ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS DALAM PEMENUHAN AMAN NYAMAN
Sekar Violita Cahya1, Titis Sensussiana2
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta [email protected]
Dosen Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta [email protected]
ABSTRAK
Bronchitis merupakan salah satu penyakit sistem pernafasan, beberapa anak usia sekolah yang dirawat inap akibat bronkitis akan mengalami beberapa masalah diantaranya adalah penyesuaian dengan perawat dan lingkungan yang dapat menyebabkan anak menjadi stres, sehingga perlu diberikan terapi musik klasik untuk menurunkan stres dan mempercepat persembuhan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memahami konsep penyakit Bronkitis dan mampu memberi Asuhan Keperawatan dengan baik dan benar pada pasien dengan pemenehunan kebutuhan aman nyaman.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus.
Subjek dalam studi kasus ini adalah 1 orang pasien dengan bronkitis dengan pemenuhan kebutuhan aman nyaman. di ruang unit anak Melati II. Hasil studi menunjukkan bahwa penggelolaan asuhan keperaawatan pada pasien bronkitis dengan masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan perubahan lingkungan yang dilakukan tindakan keperawatan terapi mendengarkan music klasik selama 20 menit, dilakukan hasil terjadi penurunan kecemasan dari kecemasan berat (skor Hamilton rating scale for anxiety 28) menjadi kecemasan ringan (skor Hamilton rating scale for anxiety 13). Rekomendasi tindakan terapi mendengarkan music klasik efektif dilakukan pada pasien bronkitis dengan penurunan stress.
Kata kunci : Bronkitis, anak usia sekolah, terapi mendengarkan musik, kebutuhan aman nyaman
NURSING CARE IN CHILDREN WITH BRONCHITIS IN FULFILLING NEEDS OF SAFE AND COMFORTABLE
Sekar Violita Cahya1, Titis Sensussiana2
1Student of Diploma 3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta [email protected]
2Lecturer of Diploma 3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta [email protected]
ABSTRACT
Bronchitis is a disease of the respiratory system. Some school-age children who are hospitalized due to bronchitis will experience some problems including adapting to nurses and the environment that can cause children to be stressed so it requires to be performed classical music therapy to reduce stress and promote healing. The purpose of this case study was to comprehend the concept of bronchitis and provide nursing care properly and correctly to patients in fulfilling needs of safe and comfortable. This type of research was descriptive with a case study approach. The subject was a bronchitis patient in fulfilling needs of safe and comfortable in the Melati II children's unit. The results of a study of nursing care in bronchitis patients with anxiety associated with environmental changes that performed classical music therapy for 20 minutes showed a decrease in anxiety levels from severe anxiety (Hamilton rating scale for anxiety 28 score) to mild anxiety (Hamilton rating scale for anxiety 13 score).
Recommendations: listening to classical music therapy is effective in bronchitis patients with reduced stress.
Keywords: Bronchitis, school-age children, listening to classical music therapy, comfortable and safe needs.
PENDAHULUAN
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu.
Pravelensi Bronkitis kasus bronkitis menjadi penyakit yang menyebabkan rawat inap di urutan pertama pada tahun 2008.
Untuk bronchitis, jumlah anak yang terdiagnosa bronchitis pada tahun 2007 di Amerika Serikat adalah 7,6 juta orang.
Dampak yang timbul akibat menderita penyakit brobkitis adalah infeksi saluran nafas yang berat dan sering,penyempitan dan penyumbatan bronkus, sulit bernafas, hingga kematian. (Puspitasari, 2009)
Ditinjau dari prevalensinya, di Indonesia dari 10 penyakit terbanyak pada rawat jalan, penyakit saluran pernafasan menempati urutan pertama pada tahun 1999, menjadi kedua pada tahun 2007 dan menjadi pertama pada tahun 2008. Berdasarkan hasil survey kesehatan nasional 2001 diketahhui bahwa infeksi pernafasan (Bronkitis dan pneumonia) menjadi kematian tertinggi (22,%) dan penyakit infeksi saluran pernafasan bawah merupakan salah satu infeksi yang menjadi penyebab kematian (Depkes RI, 2009)
Dinegara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Di inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan ketidakmampuan pasien untuk bekerja. Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti dengan pengobatan memakai antibiotic (Aritonang, 2010)
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSUD Surakarta pada tahun 2014 ditemukan jumlah kasus bronchitis
sebanyak 207 kasus. Sedangkan jumlah kasus bronchitis yang terjadi pada tahun 2015 sampai dengan bulan april sebanyak 53 kasus. Di RSUD Surakarta mencatat kejadian bronchitis hingga saat ini terus bertambahdi bangsal anak RSUD Surakarta(Rekam Medik RSUD Surakarta).
Anak usia sekolah yang dirawat inap akan mengalami beberapa masalah seperti mengalami perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan baru, penyesuaian dengan perawat dan mengurusnya dan bergaul dengan anak yang dirawat inap. Salah satu factor yang mempengaruhi stress terbesar yang ditimbulkan oleh anak rawat inap.
Salah satu faktor yang memperngaruhi stress akibat rawat inap adalah kehilangan kendali.
Banyak situasi rumah sakit yang menurunkan jumlah kendali yang dirasakan oleh anak. Kehilangan kendali pada anak disebabkan oleh perubahan rutinitas, dan ketergantungan yang harus dipatuhi. Salah satu masalah dari anak ini berpusat pada kebosanan (Wong, 2008).
Music telah menjadi wadah untuk ekspresi dan komunikasi, dan tabpa kita sadari music juga digunakan untuk memanipulasi perasaan. Music juga salah satu cara untuk membuat anak menjadi tenang. Keterampilan yang anak peroleh dari music mengarah kepada kepercayaan dari yang lebih besar, kemampuan berbahasa yang lebih baik, penguasaan keterampilan motoric halus, kesadaran temporer, kreativitas meningkat, dan meningkatkan konsentrasi. Terapi music juga dapat meningkatkan fungsi mental, mempercepag penyembuhan, menigkatkan rasa sejahtera.
Music adalah alat yang bermanfaat bagi seseorang utuk menemukan harmoni dalam dirinya. Hal ini perlu juga karena dengan adanya harmoni didalam diri seseorang dan akan lebih mudah mengatasi stress, dan rasa sakitnya (Djohan, 2009). Music banyak digunakan untuk penyembuhan,
menenagkan dan memperbaiki kondisi fisik dan fisiologi. Mendengarkan music dapat mengubah suasana hatinya dan dapat menaikkan atau menurunkannya, dan memberi ruang untuk berefleksi (Sheppard, 2009).
Mengingat hal tersebut, maka penulis memandang bahwa pemenuhan management koping pada penderita bronchitis pada anak sangatlah penting sehingga penulis tertarik untuk memberikan “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Bronkitis Pada Anak Dengan Pemenuhan Aman Nyaman”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus.
Subjek dalam studi kasus ini adalah 1 orang pasien dengan bronkitis dengan pemenuhan kebutuhan aman nyaman. di ruang unit anak Melati II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengkajian Berdasarkan tahap proses keperawatan, maka langkah pertama yang harus dilakukan pada pasien bronchitis adalah pengkajian. Dalam studi kasus ini penulis melakukan pengkajian pada pasien An.S didapatkan data subjektif yaitu ibu pasien mengatakan anaknya batuk berdahak disertai sesak nafas dan demam. Ibu pasien juga mengatakan anaknya rewel dan nafsu makan turun ketika masuk di ruangan, pasien Nampak susah tidur dan terus terbangun jiika ada suara yang mengagetkannya, dan terus merengek minta pulang, dan data objektif nafas pasien tampak tidak teratur, respirasi 24x/menit dengan irama nafas tidak teratur, nadi 103x/menit, suhu 38,6oC.
Hasil Diagnosa Keperawatan Berdasarkan data subjektif keluarga pasien mengatakan anaknya rewel ketika masuk di bangsal, nafsu makan turun, sulit tidur, dan nampaak tidak nyaman. Dan data objektif
pasien Nampak rewel, dan tidak nyaman, skala kecemasan >27 (kecemasan berat).
Dari data subjektif dan objektif yang di observasi pada pasien An.S masalah keperawatan yang muncul yaitu Ansietas berhubbungan dengan stressor, diagnosa tersebut termasuk dalam diagnose prioritas utama dari tiga diagnosa yang muncul
Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan pengkajian (wawancara dan observasi) pada pasien An.S dengan bronchitis, penulis menyusun kriteria hasil yaitu skor kecemasan dapat turun menjadi
±7 (kecemasan). Dengan begitu perawat melakukan intervensi keperawatan sebagai bantuan terapi kecemasan jika diperlukan.
Monitor tanda tanda kecemasan (32) monitor tanda tanda vital (6680). Terapi relaksasi (6040) ajarkan teknik relaksasi kepada keluarga (terapi music)
Implementasi Keperawatan Setelah melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan dan menyusun intervensi makan selanjutnya akan dilakukan tindakan implementasi keperawatan selama 3 x 24 jam pemberian asuhan keperawatan.
Pada hari sabtu tanggal 22 febuari 2019, jam 20.30 WIB dilakukan tindakan keperawatan memonitor tanda tanda kecemasan pasien didapatkan data untuk respon subjektif keluarga pasien mengatakan anaknya rewel, sulit tidur, nafsu makan menurun dan objektif, hasil pengujian kecemasan >27 (kecemasan berat). Pada jam 20.45 melakukan pengkajian tanda tanda vital didapatkan data objektif N : 103 x/menit S : 38,6oC R : 24x/menit.
Pada hari sabtu tanggal 23 febuari 2019 jam 09.30 melakukan terapi mendengarkan musik (music klasik, lighty row) dan didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia dan objektif pasien Nampak tenang, pasien Nampak mendengarkan lagu, skala hars turun menjadi 24 (kecemasan sedang).
Pada jam 12.45 WIB melakukan terapi mendengarkan musik (musik klasik, twinkle-twinkle) dan didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia dan objektif pasien Nampak jauh lebih tenang, pasien nampak senang dengan lagu yg diputar, skala cemas berkurang menjadi 18 (kecemasan ringan). Pada jam 13.00 WIB ajarkan terapi mendengarkan musik kepada keluarga agar dapat melakukan terapi mendengarkan musik secara mandiri dan data yang didapatkan data subjektif keluarga pasien mengatakan bersedia dan objektif keluarga pasien Nampak paham ketika diajarkan
Pada hari mingggu tanggal 24 febuari 2019 jam 16.00 melakukan terapi mendengarkan music (music klasik, twinkle twinkle) dan didapatkan data subjektif pasien mengatakan bersedia dan objektif pasien Nampak sangat senang, pasien Nampak nyawan,subjektif pasien mengatakan bersedia dan objektif pasien Nampak sangat senang, pasien Nampak nyaman, kecemasan berkurang menjadi skor 9 (kecemasan bekurang).
Evaluasi Keperawatan Setelah dilukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dapat diperoleh evaluasi atau catatan perkembangan. Pada hari Jumat, 22 febuari 2019, jam 21.00 telah dilakukan evaluasi keperawatan dengan didapatkan hasil, data subjektifnya pasien rewel, nafsu makan turun, kesulitan tidur, dan objektifnya pasien Nampak rewel, pasien Nampak tidak nyaman, skor kecemasan >27 (kecemasan berat). Pada tanggal sabtu 23 febuari 2019, jam14.00 dengan dapat didapatkan hasil data subjektifnya pasien mengatakan anaknnya sudah tidak rewel masih tidak nafsu makan, dan masih sulit tidur dan objektifnya pasien Nampak nyaman, pasien Nampak masih sulit tidur, skor kecemasan 18 (kecemasan sedang). Pada tanggal 24 febuari 2019, jam 21.00 didapatkan hasil data sebjektifnya
pasien mengatakan anaknya sudah tidak rewel,, sudah mau makan meski sedikit, sudah bisa tidur, dan objektifnya pasien Nampak nyaman, skor cemas 7 (kecemasan berkurang).
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Pediatrics. 2010.
Bronchitis and Your Young Child.
Arsyad Z. 2011. Manifestasi Klinis Penyakit Paru. Dalam: Buku Ajar Penyakit Dalam. Editor Suyono S, Waspadji S, dkk. Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Beck ER, Souhami RL, Hanna MG dan Holdright DR. 2011. Tutorial Diagnosis Banding. Edisi keempat.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Chung KF, Pavord ID, “Prevalence, Pathogenesis, and Causes of Chronic Cough”, Lancet 371, Hal 64–74, 2008.
Claire V. Murphy, PharmD; Garrett E.
Schramm, PharmD; Joshua A.
Doherty, BS; et al. 2009. The
Importance of Fluid Management in Acute Lung Injury Secondary to Septic Shock Chest. Volume 136(1):102-109. Chest Journal.
Dhaenkpedro. 2010. An Introduction to Postural Drainage and Percussion.
Maryland: Cystic Fibrosis Foundation.
Goldsobel. 2010. Cough In The Pediatric Population. The Journai of Pediatric.
McCool, D. 2006. Global Physiology and Pathophysiology of Cough. vol, 129 , Hal 48-53.
Nasution, K., Sjahrullah, M.A.R., Brohet, K.E., Wibisana, K.A., Yassien, M.R., Ishak, L.M., Pratiwi, L., Wawolumaja, C., Endyarni, B., 2009. Infeksi Saluran Napas Akut pada Balita di Daerah Urban.
Jakarta.Sari Pediatri. 11: 4
Notoatmodjo, S. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rahajoe,N., Supriyatno, B., Setyanto, B.D., 2012. Buku Ajar Respirologi Anak.
Ed. 3. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, pp. 269-364.
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuhasa Medika.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem.
Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi