 menit di

stasiun antara

8. Spesifikasi geometrik Kelas Jalan Rel I sesuai dengan peraturan Geometrik Jalan Rel PM 60/2012

Catatan: DJKA telah melakukan penyusunan dokumen studi kelayakan kereta bandara untuk mendukung IKN pada tahun anggaran 2021 namun akan dilakukan pendetailan trase pada tahun 2023 untuk menyesuaikan jalur kereta bandara sejajar dengan Right Of Way (ROW) jalan tol.

Soekarno Hatta Airport Train

BalikpapanKota Penajam

Paser Utara

Kutai Kertanegara

Stasiun Balikpapan

Stasiun Sepinggan Stasiun TOD Karang Joang Stasiun

Integrasi KIPP

Stasiun Wisata Titik Nol

IKN

Komponen Besaran Kecepatan Rencana 120-136

km/jam Alinyemen Horizontal - Radius Full Circle

- Radius S-C-S 4.200 m 1.400 m Alinyemen Vertikal

Radius Lengkung Vertikal

8.000 m

Gradien 10 ‰

(64)

Rencana Dukungan Transportasi Perkeretaapian IKN

SIMPUL PENUMPANG

P1 : Hub Pergerakan Luar Pulau Kalimantan – IKN

Bandara Sepinggan (Udara –KA) P2 : Integrasi Pelabuhan Semayang (Kota

Lama)

Stasiun Pelabuhan Semayang (Laut –KA) P3 : Hub Pergerakan Kota Balikpapan –IKN

Stasiun Karang Joang (KA –KA) Rencana TOD Karang Joang

P4 : Hub Pergerakan Kaltim dan Kalsel –IKN Stasiun Tiga Petung (KA –KA)

P5 : Hub Pergerakan Kaltim dan Kaltara–IKN Stasiun Samboja (KA –KA –

Jalan/Terminal)

Rencana TOD Samboja

P6 : Hub Pergerakan Bandara Samarinda– IKN

Stasiun Bandara APT Pranoto (KA –Udara)

SIMPUL BARANG

B1 : Hub Logistik sisi barat Teluk Balikpapan / Kab. Penajam Paser Utara

Stasiun Pantai Lango (KA –Laut)

B2 : Hub Logistik sisi timur Teluk Balikpapan / Kota Balikpapan

Stasiun Kariangau (KA –Laut) B3 : Hub Logistik sisi Samarinda

Bandara APT Pranoto (KA –Udara)

Bandar Udara Aji M. Sulaiman Kota Balikpapan Pelabuhan Semayang

Kota Balikpapan Pelabuhan Kariangau

Kota Balikpapan

Pelabuhan Palaran Pelabuhan

Samarinda

Bandar Udara APT Pranoto Kota Samarinda

KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

KOTA SAMARINDA KABUPATEN

KUTAI KERTANEGARA KAWASAN INTI PUSAT PEMERINTAHAN

(KIPP)

Bandar Udara VVIP

Sta Samboja TOD Semboja

Sta Pantai Lango

Balai Yasa Sta Kariangau Sta Riko

Sta Simpang Tiga Petung

Sta Sanga-Sanga

P1 P3

P5

P4

P6

B1 B2

B3

P2

Legenda Jenis Layanan KA Jarak (Km) Waktu Tempuh (menit)

KA Bandara Sepinggan –Samboja –KIPP –Kota Penunjang 54,1 30’

KA Antarkota Trans Kalimantan (Simpang Petung –APT Pranoto) 187,98 120’ (pnp) | 180’ (brg) KA Perkotaan Kawasan Balikpapan dan sekitarnya (Aglomerasi) 162,6 188’

Sta KIPP Sta BWP 3

Sta BWP 2 Sta

BWP 4

Sta Sungai Merdeka Sta Palaran Sta Loa Bakung

Sta Sempaja Timur

Sta Buluminung

KOTA BALIKPAPAN

Sta Karangjoang Depo

TOD Karang Joang Sta WP

Utara

Sumber: Kajian DJKA, 2021

SIMTEM

LAYANAN

INTEGRASI

MODA

(65)

Pelabuhan utama yang terletak di sekitar area Ibu Kota Nusantara akan berdampak besar untuk memungkinkan strategi ekonomi Ibu Kota Nusantara. Dalam Wilayah Ibu Kota Nusantara, terdapat dua Pelabuhan penting untuk dipertimbangkan dalam strategi konektivitas regional. Pelabuhan tersebut adalah:

1. Pelabuhan Semayang terletak di Teluk Balikpapan, merupakan pelabuhan umum yang memiliki jalur pelayaran internasional serta melayani rute penumpang jarak jauh; dan

2. Pelabuhan Kariangau (KKT), merupakan pelabuhan peti kemas yang melayani angkutan logistik internasional.

Semua proyek infrastruktur transportasi yang diusulkan akan memerlukan kajian terperinci yang melingkupi aspek teknis memitigasi dampak pada lingkungan dan kondisi sosial masyarakat.

ARAH PENGEMBANGANPELABUHAN

(66)

ANALISIS SWOT PENENTUAN PRIORITAS

REKOMENDASI KEBIJAKAN JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT DI IKN

INTERNAL Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)

EKSTERNAL

1. Adanya pembangunan IKN baru dan regulasi yang mengikat

2. Sudah ada pelabuhan eksisting

3. Letak Pelabuhan dekat dengan ALKI 2 dan daerah permukiman

4. Dukungan Lembaga dan SDM Cukup

5. Pemenuhan Pelabuhan Canggih dan Ramah Lingkungan untuk efisiensi

1. Kondisi Pelabuhan eksisting yang belum optimal dan terbatas

2. Regulasi yang perlu pembaharuan 3. Pengelolaan belum seragam

4. DLKr & DLKp belum ada pembaharuan 5. Penempatan Petugas belum terstruktur

dengan baik

Peluang (opportunity)

S-O W-O

1. Penyediaan lahan minimal operasional pelabuhan yang sesuai kriteria

2. Tata Kelola Pelabuhan Oleh Pemerintah dan Swasta 3. Identifikasi dan verifikasi aset pelabuhan

4. Perawatan dan Peningkatan Fasilitas & Alur-Pelayaran, 5. Kebutuhan dan Kepuasan Pengguna Jasa Pelabuhan

1. Potensi Pelabuhan dengan luas lahan yang potensial untuk menjadi Pelabuhan terkemuka dalam mendukung IKN,

2. Perlu adanya optimalisasi Pelabuhan eksisting dengan pembenahan baik dalam penyediaan sarana prasarana dan manajemen pelayanan 3. Diperlukan peningkatan fasilitas Pelabuhan

dalam rangka pelayanan;

4. Dalam rangka pengelolaan dan pengoperasian Pelabuhan diperlukan Lembaga dan SDM yang handal,

5. Pemenuhan Pelabuhan Canggih dan Ramah Lingkungan untuk efisiensi dalam rangka memenuhi Kebutuhan dan Kepuasan Pengguna Jasa Pelabuhan

1. Dibutuhkan penataan ulang layout Pelabuhan sesuai kondisi ideal menuju smart n green port

2. Tata Kelola Pelabuhan terkini didukung oleh regulasi yang kuat dan mengikat, 3. Pengelolaan Pelabuhan harus sesuai

SOP yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan internasional 4. Diperlukan dukungan DLKr dan DLKp

yang sesuai kondisi di lapangan dengan perkembangan terkini

5. Petugas/SDM dapat disiapkan lebih profesional dalam rangka meningkatkan kepuasan pengguna jasa pelabuhan

Matrik SWOT Kekuatan dengan Peluang dan Kelemahan dengan Peluang

(67)

ANALISIS SWOT PENENTUAN PRIORITAS

REKOMENDASI KEBIJAKAN JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT DI IKN

INTERNAL Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)

EKSTERNAL

1. Adanya pembangunan IKN baru dan regulasi yang mengikat

2. Sudah ada pelabuhan eksisting

3. Letak Pelabuhan dekat dengan ALKI 2 dan daerah permukiman

4. Dukungan Lembaga dan SDM Cukup

5. Pemenuhan Pelabuhan Canggih dan Ramah Lingkungan untuk efisiensi

1. Kondisi Pelabuhan eksisting yang belum optimal dan terbatas 2. Regulasi yang perlu pembaharuan 3. Pengelolaan belum seragam

4. DLKr & DLKp belum ada pembaharuan 5. Penempatan Petugas belum

terstruktur dengan baik

Ancaman (threat) S-T W-T

1. Adanya rencana pembangunan Pelabuhan Besar Lainnya 2. Status kepemilikan lahan yang belum sepenuhnya 3. Kondisi cuaca & hidrografi yang ekstrim

4. Kebutuhan Infrastruktur yang belum memadai 5. Moda Transport lainnya yang lebih efisien

1. Dibutuhkan penyesuaian regulasi penyediaan jaringan Pelabuhan dengan mempertimbangkan regulasi dan kondisi terkini,

2. Optimalisasi Pelabuhan yang ada dengan penataan lebih lanjut,

3. Dipilih lokasi Pelabuhan yang paling memenuhi unsur keselamatan dan keamanan pelayaran,

4. Dalam pengelolaan Pelabuhan yang handal perlu didukung SDM yang mempunyai kualifikasi yang sesuai 5. Pemenuhan Pelabuhan Canggih dan Ramah Lingkungan

untuk efisiensi dalam rangka melayani secara efisien dan murah

1. Pengembangan Pelabuhan tetap mempertimbangkan kondisi eksisting dengan regulasi yang sesuai,

2. Regulasi dibutuhkan dalam memperkuat posisi Pelabuhan sesuai kondisi terkini,

3. Perencanaan dalam regulasi perlu mempertimbangkan kondisi di lapangan dengan verifikasi yang cukup, 4. Penyesuaian DLKr dan DLKp sesuai

dengan kondisi terkini

5. Dibutuhkan SDM yang handal dengan kualifikasi dan jumlah yang cukup

Matrik SWOT Kekuatan dengan Ancaman dan Kelemahan dengan Ancaman

(68)

PRIORITAS REKOMENDASI DAN STRATEGI KEBIJAKAN JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT DI IBU KOTA NEGARA (IKN) BERDASARKAN HASIL ANALISIS SWOT

Faktor kunci (key project) yang merupakan strategi dalam Kebijakan Jaringan Sistem Sarana dan Prasarana Transportasi Laut di Ibu Kota Negara (IKN) meliputi :

1. Pengembangan Terminal KKT menjadi Pelabuhan terkemuka dalam mendukung IKN,

2. Dibutuhkan Dukungan regulasi penyediaan jaringan Pelabuhan dengan mempertimbangkan regulasi dan kondisi terkini,

3. Diperlukan peningkatan fasilitas Pelabuhan dalam rangka pelayanan;

4. Optimalisasi Pelabuhan yang ada dengan penataan lebih lanjut

5. Perlu adanya optimalisasi Pelabuhan eksisting dengan pembenahan baik dalam penyediaan sarana prasarana dan manajemen pelayanan

6. Tata Kelola Pelabuhan terkini didukung oleh regulasi yang kuat dan mengikat,

7. Dibutuhkan penataan ulang layout Pelabuhan sesuai kondisi ideal menuju smart n green port

8. Dipilih lokasi Pelabuhan yang paling memenuhi unsur keselamatan dan keamanan pelayaran

9. Pengembangan Pelabuhan tetap mempertimbangkan kondisi eksisting dengan regulasi yang sesuai

10. Pengelolaan Pelabuhan harus sesuai SOP yang dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan

peraturan internasional

(69)

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, STRATEGI, PROGRAM DAN RENCANA AKSI JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT DI IKN

No Arah Kebijakan Strategi Indikasi Program Rencana Aksi

1 REVIEW DAN REVIEW REGULASI

• PM 50/2021

• KM 22 TAHUN 1998

• KM 432 Tahun 2017

Review dan revisi terhadap peraturan/

regulasi yang terkait dengan pengaturan pelabuhan dan prasarana pendukungnya.

• Pengaturan Perpanjangan ijin Pemanfaatan Garis Pantai dalam mendukung pendaratan logistik IKN sampai kurun waktu tertentu (secara bertahap substitusi dengan dermaga logistik IKN dan pelabuhan logistik lainnya)

Memperpanjang ijin pemanfaatan garis pantai dalam jangka waktu 1 tahun sebelum dermaga logistic dan pelabuhan pendukung logistic IKN belum mencukupi.

• Review dan Evaluasi Peraturan terkait DLKR dan DLKP Pelabuhan Balikpapan-KM No 22 Tahun 1998

• (Aspek Dasar hukum, aspek hubungan kerja dengan operator, aspek lokasi Pelabuhan Balikpapan)

Dilakukan pembaharuan terhadap dasar hukum dan kondisi lapangan DLKr dan DLKp Pelabuhan Balikpapan.

• Penyesuaian RIP Pelabuhan Balikpapan (KM No 48 Tahun 2023)

Penyesuaian dan pembaharuan data lokasi Pelabuhan di sekitar IKN dengan mempertimbangkan kondisi teknis di lapangan

• Review tentang RIPN (KP No 432 Tahun 2017) Penyesuaian dan pembaharuan data lokasi Pelabuhan di sekitar IKN dengan mempertimbangkan kondisi teknis di lapangan

• Review Peruntukan dan Kedudukan (RI) Pelabuhan Kuala Samboja

Penyesuaian dan pembaharuan data lokasi Pelabuhan di sekitar IKN dengan mempertimbangkan kondisi teknis di lapangan

• Pengaturan perairan Teluk Balikpapan sebagai beranda depan IKN

• Review tentang KM 442 Tahun 2017 tentang Penetapan alur pelayaran, sistem rute, tata cara berlalu lintas dan daerah labuh kapal sesuai dengan kepentingannya di alur pelayaran masuk pelabuhan Balikpapan

Penyesuaian dan pembaharuan data lokasi Pelabuhan di sekitar IKN dengan mempertimbangkan kondisi teknis di lapangan

(70)

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, STRATEGI, PROGRAM DAN RENCANA AKSI JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT DI IKN

2. PENETAPAN LOKASI DAN PENATAAN SYSTEM JARINGAN SARPRAS

1-TAHAP PROSES KONSTRUKSI a. Pengembangan Prasarana Pelabuhan yang memenuhi prinsip pelabuhan yang ramah lingkungan dan

meningkatkan pelayanan pelabuhan sebagaimana fungsi dan perannya.

b. Penyediaan sarana transportasi laut yang sesuai dengan karakteristik perairan dan fungsinya.

c. Pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung operasionalisasi pelabuhan dan sistem jaringan transportasi laut d. Pembangunan dan pengembangan

dermaga/ pelabuhan baru

Dikoordinasikan dengan pemangku

kepentingan lintas sectoral yang terlibat dalam pembangunan IKN

• Sempadan Pantai (Pemanfaatan Garis Pantai-

• PGP)Dermaga Logistik PUPR

• Terminal KKT dan Semayang 2-TAHAP OPERASIONAL IKN

• Dermaga Logistik PUPR

• Dermaga Wisata

• Terminal Semayang sebagai Terminal Penumpang

• Terminal KKT sebagai Terminal Umum 3-UNTUK KAWASAN PENYANGGA DAN EKONOMI WILAYAH

• Dermaga Logistik PUPR

• Dermaga Wisata

• Terminal Semayang Pelabuhan Balikpapan sebagai Terminal Penumpang

• Terminal KKT Pelabuhan Balikpapan sebagai Terminal Umum

• Pelabuhan Kuala Semboja

• Pelabuhan TPK Palaran

• Pelabuhan Buluminung

(71)

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, STRATEGI, PROGRAM DAN RENCANA AKSI JARINGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT DI IKN

3 PENYEDIAAN SARANA PRASARANA

STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA PELABUHAN

• Ecoport

• Smartport

• Pelayanan

• Konektifitas

Pemenuhan IKU Pelabuhan sesuai dengan peraturan dari Kementerian Perhubungan dalam jangka waktu yang lebih cepat

STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA ALUR

• TSS (AIS, dll)

• Environment

• Safety, Kapal tidak safety tahun 2030tdk ada lagi

• SK /Penetapan

• Penentuan Simpul

Pemenuhan IKU Pelabuhan sesuai dengan peraturan dari Kementerian Perhubungan dalam jangka waktu yang lebih cepat

STRATEGI PENGEMBANGAN SARANA

• Ecoport

• Smartport

• Pelayanan

• Konektifitas Kapal

Pemenuhan IKU Pelabuhan sesuai dengan peraturan dari Kementerian Perhubungan dalam jangka waktu yang lebih cepat PENATAAN KAWASAN TELUK

BALIKPAPAN SEBAGAI BERNDA DEPAN IKAN

Penyediaan Kapal pendukung (Kapal Tug Boat, kapal Pandu, Kapal Oil Spill Boat, Kapal Patroli TSS, Kapal Penjaga Pelabuhan di Pelabuhan Semayang dan KKT

• Penataan Pelabuhan Umum, TUKS, Tersus harus memenuhi Smart, Eco dan Green Port

• Pemindahan pelabuhan yang berpotensi mencemari lingkungan

(72)

GAMBARAN UMUM- Prinsip, Tema, Target dan KPI - IKN

(73)

GAMBARAN UMUM - Ringkasan KPI - IKN

(74)

Referensi

Dokumen terkait

Selama ini monitoring dan pelaporan kemajuaan pengerjaan proyek sarana dan prasarana transportasi dilakukan secara manual, yaitu pihak pengawas lapangan dari dinas

Artikel ini mencoba memberikan sebuah solusi untuk memanfaatkan konsep vertical greenery bukan hanya untuk bangunan, tetapi pada sarana dan prasarana transportasi umum yang

Prinsip transparansi masih lemah terhadap sumberdaya yang digunakan terhadap implementasi kebijakan alokasi dana pembangunan sarana dan prasarana wilayah di Kecamatan

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kudus tentang penyediaan sarana dan prasarana olahraga publik mengacu pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Jadwal Sarana Transportasi Berbasis Mobile Application untuk Kota Semarang ini dikembangkan sebagai alternatif lain agar masyarakat dapat mengakses

Strategi Upaya Pemindahan Ibu Kota Negara Sumber: Diolah Peneliti 2021 Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan dari penelitian ini, perlu dipertimbangkan kembali urgensi pemindahan

Dampak Negatif dari Relokasi Ibu Kota Negara NASIONAL LOKAL Relokasi IKN membutuhkan biaya tinggi, sehingga menjadi beban APBN 19-20% dari APBN = 88-93 triliun rupiah Beban APBD

menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam perjalanan Proyek IKN dimana pemindahan Ibu Kota Negara yang akan menjadi sentral administrasi negara yang didukung dalam kontek yang lebih