• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI KRIMINALITAS DALAM FILM MENCURI RADEN SALEH (ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "REPRESENTASI KRIMINALITAS DALAM FILM MENCURI RADEN SALEH (ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

Alhamdulillahi Rabbil “Alaamiin, penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “REPRESENTASI KRIMINALITAS DALAM FILM BAJA RADEN SALEH (ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE)”. bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kejahatan yang direpresentasikan dalam film Mencuri Raden Saleh oleh tokoh utama Dalam film Mencuri Raden Saleh beberapa adegan dalam setiap film menampilkan berbagai tindak pidana seperti tindakan pencurian, pemalsuan lukisan, ancaman kekerasan, perkelahian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana kejahatan direpresentasikan dalam film Pencurian Raden Saleh dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske. Penelitian ini akan fokus pada adegan-adegan dalam film “Mencuri Raden Saleh” yang masuk dalam kategori tindak pidana. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana representasi kejahatan dalam film Raden Saleh mencuri (analisis semiotika John Fiske).

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi kejahatan dalam film “Mencuri Raden Saleh” dengan menggunakan analisis semiotika John Fiske.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

URAIAN TEORITIS

  • Representasi
  • Pengertian Kriminalitas
  • Analisis Semiotika
  • Semiotika John Fiske

Film bisa dikatakan sebagai media massa, karena sebagai media massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menggunakan saluran-saluran media untuk menghubungkan secara mendalam antara komunikator dan komunikator secara massal. Film juga merupakan salah satu media massa yang mempunyai pengaruh kuat terhadap masyarakat, sesuai dengan perkembangan zaman, film mempunyai peranan yang sangat berpengaruh dalam pembentukan budaya massa. Dari berbagai fenomena yang ada, film juga dapat mewakili kejahatan, dan film sebagai salah satu bentuk hiburan dapat memacu adrenalin penontonnya.

Representasi dapat diartikan sebagai penggunaan tanda-tanda (gambar, suara, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret atau menciptakan sesuatu yang terlihat, dirasakan, dibayangkan atau dirasakan dalam suatu bentuk fisik tertentu (Danesi, 2010: 24). Representasi menurut John Fiske (2004, p. 282) adalah sesuatu yang mengacu pada proses penyampaian realitas dalam komunikasi, melalui. Kejahatan merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di masyarakat yang harus diwaspadai, karena merugikan berbagai kepentingan dan menimbulkan dampak negatif atau tidak melakukan sesuatu yang merupakan hak asasi manusia.”

Dapat diartikan bahwa kejahatan merupakan suatu perbuatan yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan gangguan dalam kehidupan bermasyarakat (Hapsari S & Widodo, 2017). Kejahatan merupakan tindakan yang sangat antisosial, yang secara sadar ditentang oleh negara, dalam bentuk penderitaan. Segala tanda dalam kehidupan manusia mempunyai makna atau makna, dengan kata lain semiotika adalah ilmu yang mempelajari makna yang ada pada suatu tanda (Hoed, 2014:15).

Pada dasarnya merupakan studi tentang kode, yaitu sistem apa pun yang memungkinkan kita melihat entitas tertentu sebagai tanda atau sesuatu yang bermakna (Lubis, 2017). Ada kecenderungan masyarakat selalu mencari makna atau berusaha memahami segala sesuatu yang ada disekitarnya dan menganggapnya sebagai suatu tanda. Fase ideologis dalam proses ini peristiwa-peristiwa dihubungkan dan diorganisasikan dalam konvensi-konvensi yang diterima secara ideologis.

Tabel 2.5 Semiotika John Fiske
Tabel 2.5 Semiotika John Fiske

METODE PENEITIAN

Kerangka Konsep

Definisi Konsep

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Lokasi dan Waktu Penelitian

Deskripsi Ringkas Objek Penelitian

Sinopsis Film Mencuri Raden Saleh

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

PENUTUP

Saran

Pemalsuan Lukisan (27:20 – 28:10)

Pemalsuan Lukisan

Tingkat realitas tersebut dibangun melalui aspek penampilan, yang menggambarkan penampilan Piko yang mengenakan celemek dan kacamata, menunjukkan bahwa ia adalah seorang seniman. Dari segi tingkah laku, Piko hanya berbicara secara natural karena adegan tersebut menunjukkan bahwa Piko sedang fokus pada aktivitas melukisnya. Aspek pencahayaan yang digunakan adalah fill light dengan ambiance dan lighting yang minim dan gelap.

Dengan mengambil angle, yaitu diambil dengan sudut kamera yang berbeda, membawa penonton lebih jauh ke dalam cerita, dan membangun fokus penonton. Sedangkan untuk sound pada adegan ini adalah alunan musik gitar dengan tempo cepat yang menunjukkan semangat dan membangun mood enerjik Piko yang semangat dalam menjalankan aktivitasnya. Pada adegan pertama, Gofar dan Tuktuk menyusup sebagai sopir truk untuk ekspedisi pengiriman yang dikontrak ke Istana Negara.

Pada adegan kedua terdapat adegan menegangkan, untuk mencoba melarikan diri Piko dan Tuktuk nekat menerobos kemacetan dan menabrak banyak mobil di depannya.

Aksi pencurian (1:11:31 – 1:15:00)

Aksi pencurian

Secara perilaku menunjukkan perilaku agresif yaitu berani melakukan tindakan kriminal seperti membuat kekacauan tanpa merasa bersalah. Adegan tersebut memperlihatkan kegelisahan dan kekhawatiran Piko dan kawan-kawan karena keadaan tiba-tiba berubah dan perampokan yang mereka lakukan gagal dan gagal. Dari segi lingkungan menandakan adanya ngebut di jalan raya maupun di dalam terowongan sehingga mengakibatkan terjadinya tabrakan antar pengguna jalan yang berada disana.

Dialog (percakapan), dari adegan di atas lebih banyak terjadi dialog ketika para tokoh ingin menukar lukisan palsu dengan lukisan asli. Tingkat representasi, pada adegan di atas yang digunakan dalam adegan tersebut adalah medium shot, long shoot, kedua teknik ini bertujuan untuk mengarahkan penonton pada aktivitas yang dilakukan oleh objek dalam gambar. Kemudian Extreme Long Shoot, teknik ini digunakan untuk menampilkan pemandangan luas, panorama atau latar belakang suatu pemandangan.

Sudut pengambilan gambar, yaitu diambil dengan sudut kamera yang berbeda, hal ini membawa penonton lebih jauh ke dalam cerita dan membangun fokus penonton. Aspek suara dalam adegan ini adalah musik drum dengan tempo yang cepat, menunjukkan semangat dan membangun mood enerjik dari Piko yang semangat dalam beraktivitas. Tingkat ideologi menunjukkan tindakan yang terdapat dalam adegan dimana mereka ngebut dan menabrak mobil pengguna jalan sehingga menimbulkan ketegangan dan kegelisahan yang mereka rasakan.

Piko dan kawan-kawan menyusun rencana baru untuk membalas dendam pada Permadi yang memanfaatkan mereka. Pada adegan 3, mereka melakukan aksi mencuri lukisan Raden Saleh yang ada di rumah Permadi, dengan memanfaatkan pesta ulang tahunnya. Dan perlahan rencananya berhasil, Piko dan teman-temannya berhasil kabur dari rumah Permadi dengan membawa lukisan tersebut.

Aksi Pencurian (2:03:20 – 2:13:20)

Aksi Pencurian

Aspek lingkungan menunjukkan adanya kerumunan akibat pesta ulang tahun di rumah mantan presiden (Permadi). Aspek Suara, dalam adegannya menggunakan efek suara yang menggambarkan suasana tegang dan serius. Tingkat realitas tersebut dibangun melalui aspek penampilan, yang menggambarkan penampakan Piko dan Ucup yang menyamar sebagai pelayan, mengenakan seragam pelayan.

Dialog (Percakapan), pada adegan tersebut terdapat beberapa dialog pada saat aksi pencurian lukisan, yaitu pada adegan diatas kata Ucup. Dari adegan tersebut, Ucup menceritakan kepada teman-temannya yang lain bahwa posisinya tepat di depan lukisan tersebut. Tujuan dari kedua teknik ini adalah mengarahkan pemirsa pada aktivitas yang dilakukan oleh objek dalam gambar.

Dalam adegan lainnya, terlihat Piko dan Ucup bergegas membawa lukisan tersebut untuk dibawa ke mobil yang disediakan temannya. Aspek suara dalam adegan ini menggunakan efek suara yang menggambarkan suasana tegang dan serius. Tingkat ideologi, hal ini menggambarkan ideologi kejahatan yaitu perbuatan mencuri dengan cara penyusupan dan penyamaran untuk mencuri kembali lukisan yang diambil Permadi.

Adegan ini memperlihatkan Piko, Ucup dan Sarah memberikan Permadi lukisan palsu Piko. Mereka dibayar $2 miliar untuk membuat ulang lukisan Raden Saleh yang terlihat sangat mirip dengan aslinya. Ia menambahkan, mereka baru saja menerima pembayaran sebesar 17 miliar jika bisa menukarkan lukisan palsu di Istana Negara dengan yang asli.

Ancaman Kekerasan menit (37:20- 38:00)

Ancaman Kekerasan

Reality Level, pada aspek penampilan yang menggambarkan penampilan sederhana Piko dan Ucup dengan mengenakan sweater dan celana jeans. Pada aspek perilaku, hal ini terlihat ketika Permadi menayangkan video ayah Piko yang berada di penjara dan mengancam Piko dan kawan-kawan untuk mencuri lukisan Raden Saleh untuk kemudian ditukar dengan lukisan palsu Piko. Ekspresi mereka menunjukkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap mereka dan terutama Piko, karena ancaman dari Permadi mereka terpaksa menerima tawaran Permadi.

Dari segi pencahayaan digunakan fill light, dengan suasana minim dan redup serta pencahayaan untuk menggambarkan rasa takut. Seperti pada adegan di atas, Piko dan kawan-kawan harus menuruti apa yang ditawarkan Permadi, pada adegan ini jika tidak menurut maka akan diberi hikmah dengan mengancam ayah Piko yang dipenjara. Adegan ini memperlihatkan Piko dan kawan-kawan dipaksa mencuri lukisan Raden Saleh dari Istana Negara.

Apa yang berlaku kepada Piko, seperti kebanyakan rakyat kecil di negeri ini, terpaksa akur dengan takdir yang dikuasai dan dikuasai oleh mereka yang berkuasa.

Aksi Perkelahian

Tingkat ideologi, pada tingkat ini menggambarkan ideologi kekerasan, karena dalam adegan ini terdapat adegan adu fisik. Tingkat realitas tersebut dibangun melalui aspek penampilan yang memperlihatkan Sarah mengenakan pakaian anggun dengan gaun berwarna merah, menggambarkan keberanian batin Sarah. Dan juga menggunakan teknik Walking shoot, teknik ini memotret objek yang sedang berlari.

Aspek suara dalam adegan ini menggunakan efek suara yang menggambarkan suasana tegang dan serius. Level ideologi, pada level ini menggambarkan ideologi kekerasan, karena dalam adegan ini terdapat adegan perkelahian fisik yang sengaja dilakukan Sarah untuk mengalihkan perhatian saat teman-temannya sedang mencuri lukisan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam film Pencurian Raden Saleh yang berdurasi lebih dari 2,5 jam, seperti biasanya film ini menggunakan genre heist (pencurian) yang mengandung unsur kejahatan.

Pada tataran ideologi, dalam film Mencuri Raden Saleh menampilkan adanya perbedaan ideologi individualisme, kemudian juga adanya ideologi kelas sosial dan ideologi kekerasan. Film diatas mengandung pesan tersendiri yaitu generasi muda masa kini harus hidup cerdas agar tidak mudah tertipu. Dalam film ini juga dapat diambil pesan bahwa orang-orang yang menggunakan kekuasaannya untuk mengambil keuntungan dari pihak yang lemah sedang melakukan aksinya di zaman sekarang ini.

Namun jika terlalu banyak plot twist, bisa membuat cerita di film menjadi tidak fokus. Dari film ini diharapkan para penonton yang menonton dapat mengambil hikmah bahwa generasi muda harus cerdas dalam mengambil keputusan dalam kehidupan saat ini agar tidak mudah tertipu. Budaya Idul Fitri di Indonesia dalam Watch Society (Analisis semiotik Roland Barthes dalam iklan Ramayana versi #CoolLahirBatin di YouTube).

Analisis Semiotika Realitas Bias Gender John Fiske dalam Iklan Kisah Adzan Seorang Ayah Versi Ramadhan. Ideologi Patriarki dalam Film (Semiotika Interaksi Ayah-Anak karya John Fiske dalam Movie Chef) 2014.

Gambar

Tabel 2.5 Semiotika John Fiske
Tabel 3.4 Profil film
Gambar 3.3 Profil Film
Tabel 4.2  Kode-Kode  Semiotika John Fiske)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini m enunjukkan bahwa film “Miracle In Cell No.7” merupakan film yang merepresentasikan maskulinitas dengan menampilkan ciri- ciri maskulinitas pada diri

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film “ Miracle In Cell No.7” merupakan film yang merepresentasikan maskulinitas dengan menampilkan ciri- ciri maskulinitas pada diri

 Pertama, tahap realitas, dalam proses ini peristiwa atau ide dikonstruksi sebagai realitas oleh media dalam bentuk bahasa gambar ini umumnya. berhubungan dengan

(1) Level realitas, Pada level ini peneliti dapat menarik simpulan bahwa kode – kode sosial yang terdapat dalam film Habibie & Ainun seperti penampilan, kostum,

Ketiga, dalam skripsi yang ditulis oleh Ishmatun Nisa, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Selain itu Lala juga sering menampilkan ekspresi tidak nyaman dan takut Dalam kode percakapan dalam kelima potongan scene diatas terdapat beberapa bagian dalam percakapan yang

Pada Level Representasi yang menunjukan persahabatan dalam scene ini, yang pertama pada pengambilan gambar di adegan Rene, Aryo dan Alfi berlari teknik pengambilan berada pada jarak

Teknik ini akan membawa peneliti untuk dapat menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek penelitian dan dapat merasakan apa yang dirasakan serta dihayati oleh subjek penelitian