Kuat tekan merupakan sifat mekanik utama beton yang dapat diketahui melalui penelitian uji tekan di laboratorium terhadap benda uji berbentuk kubus antara lain ukuran silinder standar 15 cm x 30 cm dan ukuran kubus standar 15 cm x 15 cm x 15 cm. dan 20cm. x 20 cm x 20 cm. Kuat tekan merupakan sifat mekanik utama beton yang dapat diketahui melalui penelitian uji tekan laboratorium pada benda uji berbentuk kubus maupun silinder, dimana ukuran standar silinder adalah 15cm x 30cm, dan kubus adalah 15cm x 15cm. 15cm x 15cm dan 20cm x 20cm x 20cm.
Perbandingan Campuran Beton . Error! Bookmark not defined
Alat pengujian kuat tekan beton . Error! Bookmark not defined
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar (Batu Pecah) Error! Bookmark not defined
Perencanaan Campuran Beton (Mix Desain) . Error! Bookmark not defined
Latar Belakang
Hasil nilai kuat tekan berdasarkan pengujian dengan benda uji berbentuk kubik dan silinder dapat dihitung dan menghasilkan nilai yang berbeda-beda.
Maksud
Tujuan
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Pelaksana Penelitian
Lokasi Penelitian
Beton adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran semen, air, agregat kasar, agregat halus, dengan atau tanpa komponen tambahan. Hampir 60% material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton yang umumnya dipadukan dengan baja (komposit) atau jenis lainnya.
Material Penyusun Beton
Semen
Nama semen Portland dikemukakan oleh Joseph Aspdin pada tahun 1824 karena mengandung campuran air, pasir, dan batuan yang mengandung pozzolan dan berbentuk bubuk. Menurut ASTM C-150,1985, Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang biasanya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utama.
Kekuatan pasta semen dan factor air semen (FAS)
Agregat
Kandungan lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan No. 200) tidak boleh melebihi 5% (berdasarkan berat kering). Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif dengan alkali, yang akan menyebabkan pemuaian berlebihan pada beton. Agregat kasar yang digunakan untuk membuat beton yang akan terus-menerus basah dan lembab atau yang akan bersentuhan dengan tanah basah tidak boleh mengandung bahan yang reaktif dengan alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup untuk mencegah pemuaian berlebihan pada mortar atau mortar. spesifik.
Jumlah kelodak atau zarah yang lebih kecil daripada 75 mikron (ayak No. 200), tidak boleh melebihi 1% (terhadap berat kering). Air tersebut mestilah tidak mengandungi sebatian kimia berbahaya, kerana ia boleh mengubah sifat konkrit yang akan dihasilkan. Air yang digunakan dalam pengeluaran konkrit dan konkrit pratuang untuk disemai dengan logam aluminium (termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat) tidak boleh mengandungi ion klorida dalam jumlah yang berbahaya (ACI.
Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus (Pasir)
Pemeriksaan lumpur dan pasir (cara ayakan 200)
Jika pasir yang digunakan memiliki kandungan lumpur yang terlalu tinggi, sebaiknya pasir tersebut dicuci terlebih dahulu. Kandungan lumpur tidak hanya mempengaruhi agregat halus saja, namun juga agregat kasar sehingga dapat merusak mutu beton. Agregat halus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras yang bersifat abadi dalam arti tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
Agregat halu tidak boleh mengandungi lebih daripada 5% lumpur berhubung dengan jumlah agregat keting, dengan kandungan lumpur melebihi 5%, agregat tersebut hendaklah terlebih dahulu dicuci dengan bersih.
Pemeriksaan Zat Organic dalam lumpur
Agregat halus yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil pemecahan batuan secara alami (natural sand) atau pasir buatan (artificial sand) yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Sebagai salah satu komponen beton, agregat halus yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu. Salah satunya adalah pasir tidak boleh banyak mengandung bahan organik. Bahan organik seperti sisa tanaman dan humus umumnya dicampurkan ke dalam pasir alam.
Bahan organik kadang-kadang dideteksi dalam agregat halus dengan memeriksa warna Abraham Heder (menggunakan larutan NaOH). Pada penelitian ini agregat halus atau pasir dalam jumlah tertentu dimasukkan ke dalam botol dan ditambahkan larutan NaOH 3%. Jika warna campurannya lebih gelap berarti agregat halus tersebut mempunyai kandungan organik yang tinggi (kotor).
Pemeriksaan Modulus Halus Butiran Pasir
Campuran bahan organik menyebabkan asam organik dan zat lain bereaksi dengan semen pengawet, menghidrasi semen sehingga proses pengawetan menjadi lambat. Setelah melalui beberapa proses dan disimpan dalam waktu yang ditentukan, warna campuran tersebut dibandingkan dengan warna standar Hellge Tester No. 3. Hal ini sesuai dengan persyaratan yaitu modulus butiran halus antara 1,5-3,8, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa butiran pasir halus telah memenuhi ketentuan yang ada.
Pasir beton harus bersih, bila diuji dengan larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir yang terlihat dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70%.
Pemeriksaan Berat Satuan Pasir
Pemeriksaan SSD pasir
Berat Jenis Pasir
Pemeriksaan Modulus Halus Butiran Kerikil
Memeriksa modulus kehalusan batu kelikir adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekerasan agregat. Kehalusan atau kekasaran agregat boleh menjejaskan konkrit mortar, apabila agregat halus dalam mortar terlalu banyak akan menyebabkan lapisan nipis agregat halus dan simen naik ke atas.
Pemeriksaan Lumpur Dalam Kerikil
Pemeriksaan Berat Satuan kerkil
Berat Jenis Kerikil
Agregat normal adalah agregat yang mempunyai berat jenis 2,5 hingga 2,7. Beton yang dihasilkan mempunyai berat jenis 2,3 dengan kuat tekan antara 15 MPa hingga 40 MPa.
Pembuatan Adukan Beton
Beton yang dihasilkan harus tahan terhadap pengaruh luar yang dapat merusak beton itu sendiri. Rencana campuran beton harus memberikan kemampuan kerja yang cukup untuk pencampuran, pengangkutan, pembentukan dan pemadatan tanpa mengurangi homogenitas beton. Dalam merencanakan campuran beton, harus diperhatikan proporsi bahan pembentuk beton yang tepat, agar tidak menyebabkan penggunaan bahan yang berlebihan sehingga membuat campuran beton menjadi kurang ekonomis.
Sifat Beton Segar
Semua sifat yang diperlukan untuk campuran yang baik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Kepadatan Beton
Pemadatan Beton
Slump Beton
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton
Pengaruh fasa terhadap kuat tekan beton pada Gambar 2.4 menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai fasa maka semakin rendah pula kuat tekan beton yang dihasilkan. Karena beton ini merupakan bahan yang sangat tahan lama (dari segi penggunaan), maka standar kuat tekannya ditentukan pada saat beton berumur 28 hari. Pada tahap yang sama, jika jumlah semen terlalu sedikit atau terlalu banyak, maka kuat tekan beton akan rendah.
Jika jumlah semen terlalu sedikit berarti jumlah airnya juga sedikit, sehingga campuran beton sulit untuk dipadatkan dan akibatnya kuat tekan beton menjadi rendah. Demikian pula jumlah semen yang berlebihan berarti jumlah airnya juga berlebihan, sehingga beton banyak mengandung pori-pori dan akibatnya kuat tekan beton menjadi rendah. Pada nilai slip yang sama, beton dengan kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan yang lebih tinggi.
Perbandingan Campuran Beton
Sebenarnya pengaruh sifat agregat terhadap kuat tekan beton tidak terlalu besar, karena pada umumnya kekuatan agregat lebih tinggi dibandingkan dengan pasta, namun jika menginginkan beton dengan kuat tekan yang tinggi maka diperlukan agregat yang kuat / kuat. tidak boleh lebih lemah dari pasta, sifat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton, kekasaran permukaan dan ukuran butir maksimum. Campuran dengan perbandingan volume ini mempunyai beberapa keunggulan, seperti pelaksanaan pekerjaan yang mudah dan cepat, tidak memerlukan tenaga ahli, dan alat yang digunakan juga sederhana (misalnya: ember, ember, dan lain-lain). Namun perbandingan volume ini mempunyai kelemahan yaitu hasil kekuatan beton tidak merata atau tidak konsisten.
Untuk membuat konkrit dengan nisbah berat, maka setiap bahan ditimbang mengikut berat pelan. Kelebihan membuat konkrit menggunakan bancuhan berdasarkan nisbah berat ini ialah kekuatan konkrit yang dihasilkan dengan pincang malar/sekata. Tetapi terdapat kelemahan seperti: adalah perlu untuk mengira perancangan campuran (untuk menentukan berat setiap komponen).
Kuat Tekan Beton
Semakin banyak semen dalam campuran maka semakin tinggi pula kuat tekan beton tersebut. Kekuatan beton meningkat seiring dengan peningkatan modulus kehalusan agregat halus, yang menggambarkan ukuran agregat. Agregat kasar dengan tekstur permukaan kasar dan bersudut seperti granit dan batu kapur mampu meningkatkan kekuatan beton hingga 20% dibandingkan menggunakan batu sungai dengan perbandingan air-semen yang sama.
Pengaruh rasio air-semen Rasio air-semen adalah perbandingan antara berat air dan semen dalam campuran beton. Kekuatan optimum dapat dicapai jika jumlah air yang dicampur mencukupi untuk proses hidrasi, namun bila kadar air bertambah maka dengan jumlah semen tertentu maka kekuatan tersebut akan meningkat.
Pemeriksaan Sifat Fisik Material di Laboratorium
Apabila pembuatan beton di lapangan dengan komposisi berat yang kurang praktis biasanya digunakan komposisi pembanding di lapangan yaitu ukuran (volume). Untuk mengetahui kekerasan atau ketahanan abrasi dilakukan pengujian sebagai berikut yaitu menggunakan mesin Los Angeles, mesin Rudolf dan mesin Rockwell. Kadar air total merupakan perbandingan antara berat air dalam agregat terhadap agregat dalam keadaan kering, yang dinyatakan dalam persentase.
Kandungan lumpur pada agregat dapat menurunkan kekuatan karena lumpur yang sangat halus dapat menghambat proses hidrasi antara semen dan air, sehingga pembentukan Kalsium Silikat Hidrat atau dalam semen disebut Tobermorin terhambat. Jika ditambahkan agregat halus maka pasta semen akan menjadi mortar, yang bila digabungkan dengan agregat kasar menjadi campuran beton segar, yang setelah mengeras menjadi beton keras (beton).
Pengujian beton
Kuat Tekan Beton
Tahapan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Medan Area. Dalam penelitian eksperimental dilakukan manipulasi minimal terhadap satu variabel, variabel lain yang relevan dikendalikan, dan diamati pengaruh atau pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.
Penyediaan Bahan dan alat-alat Penyusun Beton Bahan-bahan penyusun beton dalam penelitian ini adalah
Alat pengujian kuat tekan beton
Lokasi Penelitian
Tahapan persiapan
Pemeriksaan agregat halus (Pasir), meliputi : Pengujian dan analisa sesuai SK SNI yaitu analisa ayakan, kadar air, kadar air permukaan kering jenuh (SSD), kadar liat, berat jenis. Pemeriksaan agregat kasar meliputi : Pengujian dan analisa sesuai SK SNI yaitu analisa ayakan, kadar air, kadar lumpur, berat jenis, berat jenis. Desain campuran menggunakan metode SNI setelah diperoleh semua data yang diperlukan untuk pengendalian bahan campuran.
Kesimpulan
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh hasil penelitian yang jauh lebih baik dari penelitian sebelumnya yaitu dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan untuk dimensi benda uji 5cm x 5cm x 5cm tidak perlu dilakukan pemeriksaan ulang karena hasilnya diperoleh tidak dapat digunakan dalam struktur. Variasi dimensi benda uji pada setiap benda uji pada penelitian ini terbatas, sehingga kita tidak dapat menyimpulkan bentuk hubungan antara pertambahan dimensi setiap benda uji dengan kuat tekan rata-rata. Untuk memperoleh penelitian yang jauh lebih baik, disarankan agar penelitian dilakukan dengan variasi objek uji yang lebih banyak, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai hubungan yang dimaksud.
SK SNI Tata Cara Pemilihan Campuran Beton Normal, Beton Berat, dan Beton Padat."pdf.