• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repository UMA - Universitas Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repository UMA - Universitas Medan Area"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah

Penyakit kronis tersebut antara lain kanker, tumor, jantung koroner, HIV/AIDS, dan lain-lain. (Rosyidi, 2014). Hingga saat ini, para pengidap HIV/AIDS hanya diberikan obat penambah kekebalan tubuh, yang diharapkan dapat menjaga sistem kekebalan tubuh para pengidap HIV/AIDS. Oleh karena itu, orang dengan HIV/AIDS mengalami tekanan mental dan sosial yang lebih besar dalam budaya Indonesia.

Namun latar belakang tertularnya virus HIV/AIDS pada pengidap HIV/AIDS tidak selalu karena hubungan seksual di luar nikah. Misalnya istri yang tertular HIV/AIDS dari suaminya tidak tertular karena kesalahan istri. Wawancara awal yang dilakukan peneliti terhadap salah satu perempuan pengidap HIV/AIDS menemukan fakta sebagai berikut.

Orang tersebut mengatakan, awalnya dia tidak percaya bahwa dirinya positif mengidap HIV/AIDS dari suaminya. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa pengaturan emosi sangat diperlukan bagi wanita pengidap HIV/AIDS agar dapat menjaga keadaan emosinya agar selalu stabil dan tidak memperburuk kondisi fisiknya.

Fokus Penelitian

Signifikan dan Keunikan Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Masa Dewasa

  • Perkembangan Masa Dewasa
  • Tugas Perkembangan Masa Dewasa

Regulasi Emosi

  • Pengertian Emosi
  • Pengertian Regulasi Emosi
  • Ciri – ciri Regulasi Emosi
  • Aspek Regulasi Emosi
  • Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi
  • Proses Regulasi Emosi

Regulasi emosi merupakan kemampuan mengendalikan dan menyesuaikan emosi yang timbul pada tingkat intensitas yang sesuai untuk mencapai suatu tujuan. Regulasi emosi yang tepat mencakup kemampuan mengatur emosi, respons fisiologis, kognisi terkait emosi, dan respons terkait emosi (Shaffer, 2005). Seseorang yang memiliki regulasi emosi dapat mempertahankan atau meningkatkan emosi yang dirasakannya, baik positif maupun negatif.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi merupakan proses intrinsik dan ekstrinsik yang juga dapat dikendalikan. Dikatakan bahwa individu dapat mengatur emosi apabila mempunyai kendali yang cukup baik terhadap emosi yang muncul. Menurut Martin (dalam Rina Mirza dan Wiwiek Sulistyaningsih, 2013), ciri-ciri individu yang memiliki regulasi emosi adalah:

Beberapa faktor mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur emosi menurut Krause (dalam Nisfiannoor dan Kartika, 2004), yaitu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lansia mempunyai kemampuan regulasi emosi yang lebih baik.

HIV

  • Pengertian HIV/AIDS
  • Sejarah HIV/AIDS
  • Faktor Yang Menyebabkan HIV/AIDS
  • Cara Penyebaran HIV/AIDS
  • Gejala HIV/AIDS
  • Pencegahan HIV/AIDS

Virus yang dapat mereplikasi diri ini akan meninggalkan sel CD4 dan sekaligus membunuhnya. Di Indonesia, kasus AIDS pertama diketahui pada bulan April 1987, pada seorang warga negara Belanda yang meninggal di Rumah Sakit Umum Sanglah, Bali, karena infeksi sekunder pada paru-paru. Sampai tahun 1990, penyakit ini masih belum menjadi masalah, namun sejak awal tahun 1991 sudah mulai bermunculan. peningkatan kasus HIV/AIDS menjadi dua kali lipat (doubled time) dalam waktu kurang dari setahun, bahkan mengalami peningkatan kasus secara eksponensial (Rasmaliah, 2001). Menggunakan alat suntik yang tidak steril atau berbagi alat suntik dan alat suntik dengan pengguna narkoba memiliki risiko sebesar 0,5-1%, ditemukan pada 5-10% dari total kasus di seluruh dunia.

Risiko penularan dari jarum suntik ke petugas kesehatan adalah 0,5% dan menyumbang <0,1% dari seluruh kasus di seluruh dunia (Notoatmodjo, 2007). Upaya pencegahan penularan hanya dengan mengimbau ibu yang terinfeksi HIV untuk tidak hamil. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai regulasi emosi pada wanita pengidap HIV/AIDS.

Paradigma penelitian kualitatif mengharapkan peneliti dapat memperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh terhadap fenomena yang diteliti sehingga dapat melihat permasalahan lebih dalam, karena juga memperhitungkan dinamika, cara pandang, alasan, serta faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi. responden penelitian. Berdasarkan hal-hal diatas maka peneliti memutuskan untuk menggunakan paradigma penelitian kualitatif sebagai paradigma penelitian dalam menyelidiki regulasi emosi pada wanita yang mengidap HIV/AIDS, sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan regulasi emosional pada wanita yang mengidap HIV/AIDS. .

Unit Analisis

Respon Peneitian

Pengumpulan Data

Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data utama untuk menjawab permasalahan penelitian.Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai pelengkap metode lain yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Sebagai tolok ukurnya, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan kestabilan data yang diperoleh dengan metode lain. Wawancara terbimbing berarti wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan untuk memandu prosesnya.

Panduan wawancara memuat persoalan-persoalan terpenting yang akan digali dari responden, namun juga memungkinkan pewawancara untuk menggalinya lebih dalam melalui pertanyaan-pertanyaan yang lebih dalam dan sempit. Wawancara terbuka terstandar adalah proses yang menggunakan serangkaian pertanyaan yang disusun secara cermat, dalam urutan yang ditentukan secara ketat, dan distandarisasi untuk setiap pertanyaan. Upaya untuk mengeksplorasi topik terbatas karena dimaksudkan untuk meminimalkan variasi pertanyaan yang diajukan kepada narasumber.

Sebelum melakukan observasi, pengamat terlebih dahulu harus menentukan aspek mana dari perilaku seseorang yang sedang diamati. Suatu observasi disebut observasi partisipan apabila orang yang melakukan observasi (pengamat) ikut serta dalam kehidupan pengamat. Pengamat hendaknya memusatkan perhatiannya pada apa yang dijelaskan dalam pedoman observasi dan tidak terlalu insidental dalam observasinya.

Perhatian peneliti tertuju pada cara mengamati, mencatat, mempelajari dan mencatat perilaku atau fenomena yang diteliti. Daerah atau ruang lingkup observasi sendiri dibatasi hanya berdasarkan tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang biasa digunakan dalam penelitian eksploratif. Dalam observasi alam, pengamat mengamati kejadian, peristiwa, dan tingkah laku pengamat dalam lingkup alam, yaitu peristiwa, peristiwa, atau tingkah laku murni tanpa ada upaya untuk mengendalikannya.

Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyelidiki pengaruh kondisi tertentu terhadap perilaku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku pengamat telah dikendalikan secermat mungkin, sehingga hanya tersisa satu atau dua faktor saja yang perlu diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi perilaku tertentu. Situasi diciptakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya variasi perilaku yang akan diamati oleh pengamat.

Alat Bantu Pengumpulan Data

Pengamat, atau alat pencatat, membuat catatan cermat mengenai cara pengamat melakukan tindakan respons, bukan hanya jumlah tindakan respons. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasi non partisipan. Observasi dilakukan pada saat wawancara untuk melihat perilaku subjek selama wawancara. Pertanyaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara tanpa melupakan aspek yang akan ditanyakan.

Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan peneliti akan aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi checklist apakah aspek-aspek tersebut sudah dibahas atau dinyatakan (Poerwandari, 2007). Panduan wawancara tidak digunakan secara kaku sehingga memungkinkan peneliti mengajukan pertanyaan di luar panduan wawancara untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat. Pedoman observasi umum digunakan untuk mengumpulkan data yang akan menghasilkan data pelengkap yang diperoleh dari hasil dengan subjek penelitian.

Menurut Banister et al., ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan observasi (dalam Poerwandari deskripsi konteks (2) deskripsi karakteristik subjek yang diamati (3) deskripsi perilaku yang ditunjukkan subjek. dilakukan untuk mendukung data yang ditangkap melalui alat perekam dan kertas pencatatan, sebagai data kontrol dan pelaksanaan wawancara.

Prosedur Penelitian

Setelah memperoleh kesediaan responden, peneliti kemudian menjalin hubungan dan menyepakati serta menyepakati waktu wawancara. Sebelum melakukan wawancara, peneliti memastikan kembali waktu dan tempat yang telah disepakati sebelumnya dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan beberapa jam sebelum jadwal wawancara yang telah disepakati untuk memastikan responden dalam keadaan sehat dan wawancara tidak terhalang.

Peneliti kemudian menyusun dan menganalisis data hasil transkrip wawancara yang telah dikodekan menjadi sebuah narasi yang baik, dan menyusunnya berdasarkan alur pedoman wawancara yang digunakan pada saat wawancara. Kemudian peneliti menuliskan pembahasan mengenai kesimpulan dan seluruh hasil penelitian, dengan mengetahui hasil penelitian, kesimpulan data dan pembahasan yang telah dilakukan maka peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya. Semua data yang diperoleh selama wawancara dicatat dengan alat perekam dengan persetujuan subjek terlebih dahulu.

Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka-angka, melainkan berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis. Meskipun penelitian kualitatif tidak mempunyai pedoman atau saran mengenai prosedur yang harus diikuti dalam analisis dan interpretasi data (Poerwandari, 2005).

Metode Analisis Data

Kredebilitas Hasil Penelitian

ANALISISI DAN INTERPRETASI DATA

Gambaran Data

  • Responden I
  • Responden II
  • Responden III

Analisis Intrapersonal

Pembahasan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Methodology  Clear and detailed description of methodology may consist of field work, sampling techniques, interview session, analysis ; lab work of different phases, experimental