• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Evalauasi PPDB SMPN 1 Wonosegoro dengan Metode Goal Oriented Tahun Ajaran 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Evalauasi PPDB SMPN 1 Wonosegoro dengan Metode Goal Oriented Tahun Ajaran 2022/2023"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.1.1 PPDB Sitem Zonasi

Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 1 tahun 2021 tentang penerimaan peserta didik baru pada taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah kejuruan, menggunakan istilah zonasi dalam penataan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahun 2017. Pembagian atau pemecahan suatu wilayah menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan, disebut zonasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Tujuan PPDB dengan zonasi adalah untuk memeratakan pendidikan. Sekolah unggul terus diberi perhatian dan diberi bantuan dan dukungan yang berlebihan, sementara sekolah terpencil tidak berkembang karena kurangnya perhatian. Akibatnya, pemerintah tidak dapat mencapai penyebaran standar sekolah karena persepsi orang tua dan masyarakat terhadap sekolah yang mempertahankan

"kualitas". Akibatnya, layanan pendidikan tidak adil dan tidak merata di seluruh negeri.

(2)

9

Dengan sistem zonasi PPDB, sekolah negeri dirancang untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas secara merata kepada semua warga di suatu wilayah atau wilayah tertentu, sehingga anak-anak yang paling berprestasi tidak perlu mencari sekolah terbaik yang jauh dari tempat tinggalnya. Dengan demikian, sistem zonasi PPDB ini ternyata membuat sekolah harus dibuat dengan standar yang sama dan setara dengan sekolah yang selama ini dianggap sebagai sekolah unggul atau sekolah unggul.

Sekolah memastikan bahwa penerimaan siswa baru dilakukan secara adil, jujur, akuntabel, tidak diskriminatif, dan berkeadilan untuk meningkatkan akses pendidikan.

memastikan bahwa satuan pendidikan (sekolah negeri, khususnya) tersedia dan siap untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas tinggi; memastikan bahwa akses dan kualitas pendidikan yang sama di setiap zona atau wilayah yang berdekatan dengan tempat tinggal peserta didik; dan memastikan bahwa tenaga pendidik dan sarana pendidikan yang memadai tersedia dan dapat digunakan oleh setiap satuan. tersedia di wilayah/zona layanan pendidikan yang telah ditetapkan untuk mengawasi dan menjamin kualitas lulusan serta secara berkala dan kompetitif mengawasi proses dan hasil pembelajaran di wilayah/zona layanan pendidikan.

(3)

10

Dengan sinergi dan integrasi pelayanan pembangunan pendidikan, sistem zonasi membantu percepatan pembangunan pendidikan yang merata, berkualitas, dan berkeadilan. Sistem zonasi juga membantu mengelola sistem pembangunan pendidikan yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari satuan pendidikan hingga desa, kelurahan, kecamatan, distrik, kabupaten, provinsi, dan tingkat nasional.

Sistem zonasi juga membantu membangun strategi pengelolaan pendidikan yang berkesinambungan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 1 tahun 2021 tentang penerimaan peserta didik baru pada taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah kejuruan, dimana BAB II menjelaskan tata cara penerimaan peserta didik baru

a. Penerimaan peserta didik baru untuk SD, SMP, dan SMA dilaksanakan melalui jalur pendaftaran PPDB.

b. Jalur pendaftaran penerimaan peserta didik baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

1) zonasi 2) afirmasi

3) perpindahan tugas orang tua/wali;

dan/atau

(4)

11 4) prestasi.

Pasal 13 (1) Jalur zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. Jalur zonasi SD paling sedikit 70% (tujuh puluh persen) dari daya tampung sekolah.

b. Jalur zonasi SMP paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari daya tampung sekolah c. Jalur zonasi SMA paling sedikit 50% (lima

puluh persen) dari daya tampung sekolah d. Jalur afirmasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b paling sedikit 15% (lima belas persen) dari daya tampung sekolah.

e. Jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf c paling banyak 5% (lima persen) dari daya tampung sekolah.

f. Prestasi paling sedikit 30% dari daya tampung sekolah

Jalur zonasi dibuat untuk meningkatkan peran sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan memberi masyarakat rasa memiliki terhadap pendidikan. Untuk mendaftar di jalur

(5)

12

ini, peserta didik harus memenuhi syarat keterangan domisili berikut :

a. Jalur zonasi diperuntukkan bagi peserta didik yang berdomisili di dalam wilayah zonasi yang ditetapkan pemerintah daerah. Domisili calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum tanggal pendaftaran PPDB. Dalam hal calon peserta didik tidak memiliki kartu keluarga karena keadaan tertentu, maka dapat diganti dengan surat keterangan domisili dari rukun tetangga atau rukun warga yang dilegalisir oleh lurah/kepala desa atau pejabat setempat lain yang berwenang menerangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 1 tahun sejak diterbitkannya surat keterangan domisili. Keadaan tertentu meliputi:

bencana alam; dan/atau bencana sosial.

b. Jalur afirmasi pada PPDB bertujuan untuk memastikan masyarakat dari keluarga ekonomi tidak mampu dan anak penyandang disabilitas mendapatkan pelayanan pendidikan berkualitas. Kriteria calon siswa yang bisa mendaftar lewat jalur ini antara lain:

1) Jalur afirmasi diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga

(6)

13

ekonomi tidak mampu dan anak penyandang disabilitas.

2) Peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dibuktikan dengan bukti keikutsertaan peserta didik dalam Program Penanganan Keluarga Tidak Mampu dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. KIP, KIS, KKS, PKH, KBPNT, BST.

3) Peserta didik yang masuk melalui jalur afirmasi merupakan peserta didik yang berdomisili di dalam/di luar wilayah zonasi sekolah yang bersangkutan.

4) Penentuan peserta didik dalam jalur afirmasi diprioritaskan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah

c. Jalur Perpindahan tugas orangtua/wali Jalur perpindahan tugas orangtua/wali ini untuk mengakomodasi peserta didik yang berpindah tempat karena hal yang tidak bisa dipilih. Jalur perpindahan tugas orangtua/wali ini khusus bagi calon siswa dengan kriteria sebagai berikut:

(7)

14

1) Perpindahan tugas orang tua/wali dibuktikan dengan surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang mempekerjakan.

2) Anak guru dapat menggunakan jalur perpindahan tugas orang tua/wali untuk menjadi peserta PPDB pada sekolah tempat orang tuanya mengajar.

3) Penentuan peserta didik dalam jalur perpindahan tugas orang tua/wali diprioritaskan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah.

d. Jalur Prestasi pada PPDB ditujukan untuk membangun iklim kompetisi yang mendorong prestasi peserta didik. Calon siswa yang akan mendaftar lewat jalur prestasi di PPDB memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Jalur prestasi menggunakan nilai rapor 5 (lima) semester terakhir yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Peringkat Rapor peserta Didik dari sekolah asal.

2) Jalur prestasi juga mempertimbangkan penghargaan prestasi peserta didik di bidang lomba akademik maupun nonakademik pada

(8)

15

tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Empat jalur pada PPDB ini biasanya memiliki kuota tertentu.

2.1.2 Penelitian Evaluasi

Menurut Borg and Gall (2003), evaluasi adalah proses menilai manfaat, nilai, atau keseimbangan suatu program. Biasanya, proses evaluasi dimulai dengan membuat keputusan tentang kebijakan, manajemen, atau strategi politik. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang nilai, manfaat, atau nilai suatu peristiwa. Sugiyono (2016) menyatakan bahwa penelitian evaluasi tidak hanya merupakan bagian dari penelitian tetapi juga merupakan evaluasi. Dimana dimaksudkan proses untuk menentukan seberapa jauh tujuan program tercapai dan seberapa jauh perencanaan dapat dilaksanakan. Penelitian evaluasi ini membantu mengetahui apakah program telah berjalan sesuai rencana. Bisa dikontrol mulai dari perencanaan program pelaksanaan hingga hasilnya.

Menurut peneliti, penelitian evaluasi adalah proses penilaian terhadap manfaat, nilai, atau keseimbangan suatu program. Evaluasi dimulai dengan pengambilan keputusan tentang kebijakan,

(9)

16

manajemen, atau strategi politik yang terkait. Tujuan dari evaluasi adalah mengumpulkan informasi mengenai nilai dan manfaat suatu peristiwa. Penelitian evaluasi merupakan bagian penting dari evaluasi itu sendiri. Penelitian evaluasi membantu dalam menentukan sejauh mana tujuan program telah tercapai dan sejauh mana perencanaan dapat dilaksanakan. Dengan melakukan penelitian evaluasi, kita dapat mengetahui apakah program telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Penelitian evaluasi melibatkan proses pengendalian dari perencanaan hingga hasil program. Hal ini berarti bahwa evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa program dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil yang diharapkan. Penelitian evaluasi juga dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan program. Penelitian evaluasi berperan penting dalam memperoleh pemahaman tentang efektivitas dan efisiensi program. Dengan melakukan evaluasi secara sistematis dan objektif, kita dapat mengukur dampak program terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Penelitian evaluasi juga memberikan

(10)

17

wawasan tentang perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil program di masa depan/

Secara keseluruhan, penelitian evaluasi merupakan proses yang penting dalam mengevaluasi program dan memastikan bahwa tujuan dan perencanaan tercapai. Dengan melakukan penelitian evaluasi secara sistematis, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang manfaat, nilai, dan hasil dari program yang dievaluasi.

2.1.2 Jenis Penelitian Evaluasi

Ada dua jenis penelitian evaluasi: formatif dan sumatif. Evaluasi formatif lebih berfokus pada meningkatkan objek yang diteliti dengan menilai kualitas pelaksanaan program dan konteks organisas, seperti prosedur kerja personel, dan sebagainya.

Evaluasi sumatif lebih menerima umpan balik tentang hasil proses yang membantu meningkatkan kualitas program dan produk. Lain halnya dengan evaluasi sumatif, yang menunjukkan hasil dari pelaksanaan suatu program, menggambarkan dampak dari program tersebut, dan menghitung biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut. Evaluasi sumatif menekankan seberapa efektif program tersebut berjalan. Evaluasi formatif dilakukan sejak awal program, sedangkan

(11)

18

evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai, sehingga peneliti dapat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi di setiap tahap pelaksanaan. Di akhir penelitian, evaluasi sumatif digunakan untuk menghitung kekurangan dan kelebihan program atau produk.

2.1.4 Evaluasi Program

Evaluasi program adalah metode sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis data, dan menggunakan informasi yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan tentang efektifitas dan efektivitas program, menurut Weiss (1973). Evaluasi program permasalahan memungkinkan untuk melihat data dengan lebih akurat dan menemukan cara menyelesaikan masalah yang ada di program untuk meningkatkan kualitas program di masa mendatang.

Menurut Arikunto dan Jabar (2010: 1-2), evaluasi program adalah kumpulan tindakan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang cara sekumpulan orang yang terlibat dalam suatu organisasi melaksanakan kebijakan dan membuat keputusan.

Metode sistematik untuk mengumpulkan informasi, menganalisis, dan kemudian menghasilkan informasi untuk menjawab pertanyaan dasar tentang program

(12)

19

juga disebut evaluasi program. Dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui seberapa efektif program atau kebijakan. Selain itu, evaluasi digunakan untuk menentukan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang terjadi.

Menurut Peneliti, evaluasi program adalah suatu metode yang sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis data, dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan tentang efektivitas dan efisiensi program.

Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana program atau kebijakan telah mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi program melibatkan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi melaksanakan kebijakan dan membuat keputusan. Hal ini mencakup proses pengumpulan data, analisis data, dan penggunaan informasi yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan dasar tentang program yang dievaluasi.

Evaluasi program adalah suatu proses sistematik yang menggunakan metode-metode khusus untuk mengumpulkan informasi, menganalisisnya, dan menghasilkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang program tersebut.

(13)

20

Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk menentukan perbedaan antara harapan atau tujuan yang diharapkan dengan apa yang benar-benar terjadi dalam pelaksanaan program. Evaluasi program memainkan peran penting dalam menentukan efektivitas dan efisiensi program. Dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui sejauh mana program mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan apakah kebijakan yang diterapkan efektif dalam mencapai hasil yang diinginkan. Evaluasi juga membantu dalam mengidentifikasi perbedaan antara harapan dan realitas, sehingga dapat dilakukan perbaikan atau perubahan yang diperlukan.

Dalam kesimpulannya, penelitian evaluasi program merupakan metode sistematik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam rangka menjawab pertanyaan tentang efektivitas dan efisiensi program. Evaluasi program membantu dalam mengevaluasi kinerja program, membandingkan antara tujuan yang diharapkan dan hasil yang dicapai, serta memberikan informasi yang diperlukan untuk perbaikan atau perubahan kebijakan yang relevan

(14)

21 2.1.5 Metode Goal Orienteed

Pada tahun 1940-1950an, Ralph W. Tyler pertama kali menggunakan pendekatan evaluasi berorientasi tujuan sebagai standar untuk evaluasi pendidikan. Evaluasi sebagai suatu proses untuk memastikan sejauh mana terealisasi atau tidaknya suatu tujuan (Tyler, 1950). Sebelum ini, evaluasi di bidang pendidikan dilakukan melalui tes instrumen berdasarkan standar. Tyler menggunakan sistematika yang lebih lengkap untuk mengaitkan hasil siswa dengan yang diharapkan. Tyler menciptakan orientasi Tyler berdasarkan taksonomi yang dijabarkan Bloom dan Krathwohl. Untuk proses evaluasi program lain, seperti bidang kesehatan, teknik berorientasi tujuan juga dapat digunakan..

Evaluasi program berdasarkan tujuan Tyler adalah menjelaskan pencapaian tujuan program. Tyler menempatkan kesenjangan antara harapan dan apa yang dilihat sebagai input atau pemantauan dalam ruang dan kegiatan program yang berfokus pada tujuan proyek yang berbeda dan bagaimana mencapai hasil program. Dalam menentukan pencapaian tujuan program/program pendidikan, Tyler memaparkan

(15)

22

beberapa tingkatan penelitian pendidikan, yaitu penetapan tujuan global atau umum, pengorganisasian/definisi tujuan/objectives, penetapan kondisi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penelitian terbuka. memproses, mengumpulkan dan membandingkan data kinerja dan atribut/karakteristik yang menentukan tujuan. Di akhir setiap tahap, kami melihat perbedaan antara tujuan dan hasil yang diharapkan. Selain itu, hasil ini digunakan sebagai koreksi kelemahan program, dan kemudian pergerakan dapat diulangi saat ini. Mengevaluasi tujuan terdiri dari:

Mengumpulkan data untuk menentukan standar/tujuan a. Mempertimbangkan kontribusi organisasi terhadap

analisis dan analisis objektif

b. Mengumpulkan data dokumenter dari berbagai sumber, seperti buku catatan atau arsip

c. Menilai apakah tujuan yang dimaksud telah tercapai Jika dilihat secara jelas, proses atau tahapan tersebut memiliki dua bagian penting, yaitu bagian yang terkait dengan proses perencanaan program (langkah satu sampai tiga) dan yang terkait khusus dengan tahap pelaksanaan program dan evaluasi program (empat langkah dan lebih). . Program yang dimaksud adalah

(16)

23

program PPDB yang dilaksanakaan di smpn 1 wonosegoro tahun ajaran 2022/2023.

Evaluasi adalah suatu proses sistematis yang dilakukan untuk mengukur dan menilai sejauh mana suatu tujuan telah tercapai atau belum tercapai, dengan menggunakan metode dan kriteria yang ditetapkan.

Dalam konteks ini, evaluasi merupakan suatu alat atau mekanisme untuk memastikan keberhasilan atau kegagalan suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih dari sekadar sekadar pengukuran, evaluasi juga melibatkan analisis dan interpretasi hasil yang diperoleh. Evaluasi bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang efektivitas, efisiensi, relevansi, dan dampak dari suatu kegiatan atau program. Dalam proses evaluasi, data dan informasi yang diperoleh digunakan untuk memberikan umpan balik yang berharga, yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.

Pentingnya evaluasi terletak pada kemampuannya untuk memberikan informasi yang obyektif dan akurat tentang kinerja dan hasil suatu tujuan. Evaluasi juga berfungsi sebagai alat pengendalian yang dapat

(17)

24

membantu mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan tujuan yang dievaluasi. Dengan demikian, evaluasi memiliki peran kunci dalam perencanaan, implementasi, dan pengembangan kebijakan, program, atau proyek.

2.1.6 Studi Komparatif (Perbandingan) 2.1.6.1 Pengertian Metode Komparatif

Metode komparatif, juga dikenal sebagai metode perbandingan, adalah jenis penelitian pendidikan di mana metode ini menggunakan pendekatan untuk membandingkan suatu item dengan item lain. Orang- orang, aliran pemikiran, kelembagaan, manajemen, dan pengembangan aplikasi pembelajaran adalah beberapa contoh objek yang dapat diperbandingkan.

Penelitian komparatif, menurut Nazir (2005: 58), adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menemukan jawaban mendasar tentang sebab-akibat melalui analisis komponen yang bertanggung jawab atas munculnya atau terjadinya fenomena tertentu.

membuat perbandingan antara dua kelompok atau lebih terkait dengan variabel tertentu. Hudson (2007:

3) menyatakan bahwa metode komparatif digunakan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih fakta dan atribut objek yang

(18)

25

diteliti berdasarkan kerangka pemikiran khusus.

Metode komparatif memungkinkan peneliti untuk menganalisis komponen penyebab atau terjadinya fenomena tertentu untuk mendapatkan pemahaman mendasar tentang sebab akibat.

Peneliti dapat memahami studi komparatif sebagai

"penelitian deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis hubungan sebab-akibat, yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan dari faktor satu ke faktor yang lain." Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Surakhman (1986:84), peneliti dapat menetapkan bahwa studi komparatif adalah jenis penelitian yang membahas hubungan sebab-akibat.

Penelitian ini membandingkan kualitas siswa yang diterima di SMPN 1 Wonosegoro dengan membandingkan hasil nilai ujian nasional di tahun sebelum PPDB zonasi yaitu tahun ajaran 2017/2018 dengan hasil ujian nasional setelah diterpakannya sitem PPDB zonasi ditahun ajaran 2022/2023. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat kualitas akademik siswa yang masuk di SMPN 1 Wonosegoro. Ciri-ciri Metode Komparatif :

(19)

26

a. Merupakan dua atau lebih objek yang berbeda b. Masing-masing berdiri sendiri dan bersifat

terpisah

c. Memiliki kesamaan pola atau cara kerja tertentu

d. Objek yang diperbandingkan jelas dan spesifik e. Memakai standar dan ukuran perbandingan

berbeda dari objek yang sama. (Muliawan, 2014:86).

` Salah satu karakteristik metode komparatif adalah menentukan mana yang lebih baik atau lebih baik untuk dipilih. Metode komparatif juga menggunakan rumusan masalah yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel dan waktu yang berbeda, dan membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan kerangka pikir atau perspektif tertentu. Peneliti dapat memahami karakteristik metode komparatif sebagai fitur penting yang membedakannya dari metode penelitian lain.

2.1.6.2 Kelebihan Metode Komparatif

Jika metode eksperimental tidak memungkinkan, metode komparatif dapat digunakan

(20)

27

untuk penelitian dalam banyak hal. Dengan menggunakan kontrol fitur secara parsial, metode komparatif dapat mensubstitusikan metode eksperimental dan penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif. Metode komparatif dapat menghasilkan data yang sangat bermanfaat tentang karakteristik gejala yang dipermasalahkan.

2.1.6.3 Kelemahan Metode Komparatif

Variabel bebas tidak dikontrol dalam penelitian ini.

Sulit untuk memastikan bahwa informasi tentang penyebab yang relevan benar-benar tercakup dalam kelompok faktor yang diselidiki. Solusi ini sangat kompleks karena fakta bahwa faktor penyebab adalah kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan. Faktor-faktor ganda dapat menyebabkan gejala tertentu. Selain itu, faktor tertentu dapat menyebabkan kejadian tertentu terjadi karena faktor lain. Mungkin sulit untuk membedakan sebab dan akibat setelah ditunjukkan hubungan antara dua variabel.

(21)

28 2.2 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang bisa menjadi referensi untuk penelitian ini, seperti berikut:

2.2.1 Judul Penelitin. "Pendekatan Evaluasi Program Tyler:

Orientasi Tujuan" adalah judul penelitian yang ditulis oleh Rina Novalinda, Ambiyar, dan Fahmi Rizal.

Dalam penelitian ini, berbagai model diterapkan untuk menyurvei program dan kegiatan di berbagai bidang, seperti hukum, politik, budaya, pendidikan, dan ekonomi. Evaluasi program pendidikan ialah proses mengumpulkan data dan informasi serta menyajikan informasi kepada orang yang akan memutuskan apakah program harus diperbaiki, dilanjutkan, atau ditunda. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan konsep atau ide, tahap, dan tujuan dari evaluasi menurut Ralph W. Tyler. Menurut Tyler, evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses untuk memastikan apakah suatu tujuan terealisasi atau tidak.

Menurut Tyler, tujuh tahap atau langkah evaluasi dirancang untuk memastikan apakah tujuan tersebut terealisasi atau tidak. Evaluasi adalah proses penelaahan arahan yang disusun untuk membuat keputusan atau nilai.

(22)

29

2.2.2 Judul Penelitian. "Model Implementasi Kebijakan Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Sistem Zonasi Di Kabupaten Bandung." Masih ada beberapa daerah di Indonesia yang memiliki ketimpangan dalam kualitas pendidikan. Kabupaten Bandung adalah salah satunya, di mana ada perbedaan yang jelas dalam kualitas pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan dan memerataan kualitas pendidikan adalah penerapan sistem zonasi dalam proses penerimaan peserta didik baru. Perda No 33 tahun 2018 dan kebijakan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Sistem Zonasi SMP adalah bagian dari kebijakan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Model Implementasi Kabijakan PPDB SMP Sistem Zonasi di Kabupaten Bandung dan mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat PPDB SMP kurang efektif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode campuran, atau metode campuran, yang menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif, semuanya dengan Pendekatan Strategi Tertanam Konkuren (Creswell, 2013: 315). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan perilaku pemerintah serta tanggung jawab mereka untuk

(23)

30

menerapkan kebijakan Penerimaan PPDB SMP Dengan Sistem Zonasi adalah pendekatan mental yang cukup optimal untuk pelaksanaan kebijakan.

Persentase juga mendapat nilai rata-rata, yang menunjukkan bahwa pendekatan mental ini cukup optimal dan diterima oleh masyarakat. Sistem- Aprproach belum optimal dalam pelaksanaan kebijakan karena ada beberapa kendala pada sistem regulasi, sistem nilai budaya, dan sistem fungsi dan struktur organisasi. Hasil survei responden menunjukkan bahwa persentase nilainya kurang dari rata-rata. Dilihat dari kemitraan strategis, sinergitas, dan simbiosis mutualisme, yaitu ketika kerjasama yang dilakukan oleh pihak berwenang, terutama masyarakat, dilakukan dengan baik. Hasil survei atau masyarakat menghasilkan nilai rata-rata yang menunjukkan kerja sama yang efektif, baik, dan berjalan baik. Teori Yulianto Kadji (2018: 88) tentang upaya mental, pendekatan sistem, dan pendekatan jaringan adalah faktor pendukung implementasi kebijakan PPDB SMP Dengan Sistem Zonasi.

2.2.3 Judul Penelitian “Pengelolaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMP Adzkia Islamic School”

ditulis oleh Siti Maryam. Program Studi Manajemen

(24)

31

Pendidikan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Negeri syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Pengelolaan Penerimaan Peserta didik Baru (PPDB) dilakukan setiap tahun ajaran baru akan dimulai Pencarian atau penarikan siswa untuk dimasukkan ke sekolah berdasarkan pilihan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah dikenal sebagai penerimaan siswa baru. Penelitian ini dilakukan dari februari hingga Agustus 2015 di SMP Adzkia Islamic School Serua Indah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana SMP Adzkia Islamic School mengelola PPDB. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi tentang pengelolaan PPDB di SMP Adzkia Islamic School.

Penelitian ini melibatkan semua orang di Adzkia Islamic School: Kepala sekolah, Ketua Panitia PPDB, Bagian Humas dan Publikasi, Penguji, dan siswa yang mengikuti seleksi PPDB. Sistem PPDB regular dan PPDB beasiswa terdiri dari dua sistem penerimaan di SMP ini. PPDB dilaksanakan dalam dua gelombang:

gelombang pertama berlangsung dari 2 Februari 2015 hingga 25 Maret 2015, dan gelombang kedua berlangsung dari 2 April 2015 hingga 27 Mei 2015.

(25)

32

Seleksi PPDB dilakukan melalui beberapa tahap, seperti seleksi administrasi dan berkas, tes potensi akademik, wawancara, BTQ, dan survei untuk program beasiswa. Seleksi BTQ adalah hasil seleksi yang paling penting dalam menentukan peserta didik yang diterima. Dari hasil seleksi yang telah dilakukan oleh sekolah, 37 peserta dari 117 pendaftat diterima.

2.2.4 Judul Penelitian “Dampak pemberlakuan sistem zonasi terhadap mutu sekolah dan peserta didik.”Di tulis oleh Riski Tri Widyastuti Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Keilmuan dan Ilmu Pendidikan. . Pendidikan di Indonesia menghadapi banyak masalah, termasuk kurangnya pemerataan pendidikan, jumlah siswa yang tidak seimbang antara sekolah-sekolah, perbedaan fasilitas di sekolah, dan banyaknya orangtua yang mengeluh bahwa anak-anak mereka tidak dapat pergi ke sekolah yang dekat dengan rumah mereka. Mencari dampak positif dan negatif dari penerapan sistem zonasi bagi peserta didik dan kualitas pendidikan adalah tujuan dari penelitian ini.

Proses pengumpulan data triangulasi data melibatkan penggunaan metode penelitian yang sama untuk mengumpulkan berbagai sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) zonasi dapat memeratakan

(26)

33

pendidikan 2) bahwa beberapa orang dari orangtua dan sekolah masih melakukan penyimpangan dan 3) bahwa zonasi berdampak pada siswa. Hasil penelitian tersebut berguna untuk memahami tentang pemberlakuan sistem zonasi di Indonesia

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 1. Kerangka Konsep Evaluasi Program Tujuan Program

Hasil Program

Pelaksanaan program Awal Perencanaa

Pelaksanaan Hasil Pelaksanaan

Perbandingan antara program dengan program pendahulu

Keberhasilan Program

(27)

34

Di awal penelitian di tentukan tujuan program , manfaat dan target yang diinginkan. Setelah itu dalam proses berjalannya program di lihat kegiatan kegiatan yang dilakukan. Mulai dari mengumpulkan data dan tahapan program yang dilakukan. Hasil akir dari program dibandingkan dengan hasil program terdahulu. Perbandingan program guna mengevaluasi program untuk perbaikan program berikutnya.

2.4 Hipotesis Penenelitian

Penerapan PPDB zonasi di SMPN 1 Wonosegoro tahun 2022 berdampak pada peningkatan pemerataan akses pendidikan di wilayah tersebut, dengan mengurangi kesenjangan antara sekolah-sekolah yang terletak di zona-zona yang berbeda. Setelah penerapan sistem zonasi dalam PPDB di SMPN 1 Wonosegoro, terjadi peningkatan daya saing nilai masuk, di mana calon siswa harus bersaing dengan peserta dari zona yang sama, sehingga menimbulkan persaingan yang lebih seimbang dan objektif.

Referensi

Dokumen terkait

The results of the search will then be grouped based on the paradigms that have been discussed in the literature review section, namely multiparadigm accounting research:

6 Name of the Procuring Entity Project Reference Number: G-2016-16 Number Name of Project : Negotiated Procurement of ICT Equipment for Various Colleges and Offices Location of the