• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Aspek Hukum Kekerasan Terhadap Wanita Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Studi Kasus di Polda Sumut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Aspek Hukum Kekerasan Terhadap Wanita Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Studi Kasus di Polda Sumut"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BABT PENDAHULUAN

Sclama

i

ni rumah tangga dianggap scbagai tempat yang aman karena seluruh anggota keluarga merasa damai dan terlindungi. Padahal sesungguhnya penelitian mengungkapkan betapa tinggi intensitas kekerasan dalam rumah tangga Dari penduduk berjumJah 217 juta, 11.4 pcrscn di antaranya atau sekitar 24 juta penduduk perempuan, teruuuna di pedesaan mengak-u pernah meogalami tindak kckerasan. dan sebagian besar berupa kekerasan dnmestik, seperti penganiayaan, perkosaan, pelecehan, atau suami bcrselingkuh

Jauh sebelumnya, Rifka Annisa Women's Crisis

Center di Yogyakarta tahun 1997 telah mcnangani 188 kasus kckerasan terhadap pereir.puan. di cmaranya

I I 6

kasus menyanglmt kekerasan dalam rumah 1angga (KDRn. Bagni gunung es. data kekerasan yang tercatat itu

jauh

lebih «Cdikit dari yang seharusnya dilaporkan

karena

tidak semua pcrcmpuan yang mengalami kckerasan bersedia mclnporkan kasusnya.

Di samping itu kasus kekerasan dalam rumah

tangga

dianggap persoalan

privat.

Karena merupakan persoalan pribadi maka masalab-masalah KORT dianggap

sebagai rahasia

keluarga Padahal, justru anggapan ini membu:u masalah ini sulit dicarikan jalan pemecabannya. Sc

o

rang polisi yang melerai dua orang: laki-laki dan perempuan bcrkelahi

m.isalnya,

ketika mengetahui bahwa kcdua orang tersebut adalah suami-isteri, serta mena sang polisi akan bersungut-sungut dan meninggalkan mereka tanpa penyelesaian.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

2

Padahal kehidupan berumah tangga dengan berbagai keragaman kebutuhan dan problematikanya. telah merupakan situasi yang semakin kompleks pula pendekatannya. Sehingga membangun rumah tangga saat ini bukan lagi urusan suami-istri saja, tetapi sudah mcnjadi bag,ian dari urusan publik khususnya yang bcrkaitan dengan adaoya kekerasan.

Kekerasan

dalam

rumah tangga (KDRT) yang marak terjadi akhir-akhir

ini.

menjadi sangat mengusik telinga,

bukan

hanya

dari

kalangan

biasa,

bahkan kalangan selebritis kita pun turut mcngalami hal terscbut Beberapa dianmranya yang mcmicu scbuah pertengkaran

ini

adalah sikap yang saling egois atau mau menang scndiri, tanpa disadari hal ini akan berdampak buruk pada hubungan yang ada hingga bal terburuk yang mungkin terjadi adalah scbuah perceraian.

Sepeni salab satu lembaga hukum yang dibentuk oleh Asosiasi Perempuan Indonesia yang menentang keras :idanya kekerasan dalam rumah tangga (KORT), yang meneropong bahwa kekcrosan dalam KORT menjadikan wanita scbagai korban karena iru maka lahirlab Undang-Undang (UU) No.23 Tahun 2004 tentang KORT yang mengecam setiap kekerasan yang rcrjadi dalam rumah tangga, lalu bagaimana bentuk atau kriteria dnri kekerasan tersebut yang bisa dikatakan sebagai kekerasan dalam rumah tangga

Istilab kekerasan sebenamya digunakan untuk menggambarl..an perilaku, baik yang terbuka (o�·ert) atau tertutup

(co1•er1),

baik yang bersifat men)erang

(offemive)

atau yang bertaban

(defensive),

y:ing discrtai penggunaan kekuatan kepada orang

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kaum perempuan Indonesia maka lahirlah Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dimana

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kaum perempuan Indonesia maka lahirlah Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dimana

23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, definisi kekerasan dalam rumah tangga adalah perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya buknlah hal yang baru sama sekali. Dari dahulu terjadi, namun tidak dianggap sebagai kejahatan yang bersanksi

Program Sakera Jempol (Sadari Kekerasan Perempuan dan Anak dengan Jemput Bola) Pemerintah Kabupaten Pasuruan dilakukan untuk menangani Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga

Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), yang dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penuJis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengkaruniakan kesehatan dan kelapangan berpikir tcrhadap penulis sehingga akhimya