• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Tinjauan Hukum Terhadap Alat Bukti Saksi Dari Keluarga Sedarah/Semenda Dalam Perkara Perdata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "REPOSITORY UNIVERSITAS MEDAN AREA: Tinjauan Hukum Terhadap Alat Bukti Saksi Dari Keluarga Sedarah/Semenda Dalam Perkara Perdata"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSl

TINJAUAN HUKUM TERHADAP ALAT BUKTI SAKSI DARI KELUARGA SEDARAH I SEMENDA DALAM PERKARA PERDJIT A

( Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan )

OLEB

MUHAMMAD IRWANSYAH LUBIS NPM : 99 840 0095

Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya saling membutuhkan antara satu sama lainnya, disamping kepentingan bersama manusia juga tidak ter1epas dari kepentingan pribadi, yang mengandung hak dan kewajiban perorangan. Dalam menjalankan hak dan kewajibannya itu terkadang dapat menimbt.1lkan perselisihan dan pertentangan Untuk itu diper1ukan peranan hukum yang bertindak sebagai pengatur dan penjamin hak dan kewajiban tersebut, dan eturan-aturan yang menjamin hak dan kewajiban antar orang perorang ini disebut Hukum Perdata Materiil.

Disamping Hukum Materiil tersebut, juga dibutuhkan perangkat hukum yang memuat aturan-aturan tentang bagaimana menjalankan, mempertahankan dan melaksanakan hak dan kewajiban atau singkatnya suatu aturan untuk :nempertahankan Hukum Perdata Matenil, dan aturan ini dinamakan dengan Hukum Formil atau yang leb1h laz1m d1sebut Hukum Acara Perdata

Dalam praktek dipersidangan tidak selamanya proses peradilan sama persis dengan ketentuan yang ada, hal ini dapat menimbulkan pandangan seolah-olah dalam praktek dapat berbeda dengan ketentuan dc.lam peraturan perundangan, ha! ini mungkin disebabkan kedinamisan hukum yang pada saat·saat tertentu menimbulkan berbagai penafsiran (interpretasi) yang berbeda-beda terhadap suatu hal, dan juga bisa jadi kar•�na kekurang tegasan aturan yang tercantum secara te1tulis sehingga terbuka untuk membuat berbagai penafsiran yang berbeda-be<la.

Salah satu contoh dari hal diatas adalah tentang keduoukan seorang keluarga sedarah/semenda dalam hal bertindak sebagai saksi dalam hal ini ketentuan Hukum Acara Perdata (HIR/RBg) mengatumya dalam Pasal 145 HIR/172 RBg yang menggolongkan sebagian dari kel•Jarga sedarah/

semenda tidak mampu secara mutlak bertindak sebagai :saksi Dan juga diatur da!am Pasal 146 HIR/174 RBg yang memberikan l<ebebasan bagi sebagaian dan keluarga sedarah/ semenda untuk merigundurkan diri dari kesaksian.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

Dalam praktak di pengadilan tidak tertutup kemungkinan keluarga sedarah!S!?menda yang dianggap tidak mampu ini diajukan dalam persidar1gan, dan hal ini nyata-nyata dilarang seperti dalam pasal 145 HIR/

172 RB�1. dari hal tersebut diatas bisa menimbulkan pandangan seolah-olah praktek dipengadilan berbeda dengan ketentuan yang ada, yang bisa saja menimbulkan tanda tanya bagaimana sebenamya kedudukan . keluarga sedarah/semenda dalam hal bertindak sebagai saksi ? apakah memang dilarang secara mutlak atau bila dibolehkan, dalam hal-hal apa saja yang dapat dike;walikan ? dan bagaimanana halnya tentang suatu putusan yang memuat saksi dari keluarga sedarah/ semenda tersebut ? .

Beranjak dari pertanyaan-pertanyaan di atas penulis telah melakukan peninjauan, yang akhirnya sampai kepada kesimpulan penulis bahwa keluarga sedarah/semenda yang dianggap tidak mampu menjadi saksi dapat berkedudukan sebagai saksi pada beberapa perkara dan keadaan tertentu.

Seperti pada perkara-perkara kedudukan keperdataan seseorang, perjanjian kerja dan yang lebih banyak pada perkara yang menyangkut masalah keluarga. Dan pada keadaan tertentu dengan arti bahwa keadaannya sebagai saksi dibutuhkan atas kehendak dan seizin kedua pihak dan hakim.

Dan mengenai keluarga sedarah/semenda yang diberi kebebasan memilih tidak ada permasalahan apabila bertindak sebagai saksi namun karena dikhawatirkan kurang objektif atau memberikan keterangan palsu maka terlebih dahulu sebelum memberikan keterangan disumpah menurut agama atau kepercayaannya.

Menanggapi hal diatas penulis mengharapkan aturan mengenai kedudukan keluarga sedarah/semenda ini lebih jelas lagi diatur, seperti dalam Pasal 145 HIR/ 172 RBg kata mutlak tidak relevan lagi karena golongan ini adakalanya dibutuhkan menjadi saksi dalam hal-hal tertentu.

Dan juga dalam penggolongannya antara Pasal 145 HIR/172 RBg dengan 146 HIPJ 176 RBg sedikit kurang jelas yang tidak tertutup kemungkinan menimb1Jlkan penafsiran berbeda.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ini mengkaji permasalahan yaitu Apakah pengabaian keterangan saksi korban,petunjuk dan barang bukti oleh hakim sebagai sandaran hukum pengajuan kasasi penuntut

Melihat pentingnya saksi dalam perkara perdata, maka di dalam hukum acara perdata secara khusus mengatur tentang pembuktian dengan alat bukti saksi berdasarkan dengan

Menurut ketentuan hukum agraria dan beberapa peraturan organik lalnnya yang mengatur tentang pertanahan, sepengetahuan penulis pengalihan hak atas tanah baru mempunyai kekuatan bukti

Penulisan skripsi in1 dimaksudkan untuk memcnuhi pcrsyaratan dalam mencapai gclar Sarjana l!ukum di Fakultas Hul-.'Um Univcrsitas Medan Arca Didang Hukum Kcpidannan Dalam menyelcsaikan

Pembahasan hanya dilakukan terhadap kesepakatan dan juga kewajiban masing-masing pihak adalah suatu perjanjian pinjam-meminjam uang melalui suatu badan hukum koperasi ".1 Didalam