• Tidak ada hasil yang ditemukan

Research In Accounting Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Research In Accounting Journal"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol 1(3) 2021 : 420-430

RAJ, Vol 1(3) 2021 : 420-430, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

ANALYSIS OF CORPORATE GOVERNANCE AND RELATED PARTY PROBLEMS (CASE STUDY AT PT. GUDANG GARAM Tbk.)

ANALISIS TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN MASALAH PIHAK TERKAIT PADA PT GUDANG GARAM Tbk.

Sukma Sopiyan Ardiansyah

1

Zul Azmi

2

Hichmaed Tachta Hinggo Suandevin

3

Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru [email protected]

1

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the implementation of the corporate governance and issues related parties at PT. Gudang Garam Tbk. This research is a qualitative descriptive method with data collection technique listen and note the based on the material taught courses in financial statement analysis. The results of this study show that Corporate Governance PT. Gudang Garam Tbk. good enough in the application of good corporate governance, but needs to be enhanced so that the value and performance of the company can be increased. The lack of Transparency PT. Gudang Garam Tbk has been providing information in a transparent manner. The information supplied is done with clear, quick, and with consideration. Problem Auditor All members of the Committee have to meet the provisions applicable to the requirement of the independence of the members of the Audit Committee as outlined in the Audit Committee Charter.

Keywords: Corporate Governance and Issues Related Parties

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan tata kelola perusahaan dan masalah pihak terkait pada PT. Gudang Garam Tbk. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan metode pengumpulan data yaitu menggunakan teknik simak dan catat berdasarkan bahan ajar pada mata kuliah analisis laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya Tata Kelola Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. sudah cukup baik dalam penerapan tata kelola perusahaan, namun perlu ditingkatkan lagi agar nilai dan kinerja perusahaan dapat mengalami peningkatan. Kurangnya Transparansi PT. Gudang Garam Tbk sudah menyediakan informasi secara transparan. Informasi yang diberikan dilakukan dengan jelas, cepat, dan dengan pertimbangan. Masalah Auditor Seluruh anggota Komite telah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk persyaratan independensi anggota Komite Audit yang dituangkan dalam Piagam Komite Audit.

Kata Kunci: Tata Kelola Perusahaan dan Masalah Pihak Terkait

1. Pendahuluan

Di era globalisasi ini, persaingan tidak dapat dihindarkan dengan berbagai organisasi sejenis, baik dalam organisasi jasa maupun organisasi manufaktur, dengan banyaknya persaingan yang membuat setiap organisasi harus cerdas dalam mempertahankan usahanya demi kelangsungan organisasi di kemudian hari. Salah satu tujuan utama dalam mendirikan sebuah organisasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau para pemegang saham. Tata kelola

(2)

421

perusahaan sebagai cara di mana pemasok keuangan ke perusahaan meyakinkan diri mereka sendiri untuk mendapatkan pengembalian investasi mereka. Terlepas dari definisi tertentu, pentingnya Tata Kelola Perusahaan muncul di perusahaan karena pemisahan antara mereka yang mengendalikan dan mereka yang memiliki klaim residual.

Tata kelola perusahaan merupakan sistem di mana perusahaan bisnis diarahkan dan dikendalikan (Rahantoknam and Indriyani, 2014). Struktur tata kelola yang baik akan menentukan suatu hak dan tanggung jawab di antara para petinggi yang berbeda dalam perusahaan seperti, dewan direksi, manajer, investor dan pemangku kepentingan lainnya, serta merinci aturan dan prosedur untuk membuat keputusan tentang kepentingan perusahaan (Ariska et al., 2017; Azmi, Misral and Maksum, 2018; Azmi and Murialti, 2018). Dengan melakukan ini, juga menyediakan struktur di mana tujuan perusahaan ditetapkan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan memantau kinerja. Kemanjuran praktik tata kelola perusahaan yang ada dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas. Selain itu hal yang tidak kalah penting adalah Tata kelola perusahaan adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup bisnis, pertumbuhan perusahaan dan pengelolaan risiko strategik baik itu bisnis di perusahaan dagang, manufaktur ataupun jasa (Labesi, 2013). Karena banyak ahli berpendapat bahwa kelemahan dalam Tata kelola perusahaan adalah salah satu sumber utama kerawanan ekonomi yang menyebabkan memburuknya perekonomian. Sehingga hal ini memunculkan kebutuhan akan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan yang efektif mengurangi hak kontrol yang diberikan pemegang saham dan kreditur kepada manajer, meningkatkan kemungkinan bahwa manajer berinvestasi dalam proyek nilai sekarang bersih yang positif. Tata kelola perusahaan yang efektif mengurangi hak kontrol yang diberikan pemegang saham dan kreditur kepada manajer, meningkatkan kemungkinan bahwa manajer berinvestasi dalam proyek nilai sekarang bersih yang positif.

Meningkatnya nilai perusahaan dapat dicapai oleh perusahaan apabila stakeholder dan juga shareholder berupaya melakukan kerja sama yang baik dalam mengambil sebuah keputusan yang sesuai demi memaksimalkan modal penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Tetapi pada kenyataannya, kepentingan stakeholder dan juga shareholder sering menimbulkan berbagai permasalahan yang disebut sebagai permasalahan agensi (agency problem). Isu mendasar dari perspektif agensi adalah bagaimana menghindari perilaku oportunistik tersebut (Kustiani, Mulyatini and Lestari, 2019). Karena, pemangku kepentingan mempekerjakan manajer untuk menerapkan investasi mereka dalam aktivitas perusahaan, asimetri informasi terjadi karena manajemen memiliki keunggulan kompetitif informasi dalam perusahaan dibandingkan dengan pemilik. Ini dapat memberikan manajemen kesempatan untuk mengambil alih kekayaan perusahaan demi keuntungan mereka. Oleh karena itu, teori keagenan menyarankan tata kelola perusahaan sebagai mekanisme untuk mengurangi konflik ini dengan memantau kinerja manajer dan menyelaraskan tujuan manajemen dengan pemangku kepentingan. Perilaku oportunistik manajemen ini dapat menyebabkan turunnya nilai perusahaan. Karena itu, keberhasilan dewan dalam melaksanakan tugas fidusia dan peran pengawasannya diprediksi akan meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kekayaan pemegang saham.

Berbagai kasus akibat lemahnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat kita lihat pada beberapa perusahaan di indonesia mulai dari kasus PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI).

Sejak tahun 2004 hingga 2006, PT. KAI melakukan penipuan atas laporan keuangan, dimana kerugian pada laporan keuangan tersebut telah dimanipulasi menjadi sebuah keuntungan.

Penipuan tersebut baru ketahuan pada saat dewan independen pada PT. KAI menolak untuk

(3)

422

menandatangani laporan keuangan tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Dewan independen PT. KAI menduga adanya manipulasi/ penipuan data pada laporan keuangan tersebut. Di dalam laporan keuangan tersebut diungkapkan bahwa PT. KAI meraih keuntungan sebesar Rp 6.9 Miliar, padahal apabila diteliti dan dikaji lebih mendalam dan detail, PT. KAI justru mengalami kerugian sebesar Rp 63 Miliar. Hal tersebut yaitu merupakan sebuah penipuan yang dapat menyesatkan investor dan para pemegang saham lainnya. Contoh kasus lainnya yaitu terjadi pada PT. Katarina Utama Tbk yang melakukan pemalsuan laporan keuangan tahun 2008 dan penyalahgunaan dana penawaran umum (IPO) tahun 2009. Kasus Bank Century yang terjadi selama kurun waktu 2008 hingga 2009 yang didasari dengan jatuhnya Bank Century akibat penyelewengan dana nasabah oleh pihak pemilik.

Dari berbagai kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa tata kelola perusahaan sangat penting karena Dengan Tata Kelola yang baik, Perusahaan ingin memastikan bahwa usaha mereka berjalan dengan baik dan para pemegang saham menerima pengembalian yang adil.

Tata kelola perusahaan yang baik dapat memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, oleh karena itu mereka dapat meyakinkan dirinya akan memperoleh keuntungan investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi, selain daripada itu juga harus menjamin terpenuhinya kepentingan karyawan serta perusahaan itu sendiri.

2. Tinjauan Pustaka A. Teori Keagenan

Teori Keagenan mengasumsikan perilaku oportunistik yaitu individu ingin memaksimalkan kepentingan yang diharapkan mereka sendiri dan banyak cara dalam melakukannya. Oleh karena itu, akan terjadi konflik kepentingan antara pengelola dan pemangku kepentingan.

Perilaku oportunistik manajemen ini dapat menyebabkan turunnya nilai perusahaan. Karena itu, keberhasilan dewan dalam melaksanakan tugas fidusia dan peran pengawasannya diprediksi akan meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kekayaan pemegang saham.

Selain itu, masalah dasar yang dibahas dalam teori keagenan adalah pemisahan kepemilikan dari kontrol dan mekanisme yang berbeda disarankan untuk mengurangi biaya yang terkait dengan konflik kepentingan di antara pemisahan ini. Ketika dewan direksi memiliki bagian dari saham perusahaan, kepentingan mereka menyelaraskan kepentingan pemegang saham lain dan mereka cenderung terlibat dalam perilaku oportunistik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan direksi memiliki hubungan negatif dengan konflik keagenan dan sebagai konsekuensinya, memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan. Ukuran dewan mengacu pada jumlah direktur di dewan.

B. Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan yang baik mencakup dewan direksi independen yang kuat.

Mayoritas dewan diharapkan menjadi direktur non eksekutif yang independen. Selain itu, direksi tidak boleh memiliki kepentingan bisnis lain yang terkait dengan perusahaan atau auditornya.

Dewan independen dapat mengurangi kemungkinan transaksi pihak terkait yang tidak tepat atau aktivitas serupa.

Berikut ini adalah bukti lebih lanjut dari tata kelola perusahaan yang kuat:

1. Keterlibatan pemegang saham minoritas dalam proses nominasi.

2. Pelatihan dan kualifikasi direktur formal.

(4)

423

3. Direktur bukanlah karyawan lama, anggota perusahaan profesional yang melakukan pekerjaan untuk perusahaan atau pernah memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan selain menjabat sebagai direktur.

C. Hak Pemilik Saham

Memiliki saham suatu badan usaha adalah syarat yang diperlukan tetapi tidak cukup bagi suatu investasi untuk memiliki nilai. Tidak semua saham dibuat sama, dan hak yang terkait dengan saham yang dimiliki publik merupakan aspek penting dari nilainya. Seringkali, khususnya di antara perusahaan-perusahaan di Asia, terdapat hak berbeda yang terkait dengan kelas saham yang berbeda, yang mengurangi nilai beberapa saham relatif terhadap yang lain dan memungkinkan beberapa pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan lebih dari yang lain.

D. Kepemilikan Interlocking atau Directorships

Kesempatan bagi manajer atau beberapa pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi dengan perusahaan dengan mengorbankan pemegang saham lain meningkat ketika ada struktur kepemilikan yang saling terkait atau jabatan direktur yang saling terkait. Dalam struktur kepemilikan yang saling terkait, ada banyak perusahaan yang masing- masing memiliki saham satu sama lain. Meskipun hal ini dapat melindungi grup dari pengambilalihan, hal ini menempatkan pemegang saham individu dari masing-masing perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan.

E. Kompensasi berlebihan

Perusahaan harus sepenuhnya mengungkapkan sifat kompensasi termasuk hal-hal spesifik tentang persyaratan bonus atau paket opsi saham sehingga analis dapat mengevaluasi tingkat kompensasi relatif terhadap perusahaan sejenis serta insentif apa pun yang dibuat oleh rencana tersebut untuk memanipulasi hasil keuangan.

F. Penggunaan Pribadi atau Pengambilalihan Aset

Transaksi pihak terkait, struktur kompleks, dan transaksi kompleks sering kali digunakan untuk mengambil alih aset dengan harga rendah kepada pembeli terkait. Penggelapan adalah kasus khusus perampasan aset yang melibatkan uang tunai. Dalam hal ini, uang tunai dikeluarkan dari perusahaan dan transaksinya disamarkan sebagai transaksi bisnis lainnya, seperti pembayaran biaya bisnis atau pembelian inventaris atau peralatan. Namun, penggunaan atau pengambilalihan aset untuk keperluan pribadi lebih mungkin terjadi ketika tata kelola perusahaan yang lemah.

G. Kurangnya Transparansi

Perusahaan yang transparan dan menawarkan pengungkapan berkualitas tinggi juga merupakan perusahaan yang dapat Anda percayai untuk menghindari jenis permainan akuntansi yang perlu Anda hindari. Pengungkapan berkualitas rendah, bagaimanapun, sering menyertai permainan akuntansi yang sama ini. Jika perusahaan tidak mengungkapkan detail untuk menjelaskan transaksi besar atau menggunakan bahasa terbatas yang mengaburkan ekonomi yang mendasarinya, maka perlu bekerja lebih keras untuk mengevaluasi perusahaan.

H. Masalah Auditor

Auditor eksternal menjalankan fungsi penting. Mereka mereview laporan keuangan perusahaan termasuk catatan kaki dan memberikan pendapat tentang bagaimana kondisi keuangan dan kinerja perusahaan tercermin dalam laporan keuangan. Auditor harus independen dari perusahaan dan manajemen. Jika mereka tidak independen, maka pendapat

(5)

424

mereka tidak dapat diandalkan. Namun, bahkan dengan auditor independen tidak ada jaminan bahwa auditor akan mendeteksi semua masalah yang mungkin ada. Jika sebuah perusahaan sering berganti auditor (terlepas dari apakah itu ide manajemen atau auditor mengundurkan diri atas kemauannya sendiri), itu mungkin pertanda masalah yang mendasarinya. Anda harus sangat berhati-hati saat auditor mengundurkan diri atau melaporkan ketidaksepakatan dengan manajemen. Selanjutnya, Anda harus mencari opini auditor tidak hanya atas laporan keuangan tetapi juga sistem pengendalian internal perusahaan. Kurangnya pengendalian internal yang kuat memberikan peluang untuk manipulasi akuntansi.

Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 1. Kerangka Berpikir Sumber: Diolah oleh peneliti, 2021

3. Metode Penelitian

A. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah content analysis atau analisis isi. isi yang digunakan didalam penelitian ini untuk menelaah isi dari suatu dokumen.

B. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku materi ajar Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat.

D. Validitas Data

Validitas Data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan triangulasi data yaitu dengan cara memeriksa kebenaran data dengan menggunakan perbandingan antara data dari sumber data yang satu dengan sumber data yang lain, sehingga keaslian dan kebenaran data akan diuji oleh sumber data yang berbeda.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Content Analysis (kajian isi). Analisis isi merupakan alat penelitian yang digunakan untuk menentukan keberadaan kata, tema, atau konsep tertentu di dalam beberapa data kualitatif tertentu (yaitu teks). Dengan menggunakan analisis isi, peneliti dapat mengukur dan menganalisis keabsahan dan kebenaran dari suatu konsep tertentu.

(6)

425 4. Hasil dan Pembahasan

Tata kelola perusahaan yang baik mencakup dewan direksi independen yang kuat, fungsi audit internal dan eksternal yang kuat, pengungkapan yang transparan, insentif bagi manajemen untuk bertindak demi kepentingan terbaik pemegang saham dan hak pemilik saham yang kuat.

Jika tata kelola perusahaan tidak kuat, manajemen atau dewan dapat melakukan transaksi yang bukan untuk kepentingan terbaik investor. Ini dapat mencakup transaksi pihak terkait, penggunaan pribadi atas aset perusahaan, pengambilalihan aset, kompensasi yang berlebihan, dan keputusan yang membuat manajemen tetap kokoh.

Tata kelola perusahaan menjelaskan mengenai kerangka kerja dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan yaitu untuk menetapkan tujuan perusahaan dan pemantauan kinerja terhadap tujuan tersebut. Tata kelola perusahaan yang baik bertujuan untuk memberikan insentif bagi pemimpin dan manajemen untuk mengejar tujuan itu adalah dalam untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Kerangka ini meliputi struktural dan perilaku komponen. Struktur komponen seperti apakah peran dari Ketua dan CEO dipisahkan dan berapa banyak komisaris independen pada dewan. Perilaku komponen-komponen yang memiliki tingkat direksi hadir di rapat dewan direksi, pengungkapan direksi remunerasi dan remunerasi kebijakan. Semakin hari, masalah mengenai keragaman dan perusahaan kode etik juga dipertimbangkan ketika menilai efektivitas suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Sementara itu unsur-unsur tradisional mereka dipandang sebagai indikator independen dan bertanggung jawab pengambilan keputusan.

Tata kelola perusahaan yang baik mendefinisikan suatu hubungan antara sebuah perusahaan manajemen, dewan direksi, para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Itu adalah proses yang dilakukan oleh direksi dan auditor mengelola tanggung jawab mereka terhadap pemegang saham yang lebih luas dan pemangku kepentingan perseroan.

Untuk pemegang saham dapat memberikan peningkatan kepercayaan yang berkeadilan laba atas investasi mereka. Untuk perusahaan pemangku kepentingan dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan mengelola dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat secara bertanggung jawab.

Berikut beberapa pertanyaan mengenai Tata Kelola Perusahaan Dan Masalah Pihak terkait di dalam bahan ajar mata kuliah analisis laporan keuangan:

A. Tata Kelola Perusahaan

 Anggota dewan penguji untuk anggota eksternal perusahaan lemah jika dewan yang independen kecil dari 50 persen. Tata kelola perusahaan yang baik mencakup dewan direksi independen yang kuat. Mayoritas dewan diharapkan menjadi direktur non eksekutif yang independen. Selain itu, direksi tidak boleh memiliki kepentingan bisnis lain yang terkait dengan perusahaan atau auditornya. Disarankan agar perusahaan lebih memilih setidaknya 50 persen dari dewan direksi non eksekutif independen, jika tidak dilakukan ketekunan ekstra yang harus diberikan saat menganalisis perusahaan. Tidak terindikasi pada Struktur Organisasi PT. GUDANG GARAM Tbk. Hal ini karena Pada perusahaan Gudang Garam Tbk. Pada jajaran dewan direksi hanya terdapat 2 orang yang independen, dari jumlah 8 orang yang termasuk pada dewan direksi perusahaan

 Berhati-hatilah saat CEO juga menjabat sebagai ketua dewan direksi.

Tata kelola perusahaan yang lemah terjadi jika CEO merangkap posisi ketua dewan, sebab otomatis ada penyelarasan kepentingan. Pemilik akan menjalankan bisnis untuk kepentingan terbaiknya dan akan disinsentif untuk melakukan transaksi yang

(7)

426

mengurangi misi ini. Tidak Terindikasi pada Struktur Organisasi PT. GUDANG GARAM Tbk. Pada perusahaan Gudang Garam Tbk. CEO tidak menjabat sebagai dewan direksi

 Apakah ada komite audit, nominasi, dan kompensasi dewan terpisah yang sebagian besar terdiri dari direktur independen? Jika tidak, lakukan lebih banyak uji tuntas.

Tanpa audit independen, nominasi, dan komite kompensasi yang terutama terdiri dari direktur non eksekutif independen, perusahaan akan lemah. Terindikasi pada Struktur Organisasi PT. GUDANG GARAM Tbk. Seluruh anggota Komite Audit pada Perusahaan Gudang Garam Tbk telah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk persyaratan independensi anggota Komite Audit yang dituangkan dalam Piagam Komite Audit.

 Periksa kemungkinan direktur yang saling terkait.

Terindikasi pada Struktur Organisasi PT. GUDANG GARAM Tbk. Pada Perusahaan ditemukan yang memiliki hubungan terkait yaitu Susilo Wonowidjojo, Beliau memiliki hubungan afiliasi dengan Juni Setiawati Wonowidjojo, Presiden Komisaris Perseroan serta memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham Perseroan. Selain itu Susanto Widiatmoko, Saudara Andik Wahyudi dan Saudara hamdhany halim, masing-masing sebagai Direktur Perseroan.

B. Hak Pemilik Saham

 Apakah ada kelas saham yang berbeda, dan apa perbedaan hak suara di antara mereka?

Jika demikian, apakah ada pengamanan dalam artikel organisasi atau anggaran rumah tangga yang melindungi hak dan kepentingan para pemilik saham yang memiliki hak inferior?

Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. RUPST memiliki wewenang, antara lain, untuk menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan laporan keuangan Perusahaan, penggunaan laba bersih untuk tahun berjalan, pengunduran diri, pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, Perubahan Anggaran Dasar dan penunjukan akuntan publik. Dalam RUPST dan RUPSLB, perseroan menjalankan prosedur terbuka maupun tertutup dengan metode vote by poll yang mengedepankan independensi dan kepentingan pemegang saham dimana setiap saham berhak memberi satu suara.

 Apakah perusahaan baru-baru ini diprivatisasi oleh pemerintah atau entitas pemerintah dengan hak suara tetap yang dapat memveto keputusan manajemen dan dewan tertentu?

Tidak Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Pada komposisi pemegang saham PT. GUDANG GARAM Tbk tidak ditemukan saham yang dimiliki oleh BUMN, persentase kepemilikan saham lokal sebesar 90,1% dan asing sebesar 9,9% yang masing-masing terdiri dari perorangan, institusi,dan lain-lain.

 Apakah pemegang saham dapat memberikan suara mereka melalui kuasa jika mereka tidak dapat menghadiri rapat pemilik saham, memberikan suara rahasia, mengajukan masalah ke pemungutan suara, dan menyetujui perubahan pada struktur dan kebijakan perusahaan?

Pemegang saham yang tidak dapat hadir dalam Rapat dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa surat kuasa yang bentuk dan isinya disetujui oleh Direksi, kecuali dalam hal pemberian kuasa secara elektronik, para anggota Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan dapat bertindak sebagai kuasa pemegang saham dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa tidak dihitung dalam pemungutan suara. Bagi pemegang saham yang alamat terdaftarnya di Luar Negeri, surat kuasa harus dilegalisir oleh Notaris dan/atau Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat.

Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Jika pemegang saham tidak dapat menghadiri RUPS maka dapat diwakilkan dengan surat kuasa. Karena setiap saham berhak memberikan hak suara yang kemudian nantinya akan dilakukan perhitungan dan validasi suara oleh notaris dan biro administrasi.

C. Saling mengunci kepemilikan atau jabatan direktur

(8)

427

 Apakah kepemilikan atau pengaturan direktur yang saling terkait? Jika demikian, tingkatkan analisis dan uji tuntas?

Transaksi pihak berelasi melibatkan perusahaan yang terlibat dalam transaksi dengan anggota manajemen, anggota dewan, anggota keluarga manajemen, atau dewan atau entitas lain yang dikendalikan oleh salah satu pihak berelasi ini (atau jika terdapat situasi kepemilikan atau direksi yang saling terkait. Terindikasi pada Laporan Keuangan PT.

GUDANG GARAM Tbk. Karena Susanto Widiatmoko, Saudara Andik Wahyudi dan Saudara hamdhany halim, masing-masing sebagai Direktur Perseroan.

D. Masalah Terkait

 Apakah ada transaksi bisnis antara perusahaan dan manajemen?

Transaksi tersebut dapat berupa transaksi bisnis yang melibatkan pendapatan atau pengeluaran perusahaan, pembelian atau penjualan aset dari pihak berelasi, penyewaan aset dari atau kepada pihak berelasi, atau transaksi peminjaman. Transaksi tersebut dapat terjadi jika persyaratannya sama dengan yang akan digunakan dalam transaksi wajar dengan pihak tidak terkait; Namun, mereka perlu diungkapkan sehingga investor dapat menilai kesesuaiannya. Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Perusahaan ini melakukan hubungan berelasi dengan berbagai pihak dan perusahaan.baik dengan entitas anak, entitas sepengendalian maupun pihak berelasi lainnya.

 Apakah anggota keluarga manajemen terlibat dalam perusahaan atau perusahaan lain yang berbisnis dengan perusahaan subjek?

Perusahaan keluarga biasanya memiliki sedikitnya dua generasi dalam keluarga itu dan mempengaruhi kebijakan. Tidak Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Pada perusahaan ini tidak ditemukan adanya 2 generasi yang menjabat di perusahaan

 Adakah pinjaman yang signifikan kepada manajemen atau perusahaan afiliasi baik dari perusahaan atau entitas terkait?

Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk Pada tahun 2018 terdapat pinjaman sebesar Rp.18,569. Pada tahun 2019 terdapat pinjaman sebesar Rp.15,726.

E. Kompensasi yang berlebihan dan penggunaan pribadi atas aset

 Apakah ada pengungkapan kompensasi atau keuntungan yang memadai dan jelas oleh manajemen sehingga mereka dapat dievaluasi dengan mengacu pada perusahaan serupa?

Perusahaan harus sepenuhnya mengungkapkan sifat kompensasi termasuk hal-hal spesifik tentang persyaratan bonus atau paket opsi saham sehingga analis dapat mengevaluasi tingkat kompensasi relatif terhadap perusahaan. sejenis serta insentif apa pun yang dibuat oleh rencana tersebut untuk memanipulasi hasil keuangan. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima seorang karyawan atas jasa atau hasil dari pekerjaannya dalam bentuk uang atau barang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk Pengungkapan kompensasi atau keuntungan memadai karena dijabarkan secara jelas dan rinci, lengkap hingga imbalan pasca kerja.

 Adakah kontrol internal yang memadai untuk mencegah penggunaan pribadi atau pengambilalihan aset perusahaan?

Manajemen atau orang lain di perusahaan dapat mengubah aset untuk penggunaan pribadi atau untuk keuntungan pribadi. Ini dapat berkisar dari penggunaan pribadi pesawat perusahaan hingga penggelapan aset perusahaan, termasuk uang tunai. Hal tersebut dapat dikontrol dengan audit independen, nominasi, dan komite kompensasi yang terutama terdiri dari direktur non eksekutif independen. Pada laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Perusahaan tidak dijelaskan secara rinci mengenai kontrol internal. Perseroan menerapkan sistem pengendalian internal yang meliputi metode, prosedur operasional standar dan kebijakan yang disusun dengan mempertimbangkan

(9)

428

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan utamanya adalah mengendalikan risiko keuangan dan operasional yang mungkin timbul dari kegiatan usaha Perusahaan sehari-hari.

 Apakah ada penggunaan kompensasi / opsi berbasis saham yang berlebihan?

Opsi saham memberi karyawan hak untuk membeli sejumlah saham pada harga yang ditetapkan selama periode waktu tertentu. Tidak Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Saat ini Perseroan tidak memiliki program kepemilikan saham.

F. Kurangnya Transparansi

 Apakah perusahaan menolak pengungkapan rinci atau menggunakan bahasa thdi mengaburkan apa yang sedang terjadi?

Perusahaan yang transparan dan menawarkan pengungkapan berkualitas tinggi merupakan perusahaan yang dapat dipercayai untuk menghindari jenis permainan akuntansi yang perlu dihindari. Pengungkapan berkualitas rendah, bagaimanapun, sering menyertai permainan akuntansi yang sama ini. Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk .Sebagai Perusahaan Terbuka, Gudang Garam memanfaatkan situs web Perseroan sebagai sarana untuk menyampaikan keterbukaan informasi. Perseroan juga menyampaikan keterbukaan informasi melalui IDXnet yang difasilitasi oleh Bursa Efek Indonesia. Perseroan menganggap penggunaan media di atas efisien dan memadai sebagai jalur komunikasi.

G. Masalah Auditor

 Apakah auditor benar-benar independen dan objektif? Adakah kondisi yang dapat mengganggu objektivitasnya? Apakah firma audit cukup besar dan memiliki reputasi kualitas yang cukup tinggi untuk mengaudit perusahaan publik?

Auditor harus independen dari perusahaan dan manajemen. Jika mereka tidak independen, maka pendapat mereka tidak dapat diandalkan. Namun, bahkan dengan auditor independen tidak ada jaminan bahwa auditor akan mendeteksi semua masalah yang mungkin ada. Jadi opini audit yang bersih saja tidak cukup. Terkadang, staf audit akan dipekerjakan oleh perusahaan untuk menjadi bagian dari manajemen atau sebagai direktur. Hal ini mengakibatkan auditor yang tersisa mengaudit pekerjaan mantan kolega mereka dan mungkin supervisor, akibatnya menciptakan lingkungan dimana objektivitas auditor dipertanyakan. Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Seluruh anggota Komite Audit pada perusahaan ini telah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk persyaratan independensi anggota Komite Audit yang dituangkan dalam Piagam Komite Audit. Seluruh anggota komite audit merupakan orang yang pernah bekerja di perusahaan besar sebagai direktur keuangan dan pernah juga bekerja di KAP Siddharta & Co

 Apakah ada pengunduran diri, perubahan yang sering, atau ketidaksepakatan dengan auditor?

Jika sebuah perusahaan sering berganti auditor (terlepas dari apakah itu ide manajemen atau auditor mengundurkan diri atas kemauannya sendiri), itu mungkin pertanda masalah yang mendasarinya. Begitu pula saat auditor melaporkan ketidaksepakatan dengan manajemen. Tidak Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Tidak terdapat pengunduran diri, perubahan yang seiring atau ketidaksepakatan dengan auditor pada perusahaan PT Gudang Garam Tbk.

 Apakah ada komite audit independen yang kuat dari dewan dan kontrol internal yang kuat untuk memitigasi masalah lain?

Pekerjaan auditor harus diawasi oleh komite audit yang idealnya seluruhnya terdiri dari direktur non-eksekutif independen yang harus dilaporkan oleh staf audit internal perusahaan. Firma audit besar tentunya memiliki sumber daya untuk mengaudit perusahaan publik dengan benar. Terindikasi pada Laporan Keuangan PT. GUDANG GARAM Tbk. Komite Audit terdiri dari pihak-pihak independen dan diketuai oleh Gotama

(10)

429

hengdratsonata, Komisaris Independen serta dua anggota lainnya, Tony Gunawan dan Chetryana Gunardi.

5. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan

PT. Gudang Garam Tbk. sudah cukup baik dalam penerapan tata kelola perusahaan. Namun, Pada jajaran dewan direksi hanya terdapat 2 orang yang independen, dari jumlah 8 orang yang termasuk pada dewan direksi perusahaan. Hal yang semestinya adalah jumlah dewan direksi non eksekutif berjumlah 50% dari jumlah keseluruhan dewan direksi.

Hak Pemilik Saham

Pada PT. GUDANG GARAM Tbk. Para pemegang saham dapat mewakilkan suaranya dengan surat kuasa. Karena setiap pemegang saham berhak memberikan hak suara yang kemudian nantinya akan dilakukan perhitungan dan validasi suara oleh notaris dan biro administrasi. Hal ini memberikan kemudahan kepada para pemegang saham yang tidak dapat hadir pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Saling mengunci kepemilikan atau jabatan direktur

Dalam struktur kepemilikan yang saling terkait, ada banyak perusahaan yang masing- masing memiliki saham satu sama lain. Meskipun hal ini dapat melindungi grup dari pengambilalihan, hal ini menempatkan pemegang saham individu dari masing-masing perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan.

Masalah Terkait

PT. GUDANG GARAM Tbk. melakukan hubungan berelasi dengan berbagai pihak dan berbagai perusahaan, baik dengan entitas anak, entitas sepengendalian maupun pihak berelasi lainnya.

Kompensasi yang berlebihan dan penggunaan pribadi atas aset

PT. GUDANG GARAM Tbk mengungkapkan kompensasi atau keuntungan memadai yang dijabarkan secara jelas dan rinci, lengkap hingga imbalan pasca kerja. Hal ini dapat dilihat pada laporan tahunan PT. GUDANG GARAM Tbk. Pada laporan catatan atas laporan keuangan.

Kurangnya Transparansi

PT. GUDANG GARAM Tbk sudah menyediakan informasi secara transparan. Informasi yang diberikan dilakukan dengan jelas, cepat, dan dengan pertimbangan. Hal ini terbukti dengan memanfaatkan situs web Perseroan sebagai sarana untuk menyampaikan keterbukaan informasi. Perseroan juga menyampaikan keterbukaan informasi melalui IDXnet yang difasilitasi oleh Bursa Efek Indonesia. Perseroan menganggap penggunaan media di atas efisien dan memadai.

Masalah Auditor

Auditor harus independen dari perusahaan dan manajemen. Hal ini terbukti karena Seluruh anggota Komite Audit pada PT. GUDANG GARAM Tbk. telah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk persyaratan independensi anggota Komite Audit yang dituangkan dalam Piagam Komite Audit.

Daftar Pustaka

Ariska, K., Diatmika, I. P. G. and Kurniawan, P. S. (2017) ‘Analisis Hubungan Antara Tata Kelola Perusahaan Melalui Pelaksanaan Akuntansi Sosial Lingkungan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Reputasi Perusahaan (Studi Kasus pada POP Hotel Singaraja)’, e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 8(2), pp. 1–11.

Azmi, Z., Misral, Maksum, A. (2018). Knowledge Management, the Role of Strategic Partners, Good Corporate Governance and Their Impact on Organizational Performance, Conference Proceeding CelScitech, Vol. 3 Sept.

Azmi, Z., Murialti, N. (2018). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Pelaporan Online Informasi Strategik Pada Perusahaan Yang Terindeks LQ45. Jurnal Akuntansi dan

(11)

430 Ekonomika, Vol.8(2).

Kustiani, S., Mulyatini, N. and Lestari, M. N. (2019) ‘Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan (Suatu Studi pada PT. Gudang Garam Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2017)’, Business Management and Entrepreneurship Journal, 1(3), pp. 125–140.

Labesi, T. (2013) ‘Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Di Pt Bank Sulut Kantor Pusat Manado’, Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(4), pp. 1274–1283. doi: 10.35794/emba.v1i4.2907.

Rahantoknam, M. C. and Indriyani, R. (2014) ‘Analisis Penerapan Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance Pada Pt . X’, AGORA, 2(1), pp. 155–163.

Puspita, S. R., & Harto, P. (2014). Pengaruh tata kelola perusahaan terhadap penghindaran pajak. Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1077-1089.

Hariati, I., & Rihatiningtyas, Y. W. (2015). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi, 18, 1-16.

Onasis, K., & Robin, R. (2016). Pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI. Bina Ekonomi, 20(1), 1-22.

Khafid, M. (2012). Pengaruh tata kelola perusahaan (corporate governance) dan struktur kepemilikan terhadap persistensi laba. Jurnal Dinamika Akuntansi, 4(2).

Giovani, M. (2019). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tata Kelola Perusahaan, dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Bisnis, 15(2), 290-306.

Kurniawan, V. J., & Rahardjo, S. N. (2014). Pengaruh Antara Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Dengan Struktur Modal Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 669-677.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya mekanisme good corporate governance yang diantaranya adalah keberadaan komite audit independen, dewan direksi independen, proporsi dewan komisaris independen dan

Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, kualitas audit eksternal, dan total aset

Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perusa- haan, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, dan komite audit dapat meningkatkan pengungkapan tata kelola

Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perusa- haan, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, dan komite audit dapat meningkatkan pengungkapan tata kelola

menggunakan variabel independen good corporate governance yang dijabarkan dengan dewan komisaris independen, dewan direksi, komite audit, kepemilikan

Variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang diproksikan menjadi dewan direksi, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan

Pada uji koefisien determinasi bahwa corporate governance (komite audit, proporsi komisaris independen dan dewan direksi) mempunyai pengaruh yang tidak begitu kuat

Secara bersama-sama, ukuran dewan direksi, komposisi dewan direksi independen, frekuensi rapat dewan direksi, dan jumlah anggota komite audit, serta variabel kontrol ukuran