• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Aaspek Hukum Terhadap Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Hubungannya dengan Hak Asasi Manusiaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Aaspek Hukum Terhadap Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Hubungannya dengan Hak Asasi Manusiaa"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BABI PENDAHULUAN

Rumah tangga selwusnya

adalah

tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Namun pada kenyataannye., justru banyak rumah tangga menjadi tempat penderitaan dan penyiksaan karena terjadi tinda.kan kekerasan. Kekera.san dalam rumah tangga, menucut Pasal I Uodang-undang Nomor 23

Tahun

2004 tentang Pengbapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga ( UU PDR1) sebenamya adalah:

Setiap

perbuatan terhadap sescorang

terutama perempuan yang berakibat timbulnya keseng.saraan dan penderitaan sccara fisik. seksual, psikologis dan atau

penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan

perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemetdekaan

secara melawan hulwm dalam linglrup

rumah tanggga. Kemudian, Pasal I UU No. I Tahun 1974 tentang perkawinan (UUP) menetapkan bahwa:

"Oasar perkawinan adalah : adanya ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa".1

Rak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki manusia secara kodrati tanpa pengecualian dan keistemawaan bagi golongan, kelompok

maupun tingkat

sosial manusia tertentu. 2

1 Saraswati Rika, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2006 .

Sadii Saparinah, Hak Asasi Perempuan adalah Hak Asasi Manusia, dalam Pemahaman Bentuk - bentuk Wanita dan Jendet', Universitas Indonesia, 2000

(2)

2

Hak-hak tersebut mencakup antara lain hak atas kehidupan, keamanan,kebebasan, berpendapat

dan

merdeka dan segala bentuk penindasan yang wajib dijunjung tinggi, tidak saja oleh setiap individu dan suatu negara yang mengakui keberadaan

dan menghargai HAM itu sendiri, oamun harus pula dijamin oleh negara tanpa

ada perkecualiannya.3

Jaminan yang diberikan oleh negara atas hak-hak tersebul tidak dapat diartikan bahwa hak-hak tersebut lahir setelah negara meratifikasi suatu konversi international tentang HAM atau mengeluarkan peraturan apa pun yang menjamin hak asasi warga negaranya. Namun lebih merupakan tanggung jawab negara

dalam menjamin hak-hak yang telah dimiliki oleh setiap warganya secara kodrati

dan

memperlihatkan penghargaan negara atas hak-hak tersebut karena bak-hak yang paling asasi lersebut secara kodrati dimiliki oleh tiap manusia bersamaan

dengan kelahirannya di dunia sebagai seorang individu yang merdeka.4

Perempuan sebagai suatu kelompok. dalam masyarak.at di dalam suatu

negara, merupakan jaminan alas hak-hak yang dimilikinya secara asasi. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM 1948) memang tidak menyatakan secara eksplinsit tentang adanya jaminan hak asasi terhadap kelompok perempuan

secara khusus namun dalam Pasal 2 DUHAM dimuat

3 Huijbers Theo, Filfasat Hukum, Jakart, Konisius, 1995.

• Anton Baker dalam St. Harum Pudjiarto, Rs, Hak Asasi Manusia Kajian

Filosofi

Y ogyakarta, 199, him. 2

Referensi

Dokumen terkait

Pelaku menganggap apa yang terjadi adalah urusan keluarga dan hak pribadinya, sementara korban merasa sangat malu untuk membuka “aib” dan berusaha sekuat tenaga untuk menutupi

upaya unruk nelindunsi hak h.k an.k yaf,g dilansgar ytng dilakukan negara orang dMa abu bahkan orang tuanli.. sndiri, tidak begiru menmh perhatian akan k€periiaeln

Pelaksanaan pemenuhan hak-hak korban tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam rangka upaya pemulihan di Surakarta telah dilakukan dengan cukup baik. Dinas Kesehatan

Penghapusan KDRT dalam Menjamin Hak Istri atas Tindak Pidana Kekerasan Fisik oleh Suami ” adalah karya asli penulis dan bukan hasil plagiasi /. duplikasi dari hasil karya

Perlindungan terhadap hak-hak korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh aparat penegak hukum khususnya Kepolisian Resort Bantul menurut data yang diperoleh

Bentuk perlindungan hukum bagi anak yang menjadi korban dengan memberikan restitusi terhadap anak tersebut sebagai tanggung jawab pelaku untuk memenuhi hak anak yang menjadi

Setiap kasus KDRT yang terjadi di Kota Jayapura, korban dan keluarga ataupun sanak keluarga atau tetangga datang melapor ke Polresta langsung diarahkan ke Unit PPA

Upaya hukum secara perdata dan pidana dapat dilakukan terkait dengan tindak KDRT ini, secara perdata karena ada hak-hak keperdataan yang dilanggar, secara