• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Received May 18th, 2020, 1st Revision May 20th, 2020, Accepted for

publication June 2th, 2020.

Copyright ©2020 Published by LP2M Bina Bangsa University

Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak

Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

Hayatul Mafruhah1

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Bangsa *Email : hayatul@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate governance terhadap pengelolaan pajak perusahaan. Tata kelola perusahaan diukur dengan ukuran dewan direksi, proporsi direktur independen, dan ukuran komite audit. Pengelolaan pajak perusahaan diukur dengan cash effective tax rate (cash ETR). Penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Jumlah sampel yang diperoleh 33 perusahaan selama periode ketiga tahun 2011-2013 perusahaan. Jadi jumlah observasi secara keseluruhan adalah 99 observasi laporan tahunan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Metode Analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan uji t (Parsial) bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak perusahaan. Sedangkan proporsi direktur independen dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan pajak perusahaan. Sedangkan uji F (uji kebersamaan) bahwa corporate governance berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan pajak perusahaan

Kata Kunci : tata kelola perusahaan, pengelolaan pajak perusahaan, dewan direksi, direktur independen, komite audit, pajak penghasilan (cash ETR)

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of corporate governance on corporate tax management. Corporate governance is measured by the size of the board of directors, the proportion of independent directors and audit committee size. Management of company tax measured by cash effective tax rate (cash ETR).This research was conducted by the method of documentation of the annual report that manufacturing companies listed in Indonesia Bursa Effect. The sampling method used in this research is purposive sampling. The number of samples acquired 33 companies during the third period of the year 2011 to 2013 the company. So the overall number of observations is 99 observations annual report that meets the criteria as a sample. Methods This study analyzes using multiple regression analysis.These results indicate the t test (Partial) that affect the size of the board of directors of the management company taxes significantly. While the proportion of independent directors and audit committee does not significantly influence the management of corporate tax. While the F test (test togetherness) that corporate governance significant effect on the management of corporate tax Key Words: corporate governance, corporate tax management, board of directors, independent directors, audit committee, income tax (cash ETR)

(2)

33

PENDAHULUAN

Semua sektor mengalami perubahan yang signifikan di era globalisasi sekarang ini terutama adalah sektor ekonomi dan bisnis. Beberapa perubahan yang terjadi menuntut perusahaan – perusahaan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.

Suatu Penelitian oleh McKinsey & Company memberi indikasi bahwa para manajer dana di Asia akan membayar 26-30% lebih untuk saham-saham perusahaan dengan corporate governance yang baik ketimbang saham-saham perusahaan dengan corporate governance-nya yang meragukan. Semua ini berarti bahwa negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik akan mempunyai akses yang lebih baik terhadap sumber dana internasional dibandingkan mereka yang tidak mempunyai corporate governance. Suatu survei tahun 1999 oleh Price Waterhouse Coopers terhadap investor-investor internasional di Asia, menunjukan bahwa Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terburuk dalam bidang standar-standar akuntansi penataan, pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Suatu kajian lain menunjukan bahwa tingkat perlindungan investor di Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara (Hidayat, Ardi; Rohaeni, Nani; Nuraeni, 2020).

Di Indonesia, kepemilikan perusahaan yang terdaftar di bursa saham sangat terpusat, dan persentase manajer yang termasuk dalam grup pengendali juga sangat tinggi. Hal ini pada hakikatnya merupakan ciri khas bagi suatu sektor usaha yang sedang berkembang serta pasar modal yang dalam pertumbuhan. Akan tetapi, sementara ekonomi dan perusahaan- perusahaan di Indonesia tidak pelak lagi semakin membaur dengan ekonomi dunia untuk pembiayaan pinjaman dan permodalan mereka serta pembelian dan penjualan produk-produknya, perhatian terhadap standar-standar corporate governance yang disepakati di tingkat internasional merupakan keharusan bagi Indonesia.

Salah satu isu tentang corporate governance adalah struktur kepemilikan atau kontrol dari perusahaan. Sebuah studi oleh La Porta, et al terhadap perusahaan public yang terdaftar di bursa menunjukan bahwa, di antara kebanyakan, kontrol oleh keluarga adalah hal yang paling umum di negara-negara dengan prosedur perlindungan pemegang saham sementara pengurusan oleh pihak yang lebih luas adalah lebih banyak di negara-negara dengan prosedur perlindungan pemegang saham yang baik. Di perusahaan-perusahaan publik Indonesia, adalah sangat sedikit ditemukan perusahaan yang tidak dikontrol oleh keluarga, atau oleh sekumpulan tertentu pemegang saham. Sebuah studi menunjukan bahwa 67,3 % dari perusahaan-perusahaan publik adalah dikontrol oleh keluarga sedangkan hanya 6,6% sisanya yang dikontrol secara luas (Hidayat, 2017).

Untuk memperbaiki hal tersebut, sejak tahun 1999 telah dibentuk Komite Nasional Kebijakan Governance dan mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance yang telah mengalami perbaikan pada tahun – tahun berikutnya. Penerapan CG diharapkan dapat mendorong beberapa hal, salah satunya untuk mendorong manajemen perusahaan agar berperilaku professional,

(3)

34

transparan dan efisiensi serta mengoptimalkan fungsi Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham. Sejak sa’at itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek corporate governance.

Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Menurut Adrian Sutedi (2011) Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi). Corporate Governance atau tata kelola perusahaan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan dewan komisaris, peran direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Perkembangan corporate governance pada perusahaan akhir-akhir ini menunjukan trend yang sangat baik dimana hampir seluruh perusahaan telah menerapkannya.

BEI sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya saing global. Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. Bursa

Efek Indonesia (BEI) telah berhasil menerapkan pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasional Perusahaan dan senantiasa memperbaiki praktik CG di masa yang akan datang.Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan peningkatan kualitas informasi kepada publik.

Indonesia mulai menerapkan corporate governance setelah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan – perusahaan di Indonesia (YPPMI & SC, 2002). Sejalan dengan hal tersebut, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa perusahaan – perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Namun, walau menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan menerapkan prinsip GCG karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi yang ada dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusahaan. Selai itu, kewajiban penerapan prinsip GCG seharusnya mempunyai pengaruh yang postif terhadap kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan.

Hendra (2012) mengutip Jamie Allan (Sekretaris Jendral the Asian Corporate Governance Association, menyebutkan bahwa penerapan corporate governance di setiap negara dapat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh peraturan yang berlaku di setiap negara juga factor internal perusahaan dalam hal jenis usaha, jenis risiko usaha, struktur permodalan, manajemen serta sejarah perusahaan. Keberhasilan penerapan CG akan sangat bergantung pada kuatnya hukum sekuritas dan koporasi, standard akuntansi yang baik, peraturan yang kuat, sistem peradilan yang efisien, dan

(4)

35

tekad yang kuat untuk melawan korupsi yang diterapkan oleh pemerintah dan perusahaan – perusahaan di Asia.

Manajemen memegang peranan penting dalam memilih strategi yang dilakukan perusahaan. Sehingga nilai perusahaan meningkat. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan efisiensi pembayaran pajak. Manajemen dapat memilih strategi manajemen pajak yang bermanfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen pajak Merupakan upaya perusahaan dalam hal penanganan pembayaran pajak mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Perencanaan pajak dilakukan untuk efisiensi pembayaran pajak. Perencanaan pajak efektif sebagai perencanaan pajak yang meminimalkan arus kas untuk pembayaran pajak perusahaan, mengharuskan manajer untuk memperkirakan manfaat dari keputusan mereka terhadap pembayaran pajak tersebut.

Upaya mengurangi beban pajak yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti perencanaan pajak (tax planning) penghindaran pajak (tax avoidance) dan penggelapan pajak (tax evasion). Berbagai kebijakan dapat diambil oleh perusahaan guna menurunkan jumlah beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan termasuk dalam pemilihan metode akuntansi sehingga dapat menurunkan besaran pajak efektif. Pengukuran perencanaan pajak yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan tarif pajak efektif (effective tax rate).

Penerapan corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah agensi yang dialami oleh perusahaan. Masalah agensi ini timbul karena asimetri informasi akibat pemisahan kepemilikan dan manajemen perusahaan. Hal ini dapat memberikan celah bagi manajemen untuk melakukan tindakan oportunis (moral hazard). Banyak upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayarkan ke negara, salah satunya adalah dengan menerapkan manajemen pajak.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba (Profit margin), sedangkan asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mempengaruhi tingkat pengembalian atas investasi (rate of return on investment). Status perusahaan yang go public atau belum akan mempengaruhi kebijakan pembagian dividen. Perusahaan yang sudah go public umumnya cenderung high profile daripada perusahaan yang belum go public. Agar harga pasar sahamnya meningkat manajer, perusahaan go public akan berusaha tampil sebaik mungkin, sukses, dan membagi dividen yang besar. Demikian juga dengan pembayaran pajaknya akan diusahakan sebaik mungkin. Namun apa pun asumsinya, secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Oleh karena itu, investasi dijadikan salah satu strategi dalam penghematan pajak.

(5)

36

Karakteristik corporate governance sebuah perusahaan tentu saja menentukan bagaimana perusahaan tersebut menerapkan manajemen pajak. Karakteristik corporate govenance yang dimaksud adalah dewan direksi, komisaris independen, dan komite audit. Ketiga indikator ini akan dijadikan penentu apakah corporate governance perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen pajak perusahaan tersebut. Kebijakan tindakan pengelolaan pajak pada perusahaan dipengaruhi oleh penerapan corporate governance. Kualitas corporate governance yang masih buruk dapat mendorong manajer untuk bertindak lebih agresif dalam pengelolaan manajemen pajak untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memaksimalkan pengembalian kepada pemegang saham.

Posisi dewan komisaris sebagai wakil atas pemegang saham, maka dewan komisaris akan mengutamakan kepentingan pemegang saham, yaitu memaksimalkan kekayaan perusahaan yang nilainya dipengaruhi oleh pajak. Dewan komisaris erat hubunganya dengan komisaris independen. FCGI (2004) menyatakan komisaris independen berfungsi untuk mengawasi jalanya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik – praktik transparansi, disclosure, kemandirian, akuntabilitas dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku di suatu sistem perekonomian negara, serta merencanakan staretgi perusahaan secara periodik.

DESKRIPSI TEORITIK

Untuk mengetahui arti pajak, Santoso Brotodihardjo, S. h., dalam bukunya, Pengantar Ilmu hukum pajak, mengemukakan beberapa pendapat pakar tentang pakar tentang definisi pajak, beberapa diantaranya seperti dalam kutipan sebagai berikut :

Mr. Dr. N.J Feldman

“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada penguasa. (menurut norma – norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.

Prof. Dr. M.J h Smeets

“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra-prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah

Dr. Soeparman Soemahamidjaja

“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hokum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. Ia mencamtumkan istilah iuran wajib dengan harapan terpenuhinya ciri bahwa pajak dipungut dengan bantuan dari dan kerja sama dengan WP, sehingga perlu pula dihindari penggunaan istilah “paksaan”. Selanjutnya ia berpendapat bahwa terlalu berlebihan bila khusus mengenai pajak ditekankan pentingnya unsur paksaan karena dengan mencamtumkan unsur paksaan seakan – akan tidak ada kesadaran masyarakat untuk melakukan kewajibannya.

(6)

37

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa – timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Rochmat Soemitro menjelaskan bahwa unsur dapat ‘dipaksakan’ artinya bahwa bila utang pajak tidak dibayar, maka utang pajak tersebut dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan seperti dengan mengeluarkan surat paksa dan melakukan penyitaan, bahkan bias dengan melakukan penyanderaan. Sementara itu, terhadap pembayaran pajak tersebut tidak dapat ditunjukan jasa timbal balik tertentu, seperti halnya dengan retribusi.

Sedangkan yang dikemukakan oleh S.I Djajaningrat, pajak adalah sebagai kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang di tetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

Dalam bidang perpajakan dikenal istilah statutori tax rate (STR) atau tarif pajak statutori (TPS) dan effective tax rate (ETR) atau tariff pajak efektif (TPE). Tariff pajak statutori adalah tariff pajak yang ditetapkan oleh hukum atas dasar pengenaan tertentu dan mengacu pada Undang-undang perpajakan yang berlaku serta secara terus-menerus menjadi objek reformasi pajak. Tariff pajak efektif adalah tarif pajak yang terjadi dan dihitung dengan membandingkan beban pajak dengan laba akuntansi perusahaan. Tarif pajak efektif menunjukan efektivitas manajemen pajak suatu perusahaan.

Menurut Walby (2010) membagi tarif pajak menjadi empat macam yaitu : 1. Tarif Pajak Statutori (Statutori Tax Rate)

2. Tarif pajak statutori adalah tariff pajak yang secara legal berlaku dan ditetapkan oleh otoritas perpajakan. Contoh dari tarif tarif statutory adalah tarif PPh badab sebesar 25%

3. Tarif Pajak Rata-rata (Average Tax Rate)

4. Tarif pajak rata-rata adalah rasio jumlah pajak yang dibayarkan terhadap jumlah penghasilan kena pajak. Tarif pajak rata-rata akan menjadi berbeda dengan tarif pajak statutori ketika tarif pajak statutory memiliki tarif yang bertingkat. Pada saat tersebut tarif pajak rata-rata akan lebih rendah daripada tarif pajak statutory. Contohnya adalah lapisan tarif PPh perseorangan yang memiliki tariff 5% sampai dengan 35%, tetapi bisa saja tariff rata-ratanya berada pada tingkat 13%.

Tarif Pajak Marginal (Marginal Tax Rate)

Tarif pajak marginal adalah tarif pajak yang dikenakan atas sisa penghasilan kena pajak setelah dikenakan dengan tarif pajak sebelumnya. Conoh penghasilan kena pajak A sebesar Rp. 85.000.000,00. Tarif pajak yang berlaku adalah 5% untuk Rp. 0 – Rp.50.000.000,00 dan tarif 15%

(7)

38

berlaku untuk Rp.50.000.000,00 – Rp.35.000.000,00. Penghasilan A dikenakan tarif sebesar 15% dan 15% adalah tarif marginal.

Tarif Pajak Efektif (Efective Tax Rate)

Tarif pajak efektif adalah tarif pajak actual yang harus dibayarkan oleh perusahaan dibandingkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Maria Meilinda, 2012).

2.1.2 Manajemen Pajak

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban pajak dengan benar tetapi dengan jumlah pajak yang dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan (Suandy, 2005).

Strategi mengefisienkan beban pajak (penghematan pajak) yang dilakukan oleh perusahaan haruslah bersifat legal, agar dapat menghindari sanksi-sanksi pajak di kemudian hari. Secara umum penghematan pajak menganut prinsip the last and latest, yaitu membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada waktu terakhir yang masih diizinkan oleh undang-undang dan peraturan perpajakan.

Manajemen pajak atau perencanaan pajak adalah kegiatan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi pajaknya, yang berfokus pada pengendalian setiap transaksi dan konsekuensi pajaknya. Hal ini bermaksud agar pengendalian pajak tersebut dapat mengefisienskan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penyelundupan pajak (tax evasion). Tidak seperti tax avoidance dan tax evasion merupakan tindak pidana fiscal yang tidak akan ditoleransi.

Manajemen pajak merupakan kegiatan untuk mewujudnyatakan fungsi-fungsi manajemen sehingga efektivitas dan efisiensi pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan dapat tercapai.Bernard (2011) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, wajib pajak harus mengerti unsur-unsur berikut :

Tax Compliance

Tax compliance merupakan segala sesuatu yan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi aturan perpajakan. Kegiatan ini meliputi administrasi yang harus dilakukan, pembukuan, pemotongan, penyetoran, pelaporan, memberikan data untuk keperluan pemeriksaan pajak dan sebagainya.

Tax Planning

Tax planning merupakan rangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan perusahaan untuk meminimalkan kewajiban pajak dengan cara-cara yang tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Tax planning dalam arti yang luas meliputi keseluruhan fungsi manajemen pajak.

(8)

39

Tax litigation merupakan usaha-usaha untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa pajak dengan pihak lain, terutama kantor pajak. Sengketa pajak terjadi karena adanya perbedaan penafsiran atas suatu ketentuan perpajakan atau atas suatu ketentuan perpajakn atau atas masalah-masalah yang tidak ada aturannya secara jelas. Sengketa pajak terdiri antara wajib pajak dengan fiskus dalam pemeriksaan atau penelitian pajak. Di Iindonesia, tax litigation berhubungan dengan permohonan peninjauan kembali untuk pembetulan atau pembatalan surat ketetapan pajak, permohonan pengurangan sanksi perpajakan, pengajuan keberatan, banding, gugatan dan cara-cara lain yang sesuai dengan undang-undang.

Tax Research

Tax Research merupakan proses untuk mencari jawaban, solusi, atau rekomendasi atas suatu permasalahan perpajakan. Kegiatan yang dilakukan biasanya meliputi penentuan fakta-fakta tersebut, menentukan pihak-pihak yang dapat menjadi sumber data dan informasi, mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh, mengembangkan kesimpulan, merumusakan kesimpulan mengembangkan rekomendasi, merumuskan rekomendasi, dan mengkomunikasikan rekomendasi yang dibuat.

Paparan diatas menyebutkan bahwa perencanaan pajak atau manajemen pajak merupakan ketentuan dari perencanaan strategis perusahaan, sehingga perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen pajak. Kiswara (2008) menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen pajak harus ditempuh pertimbangan aspek ekonomis, efisensi, dan efektifitas. Manajemen pajak dimulai pada saat akan mendirikan perusahaan (pemilihan bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan, dan pemilihan lokasi usaha), menjalankan perusahaan (restrukturisasi usaha, likuidasi, merger, pemekaran dan sebagainya.

Manajemen pajak akan memiliki manfaat atau nilai guna yang besar bila perusahaan dapat melaksanakannya sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten, perangkat kerja yang memadai, prosedur kerja yang tepat waktu, tepat jumlah dan tepat informasi.

2.1.2.1 Akuntansi Pajak Penghasilan

Akuntasi pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan mengacu pada pertauran dan perundang-undangan perpajakn beserta aturan pelaksanaannya. Teori akuntansi pajak adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas atau prinsip yang diakui dalam ketentuan serta peraturan perpajakan. Fungsi akuntansi pajak adalah mengelola data kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan perpajakan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa wajib pajak badan wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan paling lambat 4 bulan setelah tahun buku berakhir. Dalam SPT yang disampaikan oleh wajib pajak terdapat laba perusahaan yang merupakan

(9)

40

objek pajak penghasilan . laba yang tertera dalam laporan keuangan tidak bisa secara langsung dijadikan sebagai dasar pengenaan pajak karena masih merupakan laba akuntansi.

Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan. Subjek pajak tersebut dikenai atas pengahasilan yang diiterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.

2.1.3 Corporate Governance

Pengertian corporate governance menurut Turnbull report di Inggris (April 1999) yang dikutip oleh Tsuguoki Fujinuma adalah sebagai berikut.

“corporate governance is a company’s system of internal control, which has as its principal aim the management of risks that are significant to the fulfilmet of its business objectives, with a view to safeguarding the company’s assets and enhancing over time the value of the shareholders investment”.

Berdasarkan pengertian diatas, corporate governance didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan asset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.

Governance yang terjemahanya adalah pengaturan yang dalam konteks Good Corporate Governance (GCG) ada yang menyebut tata pamong. Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal. Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

Definisi menurut Cadbury mengatakan bahwa Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Adapun center for Europen Policy Study (CEPS), memformulasikan GCG adalah seluruh sistem yang yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada didalam maupun dil luar manajemen perusahaan. Dengan catatan bahwa hak disini adalah hak dari seluruh stakeholders dan bukan hanya terbatas kepada stakeholders saja. Noensi, seorang pakar GCG dari indo Consult, mendefinisikan GCG adalah menjalankan dan mengembangkan perusahaan dengan bersih, patuh pada hukum yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan yang dilandasi nilai-nilai social budaya yang tinggi.

Pada prinsipnya corporate governance menyangkut kepentingan para pemegang saham, perlakuan yang sama terhadap para pemegang, peranan semua pihak yang berkepentingan

(10)

41

(stakeholders) dalam corporate govenance, transparansi dan penjelasan, serta peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit. Dengan diterapkannya good corporate governance, perusahaan akan mendapatkan manfaat, antara lain perbaikan dalam komunikasi, minimalisasi potensi benturan, focus pada strategi-strategi utama, peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi, kesinambungan manfaat (sustainability of benefits), promosi citra korporat (corporate images), dan perolehan kepercayaan investor.

2.1.3.1 Teory Keagenan (Agency Theory)

Dalam perekonomian modern, manajemen, dan pengelolaan perusahaan semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan. Hal ini sejalan dengan Agency Theory yang menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga – tenaga professional (disebut agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari – hari. Tujuan dari dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang efisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga – tenaga yang professional. Mereka, para tenaga – tenaga professional, bertugas untuk kepentingan perusahaan dan memiliki keleluasaan dalam menjalankan manajemen perusahaan, sehingga dalam hal ini para professional tersebut beperan sebagai agents-nya pemegang saham.

Teori agensi menjawab dengan memberikan gambaran hal – hal apa saja yang berpeluang akan terjadi baik antara agent (pengelola) dengan principal (pemegang saham) maupun antara principal (pemegang saham) dengan principal (pemberi pinjaman). Pengertian principal dalam agency theory adalah pihak-pihak yang menyerahkan sebagian atau seluruh wealth-nya untuk dikembangkan oleh pihak lain.

Adrian Sutedi (2011), menurutnya Untuk memahami corporate governance, jalan yang paling dekat adalah dengan memahami teori agensi (agency theory). Teori ini memberikan wawasan analisis untuk bisa mengkaji dampak dari hubungan agent dengan principal atau principal dengan principal.

Pengawasan yang efektif oleh pihak-pihak yang berkaitan dalam pengelolaan perusahaan sangat dibutuhkan. Bagian terpenting yang menjadi dasar dari terlaksananya konsep corporate governance adalah dewan komisaris yang terdiri dari komisaris independen. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan karena dewan komisaris bertanggung jawab untuk mengawawi manajemen, sedangkan manajemen bertanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk manajemen pajak (Egon, 2000 dalam FCGI, 2004).

2.1.3.2 Manfaat Corporate Governance

Menurut Form Corporate Governance Indonesia Penerapan corporate governance memberikan empat manfaat, yaitu

(11)

42

Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisisensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.

Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga akan meningkatkan corporate value.

Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.

2.1.3.3 Prinsip – prinsip Corporate Governance

Dalam menerapkan corporate governance yang sesuai manfaat dan tujuannya, perusahaan harus menjalankan prinsip-prinsip good corporate governance di setiap aspek bisnis dan semua jajaran perusahaan. Prinsip-prinsip dasar dari corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.

Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam corporate governance, yaitu sebagai berikut :

Transparansi

Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan transparan. Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Dapat dipertanggungjawabkan (Accuntability)

Di banyak perusahaan manajemen perusahaan duduk dalam dewan pengurus, sehinga terdapat kurangnya accountability dan berpotensi untuk timbulnya konflik kepentingan . accountability adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

Kejujuran (Fairness)

Prinsip ketiga dari pengelolaan perusahaan adalah penekanan pada kejujuran, terutama untuk pemegang saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak yang jelas tentang kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukum yang dijalankan untuk melindungi hak-haknya.

Sustainability

Ketika perusahaan negara (corporation) exist dan menghasilkan keuntungan, dalam jangka panjang mereka juga harus menemukan cara untuk memuaskan pegawai dan komunitasnya agar berhasil. Mereka harus tanggap terhadap lingkungan, memperhatikan hukum, memperlakukan kerja secara adil, dan menjadi warga corporate yang baik. Dengan demikian, akan menghasilkan keuntungan yang lama bagi stakeholder-nya.

(12)

43

Secara singkat dari berbagai pengamatan diatas, jika diperhatikan, maka tampak terdapat unsur-unsur corporate governance yang berasal dari dalam perusahaan (dan yang selalu diperlukan di dalam perusahaan) serta unsur-unsur yang ada di luar perusahaan (dan yang selalu di luar perusahaan) yang bisa menjamin berfungsi-nya Good Corporate Governance, yaitu

Corporate Governance-Internal Perusahaan

Unsur yang berasal dari dalam perusahaan dan unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan, kita namakan Corporate Governance-Internal Perusahaan. Unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan adalah :

Pemegang Saham Direksi

Dewan Komisaris Manajer

Karyawan/Serikat Pekerja

Sisten Remunerasi berdasar kinerja Komite audit

Unsur-unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan, antara lain melputi : Keterbukaan dan kerahasiaan (disclosure)

Transparansi Accountability Fairness

Aturan dari code of conduct

Corporate Governance – External Perusahaan

Unsur yang berasal dari luar perusahaan dan unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan dinamakan Corporate Governance – External Perusahaan. Unsur yang berasal dari luar perusahaan adalah :

kecukupan undang-undang dan perangkat hukum investor

institusi penyedia informasi akuntan public

institusi yang memihak kepentingan public bukan golongan pemberi pinjaman

lembaga yang mengesahkan legalitas.

Unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan antara lain meliputi : aturan dari code of conduct

fairness accountability jaminan hukum

(13)

44

2.1.4 Dewan Komisaris

Dewan komisaris dalam urutan manajemen merupakan tingkatan tertinggi setelah pemegang saham. Anggota dewan komisais disebut dengan nama komisaris. Dewan komisaris terdiri dari Presiden Komisaris (President Commissioner), Komisaris (Commissioner), dan Komisaris Independen (Independent Commissioner).

Dewan komisaris dipilih oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Peran komisaris agar implementasi GCG dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan.

Manual komisaris (board manual) sangat diperlukan dalam implementasi GCG di suatu perusahaan. Manual tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi komisaris dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam penyusunan manual tersebut adalah sebagai berikut :

Tujuan dan ruang lingkup manual dewan direksi dan komisaris Visi, misi, nilai, tujuan, sasaran, dan struktur organisasi perusahaan

Prinsip-prinsip GCG, sistem pengendalian internal, nilai-nilai etika bisnis, serta aturan perilaku perusahaan (business ethics and code of corporate conduct), termasuk pelanggaran terhadap aturan perilaku perusahaan beserta sanksinya.

Mekanisme penunjukan calon direksi dan komisaris (statement of corporate intent) termasu kriteria persyaratan (kualifikasi), proses seleksi, serta uji kelayakan dan kepatuhan (fit and proper test)

Pembagaian tugas dari masing-masing direksi dan komisaris (distribution of duties of board director and board of commissioner) beserta ruang lingkup (scope of work) dari wewenang dan tanggung jawabnya yang diatur dengan jelas dan tercermin dalam struktur organisasi resmi perusahaan.

Tata cara penyelenggaraan rapat direksi, rapat komisaris, rapat direksi dan komisaris, mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat direksi, rapat komisaris, serta rapat direksi dan komisaris, serta hubungan kerja antara direksi dan komisaris.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengkajian kinerja direksi.

Fungsi dan tanggung jawab sekretaris perusahaan (corporate secretary) dan satuan audit internal (internal audit).

Penanganan terhadap konflik kepentingan (conflict of interest).

2.1.5 Komisaris Independen

Komisaris independen membantu merencanakan startegi jangka panjang perusahaan dan secara berkala melakukan review atas implementasi strategi tersebut. Menurut Herwidayatmo

(14)

45

(2000) komisaris independen dapat membantu memberikan kontinuitas dan objektivitas yang diperlukan bagi suatu perusahaan untuk berkembang dan makmur.

Komisaris independen (independent commissioner) berfungsi sebagai kekuatan penyeimbang (conterveiling power) dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris.Komisaris sebuah organisasi adalah anggota dewan pengawasnya. Komisaris (atau komisaris dalam, inside director) adalah seorang komisaris yang juga merupakan pegawai, petugas, pemegang saham utama, atau seseorang yang berhubungan dengan organisasi (perusahaan) tersebut. Komisaris dalam mewakili kepentingan dari para pemegang saham, dan terkadang memiliki pengetahuan yang dalam atas kinerja, keuangan, penguasaan pasar sari organisasi tersebut.

2.1.5 Dewan Direksi

Dewan direksi mempunyai dua fungsi utama yaitu membuat keputusan manajemen dan monitoring. Keputusan manajemen yang dibuat berupa strategi perusahaan dalam jangka pendek, kebijakan investasi dan keuangan dan mengendalikan keputusan berupa kompensasi manajerial serta pengawasan alokasi modal. Fungsi monitoring yang utama adalah mengawasi kualitas informasi pelaporan keuangan yang diberikan kepada pihak berkepentingan. Dewan direksi adalah terdiri dari sebagai berikut

Presiden Direktur atau Direktur Utama Wakil Presiden Direktur

Direktur Produksi Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Direktur SDM dan Umum

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

Adanya dewan direksi sebagai pemonitor diharapkan akan memecahkan masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham. Kinerja perusahaan akan meningkat dari akibat buruknya direksi dalam mengelola perusahaan dengan masuknya dewan direksi yang berasal dari luar perusahaan.

Komite Audit

Keberadaan Komite Audit diatur melalui Peraturan BAPEPAM nomor Kep-29/PM/2004 (bagi perusahaan public) dan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-103/MBU/2002 (bagi BUMN). Komite Audit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh komisaris independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen.

Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fugsi membantu dewan komisaris untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan, menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpanan dalam pengelolaan perusahaan dan

(15)

46

meningkatkan efektifitas fungsi internal audit maupun eksternal audit serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris atau dewan pengawas.

Kewenangan komite audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu dewan komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi kepada dewan komisaris), kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewan komisaris, misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor eksternal,dan memimpin suatu investigasi khusus. Peran dan tanggung jawab komite audit akan dituangkan dalam Charter Komite Audit yang secara umum dikelompokan menjadi tiga bagian besar yaitu financial reporting, corporate governance, dan risk and control management. Komite audit dituntut untuk bertindak secara independen karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan serta menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor. Komite audit harus bebas dari pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya bertanggung jawab terhadap dewan komisaris.

METODOLOGI PENELITIAN

metode ilmiah adalah metode yang menggunakan logika atau rasio dalam menjelaskan fenomena dan kemudian melakukan pengujian terhadap penjelasan itu dengan fakta (Hamidah; Kusuma, 2020).Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan bersifat kuantitatif, dan skala yang digunakan adalah skala rasio. yang sumbernya dari laporan tahunan (annual report) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 dalam situs resmi yaitu www.idx.co.id. Data yang bersifat kuantitatif adalah berupa data Laporan Tahunan dari perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan skala rasio (ratio scale) merupakan skala pengukuran yang menunjukan peringkat, jarak, dan perbandingan construct yang diukur. Populasi dalam penelitian ini adalah 141 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan mulai tahun 2011-2013 dikarenakan rentang waktu tersebut diyakini mampu menjelaskan pengelolaan manajemen pajak dalam perusahaan.

Pemilihan sampel adalah dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar atau expert (Negara et al., 2020). Dan jumlah perusahaan manufaktur yang akan dijadikan sampel sebanyak 33 perusahaan atau 99 laporan tahunan yang sudah masuk dalam kriteria pertimbangan. Adapun kriteria pertimbangan dan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.2

Penyeleksian Sampel Perusahaan

Keterangan Jumlah

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(16)

47

Perusahaan yang Tidak Masuk Sebagai Sampel

Baru terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 (13)

Tidak konsisten mempublikasikan Laporan Tahunan periode

2011-2013 (39)

Data yang terdapat di Laporan Tahunan Tidak Lengkap sesuai yang dibutuhkan

(35)

Laba Setelah Pajak Tidak Bernilai Positif (11)

Perusahaan yang data laporannya tidak terbaca (3)

Perusahaan yang pembukuannya menggunakan mata uang asing (7)

Sampel Penelitian 33

Total sampel penelitian 33x3 = 99 Laporan Tahunan Perusahaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Koefesien determinasi (R2) adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas, sebagai koefisien determinasi (Koefisien Of Determinasi), untuk mengukur seberapa besar kontribusi X terhadap Y digunakan perhitungan koefisien determinasi (kd). Persamaan regresi linier berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1) dan cenderung meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh :

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,355. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara variabel independen yaitu corporate governance (komite audit, proporsi komisaris independen dan dewan direksi) mempunyai pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap variabel dependen yaitu manajemen pajak perusahaan (Cash ETR)

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,098 hal ini menunjukan bahwa variabel corporate governance (Dewan Direksi, Proporsi Komisaris Independen dan Komite Audit) berpengaruh 9,8% terhadap Manajemen Pajak Perusahaan (Cash ETR), sedangkan sisanya 90,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel corporate governance terhadap manajemen pajak perusahaan tidak begitu kuat yaitu hanya 9,8%.

Pengujian Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil dari uji regresi linier berganda.

(17)

48

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients(a) M odel Unstandar dized Coefficients Stand ardized Coefficients t S ig. B S td. Error Beta 1 (Constant) . 014 . 014 1 .017 . 522 Ukuran Dewan Direksi . 002 . 001 .334 3 .277 . 001 Proporsi Komisaris Independen . 013 . 018 .073 . 730 . 467 Ukuran Komite Audit -.002 . 004 -.040 -.412 . 681 a Dependent Variable: Cash ETR

Sumber Data Sekunder Diolah (SPSS 15.0 windows)

Berdasarkan tabel Coefficient dapat diperoleh hasil persamaan regresi : Y = 0,014 + 0,002 DK + 0,013 KINDEP - 0,002 KA

Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Koefisien regresi variabel dewan direksi bertanda positif yaitu 0,002 dan signifikan (0,001 < 0,002) , sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan direksi berpengaruh positif terhadap manajemen pajak perusahaan dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.

Variabel proporsi komisaris independen bernilai positif yaitu 0,013 dan tidak signifikan (0,467 > 0,013). sehingga dapat dikatakan bahwa variabel proporsi komisaris independen berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Y.

Koefisien variabel komite audit bertanda negatif yaitu – 0,002 dan tidak signifikan (0,681 > - 0,002). Hal ini berarti bahwa komite audit bernilai negatif dan tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak perusahaan.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)

Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel (X) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel (Y), maka dilakukan uji t.

(18)

49

Untuk menguji signifikansi apakah hipotesis yang ditetapkan semula diterima atau ditolak, dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel, hasil perhitungan ttabel yang didapat dengan α = 5% dan dk = n – k = 99 – 4 = 95, maka diperoleh ttabel sebesar 1,661

Berdasarkan hasil uji t yang mengacu pada tabel 4.8 diketahui sebagai berikut :

Untuk variabel dewan direksi thitung = 3,277 dan nilai ttabel = 1,661. ( Dengan pengujian 2 sesi. Signifikansi 0,001), maka thitung > ttabel ( 3,277 > 1,661) dan nilai sig t < α (0,001 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan direksi terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Dengan demikian Ho di tolak dan H1 diterima.

Untuk Proporsi Komisaris Independen bahwa thitung = 0,730 dengan df (degree of freedom) = n – 4 = 99 – 4 = 95 sedangkan nilai ttabel = 1,661 ( dengan pengujian 2 sesi, signifikansi 0,467), maka thitung < ttabel ( 0,730 < 1,661) dan nilai sig t > α ( 0,467 > 0,05 ). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara komisaris independen terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Dengan demikian Ho di diterima dan H1 ditolak.

Untuk Ukuran Komite Audit bahwa thitung = - 0,421 dengan df (degree of freedom) = n – 4 = 99 – 4 = 95 sedangkan nilai ttabel = 1,661 ( dengan pengujian 2 sesi, signifikansi 0,681) , maka thitung < ttabel ( - 0,421 < 1,661) dan nilai sig t > α (0,681 > 0,05 ). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Dengan demikian Ho di diterima dan H1 ditolak.

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji F (simultan) statistik digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji F (uji simultan) dengan F-test. Seperti hasil output SPSS pada gambar ANOVA (Analisis Of Variance) di bawah ini : Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVA(b) M odel S um of Squares D f Me an Square F Si g. 1 R egression . 005 3 .00 2 4 .566 .00 5(a) R esidual . 033 9 5 .00 0 T otal . 038 9 8

(19)

50

a Predictors: (Constant), Ukuran Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Dewan Direksi

b Dependent Variable: Cash ETR

Sumber Data Sekunder Diolah (SPSS 15.0 windows)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 4,566, nilai tersebut dibandingkan dengan F tabel . apabila tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 df pembilang ( k - 1) atau ( n – k) atau (99 – 4 ) = 95. Maka dapat diperoleh nilai F tabel sebesar 2,47. Maka fhitung > fabel (4,566 > 2,477) dan nilai sig f < α (0,005 < 0,05). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa variabel corporate governance berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen pajak perusahaan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Selama tahun 2011 sampai dengan 2013 terdapat 141 perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia . sebanyak 108 perusahaan tidak memenuhi kriteria pengambilan sampel sehingga tidak dapat digunakan. Seleksi sampel dalam penelitian mendapatkan 33 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Masa observasi masing – masing perusahaan adalah 3 tahun (2011 – 2013), sehingga total observasi dalam penelitian ini berjumlah 99 laporan tahunan.

Pada uji koefisien determinasi bahwa corporate governance (komite audit, proporsi komisaris independen dan dewan direksi) mempunyai pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap variabel dependen yaitu manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Karena corporate governance hanya berpengaruh 9,8% terhadap Manajemen Pajak Perusahaan, hal ini disebabkan karena sisanya 90,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Sedangkan, hasil dari pengujian hipotesis yaitu uji t adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan direksi terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Hal ini dikarenakan keberadaan dewan direksi dalam perusahaan dapat menjalankan tugasnya yaitu dalam memonitor pelaporan keuangan sehingga keberadaan dewan direksi dapat meminimalkan pembayaran pajak perusahaan.

Untuk Proporsi Komisaris Independen bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara komisaris independen terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen dalam perusahaan gagal menjadi salah satu mekanisme good corporate governance dalam mendeteksi manajemen pajak perusahaan atau pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena sulitnya koordinasi antar anggota dewan tersebut dan hal ini menghambat proses pengawasan yang harusnya menjadi tanggung jawab dewan komisaris. Banyak atau sedikitnya jumlah dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan bukanlah menjadi faktor penentu utama dari effektivitas pengawasan

(20)

51

terhadap manajemen perusahaan, sehingga dapat di tarik garis merah bahwa efektivitas mekanisme pengendalian aktivitas manajemen pajak tergantung pada nilai , norma dan kepercayaan yang di terima dalam suatu perusahaan serta peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian terhadap manajemen.

Untuk Komite Audit tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komite audit yang ada diperusahaan sebagai salah satu mekanisme corporate governance tidak mampu mengurangi tindak manipulasi pajak oleh manajemen. Hal ini berarti bahwa ada atau tidak adanya komite audit dalam suatu perusahaan belum tentu dapat mengurangi pembayaran pajak perusahaan, hal ini dikarenakan mengingat lemahnya praktik Corporate Governance di Indonesia. Sama halnya dengan komisaris independen, proses penunjukan anggota komite audit masih belum jelas dan terbuka. Sehingga keindependesiannya masih patut diragukan. Pemilihan anggota yang masih memiliki hubungan kekerabatan marak terjadi. Integritas komite audit sendiri masih harus dipertanyakan. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak negatif pada aplikasi Corporate Governance dan merendahkan kualitas informasi yang diberikan perusahaan karena banyaknya kesempatan untuk memanipulasi dan mempermainkan data

Sedangakan untuk uji F, Berdasarkan tabel 4.9 variabel corporate governance berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen pajak perusahaan. Hal ini menunjukan gambaran bahwa penerapan CG dalam perusahaan dapat meminimalkan pembayaran pajak perusahaan. Hal ini sesuai dengan prediksi penelitian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peneraan CG dalam perusahaan mempengaruhi usaha manajemen untuk memperkecil pembayaran pajak perusahaan dan mempunyai hubungan sebaliknya.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Penelitian ini menguji tentang pengaruh corporate governance yang diwakili oleh dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit terhadap manajemen pajak perusahaan yang diukur dengan Cash ETR. Dari pengujian hasil analysize regresi multiple dengan menggunakan SPSS 15.0 windows, dapat disimpulkan bahwa Corporate governance mampu mengefisensikan pembayaran pajak perusahaan. Karena CG sudah dapat memonitor pelaporan keuangan walaupun pengaruhnya tidak begitu kuat. Hal ini terlihat dari hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. dilihat dari nilai koefisein korelasi sebesar 0,355 atau 4,0% < 50%. Dan Pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan hanya sebesar 9,8%. Sedangkan sisanya 90,2% dipengaruhi oleh variabel lain. Sehingga corporate governance belum effective dalam meminimalkan pembayaran pajak perusahaan. Hasil dari Uji f adalah F hitung > F tabel ( 4,566 > 2,47 ). Sehingga variabel corporate governance berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen pajak perusahaan. Hal ini berarti Penggunaan perhitungan Cash ETR dalam perusahaan sudah tepat untuk meminimalkan pembayaran pajak perusahaan. Terdapat pengaruh

(21)

52

yang signifikan antara variabel dewan direksi terhadap manajemen pajak perusahaan (Cash ETR), sedangkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara proporsi komisaris independen dan komite audit terhadap manajemen pajak perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

B.Ilyas, Wirawan., dan Richard Burton. 2010. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat.

Effendi, Muh Ariel. 2008. The Power of GOOD CORPORATE GOVERNANCE. Jakarta : Salemba Empat.

Hamidah; Kusuma, J. W. (2020). Kolaborasi Pembelajaran Assurance-Relevance-Interest-Assessment-Satisfaction dengan Think-Talk-Write untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Kreatif Matematik dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Lebesgue, 1(1), 7–16. https://doi.org/10.46306/lb.v1i1.13

Hidayat, Ardi; Rohaeni, Nani; Nuraeni, Y. S. (2020). EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE AND COMPANY SIZE ON FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS A MODERATOR VARIABLE IN METAL SECTOR MANUFACTURING COMPANIES AND THE LIKE LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) PERIOD 2013-2017.

LèKTORAS, 2(01), 35–54. http://lektoras.idribanten.or.id/index.php/jurnal/article/view/19

Hidayat, A. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Situasional, Koordinasi, Dan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Anggota Satuan Reserse Kriminal Polresta Tasikmalaya (Studi Operasional Pada Anggota Satuan Reskrim Polresta Tasikmalaya). Jurnal Bina Bangsa

Ekonomika, 10(2), 19–33. http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/102

Negara, H. R. P., Tamur, M., Syaharuddin, Apandi, T. H., Kusuma, J. W., & Hamidah. (2020). Computational modeling of ARIMA-based G-MFS methods: Long-term forecasting of increasing population. International Journal of Emerging Trends in Engineering Research,

8(7), 3665–3669. https://doi.org/10.30534/ijeter/2020/126872020

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : ANDI OFFSET.

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat. Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Sugiono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Supranto. 2005. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika.

Hashemi Rodhian Hanum, 2013. Pengaruh Karakteristik corporate governance terhadap effective tax rate (ETR) (Studi Empiris pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI Selama Periode tahun 2009 – 2011).

Hendra Putra Irawan, 2012. Pengaruh Kompensasi Manajemen dan Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak Perusahaan.

Maria Meilinda, 2013. Pengaruh Corporate Governance terhadap manajemen pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2011).

Mufid Pinto Nugroho, 2013. Analisis pengaruh corporate governance terhadap struktur modal perusahaan.

Nuralifmida Ayu Annisa, 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Okta Rezika Pradipta, 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate governance terhadap

manajemen laba dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005 – 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Pada 82-110 HST suhu udara di lokasi penelitian diatas suhu optimal untuk pertumbuhan kenaf (27 o C) dan juga curah hujan sangat rendah sehingga mempengaruhi pertambahan

[r]

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan, bahwa dalam membuat hibah harus memperhatikan ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 913 KUH Perdata dan Pasal 210 KHI

Hasil penyerbukan bunga pepaya dengan sumber putik dan serbuk sari dari tanaman yang berbeda jenis kelaminnya akan menghasilkan tanaman pepaya dengan jenis kelamin yang berbeda

Traversing more complex structures is also simple if they are homogenous (that is, each level of nesting contains the same type of reference and we don't have other data types

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, kekuatan, dan bakat yang telah diberikanNya kepada kami selama penulisan skripsi ini sehingga kami

Dengan meneliti keberadaan air tanah dangkal yang memanjaatkan data muka air tanah dibawah permukaan tanah pada sumur penduduk di Pulau Bawean, maka dapat diketahui

Jika Penawar yang Berjaya ingkar dalam mematuhi mana-mana syarat di atas atau membayar apa-apa wang yang harus dibayar, maka Pihak Pemegang Serahhak/Pemberi Pinjaman boleh (tanpa