KESATUAN TOPIK WACANA PROSEDURAL
RESEP MASAKAN DALAM BAHASA JAWA-)
Titik lndiyastini Balai Bahasa Yogyakarta
Pos-el: titi
k.indiyasti
ni @ gmoil. com
Inti Sari
Objek tulisan
ini
difokuskan pada masalah kesatuantopik
dalam wacana prosedural resep masakan dalam bahasa Jawa. Kajianini
dilakukan dengan tujuan untuk memerikan perihal kesatuan topik pada wacana resep masakan itu diciptakan. Wacana resep masakan merupakan sebuah wacana tulis yang utuh. Wacanaitu
merupakan salah satu jenis wacana prosedural, yakni wacana yang berisi keterangan prosedur/tahapan sesuatu dilaksanakan atau dibuat (Longacre, 1968 dalam Wedhawati dkk. 1979:2). Seperti wacana lainnya, wacana resep masakan memiliki topik. Untuk menjabarkan kesatuan topik dalam wacana resep masakan itu digunakan pendekatan struktural dengan metode agih dan teknik bagi unsur langsung serta teknik lanjutary yakni teknik ganti, lesap, dan baca markah. Pada kajian kesatuan topik wacana resep masakan ini terdeskripsikan adanya penataan topik dan strategi kesinambungan topik. Pada penataan topik tampak bahwa topik selalu ditempatkandi
bagian depan dan ditonjolkan dengan penuliiansecara ortografis. Pada strategi kesinambungan topik tampak bahwa topik dibentuk dengan cara dilesapkary diulang, dan ekuivalensi leksikal.
Kata kunci: wacana, prosedural, kesinambungan topik.
This paper focuses on topic unity in
procedurnt:::::r:;fod
recipes in laoanese tangtrage. This research zuas conducted to describe topic unity on making of the food recipes. The food recipes discourse is a zoholewrilten discourse. It is one of the procedural discourses, that is q discourse that contains procedurallsteps of information of something of being made or operated (Longacre, 1968 in Wedhauati.et.al. 1979:2). Food recipe discourse, like other discourse, has topic. Therefore, to explain topic unity in food recipe discourse, the research used structural approach with distributiae method and directs element distributiae technique and continual technique, that is change, deletion, and signal reading technique. This research describes topic organization and topic continual strategy. The topic organizntion shouts that the topic is always occupied
in the initial part and is emphasized orthographically. The strategy continual topic shorus thnt the togic is formed zuith deletion, repeatedly, and lexical equioalence.
Keyw or ils: discourse, procedural, topic continual topic.
1 Naskah masuk tanggal 29 Maret 2012. Editor: Umar Sidik. Edit I: 2-10 Maret 2012, Edit II: 11-23 ]uni 2012.
33
l.
Pendahuluan 1.1 Latar BelakangBahasa
merupakan alat komunikasi
didalam berbagai
aspekkehidupan, baik
lisanmaupun tulisan. Hal itu juga berlaku
dalambahasa Jawa. Dalam ragam lisan, bahasa Jawa tampak pada percakapan jual beli
di
pasar/wa- rung/ ceramah, khotbah, obrolan, pembicaraanlewat
telepon, dan sebagainya. Sementara ifu,dalam
ragamtulis tampak
padabuku, novef
cerperL media massa cetak, juga tampak padapenulisan
cara membuat sesuatu. Cara mem-buat
sesuatu dapat berupa meracikjamu
atauobaf
menjahit baju, menyulam, membuat alattertentu, membuat resep masakan, dan
se- bagainya.Resep masakan itu merupakan
sebuah wacana yangutuh.
Wacana yangberisi
resep masakan merupakan wacana prosedural. Me- ngenai wacana proseduralini
Wedhawati dkk.(1979:2)
yang mengacu pendapat
Longacre (1968) mengatakan bahwa wacana proseduralmemberikan keterangan bagaimana
sesuafuharus
dilaksanakan atau menerangkan bagai- manahal itu
dilaksanakan. Dengan demikian,resep
masakanifu
menerangkan bagaimana proses penahapan membuat suafu masakan.Penelitian mengenai
wacana proseduralini
pernah dilakukan. Yang pertama, penelitian yang dilakukan oleh Baryadi (1995) dalam ben-fuk
laporan denganjudul
"Wacana proseduraldalam
Bahasa Indonesia". Padapenelitian itu
dianalisis secara sekilas bagian-bagian wacana, kohesi, koherensi, dan kesatuantopik
wacana-nya.
Yangkedu4 penelitian yang dilakukan
olehNurlina
(2001) denganmenggunakan data wacana prosedural dalam bahasa Jawa. pene-litiannya berjudul
"Wacana prosedural dalam Bahasa]awa: Kajian Struktural". pada
pe-nelitian itu
dianalisis secarastruktural
bagian- bagian sertafungsi
wacanaprosedural dilam
bahasa Jawa. Kedua penelitian
itu
merupakan penelitian wacana prosedural secara umum ka- rena menggunakan data dari berbagai hal yang memuat prosedur pembuatan sesuafu. Meski-pun
demikian,tentu
saja keduapenelitian itu
dapat menjadi acuan dalam tulisan
ini.
Kajian
ini difokuskan
pada wacana resep masakan dalam bahasa Jawa danhal
yangdi-
34
Widyapanva, Volume 40, Nomort,
Juni 20L2kaji
mengenai kesatuantopik
wacananya. Se-hubungan dengan itu,
permasalahan dalampenelitian ini ialah
bagaimana kesatuantopik dalam wacana prosedural resep
masalian ctalam bahasalawa.
Atas dasar permasalahanitu,
tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan kesatuantopik
pada resep masakan.1.2 Kerangka Teori
Kerangka
teori yang
mendasaripeneliti-
anini
akan dikemukakan konsep-konsep yangberisi
pengertian wacana, wacanaprosedrral,
dan kesatuantopilt.
Kajian wacana proseduralini
merupakan kajianstruktural.
Dalam struk-tur
gramatika, wacanamenduduki posisi
ter-tinggi dibandingkan dengan
satuan-satuanlingual
lainnya (kalimat, klausa, frasa, morfem, fonem, fona) (Baryadi 2002:2).Hal ini juga di-
nyatakanKridalaksana
(2001:231)bahwa
wa-cana adalah satuan
bahasaterlengkap
yang merupakan satuan gramatikatertinggi
dandi-
realisasikan dalam karangan yangutuh,
para- graf, kalimat, atau kata yang*u*Lu*u
amanatyang lengkap.
Sementaraitu, Alwi
(1998:47) mengemukakan bahwa wacana adalah rentetankalimat
yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yanglain
dan membentuk kesatuan.Penjenisan wacana sebagai wacana prose-
dural
didasarkan atas tujuanpenyampaiinnya (Baryadi,
2002:10). Jenis wacanalain,
sejenis wacanaini
ada sepuluh,yaifu
wacana naratif, wacanadeskriptif,
wacana eksposisi, wacana, argumentatif, wacana persuasif, wacanainfor- matif,
wacanahortatorl
wacanaregulatif,
wa- canahumor, dan
wacanajumalistik.
Wacana prosedural resep masakan merupakan sebuah wacana yangufuh.
Wacana resep masakan ter-masuk dalam
wacana prosedural,yaitu
salah satujenis
wacana yang menyatakanpetunjuk
melakukan suatutindakan
ataupetunjuk
cara membuat sesuatu (Baryadi 1995:4). Sehubung-an
denganitu, teks yang digunakan
sebagaidata ialah teks yang berisi
langkah-langk-ah mengolah bahan makanan menjadi suatu ma- sakan.Hal yang dibicarakan dalam wacana resep masakan
memiliki
suatutopik
tentang satu ma- sakan tertentu. Dalamhal inl topik menjiwai
seluruh bagian
wacana. Sehubungan denganitu, Givon
(1979) dalam Baryadi (2002:54) me- ngatakan bahwa yang menjadi pangkaljaring-
an unsur-unsur pembentuk wacana ialah toprk, sebaliknya bagian-bagian wacana
itu
mengarah pada topik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada kesatuantopik. Hal
yangperlu di
dicermati pada kesatuantopik
ialah mengenaipenonjolan topik, strategi
kesinambungantopik,
dan koherensinya. Penonjolantopik
ber-kaitan dengan
penataantopik yang
diletak-kan
pada bagian depan serta penulisan yangdilakukan
dengan caraortografis.
Sementaraitu,
strategikesinambungan topik
diciptakan dengan pelesapary pengulangart penggantiary dan ekuivalensi leksikal.1.3
Metodologi Penelitian
Kajian
ini mengikuti
prosedur yang dike- mukakan Sudaryanto (2001:5),yaitu
tahap pe-ngumpulan
data, analisis data, dan penyajian analisis data. Pada tahap pengumpulan datadi-
lakukan penghimpunan data serta pengklasifi- kasiannya. Pada tahap analisis datadilakukan
penelahaandata
yang telah terklasifikasi.Dari analisis data dihasilkan kaidah, yang
dalamfulisan ini
pembentuk kesatuantopik
wacana prosedural.Metode penelitian ini menggunakan
teknik
agih, yakni
metode yang pelaksanaan-
nya menggunakan unsur penentu yang berupa
unsur bahasa itu
sendiri (Sudaryanto, 2001:15).
Selain
itu, juga
digunakanteknik
BUL (teknikbagi unsur
langsung),teknik lanjutan, teknik
lesap,teknik
bacamarkah. Teknik lesap di- gunakan unfuk membuktikan
kesarnaan de- ngan unsur yang dihilangkan, dan teknik baca markah digunakanuntuk
memahami hubung- an antara kalimat serta paragraf dalam wacana.1.4 Sumber Data
Kajian
ini
menggunakan data yang diam-bil
dari teks resep masakan dalam bahasa Jawayang dimuat pada media
massa cetak berba- hasa Jawa, sepertilayaBaya, Mekar Sari.Di
sam-ping itu,
data jugadiambil
daribuku kumpul- an
resep masakandalam
bahasa Jawa yangberjudul
Olah-OlahKomplit susunan Ny.
W.Markini yang diterbitkan oleh
Penerbit Fajar, Surabaya.2.
Analisis
KesatuanTopik
pada Wacana Re- sep MasakanResep
masakan
sebagaisebuah
wacana merupakan satu kesatuan yang dibangun oleh ul1sur-unsur yang saling berhubungan. IJnsur pembangun wacana proseduralitu
dapat beru-pa kalimat-kalimat, kohesl
koherensi, kesatu- antopik, retorika
tekstual. Dalam makalahini
hanya disoroti mengenai kesatuan topik.
Sesungguhnya hal yang dibicarakan dalam wacana
itu ialah topik
karenatopik menjiwai seluruh bagian
wacana.Yang
menyebabkanmunculnya wac#a
dan berfungsinya wacana dalam komunikadi verbaldiawali
dengan ada-nya topik. Topik inilah merupakan hal
yangdibicarakan. Baryadi
(2003:54)yang
meng- ambil pendapat Givon (1979) mengatakanbah- watopik
merupakan "pusatperhatian"
(centerof attention) dalam wacana. Dalam hal
ini
yangmenjadi pangkal jaringan unsur-unsur
pem-bentuk
wacana ialahtopik,
Sebaliknya, jaring- an bagian wacana mengarah ke satutopik
danmembentuk kesatuan topik. Jadi,
meskipunjaringan bagian-bagian itu bentuknya
kom- pleks, semua mengarahke
satutopik.
Dalamkaitan pembicaraan kesatuan topik ini, hal
yangperlu
dicermati ialah mengenai penonjol- antopik
dan strategi kesinambungan topik.2.l
PenonjolanTopik
Yang
dimaksud
dengan penonjolantopik di sini ialah
cara meletakkantopik di
bagiandepan pada
wacana. Dengancara
demikian,topik
akan tampak mencolokdi
antara bagian wacana yang lain. Selain dengan cara pengede- panary dalam ragamtulis
sering tampaktulis-
an dicetaksecara
ortografis denganhuruf
te- bal. Dengan demikian,topik akanmudah
dike-nali (Baryadi,
2002:56--57). Penonjolantopik
pada wacana prosedural resep masakan dapat diperhatikan pada contohberikut.
'.,(1)
KETAN RAGI
B ah an : b er as ket an, s ant en kanil, kl ap a mom, gtila jawa, turubar, uyah, salam, laos.
Carane ngolah: beras ketan diliutet biasa. Kla- pa enom diparut digawe ragibarengkarobumbu- bumbune uyah, tumbar, gula jawa, salam, alos
Kesatuan Topik Wacana Prosedural Resep Masakan dalam Bahasa
Jawa
35nganti mateng. Anggone dhahar ketan sing wis mateng iliwadhahi piring, ndhuwure diwenehi ragi utawa srundeng. (Mekar Sari No. 5 Th.
XXVI/I
Mei 1983/him.11)KETAN RAGI
Bahan: beras ketary santan kental, kelapa muda, gula jawa, ketumbar, garam, daun salam, lengkuas.
Caranya mengolah: beras ketan ditanak biasa. Kelapa muda diparut dibuat ragi ber-
sama
dengan bumbu-bumbunya Baram, ketumbar, gula jawa, daun salam, lengkuas sampai matang. Caranya makan ketan yang sudah matang ditempatkandi piring,
di atasnya diberi ragi atau serundeng.,(2)
KICAK
Bahan: jadahputih utawa thiwul alus. Gula jawa, nangka, godhongpandhan, klapa enom, pa-
nili.
Pangolahe: klapa enom diparut, dimasak barory karo gula jawa, godhong pandhan nganti kenthel, yen wis nangka sing diiris-iris diceru- plungake pisan. Keri dhewe jadah utaary thiwul.
Kabeh bahan diudhak nganti rata lan rumasuk, yen wis mateng dientas. (Mekar San No. Z0 Th.
XXI/15 Desember 1977lhlm.
tt)
KICAK
Bahan: jadah
putih
atautiwul
halus.Gula jawa, nangka, daun pandary kelapa muda, panili.
Pengolahannya: kelapa muda diparut, dimasak bersama dengan gula jawa, daun pandan sampai kental, kalau sudah nangka yang
diiris-iris
dimasukkan sekalian. Ter- akhir jadah atau tiwul. Sernua bahan diaduksampai
rata dan bumbunya masuk, kalau sudah matang diangkat.'SAMBELBAWANG Bahan:
Tempe gorengan utawa tempe baceman bawang, bumbu masak, lombok rawit.
Catane:
Bumbu-bumbu diuleg lembut, tempe dikatut- ake pisan
nuli
diwenehi bumbu masak supaya sedhep. (Mekar Sarl No.23 Th.XNlFeb
19271hlm.8)
t
\
SAMBEL BAWANG
Bahan:
Tempe goreng atau tempe bacem, ba- wang, bumbu masak, cabe rawit.
Caranya:
Bumbu-bumbu diuleg lembut, tempe di- masukkart sekalian kemudian diberi bumbu masak supaya sedap.'
TUMIS BTAICIS
B ah an: b un cis, thokol an
Bumbu: brambang, bawang, uyah, lombok, kecrp, bumbu masak.
Pangolahe: buncis dikumbah resik, banjur
diiis
tipis, thokolan dikumbah resik. Bumbu- bumbu digansa nganggo lenga klentik, yen wis,b ahan-b ahan dicemplun gake pis an. Kira-kir a se- tengah mateng, kecry dicemplungake pisan Di- ungkep, yen wis mateng dientasl!! (Mekar Sari No. 13 Th XXV1 September 1977ft-Jm.L27)
Bahan: buncis, tauge
Bumbu: bawang merah, bawang putih, garam/ cabai, kecap, bumbu masak.
Pengolahannya: buncis dicuci bersih, ke- mudian diiris tipis, tauge dicuci bersih. Bum- bu-bumbu ditumis memakai minyak goren&
kalau sudah, bahan-bahan dimasukkan se-
kaligus. Kira-kira setengah matang, kecap (3)
(4)
36 WdyapafWa,
Volume 40, Nomor 1, Juni 2012dimasukkan sekaligus. Ditutup, kalau sudah matang diangkat!!!
Penonjolan topik pada resep
masakan"Ketan Ragi" tampak pada kata
bahandan
carane ngolah yang diletakkan pada awal para-
graf. Demikian pula penonjolan topik
pada tiga resep masakan berikutnya,yakni
"Kicak","Sambel
Bllfiang", dan "Tumis Buncis".
Pada resep memasak"Kicak" topik dinyatakan
de-ngan kata
bahan darr pangolahe,pada
resep membuat "Sambel Bawang"topik
dinyatakandengan
bahan dan.l carane, dan pada resep me-masak "Tumis Buncis" topik dinyatakan
de- ngan bahan, bumbu, dan p angolahe.Topik-topik itu
diletakkan di bagian awal danditulis
secara ortografis denganhuruf
tebal. Keempat contohitu
memperlihatkan bahwatopik
yang diletak-kan di bagian depan itu diikuti
penjelasan- nya,yaitu rincian
bahan,rincian bumbu,
ataurincian prosedur
cara pengolahannya. Misal- nya,unfuk
resep "KetanRagi"
dinyatakan de- ngan penjelasan sesudah bahan, yaTtuberas ke- tnn, snntan kental, kelapa muda, gula jawa, ketum-b ar, gar am, d aun s al am, I en gku as. D an, p enj elas an sesudah caranya
mengolah, yaitu
beras ketan ditanak biasa, kelapa muda diparut dibuat ragi ber- sama dengan bumbu-bumbunya gflram, ketumbar, gula jawa, daun salam, lengkuas sampai matang.Caranya makan ketan yang sudah matang
di-
tempatkan dipiring, di
atasnya diberi ragi atau serundeng.Demikian pula pada
resep mem-buat kue "Kicak". Topik di situ berupa
kata bahandiikuti
penjelasanyang berupa
rincian bahan yang berupa jadah putih atautiwul
halus, gula jawa, nangka, daun pandan, kelapa muda, dan oanili. Sementaraitu, topik yang kedua
pada resep memasakkue "Kicak"
berupa pangolahe 'pengolahannya'yffiig diikuti
penjelasan yang berupa keterangan cara atau prosedur mema-saknya yaita
kelapa muda diparut, dimasak ber- sama dengan gula jawa, daun pandan sampai ken-f al. Sesudah
ltu
nangka y ang diiris-iris dimasuk- kan sekalian. Bahan yang terakhir dimasukkanialah jadah atat tiwul.
Semuabahan diaduk
sampairata
supayabumbunya
masuk. Kalau sudah matangdiangkat. Hal
yang sama tam-pak pada
resep masakan "Sambel Bawang".Pada wacana
itu topik
yang berupa kata bahanditempatkan pada bagian awal paragraf,
ke- mudiandiikuti
keterangan yang beruparincian
bahan yangterdiri
atas tempe goreng atau tempe bacem, bawang, bumbu masak, cabe rawit. Selainihr,
ada katapangolahe yang merupakantopik
pada paragraf yang memaparkan prosedur me- masak bahan.
Di sini topik itu diikuti
dengan keteranganyang berupa urutan
cara mema- saknya, y aitlo bumbu-bumbu diuleg lembut, temp edimasukkan s ekalian kemudian dib eri bumbu mas ak supaya sedap.
Berbeda dengan ketiga resep masakan se- belumnya, resep mefnasak "Tumis Buncis" me-
miliki
tiga topik, yalkni bahan,bumbu, danpango- lahe. Setraptopik
ditempatkan pada awal para- graf, kemudiandiikuti
penjelasannya. Penjelas-an topik pada
wacana resep"Tirmis
Buncis"itu merupakan
penjelasanyang
dinyatakan dengan rinciandari
setiaptopik.
Pada teks re- sep masakan ini, topik bahandiikuti
penjelasan yangberupabuncis
dan thokolan'taoge';topik bumbu diikuti
penjelasanyang berupa
bram- bang'bawahtr merah', bawang'bawangputih',
uyah' gararn' ,lombok' cabe' , kecap, bumbu masak ; topik pangolahe
diikuti
penjelasan yang beruparincian
penahapan proses memasakny4yakni
buncis dikumbah resik, banjurdiiris tipis'buncis
dicuci bersihkemudian diiris tipis'.
Selainitu,
thokolqn dikumbah resik'taoge dicuci bersill.
Sementara Ltu, Bumbu-bumbu digansa nganggo lenga klentik, yen wis, bahan-bahan dicemplunga- ke pisan
'Bumbu-bumbu difumis
memakaimi-
nyak goreng, kalau sudah, bahan-bahan dima-sukkan
sekalian'. Tahap selanjutnya Kira-kira setengah mateng, kecap dicemplungake pisan.'Kv ra-kira sudah
setengah matang, kecap dima-sukkan sekaliar{.
Sesudahltu
Diungkep, yen wis matengdientas'Ditutup
rapat,kalau
sudah matang diangkat.'Dari pembahasan keempat teks
resep masakanitu,
tampak bahwatopik
sa4gat me- nonjoi pada wacana resep masakan. Secaralini-
er, satuan
lingual
bahan, bumbu, sertapangolaheselalu ditempatkan di
depan karena menjaditopiknya. Dalam hal
penulisannyapun
padaumumnya
secaraortografis topik dicetak
de- nganhuruf
tebal. Posisitopik
yang ditempat- kan pada bagian awalitu
selaludiikuti
dengan penjelasan yang berupa rinciannya.Kesatuan Topik Wacana Prosedural Resep Masakan dalam Bahasa
Jawa
372.2. Strategi
Kesinambungan Topik
Topik
memiliki kedudukan
sentral dalam wacana.Oleh
karenaitu, topik selalu
diacudan dipertahankan oleh kalimat-kalimat
se-hingga menimbulkan kesinambungan topik (Baryadi
2002:60).Untuk
membahas strategikesinambungan topik ini, teori Givon
(1983) yang diacu Baryadi (2002:60) dapat dimanfaat- kanuntuk
landasan teorinya. Menurutnya adadua hal yang perlu diperhatikan, yakni
caramenciptakan
kesinambungantopik dan
caramengukur kadar
kesinambungantopik.
Ke- sinambungantopik pada
wacana prosedural jenis masakan diciptakan dengan elipsis (pele- sapan), pengulangary d an ekuivalensi leksikal.2.2.1
Elipsis
(Pelesapan)Elipsis atau
pelesapandapat
digunakanuntuk menciptakan kesinambungann topik
dalam wacana prosedural. Penyebutan kembali suatutopik
tentang resep masakan dalam wa- cana kadangtidak
dinyatakan secara eksplisit.Meskipun
demikian, unsur yangtidak
tampakifu
sebetulnya mengacu pada unsur yang dise-butkan
sebelumnya. Jadi,di sini
terdapat ke- sinambunganunsur/topik.
Perhatikan contohberikut
ini.(5)
Roti Kukus Pisang
Bahanu pisang ambon mateng 3 dialusake,
trigu 300 gr, baking powder 15 gr. susu % gelas, mertega 15 gr., gula 1.5 gr, endhog pitik 2, soklnt chtp (meises) 75 gr.
Panggawene: (a) endhog, mertega dikopyok nganti mumbul.
(b)
Trigu lan baking powder dicampurake A mbaka sithik, banjur susune A.(c) Keri dheu;e soklat chip (mesis) diceruplungake
O. (d) Adhonan diwadhahi ing cithakan cilik- cilik (kava cithakan roti kukus) sing uis dioseri mertega. (e) Kukus O nganti mateng, kira-kira 30 menit. $aya Baya no.29lMinggu III/ Maret/
2006)
Roti Kukus Pisang
Bahannya: pisang ambon matang
3
di- haluskan, terigu 300 gr; baking powder 15 gr.sttsul/z gelas, mertega 15 gr., gula 15 gr, telur ayam2, soklat chip (meises) 75 gr.
Pembuatannya: (a) telur, mertega diko- cok sampai berbusa. (b) Terigu dan baking powder dicampurkan @ sedikit demi sedikit, kemudian suslrnya @. (c) Terakhir sokelat chip (mesis) dimasukkan @.(d) Adonan di- tempatkan dalam cetakan kecil-kecil (seper-
ti
cetakanroti
kukus) yang sudah dioseri mertega. (e) Kukus O sampai matang, kira- kira 30 menit.'(6)
PEWKTHOLO
Bahan: Xacangitholo
putih
utawa ireng.Uyah, htmbar, santeit, glepung.
Pangolahe: (a) Kacang tholo luwih dhisik dikum sajam. (b) Yen wis A dicarnpur karo gle- pung, uyah, tumbar. (c) Banjur
A
digoreng.(Mekar Sari No. 19lTh. XXI/1 Desember 19771
hlm.20)
,
REMPEYEKTHOLOBahan: Kacang tolo putih atau hitam. Ga- ram, tumbar, santan, tepung.
Pengolahannya: (a) Kacang tolo lebih da- hulu direndam satu jam. (b) Kalau sudah
Z
dicampur dengan tepung, garam, tumbar. (c) Kemudian
A
digoreng.'Pada data resep membuat
"Roti
Kukus Pi- sang" terdapat pelesapantopik pada kalimat
(5b), (5c), dan (5e). Dalam wacana,topik
yang lesapitu memiliki
referenyang
sama dengantopik
padakalimat
sebelumnya yang berdeka- tan.Topik
yang dilesapkan padakalimat
(5b)memiliki referen topik pada kalimat
(5a).Demikian pula
pelesapanpada kalimat
(5c)memiliki
referentopik
padakalimat
(5a). Jadi,topik yang
dilesapkanpada kalimat
(5b) dan (5c)memiliki koreferensi
dengantopik
padakalimat
(5a). Pelesapantopik
padakalimat
(5e) pada teksitu memiliki
referentopik
yang ber-wujud
zero pula padakalimat
(5d).Pada resep membuat "Peyek
Tholo"
jugaterdapat
pelesapan sebagaialat untuk
men-ciptakan kesinambungan topik.
Pelesapantopik
terdapat padakalimat
(6b) dan (6c). Ka-limat
(6a) Kacang thololuwih dhisik dikum sajam.Kalimat
(6b) Yen wisO
dicampur karo glepung,38
Widyapanva, Votume 40, Nomort,
Juni2oL2uyah, tutnbar.
Kalimat
(6c)Bnnjur O
digoreng.Unsur zercpadakalimat
(6b) dan (6c)memiliki
referen yang sama dengantopik
padakalimat
(6a), yakni kacang tholo.
2.2.2Pengtlangan
Pengulangan
juga dapat digunakan
un-tuk
menciptakan kesinambungantopik.
Topikpada
bahanyang dinyatakan
penyebutannyakembali
dengan carayang
sama pada bagi.an pengolahanmerupakan bentuk
pengulanganpada
wacana.Hal itu dilakukan
karena ber-fungsi untuk menciptakan
kesinambungantopik pada resep
masakan.Dengan
begitu, tampak adanya keutuhan dalam wacana prose- dural. Berikutini
contohnya.(7)
SAMBEL ONCOM
Bahan: ot cotn.
Bumbu: lombok, uyah, trasi, bawang, gula
Carane nggawu oflcotn dikumbah resik, diuleg lembut. Bumbu-bumbu diuleg lembut di- gangsa nganggo lenga klentik, banjur oncom di- catnpurpisan. (Mekar Sari No.2 Th. XXIry1s Maret 19791h1m.12)
SAMBAL ONCOM Bahan: oncom.
Bumbu: cabe, garam, terasi, bawang pu- tih, gula jawa.
Caranya membuat: oncom dicuci bersih, diulek lembut. Bumbu-bumbu diulek lembut ditumis memakai minyak goreng, kemudian oncom dicampur sekalian.'
SUP KEMBANG KUBIS
Bahanipun: kembang
kubis,
glepung tefigu, kaldu, susu urcer, mentega.Bumbuniputt: saretn, mrica, pala.
Pangolahipun: kembang kobis dipun kim- bah resik, tumuntsn dipun irisi agengipun ceka-
pan, lajeng kagodog mawi toya kaldu ngantos ernpuk dipun entas. Glepung terigu dipun
jur
mawi toya asrep, waton encer. Nunten mmtega dipun sok ing wnjan kalatoni, manawi sampufi encer dados lisah kasukani toya kaldu. Sawetawis dangunipun, kemb ang kobis kacemplun gaken.
Bumbu dipun uleg lembut ugi kacemplungaken, ngantos umop lan empuk. (Olah-Olah Komplit
I
hlm.49)
SUP KEMBANG KUBIS
Bahannya: kembang kubis,
tepung terigu, kaldu, sustr cair, mentega.Bumbunya: garam, merica, pala.
Pengolahanriya: bunga kobis dicuci ber- sih, kemudian dilris yang besarnya cukupan, kemudian direbus dengan air kaldu sampai empuk diangkat. Tepung
terigu
dicairkan dengan air dingin, asal cair. Kemudian men- tega dituangdi
wajan diberi api, kalau su- dah cair menjadi minyak diberi air kaldu. Se- sudah agak lama, kembang kobis dimasuk- kan. Bumbu diuleg lembut juga dimasukkan sampai*mendidih dan empuk.'(e)
SEMUR
UDAH
Bahane:
ilat sapi siji,
digodhog nganti empuk. Burubune: bazoang5
siyung, bawang bombny 2, mricn % sendhok teh, saos rnjarasa 3 sendhok dhahar, kecap manis sacukupe, bumbu pmyedap sethithik, uyah sacukupe.Pangolahe: (a)
ilat
sapidiiis
tipis amba.(b) Bawang, mrica, uyah diuleg lembut ban-
jur
digangsa nganti arum. (c) Bawang Bombay dicemplungake, saos rajarasa lan kecrp manis disokake. (d) Digangsa sedhela, yen gandane zuisarum disokibanyu sethithik. (e)
Ilat
sapi dice- gurake, ditambahibanyu nganti duduhe nyemek- nyemek, lan rasane cukup. (l aya Bay a no.06-07I
Minggu I-II/Okt.2007)
Bahannya: lidah sapi satu, direbus sam- pai empuk. Bumbunya: bawang 5 bungkul, bawang bombayZ, merica % sendok
te[
saos rajarasa 3 sendok makary kecap manis secu-kupnya
bumbu penyedap sedikit, garam secukupnya.Pengolahannya;
(a) Lidah sapi
diiristipis
melebar.(b)
Bawangputih,
merica,iawa.
(8)
Kesatuan Topik Wacana Prosedural Resep Masakan dalam Bahasa
Jawa
39bawah
diulek
lembut kemudian disangrai sampai harum (c) Bawang Bombay dimasuk- kary saos rajarasa dan kecap manis dituang.(d) Disangrai sebentar, kalau baunya sudah harum dituang
air
sedikit. (e)tidah
sapi dimasukkary ditambah air sampai kuahnya tinggal sedikit, dan rasanya cukup.'Pada resep membuat "Sambel
Oncom"dapat
dilihat
kesinambungantopik
diciptakan dengan cara mengulang satuanlingual
oncotnyang
terdapatpada
pemaparan bahan. Peng-ulangan unsur ifu tampak pada
pemaparan carane nggawe,yakni
oncom dikumbah resik'oncom dicuci bersih' dan
...
oncom dicarupurpisan'oncom dicampur
sekalian'. Pada resep masakan"Sup
KembangKubis"
terdapat ke-sinambungan topik yang diciptakan
dengan cara pengulangan.Topik yang diulang
dapatdilihat
pada satuanlingual
kembangkubis padap ar agr af yang menyatakan bahan diulang p ada
butir prosedur urutan memasak.
Demikianpula
satuanlingual
glepung terigu pada bahan juga diuiang penyebutannya padabutir rincian
pengolahannya.Pada resep membuat
sayur"Semur Lidah" terdapat pengulangan
satu- anlingual ilat sapi'lidah
sapi'. Satuanlingual ilat
sapipada
paragraf yang memaparkan ba- handiulang
pada paragraf yang memaparkanp engolahan. Pada p aragraf p engolahan, s aturan
lingual ilat
sapi padakalimat
(a)diulang
pada kalimat (e).2.2.3
Ekuivalensi Leksikal
Cara mengukur kesinambungan topik dapat dilakukan dengan ekuivalensi
leksi-kal. Hal ini
terjadijika di
dalam teks terdapat hubungan kesepadanan antara safuanlingual tertentu
dengan satuanlingual lainnya
dalam sebual'r paradigma (Sumarlam 2003:46).Krida-
laksana menyebut ekuivalensi sebagai makna yang sangat berdekatan, lawandari
kesamaan bentuk.Contoh:
(10)
GULEBEBEK
B ahanipun: B eb ek in gkang t aksih rnem.
Bumbunipun: Kemiri, sareln, mrica, jae, laos, kunir, bazoang, brambang, ron sere, ron
40
Widyaparuva, Votume 40, Nomort,
Juni 2oL2jerampurut.
Pnngolahipun: Bumbu sadaya kalawau kauleg lembut, kajawi ron jnam purut, kunir,
sere, kacemplwtgaken utuhan (kunir dipun bakar
nrmiyin). Bebek sasampunipun karesiki kados
p adatanipun, nunten kap otongi alit-alit kagodog ngantos umop, brambang bawang goreng mugi kacemplungaken pindah, dipun entas bilih u.lam
sartpun empuk sanget. (Olah-Olah Komplitl hlm.40)
GUJ,E BEBEK
Bahannya: Behek yang masih muda.
Bumbunnya:
Kemiri,
garam, meric4 jahe, lengkuas,kunyit,
bawangputih,
ba- wang merah, daun sere, daun jeruk limau.Pengolahannya: Bumbu semua tadi di- uleg lembut, kecuali daun jeruk purut, ku- nyit, sere, dimasukkan utuh (kunyit dibakar dahulu). Bebek sesudah dibersihkan seper-
ti
biasanya, kemudian dipotong kecil-kecil direbus sampai mendidih, bawang merafu bawangputih
hendaklah dimasukkan se-kaligus, diangkat jika daging sudah sangat empuk.'
Pada wacana
resep masakan "Gule
Be- bek", hal yang dapat dikatakan sebagai bentuk kesepadanantampak pada
satuanlingual
be- bekyang mnsih muda
dengan satuanlingual
bahan; Satuanlingual keffiiri, gflrfln,
merica,jahe,lengkuas,
bataangputih,
bautang merah, daun serai, ilaunjen& purut
dengan satuanli-
ngual bumbu. Selainihl
satuanlingual
kauleg,kacanplungaken, karcsiki, ilipun bakar, ka-
p ot ottgi, k ago ilo g,
ilipun
ent n s d ap at dikatakan sebagaihal yang
sepadandengan
satuanli-
ngual pangolahipun'pengolahannya'.Kesatuan
topik pada
wacana resep ma- sakan dibangun dengan penonjolantopik
danstrategi kesinambungan topik.
Penonjolahtopik pada
resep masakandilakukan
dengan menempatkan satuanlingual
bahan danpango- lahe pada awal paragraf. Topikitu
dalam pena- taannyadiikuti
olehkonstituen
yang menjadi penjelasarurya.Di samping konstituen
yang menjaditopik
diposisikan di bagianawaf
seca-ra ortografis topik itu ditulis dengan huruf
tebal. Sementaraitu, strategi
kesinambungantopik
pada wacana resep masakan diciptakan dengan melesapkankonstituen
yang telahdi-
sebut sebelumnya; dengan mengulang konsti- tuen pada paparan berikutnya; dengan ekuiva- lensi leksikal /kesepadanan satuanlingual
ter- tentu.3. Simpulan
Kesatuan
topik pada
wacana prosedural resep masakan dalam bahasa Jawa diciptakandengan penonjolan topik dan strategi
ke- sinambungantopik.
Penoniolantopik dilaku- kan
dengan menempatkan satuanlingual
ba-h an I b ah nn e, p an g ol ah e I p an g g aw en e I c ar an e n g ol ah
I
carane nggawelcarane (dalarn bahasa Jawa de- ngan
tingkat tutur
ngoko) danbahanipun, bum' bunipun, pangolahipuz (dalam bahasa Jawa de- ngantingkat tutur
krama) pada awal paragraf.Di
samping konstituen yang rnenjaditopik di
letakkan
dibagian awaf
cara penulisaruryapun
secaraortografis dibuat
denganhuruf
tebal.Dalam penataannya
topik diikuti
oleh konsti- tuen yangmenjadi
penjelasannya. Sementara itu, strategi kesinambungan topik pada wacana resep masakan diciptakan dengan melesapkan konstituen yang telah disebutkan sebelumnya;dengan mengulang
konstituen pada
paparanberikutnya; dengan ekuivalensi leksikal
atau kesepadanan satuanlingual
tertentu.Kajian kesatuan topik dalam
wacana prosedural semacamini
tentunya terdapat juga di dalam jenis wacana lain. Oleh karena itu,jika
dilakukan kajian terhadap wacana-wacanalain
dengantopik
yang sama, akan ditemukanciri-
ciri tertentu dari kesatuan topik pada setiap wa- cana yang dikaji. Dengan demikian, hasil kajianitu
dapat dimanfaatkanuntuk
menambah kha- zanah penelitian bahasa Jawa.Di
sampingitu,
dapat digunakan jugauntuk
bahan pengajaran dalam bahasalawa.
Daftar Pustaka
AlwL
Hasan et a\.1998. Tata Bahasa Baku Bahasa lndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Baryadi, I. Praptomo.
1993. "Kesatuan Topik dalam Wacana Eksposisi, Wacana Deskrip- si, dan Wacana Narasi dalam BahasaIndo-
nesia." Dalam Penyelidikan Bahasa dan Per- kemb an g an w aw as annya. Jakarta:MLI
dan
Hariyanto.
1995. "Wacana Prose-dural dalam
Bahasalndonesia".
LaporanHasil
Penelitian. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Koor- dinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V.2002. Dasar-Dasar
Analisis
Wacanadalam llmu
Bahasa.Yogyakarta:
Pustaka Gondosuli.Kridalaksana,
Harimurti.
2001. Kamus Linguis- tik. J akarla: Gramedia Pustaka Utama' Longacre, Robert E. 1986. Discourse, Patagraph,and Sentence Structure
in
Selected Philippine Languages. Santa,Ana. California: The Sum- mer Institute of llinguistics.Nur1ina,
Wiwin
Erni Siti. 2001.. "Wacana Prose-dural dalam
Bahasa Jawa:Kajian
Struk-tural".
Laporan Penelitian. Yogyakarta: Ba- lai Bahasa Yogyakarta.Ramlan. M.1993. Paragraf:
Alur
Pikiran dan Ke- paduan dalam Bahnsa lndonesia. Yogyakarta:Andi
Ofset.Rani,
Abdul
et aI.2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bnhasa dalam Pemakaian. ]awaTimur:
Bayu Media Publishing.
Subagyo,
Ari.
2001."Linguistik
Teks, Wacana sebagai Teks,dan
Teksfualitas". Makalah lepas disampaikan sebagai ceramah di Balai Bahasa Yogyakarta.Sudaryanto. 2001. Metode dan AnekaTeknikAna- lisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Ke- buday aan secar fl Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana
University
Press.Wedhawati dkk.
1979. Wacana dalam Bahasalawa. lakarta: Pusat Pembinaan dan
Pe- ngembangan Bahasa.Wedhawati,
Wiwin Erni Siti Nurlin4 Edi
Seti-yanto. 2006.
Tata Bahasa Jawa Mutal&ir.Yogyakarta: Kanisius.
Kesatuan Topik Wacana Prosedural Resep Masakan dalam Bahasa