Peran Ideal Tim Pengawasan Orang Asing dalam Pengawasan TKA di Indonesia (Studi Kasus pada Biro Imigrasi Surakarta Kelas 1). Peran ideal Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) dalam pengawasan TKA di Kantor Imigrasi Kelas 1 Surakata, berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
KESIMPULAN
Sumber di atas menegaskan, Timpora sebenarnya menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan, namun di lapangan tidak demikian, dibuktikan dengan aparat penegak hukum dan Sponsor yang tidak patuh terhadap peraturan perundang-undangan. Timpora sebenarnya telah menerapkan ketentuan yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan, namun di lapangan tidak demikian, dibuktikan dengan aparat penegak hukum dan Sponsor tidak patuh terhadap peraturan perundang-undangan.
Pendahuluan
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai perlindungan hak asasi manusia di bidang politik, dalam hal ini hak memilih warga negara dalam penelitian ini yang berjudul “Implikasi Regulasi Pasal 348 UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum “Tentang Syarat Penggunaan Hak Memilih Dalam Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019.” Apa implikasi dari ketentuan Pasal 348 ayat (9) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Bagi Masyarakat? persyaratan untuk menjadi pemilih.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hak untuk memilih merupakan hak konstitusional warga negara yang hidup di negara demokrasi. Hambatan-hambatan ini berkontribusi pada buruknya rekam jejak penerapan e-KTP bagi warga negara Indonesia.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan ketentuan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945), Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk diuji. hukum yang bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mohamad Aldy dan Hananto Widodo (2016:3), menjelaskan Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII-2015 mengabulkan permohonan pembatalan Pasal 7 huruf g UU Pilkada.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dampak Putusan Mahkamah Konstitusi 71/PUU-XIV/2016 terhadap Pemilihan Kepala Daerah
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 5 tahun 2016 tentang pengangkatan kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pilkada serentak tahun 2017. Kesepakatan ini membatalkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf f PKPU nomor 5 tahun 2016 tentang pengangkatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dimaksud adalah : “Tidak berstatus terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, tetapi tidak termasuk orang yang sedang menjalani masa percobaan.”
Perspektif Kualitas Pilkada yang Demokratis
Penulis berpendapat, membiarkan peserta percobaan mencalonkan diri dalam pilkada justru berpotensi memberikan peluang hadirnya pemimpin yang kurang berkualitas dan justru melemahkan semangat demokrasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya dalam pilkada. Tujuan pemilu adalah menghasilkan wakil-wakil rakyat yang mau dan mampu memberikan pelayanan kepada penguasa dan rakyat secara seimbang (Arbi Sanit, 1997: 179). Dilihat dari tujuan pemilu, dapat dikatakan bahwa tujuan pemilu daerah adalah untuk memilih kepala daerah yang sesuai dengan pilihan rakyat dan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah.
Penyelenggara pilkada yang berkualitas dapat menghasilkan terpilihnya pemimpin daerah yang berkualitas sesuai dengan harapan masyarakat daerah.
Simpulan
Pelaksanaan Pemenuhan Hak Aksesibilitas Fasilitas Penyandang Disabilitas Pada Bidang Pendidikan Di Kabupaten Sukoharjo
Sesuai dengan peraturan daerah no. 8 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, calon peserta didik penyandang disabilitas mempunyai akses terhadap pendidikan melalui dua sistem, yaitu sistem pendidikan khusus dan sistem pendidikan inklusif. Kurikulum di SMA Al Firdaus harus memenuhi prinsip pemberian pengalaman belajar dan kecakapan hidup kepada siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus. Dari segi penerimaan penyandang disabilitas pun tak jauh berbeda dengan SMPN 1. Faktanya, sekolah ini belum pernah memiliki calon siswa penyandang disabilitas.
Kendala yang timbul terkait pemenuhan hak aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sektor pendidikan di pemerintah kabupaten.
Hambatan Yang Timbul Terkait Pemenuhan Hak Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Pada Bidang Pendidikan Di Pemerintah Daerah Kabupaten
Namun peraturan daerah belum menjelaskan fasilitas apa saja yang wajib disediakan di gedung-gedung publik bagi penyandang disabilitas. Lebih lanjut, Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 76 Tahun 2017 tentang penyediaan prasarana aksesibilitas pada fasilitas umum bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Sukoharjo menyebutkan bahwa penyediaan prasarana bagi penyandang disabilitas berupa jalur landai, tangga, dan pintu. Implementasi Perda Kabupaten Sukoharjo tentang aksesibilitas fasilitas belum mampu memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas, sehingga belum tersedia anggaran untuk fasilitas penyandang disabilitas di setiap sekolah (kebijakan dan norma belum memadai) (Meilanny, Nurliana, 2017:170).
Jika mengikuti Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 76 Tahun 2017 tentang penyediaan prasarana aksesibilitas pada fasilitas umum bagi penyandang disabilitas.
Saran
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pengembangan dan pengawasan pengelolaan dana desa di Kabupaten Magelang. Namun pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terkait pengelolaan dana desa di Kabupaten Magelang masih menghadapi berbagai permasalahan yang menghambatnya. Permasalahan pembinaan dan pengawasan pengelolaan dana desa di Kabupaten Magelang merupakan permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang ada.
Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kualitas pengarahan dan pengawasan pengelolaan dana desa.
Kesimpulan
Kurangnya pemahaman aparat pemerintah desa juga menambah beban pembangunan dan pengendalian dana desa, karena pelaksanaan secara tidak langsung dan setiap perangkat desa yang ada akan menimbulkan perbedaan antara satu desa dengan desa lainnya. Kondisi geografis juga menjadi salah satu permasalahan yang menghambat pengarahan dan pengendalian pengelolaan dana desa oleh Pemerintah Kabupaten Magelang. Permasalahan terakhir dalam pelatihan dan supervisi pengelolaan perwalian desa di kabupaten Magelang adalah terkait dengan terbatasnya wahana bagi tim pelatihan dan supervisi perwalian desa untuk melakukan pemantauan langsung di lapangan yaitu mengunjungi desa-desa yang ada secara bersamaan, baik dari inspektorat kabupaten. dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Magelang.
Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang harus segera mengatasi permasalahan yang ada dalam pembinaan dan pengawasan pengelolaan dana desa di Kabupaten Magelang, dengan cara menambah pendamping desa dan melakukan terobosan-terobosan baru terkait pembinaan dan pengawasan sehingga permasalahan yang ada dapat diminimalisir.
TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WARUNG INTERNET TERKAIT PENGENDALIAN PORNOGRAFI
Pelaksanaan Perizinan (procedural)
Amanat tersebut tertuang dalam ketentuan Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 4 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan warnet khususnya pada Pasal 10 ayat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Pemerintah Kota Surakarta. Responden juga menambahkan bahwa layanan manual tidak serta merta dikesampingkan (Hasil wawancara dengan Ibu Sri Lestari selaku kepala Subbagian Pelayanan Pendaftaran Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Pemerintah (BPMPT) di Kota Surakarta pada tanggal 9 Juli 2018 pukul 10. :25 WIB) . Pernyataan responden di atas sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat
Responden juga mengatakan bahwa izin usaha warnet mempunyai masa berlaku selama usaha warnet tersebut berjalan dengan ketentuan perpanjangan izin setiap 1 (satu) tahun sekali (Hasil wawancara dengan Ibu Sri Lestari selaku kepala pendaftaran Subbidang Pelayanan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Pemerintah (BPMPT) Kota Surakarta pada tanggal 9 Juli 2018 pukul 10.25 WIB).
Pengawasan Warung Internet Terkait Dengan Pengendalian Pornografi (substansive)
Setiap manusia yang dilahirkan memiliki harkat dan martabat, pemikiran, hati nurani dan hak asasi manusia, termasuk kaum transgender. Kebijakan ini melanggar Pasal 11 UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas terpenuhinya kebutuhan dasar dirinya untuk tumbuh dan berkembang secara layak”. Hal ini melanggar kewajiban negara Indonesia sebagaimana diatur dalam ayat 4 Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan bahwa “perlindungan, pemajuan, pelaksanaan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, khususnya pemerintah” dan hukum negara.
Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, mendukung, dan memajukan hak asasi manusia sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, peraturan perundang-undangan lainnya, dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia.”
Tidak adanya peraturan khusus yang mengatur transgender
Tanggung jawab negara merupakan prinsip dasar hukum internasional yang bersumber dari doktrin kedaulatan dan persamaan hak antar negara (Muhammad Jailani, 2011: 83).
Sikap dan peran pemerintah dalam pelaksanaan perlindungan transgender Pemerintah adalah kunci dari bagaimana berjalannya pelaksanaan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pemerintah di Indonesia tidak berperan sebagai pelindung, namun justru berperan sebagai pelaku tindakan diskriminasi di Indonesia, mulai dari tindakan, perkataan, bahkan peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh banyak pejabat pemerintah yang menyudutkan kaum transgender. . Sikap dan peran masyarakat dalam implementasi perlindungan transgender. Sikap masyarakat di Indonesia terbagi menjadi 3 bagian yaitu (Rita.
Sikap dan peran masyarakat dalam pelaksanaan perlindungan transgender Sikap masyarakat di Indonesia dibagi menjadi 3 bagian yaitu (Rita
Simpulan dan Saran
Rumusan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang Dasar. Selain itu, penyelenggaraan demokrasi di Indonesia juga disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28 dan Pasal 28 D ayat (3). Namun tidak semua lapisan masyarakat mendapatkan kesempatan tersebut, seperti mantan narapidana yang diberikan pembatasan hak politik sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
42/PUU-XIII/2015 tentang Pengujian UU No. 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dalam Undang-Undang terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Mahkamah Konstitusi membolehkan mantan narapidana mengikuti pemilukada pasca konflik dengan memutus permohonan uji materiil konstitusi. Registrasi Perkara Nomor 42 tanggal 25 Maret 2015 /PUUXIII/2015 yang akhirnya direvisi pada tanggal 22 April 2015.
Pembahasan
- Indikator Dalam Mewujudkan Pemerintahan Daerah Yang Demokratis
- Peran Badan Permusyawaratan Desa dalam pembuatan Produk Hukum Desa
- Hambatan yang dihadapi oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pembuatan Produk Hukum Desa di Desa Makamhaji dan Desa Pucangan,
Penelitian ini mengenai keberhasilan badan permusyawaratan desa dalam menghasilkan produk hukum desa pasca berlakunya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pertama, rancangan peraturan desa disiapkan oleh pemerintah desa, dan dapat diusulkan oleh badan permusyawaratan desa. Rancangan peraturan desa yang disusun oleh pemerintah desa selanjutnya dibahas dan disepakati oleh badan permusyawaratan desa bersama kepala desa (Pasal 31 poin a).
Badan permusyawaratan desa dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa ditetapkan sebagai lembaga desa di luar pemerintahan desa yang mempunyai fungsi pemerintahan. Selama ini Badan Permusyawaratan Desa hanya menjalankan fungsi musyawarah dan mufakat rancangan peraturan desa bersama kepala desa. “Hubungan kerja antara kepala desa dengan badan permusyawaratan desa (BPD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa”.
PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL RES PUBLICA
Tanpa judul, memuat: latar belakang atau konteks penelitian, landasan teori (jika diperlukan), hasil tinjauan pustaka yang menunjukkan kesenjangan temuan penelitian, pemahaman rencana penyelesaian masalah, rumusan tujuan penelitian. Jawaban terhadap permasalahan penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai, interpretasi hasil penelitian ke dalam suatu kumpulan pengetahuan yang telah ditetapkan, pengembangan teori baru atau modifikasi teori yang sudah ada. Berisi jawaban atas pertanyaan penelitian dalam bentuk substantif, dalam bentuk esai, bukan dalam bentuk numerik, memuat implikasi hasil penelitian dan/atau saran yang mengacu pada tindakan praktis atau pengembangan teori dan penelitian lebih lanjut bila diperlukan.