• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Evalauasi PPDB SMPN 1 Wonosegoro dengan Metode Goal Oriented Tahun Ajaran 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Evalauasi PPDB SMPN 1 Wonosegoro dengan Metode Goal Oriented Tahun Ajaran 2022/2023"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bila berbicara tentang pendidikan, tentu terlalu banyak yang harus di bahas untuk pendidikan di negara Indonesia tercinta ini. Mulai keterbatasan jumlah guru, sarana dan prasarana kurang memadai sampai pemerataan pendidikan yang belum terlaksana. Sekolah yang dianggap unggul atau favorit memiliki bangunan dan ruang kelas yang bagus, guru yang dipilih dan terbaik, dan berbagai sumber daya yang disiapkan dan disediakan sepenuhnya oleh pemerintah. Tetapi tidak semua sekolah mendapat perhatian yang sama. Sekolah unggulan terus diberi perhatian dan diberi bantuan dan dukungan yang berlebihan, sementara sekolah reguler tidak berkembang. Akibatnya, pemerintah tidak dapat mencapai penyebaran standar sekolah karena persepsi orang tua dan masyarakat terhadap sekolah yang dilabelkan untuk mempertahankan "sekolah favorit". Akibatnya, layanan pendidikan tidak merata dan tidak adil di seluruh negeri.

Sekolah unggulan terus diberi perhatian dan diberi bantuan dan dukungan yang berlebihan, sementara sekolah reguler tidak berkembang.

Sekolah-sekolah tertentu disebut sebagai sekolah unggul atau favorit ketika pelayanan pendidikan secara praktis

(2)

2

terkesan memberikan perlakuan yang berbeda. Sekolah dianggap mampu memberikan layanan terbaik yang menjamin masa depan peserta didiknya untuk memilih dan melanjutkan ke jenjang pendidikan terbaik berikutnya, bahkan dapat menentukan karier hidup mereka. Akibatnya, ada individu dan kelompok masyarakat tertentu yang tidak dapat memperoleh layanan pendidikan yang baik karena keberadaan sekolah unggulan. Faktor-faktor seperti lokasi geografis, kendala transportasi, akomodasi, dan lainnya menyebabkan beberapa orang tidak dapat memperoleh layanan pendidikan yang baik, yang biasanya ditemukan di kota-kota besar. Selain itu, sekolah unggulan atau favorit menerima semua sumber daya karena orientasi pembinaan dan perlakuan khusus.

Sebenarnya, pembelajaran Pemerintah diwajibkan untuk memberikan pendidikan yang merata dan berkeadilan bagi setiap warga negara, yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Dengan kata lain, pembelajaran adalah membuat siswa yang belum berkemampuan mampu melakukan sesuatu atau mampu menyerap pelajaran yang diberikan di sekolah.

Pemerintah Indonesia banyak melakukan usaha meningkatkan kualitas dalam bidang pendidikan. Salah satu nya yaitu dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertuang dalam Permendikbud 1 tahun 2021 yang mengganti Permendikbud 44 tahun 2019 tentang

(3)

3

Penerimaan Peserta Didik Baru mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai menengah atas. Sekolah yang dilaksanakan dibawah kendali pemerintah daerah diberlakukan penerapan sistem zonasi. Sistem Zonasi di terapkan dalam rangka pemerataan pendidikan dan menghilangkan stratafikasi dalam dunia pendidikan.

Sistem zonasi merupakan suatu bentuk pemantapan dan efiesnsi bagi masyarakat untuk memasukkan anaknya sesuai lokasi sekolasi dekat rumahnya. Dengan sistem zonasi diharapkan pendidikan lebih efektif. Pemerintah daerah melibatkan musyawarah/kelompok kerja kepala Sekolah.

Program zonasi ini dirasa lebih memeratakan ketimpangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan. Anak-anak dari kalangan yang mampu dan pintar yang tinggal di daerah pedesaan cenderung memilih sekolah “favorit” di perkotaan.

Label sekolah favorit di beberapa daerah menjadi momok yang menakutkan bagi sekolah - sekolah yang ada di pedesaan yang sebenarnya memiliki akses yang sama dalam pendidikan. Selama ini, sistem Cluster di Indonesia membuat sekolah terkotak-kotak karena ada kelompok atau cluster dari sekolah yang sangat baik hingga sekolah yang sangat buruk.

Program zonasi inilah yang akhirnya akan menggantikan sistem kelompok, yang bertujuan untuk memeratakan kualitas pendidikan di kota dan desa.

(4)

4

Tetapi niat baik pemerintah terkadang tidak sepenuhnya berjalan lancar karena kebijakan pasti akan menimbulkan pro dan kontra yaitu munculnya polemik di tengah masyarakat, munculnya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru di nilai merugikan oleh masyarakat karena tidak bisa menempatkan anaknya pada sekolah favorit atau unggul.

Untuk calon siswa yang berada di daerah pelosok yang jauh dari sekolah akan merasa dirugikan karena calon siswa akan terisisih dengan calon siswa yang rumahnya dekat dengan sekolahan, walaupun dari segi akademis belum tentu lebih baik. Input calon siswa yang beragam tentu akan berpengaruh terhadap sekolahan. Sekolah tidak bisa lagi memilih siswa, mau tidak mau siap dengan berbagai siswa yang beranekaragam dan tentunya berkemampuan yang beragam.

Metode pembelajaran harus lebih inovatif untuk mengimbangi siswa yang beragam. Tentunya fasilitas sekolah dengan sistem zonasi hars lebih merata, sarana prasarana harus sama disetiap sekolah.

1.2 Identifikasi Masalah

Ketimpangan dalam pemerataan pendidikan: Terdapat ketimpangan dalam penyebaran sumber daya pendidikan, baik guru, sarana, prasarana, dan dukungan pemerintah. Sekolah- sekolah unggulan atau favorit mendapatkan perhatian yang berlebihan, sementara sekolah-sekolah reguler tidak

(5)

5

berkembang dengan baik. Akibatnya, standar pendidikan tidak merata di seluruh negeri.

Persepsi masyarakat terhadap sekolah unggulan:

Sekolah-sekolah unggulan atau favorit cenderung memiliki reputasi yang lebih baik dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Hal ini menyebabkan persepsi orang tua dan masyarakat bahwa hanya melalui sekolah- sekolah tersebut, peserta didik dapat memperoleh pendidikan yang baik dan masa depan yang lebih baik. Dampaknya, sekolah-sekolah reguler dianggap kurang diminati, dan masyarakat cenderung memprioritaskan sekolah unggulan.

Akses terbatas ke pendidikan berkualitas: Beberapa faktor seperti lokasi geografis, kendala transportasi, dan akomodasi menyebabkan sebagian orang tidak dapat mengakses pendidikan berkualitas. Layanan pendidikan yang lebih baik biasanya terkonsentrasi di kota-kota besar, sementara daerah pedesaan dan terpencil sering menghadapi kendala aksesibilitas.

Ketidakmerataan alokasi sumber daya: Sekolah unggulan atau favorit cenderung mendapatkan lebih banyak sumber daya karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sumber daya tersebut meliputi bangunan dan ruang kelas yang baik, guru terbaik, dan berbagai fasilitas

(6)

6

pendukung lainnya. Di sisi lain, sekolah-sekolah reguler mungkin kurang mendapatkan perhatian dan dukungan yang cukup, mengakibatkan ketimpangan dalam kualitas pendidikan yang diberikan.

Dampak PPDB sistem zonasi ini berdampak daya saing siswa di SMPN 1 Wonosegoro menurun. Karena siswa yang berdomisili dekat rumah akan merasa aman dengan nilai berapapun.

Kabupaten Boyolali sudah sejak tahun 2018 ini memberlakukan sistem Penerimaan siswa baru berdasarkan lokasi siswa. Di tahun 2022 ini peneliti menjadikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wonosegoro sebagai objek dalam penelitian. Pemilihan .SMPN 1 Wonosegoro menjadi objek karena siswa nya 4 besar terbanyak di Kabupaten Boyolali sehingga bisa menjadi reprsentasi penerapan sistem zonasi. Judul penelitian “ EVALUASI PENERAPAN PPDB DI SMPN 1 WONOSEGORO TAHUN 2022/2023”

1.3 Rumusan Masalah

a. Bagaiamana penerapan PPDB zonasi di SMPN 1 Wonosegoro tahun 2022?

b. Bagaimana daya saing nilai masuk PPDB sebelum dan sesudah simtem zonasi diterapkan di SMPN 1 Wonosegoro ?

(7)

7 1.4 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui penerapan PPDB zonasi di SMPN 1 Wonosegoro tahun 2022?

b. Mengetahui daya saing nilai masuk PPDB sebelum dan sesudah simtem zonasi diterapkan di SMPN 1 Wonosegoro ?

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Bagi referensi ilmu untuk dunia pendidikan tentang PPDB zonasi sekolah.

1.5.2 Manfaat Praktis

Bagi kepala sekolah dan guru; Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi keberhasilan program PPDB SMPN 1 Wonosegoro agar kedepannya lebih siap dan efektif dalam pelaksanaanya. Bagi peneliti guna menyelesaaikan pendidikan S2 Magister Administrasi Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

The principle of Great Chain of Being Metaphor (GCBM) was effectively used in the present study to categorize the metaphors in Miriri’s Ekegusii pop song “Ebunda” (a donkey) into

HPLC analysis of the product: The ee was determined via HPLC on a CHIRALPAK IC column 3% i-PrOH in hexane, 1.0 mL/min; retention times for compound obtained using S,S-L2: 9.1 min minor,