• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Relationship Between Religion and Smoking Behavior in Students of SMK Muhammadiyah 09 Jakarta

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The Relationship Between Religion and Smoking Behavior in Students of SMK Muhammadiyah 09 Jakarta"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan agama dan faktor lain dengan perilaku merokok siswa SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan Tahun 2020. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan pada bulan Juni-November 2020, dengan waktu pengambilan data September 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dengan jenis kelamin (P−value 0,000), keyakinan bahwa dalam agama saya, merokok merusak diri sendiri (P−value 0,002), keyakinan terhadap agama saya, minum rokok tidak bermanfaat (P−value 0.020), Dalam agama saya, merokok adalah pemborosan (P−value 0.017), Menanggapi fatwa Muhammad tentang merokok (P−value 0.021), Praktik keagamaan (P−value 0.026), postur tubuh (P−nilai 0,026). −value 0.007), pekerjaan ibu (P−value 0.021), akses rokok (P−value 0.029), perilaku merokok ibu (P−value 0.021), perilaku merokok ayah (P−value 0.023), perilaku saudara kandung merokok (P−value 0.023), perilaku saudara kandung merokok (P−value 0.023) −nilai 0,032), peran keluarga (nilai P 0,020), perilaku merokok teman sebaya (nilai P 0,006) dan peran teman sebaya (0,000).

PENDAHULUAN

Artinya : Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menceburkan diri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. SMK Muhammadiyah 09 merupakan SMK yang terletak di Jalan Panjang, Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan. Bagaimana hubungan agama dengan faktor lain dalam merokok pada siswa di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan tahun 2020.

Tujuan keseluruhan untuk mengetahui hubungan antara agama dengan faktor lain dan perilaku merokok pada siswa di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan Tahun 2020. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran, hubungan dan faktor dominan antara faktor predisposisi (agama , umur, sikap, sosial ekonomi), faktor pendukung (akses rokok, uang saku) dan penguat (perilaku merokok keluarga, peran keluarga, perilaku teman sebaya, peran teman sebaya, terpaan iklan) dengan perilaku merokok siswa SMK Muhammadiyah 09 Selatan Jakarta pada tahun 2020. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak lagi penelitian tentang perilaku merokok di kalangan remaja dalam kaitannya dengan agama dan olahraga.

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan penelitian Qariati, et al (2019), ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku merokok (P value<0,05 (Qariati et al., 2019).Pertama, merokok termasuk dalam kategori Perbuatan Khabaaits (perbuatan buruk yang dapat menimbulkan dampak negatif) yang dilarang dalam Al-Qur'an (Q.7:157). Kedua, perbuatan merokok mengandung unsur membiarkan diri terjerumus ke dalam kebinasaan bahkan bunuh diri secara perlahan, sehingga bertentangan dengan hukum. larangan Alquran dalam Q.2:195 dan 4:29.

Ketiga, merokok membahayakan diri sendiri dan orang lain terpapar asap rokok karena rokok merupakan zat adiktif dan berbahaya, sebagaimana disepakati oleh para ahli medis dan akademisi. Keempat, rokok dikenal sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang berbahaya, meski tidak seketika, namun beberapa waktu kemudian; Oleh karena itu, merokok termasuk dalam kategori melakukan sesuatu yang melemahkan, sehingga bertentangan dengan hadits Nabi yang melarang segala sesuatu yang memabukkan dan melemahkan. Kelima, karena merokok jelas berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang-orang di sekitarnya yang terpapar asap rokok, maka membelanjakan uang untuk rokok berarti melakukan perbuatan boros yang dilarang dalam Islam dan Al-Qur'an Q.

Maka orang-orang yang beriman kepada-Nya, bertasbih kepada-Nya, menolong-Nya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. Tingkah laku merokok dalam keluarga (kelakuan ibu merokok, tingkah laku ayah merokok, tingkah laku merokok abang (kakak) - tingkah laku merokok rakan sebaya 3.

METODE PENELITIAN

Subyek yang diteliti adalah siswa SMK Muhammadiyah 09 yang memenuhi kriteria inklusi (tercatat sebagai siswa aktif dan bersedia menjadi responden) dan eksklusi (absen/sakit pada saat pendataan). Kemudian, guru kelas diminta untuk membagikan link kuesioner ke jejaring sosial masing-masing kelas agar siswa dapat mengisi kuesioner secara online sesuai dengan waktu survei.

Tabel 1. Rencana Target Capaian
Tabel 1. Rencana Target Capaian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemodelan terakhir memiliki nilai R2 sebesar 0,591 yang berarti 5 variabel bebas dapat menjelaskan variasi variabel perilaku merokok siswa sebesar 59,1%. Keyakinan bahwa merokok merupakan tindakan merusak diri sendiri merupakan faktor agama yang dominan mempengaruhi perilaku merokok dengan OR sebesar 6,597. Penelitian ini juga menemukan bahwa responden yang tidak setuju bahwa merokok adalah tindakan merusak diri sendiri memiliki risiko 4,41 kali untuk melakukan perilaku merokok dibandingkan dengan responden yang setuju (95% CI 2,16-9,02).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dengan keyakinan agama bahwa merokok itu tidak bermanfaat (P-value 0,020). Studi ini juga menemukan bahwa responden yang tidak setuju bahwa merokok adalah tindakan yang tidak sehat memiliki risiko merokok 4,22 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang setuju (95% CI 2,23-7 ,98). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dengan keyakinan agama bahwa merokok adalah pemborosan (P−value 0,017).

Penelitian ini juga menemukan bahwa responden yang tidak setuju bahwa merokok adalah pemborosan memiliki risiko 7,84 kali untuk memiliki perilaku merokok dibandingkan dengan responden yang setuju (95% CI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dengan respon terhadap Fatwa Muhammadiyah tentang Perilaku Merokok Dua Mahasiswa tentang Merokok (P -value 0,021) Penelitian ini juga menemukan bahwa responden yang tidak setuju dengan tanggapan fatwa Muhammadiyah tentang merokok memiliki risiko perilaku merokok 2,22 kali dibandingkan dengan responden yang setuju (95% CI.

Pada penelitian ini juga ditemukan adanya hubungan antara praktik keagamaan dengan perilaku merokok siswa (P value 0,026). Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Maseda et al. 2013), menemukan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku merokok remaja (P value 0,000). Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ardiansyah (2010) yang menemukan bahwa perilaku merokok remaja lebih banyak terjadi pada remaja yang memiliki ibu bekerja.

Oleh karena itu, peran orang tua dalam mencegah perilaku merokok sangat diperlukan dengan memberikan informasi yang lebih detail kepada anak tentang bahaya merokok. Binda & Othman (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok ayah dengan perilaku merokok remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni ​​(2011) yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok remaja.

Hasil multivariat juga menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan teman sebaya paling besar pengaruhnya terhadap perilaku merokok di kalangan remaja. Melalui pendekatan, dan nasehat dari teman sebaya dalam larangan perilaku merokok, perilaku merokok dapat dicegah di kalangan remaja.

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki umur ≤ 16  tahun (54,4%), jenis kelamin perempuan (64,0%), pengetahuan agama kurang baik  (60,5%),  keyakinan  agama,  merokok  tindakan  merusak  diri  (89,5%),  keyakinan  agama  bahwa  merokok
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki umur ≤ 16 tahun (54,4%), jenis kelamin perempuan (64,0%), pengetahuan agama kurang baik (60,5%), keyakinan agama, merokok tindakan merusak diri (89,5%), keyakinan agama bahwa merokok

KESIMPULAN DAN SARAN

Diperlukan kebijakan dalam strategi untuk mengurangi perilaku merokok pada pelajar, salah satunya dengan penguatan peran agama.

LUARAN YANG DICAPAI

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku merokok pada pengunjung Coffe Banjarmasin lantai dua. Keyakinan beragama dan hubungannya dengan perilaku merokok pada siswa SMA Muhammadiyah Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan agama dengan perilaku merokok siswa SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Tahun 2020.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dengan keyakinan agama bahwa merokok itu merusak diri sendiri (P−value 0,002), keyakinan agama bahwa merokok adalah perbuatan sia-sia (P−value 0,020), keyakinan agama bahwa merokok itu tidak baik. pemborosan (P-value 0,017), tanggapan terhadap fatwa Muhammad tentang merokok (P-value 0,021) dan praktik keagamaan (P-value 0,026). Responden yang tidak merokok sangat mendukung fatwa larangan merokok dibandingkan dengan responden yang merokok (P−value 0,001). Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana hubungan agama dan faktor lain dengan perilaku merokok pada siswa SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan tahun 2020.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan agama dengan perilaku merokok siswa SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Tahun 2020. Variabel bebas terdiri dari variabel agama yaitu keyakinan agama bahwa merokok itu merusak diri sendiri, keyakinan agama bahwa merokok adalah tindakan sia-sia, keyakinan agama bahwa merokok adalah pemborosan, reaksi terhadap fatwa Muhammadiyah tentang merokok dan praktik keagamaan. Hasil multivariat menunjukkan bahwa terdapat dua variabel agama yang signifikan dengan perilaku merokok, yaitu variabel keyakinan agama bahwa merokok itu merusak diri sendiri dan reaksi terhadap fatwa Muhammadiyah tentang merokok.

Variabel keyakinan agama bahwa merokok itu merusak diri sendiri merupakan variabel yang paling dominan dengan OR sebesar 6,597, artinya responden yang tidak setuju dengan keyakinan agama bahwa merokok itu merusak diri sendiri memiliki risiko 6,597 kali menjadi perokok dibandingkan dengan responden yang setuju dengan ini setelah mengontrol tanggapan terhadap fatwa Muhammadi tentang merokok dan praktik merokok agama (95% CI. Hasil studi bivariat juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dan keyakinan agama bahwa merokok merusak diri sendiri (P value 0,002) Penelitian ini juga menemukan bahwa responden yang tidak setuju dengan tanggapan terhadap fatwa Muhammadiyah tentang merokok memiliki risiko 2,22 kali lipat lebih tinggi untuk berperilaku merokok dibandingkan dengan responden yang setuju (95% CI 1,06-4,66).

Temuan ini menunjukkan potensi komunitas pengendalian tembakau untuk bermitra dengan pemimpin Muslim lokal yang simpatik untuk mempromosikan upaya mengurangi perilaku merokok dan paparan asap rokok kepada publik. Hal ini dapat diartikan bahwa merokok merupakan kebiasaan yang buruk dan dilarang oleh Allah SWT. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok siswa dengan keyakinan agama bahwa merokok itu merusak diri sendiri (P-value 0,002), keyakinan agama bahwa merokok itu perbuatan sia-sia (P-value 0,020), keyakinan agama bahwa rokok dan limbah (P-value 0,017), tanggapan terhadap fatwa Muhammadiyah tentang rokok (P-value 0,021), dan praktik keagamaan (P-value 0,026).

Variabel agama keyakinan bahwa merokok merusak diri sendiri merupakan faktor dominan dalam perilaku merokok (OR 6,597 95%CI. Dari hasil penelitian, agama dapat berperan dalam mempengaruhi perilaku merokok siswa, sehingga pemahaman agama tentang bahaya rokok bagi pelajar.

Tabel  1.  Distribusi  Responden  Berdasarkan  Perilaku  Merokok  Siswa  SMK  Muhammadiyah 09 Jakarta Tahun 2020
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Siswa SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Tahun 2020

Gambar

Gambar 2. Kerangka Konsep  3.2 Desain Penelitian
Tabel 1. Rencana Target Capaian
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Siswa SMK  Muhammadiyah 09 Jakarta Tahun 2020
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki umur ≤ 16  tahun (54,4%), jenis kelamin perempuan (64,0%), pengetahuan agama kurang baik  (60,5%),  keyakinan  agama,  merokok  tindakan  merusak  diri  (89,5%),  keyakinan  agama  bahwa  merokok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, dan jenis makanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang signifikan memengaruhi sikap mahasiswa terhadap larangan merokok adalah behavioral belief, jenis kelamin, orang lain