• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Pengaruh Beberapa Isolat Jamur Antagonis Terhadap Pertumbuhan Ganoderma boninense Pat. di Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Pengaruh Beberapa Isolat Jamur Antagonis Terhadap Pertumbuhan Ganoderma boninense Pat. di Laboratorium"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

N OVRI DARTI, Effect of some antagonist fungus on. the growth of Ganoderma boninense Pat in Laboratory, under supervision of Dr. Ir. Darma Bakti, MS as Advisor I, Ir. Magdalena Saragih, MP as Advisor II and Ir. Rolettha Y. Purba, MS as field Advisor.

The objectives of this research were: (1) to determine the effect of some antagonist isolates grown in petridisc on the growth of G. · boninense (2 ) to determine some interactions of antagonist fungus grown in petridisc on G. boninense growth (3) to find the combined effect of antagonist fungus which are the most efective for controlling G. boninense. Pat.

This research consists of 2 parts, the first part is .a study on the domination among antagonists i.e. T. koningii, T. harzianum, T. viride and G. virens, consisting 11 treatments with 3 replications. The second part is an experiment to test the antagonist isolates of T. koningii, T. harzianum, T. viride, and G. virens on the growth of G.

boninense which consists 14 treatments and 3 replications . . .

Experiment on the antagonism within fungus isolates consists of 3 combinations i.e. 2 antagonists, 3 antagonists and 4 antagonists. The antagonist fungus which has the biggest colony diameter after 7 days is considered as dominant.

G. virens was found to be dominant when paired with T. koningii with a colony diameter of 7, 11 cm. G. virens was also dominant over T. viride with a colony diameter of 6, 92 cm, while T. koningii was dominant over T. viride with a colony diameter of 6,82 cm. This result shows that G. virens was the most dominant antagonist fungus.

(2)

Result of treatment with 3 antagonist isolates i.e. T. harzianum x T. koningii x G.

virens, shows that G. virens was the most dominant fungus with a colony diameter of 6,39 cm. While combination of T. koningii x T. viride x G. virens shows that G. virens was also the most dominant fungus with a colony diameter of 6,03 cm.

There was only one experiment with 4 combination of antagonist isolates. The result showed that G. virens was the most dominant fungus with a colony diameter of 4,68 cm.

Experiment on the antagonism of fungus with G. boninense shows that an interaction among fungus exists in all combination. i.e. : 1) T. harzianum x G. boninense;

2) T. koningii x G. boninense; 3) T. viride x G. boninense; 4)G. virens x G. boninense;

5) T. harzianum xT. koningii x G. boninense; 6) T. hariianum x T. vi ride x G. boninense;

7) T. harzianum x G. virens x G. boninense; 8) T. koningii x T. vi ride x G. boninense; 9) T.

koningii x G. virens x G. boninense. 10) T. viride x G. virens x G. boninense; 11) T.

harzianum x T. koningii x T. vi ride x G. boninense; 12) T. harzianum x T. vi ride x G.

virens x G. boninense; 13) T. koningii x T. vi ride x G. virens x G. boninense; 14) T.

harzianum x T. koningii x T. viride x G. virens x G. boninense. The interaction among antagonist fungus was dominated by G. virens.

The higest inhibition of G. boninnese growth, which indicated by the least diameter of G. boninense colony (1,635 cm), was found in T. koningii x G. boninense treatment for 1 isolate fungus antagonist ; T. harzianum xT. koningii x G. boninense for 2 isolates fungus antagonist with a colony diameter of 1,347 cm; T. harzianum x T.

koningii x T. viride x G. boninense for 3 isolates antagonist treatment with a colony diameter of 0,979 cm. There was only one experiment with 4 combination of fungus

(3)

isolate i.e. T. harzianum x T. koningii x T. viride x G. virens x G. boninense with a colony diameter of 1,406 cm. In all treatment the colony diameter of G. boninenese was the smallest which means that the growth of all antagonist fungus were higher than G.

boninenese.

Keys word: Oil palm, antagonist, dominant, T. harzianum, T. koningii, T. viride, Gliocladium virens, Ganoderma boninense

(4)

RINGKASAN

NOVRI DARTI, PENGARUH BEBERAPA ISOLAT JAMUR ANTAGONIS TERHADAP PERTUMBUHAN Ganoderma boninense Pat. Di LABORATORIUM. Dibawah

bimbingan Dr. Ir. Darma Bakti, MS sebagai Pembimbing I dan Ir. Magdalena Saragih, MP Pembimbing ke II serta Ir. Rolettha Y. Purba, MS Pembimbing Lapangan.

Penelitian bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui pengaruh mandiri beberapa

isolat antagonis yang ditumbuhkan dalam satu cawan petri terhadap pertumbuhan G.

boninense. (2) Untuk mengetahui interaksi beberapa isolat antagonis yang ditumbuhkan dalam satu cawan petri terhadap pertumbuhan G. boninense. (3) Mencari kombinasi isolat antagonis yang paling efektif untuk pengendalian GarJoderma boninense. Pat

Penelitian ini terdiri atas 2 bagian, bagian pertama adalah dominasi diantara jamur antagonis T. koningii, T. harzianum, T. viride, dan G. virens , yang terdiri atas 11 perlakuan dengan 3 ulangan. Bagian kedua adalah uji antagonisme isolat T. koningii, T.

harzianum, T. viride, dan G. virens terhadap pertumbuhan G. boninense dengan 14 perlakuan dalam 3 kali ulangan.

Dominasi sesama antagonis dibagi dalam 3 kelompnk, yaitu kelompok pertama terdiri atas 2 antagonis, kelompok kedua 3 antagonis dan kelompok ke tiga terdiri atas 4 antagonis. Jamur antagonis yang memiliki diameter koloni terbesar pada hari ketujuh pengamatan disebut antagonis dominan. Pasangan antagonis yang paling dominan di antara 2 antagonis adalah pasangan T. koningii dan G. virens, dimana diameter

(5)

koloninya mencapai 7, 11 cm, yaitu koloni G. virens. Kemudian pada urutan kedua adalah pasangan T. viride dan G. virens dengan diameter koloni G. virens 6,92 cm.

'

Sedangkan pasangan yang ketiga adalah T. koningii dan· T. viride dengan diameter koloni T. koningii 6,82 cm. Dari beberapa perlakuan 2 antagonis menunjukkan bahwa G.

virens tetap mendominan di antara jamur antagonis yang diuji.

Untuk pasangan 3 antagonis adalah T. harzianum. x T. koningii x G. virens, dengan diameter koloni G. virens 6, 39 cm. Kemudian pasangan T. koningii x T. viride x

G. virens dengan diameter koloni G. virens 6,03 cm. Seperti pada perlakuan 2 antagonis, pada perlakuan 3 antagonis masih didominasi oleh G. virens.

Pada pasangan 4 antagonis hanya ada 1 perlakuan yaitu T. harzianum x T.

koningii x T. viride x G. virens dan masih didominasi oleh G. virens dengan diameter koloni 4,68 cm. Memang pada hari pertama dan kedua pertumbuhan G. virens masih kalah bersaing dengan T. koningii, namun pada ha�i berikutnya T. koningii dapat ditekan bahkan koloni G. virens dapat melewati hifa T. harzianum· dan T. viride yang ditandai dengan perubahan hifa T. harzianum.

Antar antagonis tetap mengalami interaksi pada semua perlakuan uji antagonis

terhadap G. boninense yaitu : 1) T. harzianum x G. boninense; 2) T. koningii x G.

boninense; 3) T. viride x G, boninense; 4)G. virens x G. boninense; 5) T. harzianum xT.

koningii x G. boninense; 6) T. harzianum x T. vi ride x G. boninense; 7) T. harzianum x G.

· virens x G. boninense; 8) T. koningii x T. vi ride x G. boninense; 9) T. koningii x G. virens x G. boninense. 10) T. vi ride x G. virens x G. boninense; 11) T. harzianum x T. koningii x T.

vlride x G. boninense; 12) T. harzianum x T. vi ride x G. virens x G. boninense; 13) T.

(6)

koningii x T. vi ride x G. virens x G. boninense; 14) T. harzianum x T. koningii x T. vi ride x G. virens x G. boninense. Dari semua perlakuan tetap didominasi oleh G. virens.

Diameter terkecil (pengamatan hari ke-7) pada uji antagonis untuk 1 isolat antagonis adalah perlakuan T. koningii dengan G.boninense dengan diameter 1.635 cm, untuk 2 isolat antagonis adalah : perlakuan T. harzianum xT. koningii x G. boninense dengan diameter 1.347 cm, untuk 3 isolat antagonis adalah p_erlakuan : T. harzianum x

T. koningii x T. viride x G. boninense, dimana diameter G. boninense adalah 0.979 cm.

Sedangkan untuk perlakuan 4 isolat antagonis hanya ·satu perlakuan yaitu : T.

harzianum x T. koningii x T. viride x G. virens x G. boninense, dengan diameter 1.406 cm. Pada semua perlakuan diameter G. boninense adalah yang terkecil, dengan kata lain jamur-jamur antagonis tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan G. boninense.

Kata kunci : Kelapa sawit, antagonis, dominasi, T. harzianum, T. koningii, T. viride, Glioc/adium virens, Ganoderma boninense.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ekstrak tepung daun sirih hutan 0 g/l air memiliki rerata kecepatan tumbuh 15,00 mm/hari dan berbeda nyata dengan

dari masing- masing biofungisida pelet diperoleh dengan mengukur diameter koloni jamur yang ditumbuhkan dalam medium PDA.. Pengukuran dilakukan setiap hari dan

Isolat aktinomisetes Arboretum Universitas Riau sebagian besar dapat menghambat pertumbuhan kedua jamur target dengan metode difusi agar, namun hasil uji senyawa

Hasil uji beda nyata terkecil (BNT) menunjukkan bahwa perlakuan isolat IL3c berbeda sangat nyata (BNT 1%) dibandingkan dengan kontrol K-AQ (kontrol akuades)

Fak1:or penggunaan var�etas tanaman kedelai V dengan 3 taraf: V2 Kipas Putih V3 Jayawijaya Paramdcr yang Jiamati aJalah tinggi tanaman cm, j umlah cabang cabang, j umlah polong per

Rataan Berat Tongkol Dengan Klobot/tanaman g Tanaman Jagilng Manis Sebagai Hasil Perlakuan Pupuk Super Bionik clan Pupuk Fertibor-48 21 5.. Rataan Berat Tongkol Tanpa Klobot/tanaman

Rataan Tinggi Tanaman cm Kedelai sebagai Hasil Perlakuan Pupuk Romagroxyn dan Bcbcrapa Vari etas Pada Umur 6 MST.. Rataan Jumlah Polong/tanaman polong Tanaman Kedelai sebagai Hasil

Tinggi Tanaman cm Jagung Hibrida Umur 8 Minggu Setelah Tanam Dengan Perlakuan Dosis Pupuk dan Varietas Hibrida Tabel 2.. Li lit Batang cm Jagung Hibrida Umur 9 Minggu Setelah Tanam