Refleksi tematik tugas terjadi melalui proses evaluasi tugas di dalam kelompok itu sendiri (evaluasi intrakelompok) dan evaluasi antar kelompok (evaluasi antarkelompok). Klasifikasi materi tugas tematik meliputi: uraian fakta dan fenomena, hubungan konsep dan konteks, proses ilmiah, jaringan konseptual dan implikasi sosial dari tugas tematik siklus air.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
PADA SISWA KELAS IV SD GMIM KINILOW
Aaltje D. Siwi
Pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah dengan menggunakan model fasilitator dan penjelasan siswa. Berdasarkan hasil tersebut maka penggunaan model student facilitator dan explanatory dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV GMIM Kinilow telah berhasil.
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS
PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR
Amina M. Mogot
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (COL) dengan dua model pembelajaran dikembangkan melalui dua siklus penelitian. Hasil belajar IPA dengan melakukan eksperimen dan observasi pada alat peraga menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FIP UNIMA
Hans F. Pontororing
Berdasarkan penuturan informan tersebut dapat diartikan bahwa penerapan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Strategi pembelajaran kooperatif memberikan nilai positif dalam mewujudkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi berprestasi.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Jeanne Mangangantung
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memilih judul Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Sekolah Dasar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri. Persentase nilai yang diperoleh siswa yang ditunjukkan pada tabel pada siklus I diperoleh dari hasil belajar siswa dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berupa persentase ketuntasan belajar. Persentase nilai yang diperoleh siswa yang ditunjukkan pada tabel pada siklus II diperoleh dari hasil belajar siswa dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berupa persentase ketuntasan belajar.
Artinya penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Antusiasme siswa dalam proses belajar mengajar terjalin dengan baik, hal ini terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa yang mengalami peningkatan dan perubahan perilaku yang sangat baik. Strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA berbasis peredaran darah manusia.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI SEKOLAH DASAR
Katrina Siwi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka penggunaan model inovatif mempunyai dampak yang besar terhadap hasil belajar siswa, misalnya saja model pembelajaran Make A Match. Para siswa ini secara bersama-sama terlibat dalam penelitian dan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini hendaknya menerapkan model pembelajaran make a match pada saat mengajar IPS di sekolah dasar untuk tujuan penelitian.
Untuk menjadikan pembelajaran IPS menarik dan menyenangkan, peneliti menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran make a match. Agar pembelajaran IPS menjadi menarik dan menyenangkan bagi siswa, maka model pembelajaran make a match sangat cocok digunakan. Guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Make A Match juga harus mengandalkan teman sejawat untuk mencapai hasil yang maksimal.
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
SISWA SEKOLAH DASAR
Magdalena J. Kaunang
Para siswa ini terlibat secara kolaboratif dalam menyampaikan penelitian dan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Department (STAD). Banyaknya anggota guru kelas dan kepala kelompok penelitian yang terlibat dalam penyusunan desain model pembelajaran Department for Achievement of Student Groups (STAD). Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sekolah dasar dalam pembelajaran IPS.
Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa sekolah dasar. Guru sekolah dasar harus menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam mengajar (mata pelajaran) untuk meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa sekolah dasar. Guru SD harus menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam mengajar (mata pelajaran) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD.
HUBUNGAN ANTARA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI
Melkian Naharia
Organizational citizen behavior merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku pegawai agar dapat disebut sebagai anggota yang baik. Untuk mengukur perilaku kewargaan organisasi digunakan alat ukur skala perilaku kewargaan organisasi dengan aspek altruisme, kesopanan, kehati-hatian. Dengan kata lain, hasil analisis menunjukkan bahwa semakin baik perilaku kewargaan organisasi maka kepuasan kerja akan semakin tinggi.
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa kontribusi dari Organizational Citizenship Behavior terhadap Kepuasan Kerja adalah sebesar 30,03% yang menunjukkan bahwa semakin banyak Organizational Citizenship Behavior yang dilakukan maka dapat menurunkan kepuasan kerja. Hasil penelitian yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Organizational Citizenship Behavior. Hasil diatas menunjukkan bahwa Organizational Citizenship Behavior yang sering dilakukan oleh karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA IZIN BELAJAR (GURU TK) DI PROGRAM
STUDI PSIKOLOGI FIP UNIMA
Winnie Karel Mirah
Oleh karena itu, panggilan seseorang dalam profesi guru dapat membantu dan membentuk seorang guru menjadi dirinya yang sebenarnya. Berdasarkan penuturan para informan kelompok dua di atas, dapat diartikan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi motivasi belajar mereka adalah tuntutan sertifikasi guru, yaitu persyaratan jenjang akademik seorang guru harus Sarjana atau Diploma 4. Sejumlah guru berpendapat bahwa pengembangan kualitas guru merupakan kewajiban dan tanggung jawab seorang guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Sangat keliru jika seorang guru beranggapan bahwa tujuan utama program sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Pada akhirnya seorang guru akan memperoleh penghasilan yang ditentukan oleh prestasi kerjanya, sehingga kesejahteraan guru dapat diukur dari prestasi kerjanya. Faktor dominan yang mempengaruhi motivasi belajar siswa (guru prasekolah) adalah rasa tanggung jawab profesional yang dilandasi oleh panggilan seseorang sebagai guru.
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING MANTAN BINAAN USIA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MALENDENG
Tellma M. Tiwa
Perbedaan pemikiran atau pandangan masyarakat terhadap gelar barunya seringkali menghantui dan menjadi kendala bagi para mantan narapidana, khususnya mantan narapidana remaja, dalam merencanakan masa depannya. Kurangnya atau bahkan tidak adanya bimbingan psikologis oleh orang-orang yang terlatih pada saat narapidana remaja menjalani hukuman di lembaga atau pada saat mantan narapidana remaja menjalani masa pembebasan bersyarat merupakan salah satu faktor yang membuat mereka selalu dan pada akhirnya mengalami depresi psikologis. Mantan pendamping remaja berharap para remaja yang telah menyelesaikan masa pembinaannya dapat mengambil pelajaran dari apa yang baru saja mereka lalui dan memahami setiap kesulitan yang ada.
34; sebagai proses kehidupan, jangan sampai stress dengan permasalahan yang ada, sehingga menutup diri dari lingkungan sekitar dan melampiaskan segala permasalahan ke hal-hal yang positif sesuai dengan minat dan potensi yang ada pada diri para mantan mentor generasi muda. Kami berharap kami akan terus mendukung remaja yang sedang melalui salah satu masa tersulit dalam hidup mereka. Jangan tinggalkan mereka dan acuh tak acuh terhadap kehidupan mereka. Terus dukung dan bimbing para eks pelajar yang masih menginjak usia remaja ke arah yang lebih baik. Dengan adanya bimbingan psikologis selama berada di panti maka para mantan pemuda dapat tetap terbuka dengan lingkungan sekitar, tidak dekat dengan hal-hal baru dan melihat tujuan hidup sehingga mampu menatap masa depan para mantan pemuda tersebut. akan masuk. Fase tumbuh dewasa dengan baik tanpa ada tekanan apapun, baik itu tekanan karena rasa bersalah saat melakukan kejahatan maupun tekanan yang dialami saat menerima instruksi di pusat pelatihan.
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI SEKOLAH DASAR
Ruddy A. Tompunu
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar IPS siswa adalah 52,63. Persentase ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV setelah diterapkan metode penelitian siklus I disajikan pada tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar IPS siswa adalah 74,7.
Hasil tersebut akan memberikan gambaran mengenai hasil belajar IPS siswa setelah menggunakan metode survei pada siswa IV. kelas sekolah dasar. Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas IV sekolah dasar yang diajarkan dengan menggunakan metode survei. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode survei dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV Sekolah Dasar.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN BAKU MENGUKUR TASK COMMITMENT SISWA SMA/SEDERAJAT
Wadjidi Marlian
Sejauh ini instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan kerja di Indonesia masih sangat terbatas. Lebih lanjut Hawadi membatasi makna keterlibatan tugas pada lima dimensi berikut: (1) Tangguh, ulet, dan tidak mudah bosan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur keterlibatan tugas.
Skor mean dan deviasi standar yang dihitung dari hasil percobaan kedua digunakan untuk menentukan klasifikasi task engagement tinggi atau rendah. Ketiga, instrumen komitmen tugas yang dibangun mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik setelah dilakukan serangkaian pengujian menggunakan analisis faktor dengan metode konfirmatori komponen utama. Instrumen yang dikembangkan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya melalui proses kalibrasi ini merupakan salah satu respon terhadap upaya penentuan komitmen tugas.
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS
Yusak Ratunguri
Dari permasalahan inilah penulis mengangkat judul “penerapan pendekatan belajar mengajar kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPA di sekolah dasar”. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang mampu menghubungkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata siswa, antara lain melalui penerapan pendekatan belajar mengajar kontekstual. Penelitian kolaboratif di bawah ini menguraikan tentang tingkatan dan tahapan penelitian tindakan kelas dan pengembangan pembelajaran melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual dengan menggunakan 2 model pembelajaran lainnya yaitu model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran inkuiri kelompok.
Pada siklus II sudah mencapai 87.. sehingga penelitian ini dilakukan hanya sampai siklus II.. dengan menggunakan pendekatan belajar mengajar kontekstual dapat dinyatakan berhasil. Kemajuan dan perbaikan yang terjadi selama dua siklus menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan kelas dengan pendekatan belajar mengajar kontekstual pada pembelajaran IPA menunjukkan keberhasilan yang memuaskan. Jurnal Forum Pendidikan || Jilid 13 Nomor 1, April Menambah ilmu dan . pemahaman proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan belajar mengajar kontekstual, sehingga dapat memahami ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan serta mampu menerapkannya untuk keefektifan dan kebermaknaan pembelajaran.
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA SMP NEGERI TOMPASO BARU
Dominicus Tinus
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap minat belajar siswa di SMP Negeri Tompaso Baru”. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bimbingan kelompok mempengaruhi minat belajar siswa di SMP Negeri Tompaso Baru. Dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini minat belajar siswa di SMA Negeri Tompaso Baru dipengaruhi oleh layanan bimbingan kelompok sebesar 52%, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Konseling kelompok merupakan pengalaman membentuk kelompok unik untuk layanan konseling. Keberhasilan layanan konseling kelompok dipengaruhi oleh sejauh mana tujuan yang ingin dicapai dalam layanan konseling kelompok yang ditawarkan berhasil. Oleh karena itu bimbingan kelompok ini mempunyai tujuan praktis dan dinamis dalam mewujudkan minat belajar individu setiap orang.