• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Pengaruh Free Cash Flow Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Firm Size Sebagai Variabel Moderasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Pengaruh Free Cash Flow Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Firm Size Sebagai Variabel Moderasi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kebijakan Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham sejumlah saham yang dimilikinya dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (Chosiah et al., 2019; Wahjudi, 2020). Hanafi & Halim (2012) menjelaskan dividen sebagai kompensasi untuk pemagang saham, di samping capital gain. Dividen yang dibagikan kepada pemilik saham di dasarkan pada proporsi kepemilikannya, yang dapat dinyatakan sebagai persentase dari nilai saham atau jumlah uang per saham yang dimiliki (Wahjudi, 2020). Dividen yang diterima bisa dalam bentuk tunai atau saham dan besarannya tergantung dari kebijakan dividen perusahaan (Suharli, 2007). Sedangkan kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan untuk mendistribusikan keuntungan yang dihasilkan kepada pemegang saham atau menahan keuntungan untuk kegiatan re- investasi perusahaan (Wahjudi, 2020). Kebijakan dividen dapat dilihat dari Dividend Payout Ratio (DPR) yang merupakan persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai.

Free cash flow

Free Cash Fow merupakan konsep penting dalam manajemen berdasarkan nilai (value base management), konsep yang akhir-akhir ini semakin berkembang dengan menggunakan pendekatan value creation untuk kemakmuran pemegang saham (shareholders). Pergeseran filosofi telah menyebabkan ukuran akuntansi seperti laba per saham atau ROA tidak lagi dipandang sebagai benchmark dari penciptaan nilai (value creation). Semakin banyak investor yang menganggap investment accounting sebagai correct paradigm, yang dipandang kecil kaitannya dengan laporan akuntansi historis (Martin & Petty, 2000).

Menurut Brigham & Houston (2014) free cash flow adalah arus kas bebas yang dimiliki perusahaan yang diperuntukkan untuk dapat dibagikan kepada pemegang saham maupun didistribusikan kepada kreditur diluar arus kas yang dipergunakan perusahaan untuk menjalankan operasinya dan juga dijadikan indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan keuntungan para pemegang saham.

(2)

Likuiditas

Pada umumnya kepentingan utama dari analisis keuangan adalah ukuran likuiditas perusahaan. Likuditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo (Moeljadi, 2016). Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tidak mengalami kesulitan membayar kewajibannya dalam jangka pendek, sehingga kreditur tidak perlu khawatir dalam memberikan pinjaman. Perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam kondisi likuid.

Sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam kondisi tidak likuid. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik. Perusahaan yang kinerja baik memiliki kemampuan untuk membayar dividen lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kinerja kurang baik.

Pengaruh Free cash flow terhadap Kebijakan Dividen

free cash flow adalah kelebihan arus kas yang tersedia dan dapat dibagikan kepada investor dalam bentuk dividen setelah digunakan untuk membiayai investasi. Analisis free cash flow dirumuskan dalam hipotesis free cash flow yang menjelaskan bahwa manajer perusahaan terkadang tidak ingin mendistribusikan kas yang ada kepada pemegang saham, melainkan ingin menggunakannya untuk kepentingan pribadi.

Perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer memunculkan masalah keagenan (Giriati, 2016; Jensen, 1986). Hipotesis ini diperkuat oleh temuan (Kadioglu &

Aykut, 2017) yang menyelidiki teori free cash flow di pasar Turki. Pemegang saham memberikan kekuasaan kepada manajemen untuk menjalankan perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, sedangkan manajer memiliki kepentingan pribadi (Chosiah et al., 2019).

Manajer menggunakan kelebihan free cash flow untuk keuntungan pribadi mereka, seperti menggunakannya untuk investasi dalam proyek tidak menguntungkan atau bahkan proyek berkinerja rendah yang mengarah pada overinvestment (Jensen, 1986). Temuan ini menegaskan bahwa pemegang saham berencana untuk membagikan dividen yang tinggi untuk menghindari overinvestment oleh manajer dan mengurangi biaya agensi.

(3)

Jensen (1986) menghubungkan free cash flow dengan teori keagenan dan menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Semakin tinggi free cash flow, semakin tinggi dividend payout ratio begitupun sebalikknya. Oleh karena itu, korelasi positif dapat diharapkan antara free cash flow yang tersedia untuk perusahaan dan tingkat pembayaran dividen (Amidu & Abor, 2006; Arko et al., 2014; Baker et al., 2007; Faccio et al., 2001; Gomes, 2000).

H1: free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

Pengaruh Free cash flow terhadap Kebijakan Dividen: Firm size sebagai Pemoderasi Firm size mampu memperkuat pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen. Perusahaan besar yang sudah mapan mampu menghasilkan keuntungan dan arus kas bebas yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Isrianto & Kartini, 2019; Trisna

& Gayatri, 2019). Perusahaan yang sudah mapan memiliki peluang pertumbuhan yang rendah, sehingga kebutuhan kas untuk kegiatan investasi juga berkurang. Dalam hal ini free cash flow pada perusahaan akan dibagikan dalam bentuk dividen, karena semakin kuat posisi kas semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Darmawan, 2011). Sebaliknya, perusahaan yang masih kecil memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, adanya free cash flow membuat manajer cenderung menggunakannya sebagai investasi dalam proyek untuk meningkatkan firm size (Sindhu, 2014). Studi Devi & Erawati (2014) menunjukkan bahwa variabel firm size berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Perusahaan yang memiliki ukuran aset lebih besar akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi. Pada perusahaan yang memiliki free cash flow tinggi ditambah dengan Firm size yang tinggi maka akan semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Sehingga Firm size mampu memperkuat hubungan antara free cash flow terhadap kebijakan dividen.

H2: Firm size mampu memperkuat pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen

Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen

Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancarnya (Sartono, 2010). Current Ratio (CR) mengukur likuiditas yang diperoleh dengan pembagian antara current assets dengan

(4)

current liabilities. Tingkat likuiditas yang tinggi tersebut perusahaan akan lebih muda untuk melakukan kewajiban pembayaran dividen (Sartono, 2001). Likuiditas banyak digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat pengembalian investasi dalam bentuk dividen kepada investor (Adityo &Heykal, 2020). Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa posisi likuiditas langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Darminto, 2008). Trisna Dewi &

Panji Sedana (2014) dan Gupta & Banga (2010) menyatakan tingkat likuiditas berpengaruh positif terhadap pembayaran dividen, semakin besar tingkat likuiditas maka semakin besar laba perusahaan kemampuan untuk membayar dividen. Berdasarkan pemikiran diatas maka dikembangkanlah hipotesis sebagai berikut:

H3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen: Firm size sebagai Pemoderasi Likuiditas yang tinggi menandakan perusahaan memiliki aset lancar lebih tinggi daripada kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi berarti perusahaan dalam kondisi yang baik atau dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik.

(Purba et al., 2020). Semakin banyak aset jangka pendek yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan hutang jangka pendek, maka semakin likuid perusahaan tersebut.

Hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah aset yang besar akan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi pula. Pernyataan tersebut didukung oleh (Agustina, 2016). Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar jika dihitung menggunakan total aset memiliki kemampuan dividen yang lebih tinggi (Devi & Erawati, 2014). Pada perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi ditambah dengan Firm size yang tinggi maka akan semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Sehingga Firm size mampu memperkuat hubungan antara likuiditas terhadap kebijakan dividen. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H4: Firm size mampu memperkuat pengaruh likuditas terhadap kebijakan dividen

(5)

Model Penelitian

Bagan di bawah ini memberikan penjelasan bagaimana peneliti menunjukkan hubungan antara variabel free cash flow dan likuiditas terhadap kebijakan dividen dengan firm size sebagai variabel moderasi.

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Sumber: Dikembangkan dalam penelitian (2022)

Referensi

Dokumen terkait

Tangibility dalam penelitian ini berpengaruh negatif terhadap struktur modal disebabkan karena tingginya aset tetap menunjukkan kekayaan yang dimiliki perusahaan juga tinggi

Pihak Akademi Bagi akademi hasil dari penelitian yang dilakukan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh Internal Cash Flow, Sales Growth dan Firm Size