RESILIENSI UMKM DAN DESA WISATA DI KABUPATEN TABANAN
PADA MASA PANDEMI COVID 19
(Sebuah Upaya Shifting dan Synergy dalam Inklusif Bisnis) BOOK CHAPTER
Ni Luh Putu Agustini Karta Ni Made Ary Widiastini Ni Ketut Dewi Irwanti Jimmy Harry Putu Suarthana I Ketut Sutapa Ni Luh Putu Sri Widhiastuty
I Made Bayu Wisnawa I Gusti Agung Bagus Widiantara
Fenny Sengkey Putu Agus Prayogi Ni Made Hartini I Made Suwitra Wirya Nyoman Ayu Putri Lestari Ni Putu Yunik Anggreni
I Ketut Andika Priastana Rio Dwi Jayanto Ketut Anom Sri Kesumawati
Ni Wayan Mekarini Ni Nyoman Nidya Trianingrum
Book Chapter:
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 (Sebuah Upaya Shifting dan Synergy dalam Inklusif Bisnis)
Ni Luh Putu Agustini Karta, Ni Made Ary Widiastini, Ni Ketut Dewi Irwanti , Jimmy Harry Putu Suarthana, I Ketut Sutapa
Editor: Ariyanto
Ni Luh Putu Agustini Karta; Ni Made Ary Widiastini; Ni Ketut Dewi Irwanti;
Jimmy Harry Putu Suarthana; I Ketut Sutapa
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 Edisi Pertama
—Jakarta: Mitra Wacana Media, 2021 1 jil., 17 × 24 cm, 238 hal.
Anggota IKAPI No: 410/DKI/2010 ISBN:
1. Pariwisata 2. Resiliensi UMKM dan Desa Wisata I. Judul II. Ni Luh Putu Agustini Karta dkk
Edisi Asli
Hak Cipta © 2021 : Penulis
Diterbitkan : Penerbit Mitra Wacana Media Telp. : (021) 824-31931
Faks. : (021) 824-31931
Website : http//www.mitrawacanamedia.com E-mail : [email protected] Office : Vila Nusa Indah 3 Blok KE.2 No.14
Bojongkulur-Gunung Putri. Bogor
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 iii
KATA SAMBUTAN
Saya sebagai Rektor Universitas Triatma Mulya sangat memberikan apresiasi tinggi terhadap tulisan yang mengangkat desa wisata sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang pada saat ini dikembangkan sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.
Sesungguhnya desa wisata adalah dari masyarakat untuk masyarakat dalam artian pengolahan desa wisata melibatkan masyarakat yang berdampak terhadap sosial budaya, lingkungan, dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu saya sangat mendorong kepada para dosen dan mahasiswa untuk memberikan pendampingan terhadap masyarakat desa yang memiliki lingkungan dan kebudayaan yang mendukung terbangunnya desa wisata yang menyerap kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya Bali sebagai daerah tujuan pariwisata yang sangat terkenal di dunia.
Partisipasi masyarakat sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat di desa, karena secara tidak langsung masyarakat desa ikut menikmati dampak pariwisata yang lebih banyak dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang memiliki daya tarik wisata.
Dengan adanya wabah covid 19 ini para wisatawan akan memilih tinggal di pedesaan dari pada mereka tinggal di hotel – hotel besar yang memiliki resiko tinggi untuk penularan wabah ini.
REKTOR UNIVERSITAS TRIATMA MULYA
Dr. Drs. I Ketut Putra Suarthana, M.M.
iv Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Visi dan Misi Universitas Triatma Mulya adalah untuk membantu masyarakat desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dalam rangka membangun sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para dosen yang berhasil menerbitkan buku sebagai hasil riset Ideathon Bali Kembali yang memenangkan hibah pemerintah atas pendanaan dari BNPB, pemerintah provinsi Bali dan dukungan Kemedikbud Ristek.
Kami berharap para dosen akan terus berpacu berlomba untuk meningkatkan diri dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Bapak Menteri Kemendikbud Ristek 2020.
Teriring Salam Rektor
Dr. Drs. I Ketut Putra Suarthana, M.M.
Rektor Universitas TRIATMA MULYA
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 v
Kabupaten Tabanan sebagai salah satu Kabupaten di Bali memiliki alam yang indah dari pegunungan sampai pantai dan merupakan potensi wisata yang sangat besar. Kami berusaha mengembangkan pariwisata yang berciri khas Tabanan, yaitu pariwisata yang bernafaskan agama Hindu dengan filsafat Tri Hita Karana. Dengan dasar filsafat ini pembangunan kepariwisataan diatur sedemikian rupa sehingga benar-benar akan memperlihatkan kebudayaan Bali yang sudah memiliki nilai tinggi dan dikenal oleh seluruh dunia. Kabupaten Tabanan memiliki beberapa Daya Tarik Wisata yang sudah dikenal luas di seluruh dunia dan juga sejumlah desa wisata sebagai destinasi wisata alternatif. Pengembangan desa wisata merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat lokal untuk bersama- sama berbuat sehingga keberadaan dunia pariwisata dapat memberikan manfaat kepada desa, untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.
Kami menyambut baik dilakukannya riset oleh Universitas Triatma Mulya terhadap desa wisata yang ada di wilayah Tabanan sebagai upaya sinergitas antara akademisi dengan masyarakat yang bergerak di sektor pariwisata. Dengan diterbitkannya buku “Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan Pada Masa Pandemi Covid 19” ini, kami mengharapkan eksistensi desa-desa wisata yang ada di wilayah Tabanan lebih dikenal secara luas. Buku ini juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan kita tentang bagaimana para
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS PARIWISATA KABUPATEN TABANAN
I Made Sukanada, AP, S.H., M.Si
vi Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
pelaku pariwisata khususnya di desa wisata dapat mempertahankan keberlanjutan dari penyelenggaraan kegiatan kepariwisataannya di tengah-tengah kondisi yang sulit saat ini. Terbitnya buku ini juga harus dapat memberikan motivasi bagi para pelaku pariwisata di desa wisata menuju desa yang mandiri dan berdaulat dalam rangka nangun sat kerthi loka Bali melalui pembangunan semesta berencana Kabupaten Tabanan menuju Tabanan era baru yang aman unggul dan madani (AUM)
Namun kami menyadari usaha besar ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dari semua pihak, khususnya mereka yang berkompeten di sektor pariwisata termasuk kalangan akademisi ikut bersama kami terus mendukung pengembangan kepariwisataan dimaksud. Semoga ke depannya jalinan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan akademisi ini dapat terus dilanjutkan demi untuk bersama-sama mewujudkan tujuan pembangungan di sektor pariwisata.
Semoga riset dan penerbitan buku ini bukanlah yang terakhir, melainkan awal yang baik untuk riset-riset selanjutnya yang dilakukan terhadap berbagai potensi kepariwisataan yang masih banyak kami miliki di Kabupaten Tabanan agar dapat diangkat secara optimal.
Akhir kata kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas diterbitkannya buku “Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan Pada Masa Pandemi Covid 19” dengan harapan wawasan keilmuan kita khususnya dalam bidang pariwisata dapat meningkat. Semoga keberadaan buku ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 vii Pengembangan pariwisata dan UMKM menjadi prioritas dalam pembangunan Indonesia. Membangun desa melalui UMKM dan desa wisata dimasukkan dalam RPJM Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Pandemi Covid 19 sangat melemahkan fungsi masyarakat, negara dan stakeholder lainnya. Berbagai cara diupayakan, namun karena seluruh negara di dunia terdampak, maka bantuan negara sahabatpun sulit diharapkan. Dalam kondisi seperti ini synergi dan kolaburasi merupakan dua kata yang relevan digunakan untuk penguatan institusi, organisasi dan individu. Bagi perusahaan berskala besar yang memiliki modal kuat umumnya mereka berkolaburasi pada hal-hal yang menjadi kekurangan / kelemahan mereka, sehingga ditutupi oleh partnernya. Namun untuk UMKM skala kecil, dengan pondasi yang lemah, synergi dan kolaburasi menjadi yang utama agar dapat bertahan dan berkelanjutan. UMKM bersinergi dengan desa wisata membentuk bisnis inklusif yakni bisnis yang pro-rakyat, berskala kecil namun mampu mensejahterakan masyarakat desa. Bila inklusif bisnis ini menjamur di desa melalui synergi dan kolaburasi, maka pemerataan ekonomi masyarakat akan terwujud dengan cepat pula.
Buku ini disusun sebagai hasil karya nyata para dosen dan praktisi pariwisata yang intens mendampingi UMKM dan desa wisata utamanya di Kabupaten Tabanan. Para penulis buku ini melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan pendampingan pada desa wisata dan UMKM yang bergerak di bidang pertanian, kesenian tradisional, makanan ciri khas Bali / kuliner tradisional, peternakan yang dikolaburasi untuk mendukung desa wisata. Berbagai pengalaman dan tantangan yang dialami penulis tersirat baik dalam buku ini dan mampu memberikan gambaran yang utuh tentang desa wisata dan UMKM dari berbagai sudut pandang. Disamping sebagai karya publikasi, buku ini dipersembahkan untuk Kabupaten Tabanan dan Provinsi Bali, atas prakarsa BNPB (badan Nasional Penanggulangan Bencana) Bali yang menggandeng KEMDIKBUD-RISTEK melalui Hibah Riset Ideathon Bali Kembali.
Upaya BNPB dalam turut mempercepat resiliensi Bali pasca Covid 19 mendapat sambutan hangat dari akademisi dan masyarakat. Buku ini dapat dijadikan panduan dalam mengkemas desa wisata, mensinergikan UMKM dan mengedukasi masyarakat tentang peran akademisi, pemerintah dan media dalam meningkatkan daya saing. Beberapa kajian dalam buku ini juga
KATA PENGANTAR
viii Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
mengedepankan unsur sosial, ekonomi dan lingkungan, dimana ketiga unsur ini adalah unsur penentu keberlanjutan usaha (sustainability business).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada BNPB, Kemdikbud-Ristek, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali atas digagasnya program ini sehingga memberi manfaat yang baik bagi masyarakat desa. Ucapan terima kasih yang dalam juga kami sampaikan kepada Dr.
I Ketut Putra Suarthana, MM. selaku Rektor Universitas Triatma Mulya yang senantiasa mendukung, memfasilitasi peneliti untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi. Terima kasih juga kepada keluarga, masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya yang memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk belajar dan berbagi dalam membangun desa guna mencapai cita-cita negara RI. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam buku ini, saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat dibutuhkan. Terima kasih.
Bogor, 30 Oktober 2021
Dr. Ni Luh Putu Agustini Karta, S.,E.,M.M.
Daftar Isi ix ix Kata Sambutan ... iii Kata Pengantar ... v Daftar Isi ... vii Strategi Synergi Inklusif Bisnis UMKM Mendukung Desa Wisata di Desa Cepaka
Kabupaten Tabanan ... 1 Ni Luh Putu Agustini Karta, Erna Wiles, I Nyoman Suarjaya
Usaha Lokal Masyarakat Pendukung Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan ... 11 Ni Made Ary Widiastini1, I Ketut Sida Arsa
Optimalisasi Umkm Untuk Menunjang Pengembangan Desa Wisata Perspektif Ergonomi (Preliminary Research Pada Umkm Desa Cepaka) ... 43 Ni Ketut Dewi Irwanti , M. Yusuf
Implementasi Konsep Penta Helik dalam Meningkatkan Daya Saing UMKM Pendukung Desa Wisata pada Masa Pandemi Covid 19
di Desa Cepaka ... 63 Jimmy Harry Putu Suarthana; I Ketut Sutapa; Rani Kusumo Wardani
Minuman Tradisional Teh Beras Merah Support Desa Wisata Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Bali ... 71 Ni Luh Putu Sri Widhiastuty
Produk Wisata Pedesaan dan E-Marketing di Kabupaten Tabanan Bali ... 83 I Made Bayu Wisnawa
Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Tata Ruang Kawasan Di Desa Mengesta Kabupaten Tabanan ... 95 I Gusti Agung Bagus Widiantara
UMKM Sebagai Pendukung Pengembangan Desa Wisata Nyambu
di Kabupaten Tabanan ... 109 Fenny Sengkey, Rosvita Flaviana Osin, I Wayan Agus Anggayana
DAFTAR ISI
x Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Farming Activity Sebagai Bentuk Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Di Ekowisata Taman Sari Buana Dan Desa Wana Giri Kauh, Kabupaten
Tabanan ... 119 Putu Agus Prayogi
Usaha Kuliner dan Desa Wisata: Sebuah Pendekatan Gastronomi Loteng Capung Sebagai Olahan Makanan Khas Desa Adat Pemanis
Biaung-Tabanan ... 127 Ni Made Hartini
Pengelolaan Homestay Di Desa Wisata Jatiluwih Kabupaten Tabanan ... 137 I Made Suwitra Wirya
Upaya Peningkatan Sadar Wisata Untuk Masyarakat Akan Potensi Alam
Di Desa Baluk ... 153 Nyoman Ayu Putri Lestari
Pelatihan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Talks As Transaction
Bagi Masyarakat Desa Wisata Kaba Kaba Kediri Tabanan ... 169 Ni Putu Yunik Anggreni , Wayan Mekarini, Putu Artila Dewi, I Made Agung Rai Antara,
I Putu Agus Suarsana Ariesta
Adaptasi Bisnis UMKM Batik Painting By Wayan Kardiana di Kabupaten Gianyar dalam Masa Pandemi Covid-19 ... 181 I Ketut Andika Priastana
Repackaging / Pengkemasan Ulang Gula Aren pada UMKM di Melaya Agar Bertahan dari Pandemi Covid 19 ... 189 Rio Dwi Jayanto
Potensi Desa Wisata Sebagai Penggerak Wellness Dan Medical Tourism ... 197 Ketut Anom Sri Kesumawati
Story Telling Pembentuk Kesan Melekat (Studi Kasus di DTW Tanah Lot
Tabanan Bali) ... 207 Ni Wayan Mekarini
Sinergi Akademisi Dan Pokdarwis Dalam Pengembangan Desa Wisata
Di Desa Petak ... 217 Ni Nyoman Nidya Trianingrum, Ni Nyoman Rusmiati, I Ketut Budiasa
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 83
PRODUK WISATA PEDESAAN DAN E-MARKETING DI KABUPATEN TABANAN BALI
I Made Bayu Wisnawa Universitas Triatma Mulya [email protected]
ABSTRAK
Kabupaten Tabanan memiliki potensi wisata pedesaan yang luar biasa. Kekayaan alam dan budaya merupakan kekuatan yang dapat dikembangkan menjadi sebuah keunggulan. Namun demikian saat ini potensi wisata pedesaan yang ada di Tabanan belum dikelola secara optimal.
Dari 133 desa di Tabanan, hanya 23 desa yang berstatus desa wisata. Dari 23 desa wisata tersebut, hanya beberapa saja yang mampu berkembang dan diminati wisatawan, misalnya Jati Luwih, Pinge dan Belimbing. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kontribusi wisata pedesaan di Tabanan adalah dengan : i) menggali keunikan yang dimiliki setiap desa untuk dapat dikemas sebagai produk wisata yang berdaya saing dan ii) mengembangkan e-marketing yang melibatkan masyarakat lokal dalam menginformasikan produk wisata dengan pendekatan sistemik, holistik, interdependency dan participatory
1. PENDAHULUAN
Tabanan memiliki potensi wisata pedesaan yang luar biasa. Dari 133 desa di Tabanan, baru 23 desa yang mengantongi status desa wisata 1. Potensi wisata yang dimiliki berupa wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan 2, 3–5. Namun demikian sampai saat ini wisata pedesaan yang sudah berkembang hanya pada beberapa desa saja, seperti Desa Wisata Jati Luwih6, Desa Wisata Pinge, Marga dan Desa Wisata Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur7 yang berhasil memenangkan Anugrah Desa Wisata Indonesia tahun 20216,7. Dengan demikian keberhasilan pembangunan wisata pedesaan di Kabupaten Tabanan masih belum optimal, yakni tiga dari seratus tiga puluh tiga, atau 2,26%. Meskipun saat ini sektor pariwisata mengalami keterpurukan akibat Pandemi Covid-19, potensi wisata pedesaan yang besar ini jika dikembangkan secara terus menerus, tentunya akan memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan yang merupakan andalan8.
Untuk dapat mengembangkan wisata pedesaan, identifikasi produk wisata yang ditawarkan sangat penting. Produk wisata yang ditawarkan sebaiknya memiliki keunikan yang mampu menjadi pembeda sekaligus pengingat bagi wisatawan yang berkunjung. Terlebih lagi pada era new normal dengan kemajuan teknologi informasi 4.0 ini terjadi pergeseran minat wisatawan dari psikosentris menuju allosentris9.
84 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Demikian pula upaya pemasaran melalui internet merupakan hal yang penting untuk dilakukan10–13. Saat ini media internet sangat menentukan keputusan wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata, hal ini disebabkan karena sebagian besar informasi diperoleh melalui internet14
Gambar 1. Popularitas Desa Wisata Jatiluwih pada Google Trends Tahun 2020 s.d 2021
92 Sumber : Google Trends.com, 2021
Gambar 1 berdasarkan Google Trends menunjukkan Desa Wisata Jati Luwih (atas) memiliki tingkat popularitas lebih tinggi dibandingkan Desa Wisata Penglipuran Bangli, Desa Wisata Taro Gianyar, Desa Wisata Pedawa Buleleng dan Desa Wisata Belimbing Sari Negara pada Bulan September 2020 sampai dengan Bulan September 2021. Dibawah Desa Wisata jati Luwih hanya Desa Wisata Penglipuran sebagai pesaing terdekat.
Gambar 2 . Popularitas Desa Wisata Jatiluwih pada Google Trends 2016 s.d 2021
Sumber : Google Trends. Com, 2021
Demikian pula pada Gambar 2, Desa Wisata Jati Luwih menduduki popularitas tertinggi selama enam tahun terakhir (2016 s.d 2021). Hal tersebut menunjukkan bahwa wisata pedesaan di Tabanan Bali, yang diwakili Desa Wisata Jati Luwih sudah sangat populer bagi wisatawan nusantara, dibandingkan desa wisata lainnya yang ada di Bali. Keberadaan Desa Wisata jati Luwih tentunya dapat membantu pengembangan desa wisata lainnya yang ada di Kabupaten Tabanan.
Kenyataannya pengembangan wisata pedesaan (rural tourism) di Tabanan saat ini masih kurang optimal15. Masih banyak desa wisata yang belum berkembang karena sepinya wisatawan dan lemahnya pengelolaan. Hal ini tidak terlepas dari kurang aktifnya aktifitas pemasaran, khususnya promosi dilakukan15. Sebaliknya saat ini Sumber : Google Trends.com, 2021
Gambar 1 berdasarkan Google Trends menunjukkan Desa Wisata Jati Luwih (atas) memiliki tingkat popularitas lebih tinggi dibandingkan Desa Wisata Penglipuran Bangli, Desa Wisata Taro Gianyar, Desa Wisata Pedawa Buleleng dan Desa Wisata Belimbing Sari Negara pada Bulan September 2020 sampai dengan Bulan September 2021. Dibawah Desa Wisata jati Luwih hanya Desa Wisata Penglipuran sebagai pesaing terdekat.
Gambar 2 . Popularitas Desa Wisata Jatiluwih pada Google Trends 2016 s.d 2021
92 Sumber : Google Trends.com, 2021
Gambar 1 berdasarkan Google Trends menunjukkan Desa Wisata Jati Luwih (atas) memiliki tingkat popularitas lebih tinggi dibandingkan Desa Wisata Penglipuran Bangli, Desa Wisata Taro Gianyar, Desa Wisata Pedawa Buleleng dan Desa Wisata Belimbing Sari Negara pada Bulan September 2020 sampai dengan Bulan September 2021. Dibawah Desa Wisata jati Luwih hanya Desa Wisata Penglipuran sebagai pesaing terdekat.
Gambar 2 . Popularitas Desa Wisata Jatiluwih pada Google Trends 2016 s.d 2021
Sumber : Google Trends. Com, 2021
Demikian pula pada Gambar 2, Desa Wisata Jati Luwih menduduki popularitas tertinggi selama enam tahun terakhir (2016 s.d 2021). Hal tersebut menunjukkan bahwa wisata pedesaan di Tabanan Bali, yang diwakili Desa Wisata Jati Luwih sudah sangat populer bagi wisatawan nusantara, dibandingkan desa wisata lainnya yang ada di Bali. Keberadaan Desa Wisata jati Luwih tentunya dapat membantu pengembangan desa wisata lainnya yang ada di Kabupaten Tabanan.
Kenyataannya pengembangan wisata pedesaan (rural tourism) di Tabanan saat ini masih kurang optimal15. Masih banyak desa wisata yang belum berkembang karena sepinya wisatawan dan lemahnya pengelolaan. Hal ini tidak terlepas dari kurang aktifnya aktifitas pemasaran, khususnya promosi dilakukan15. Sebaliknya saat ini
Sumber : Google Trends. Com, 2021
Demikian pula pada Gambar 2, Desa Wisata Jati Luwih menduduki popularitas tertinggi selama enam tahun terakhir (2016 s.d 2021). Hal tersebut menunjukkan bahwa wisata pedesaan di Tabanan Bali, yang diwakili Desa Wisata Jati Luwih sudah sangat populer bagi wisatawan nusantara, dibandingkan desa wisata lainnya yang ada di Bali. Keberadaan Desa Wisata jati Luwih tentunya dapat membantu pengembangan desa wisata lainnya yang ada di Kabupaten Tabanan.
Kenyataannya pengembangan wisata pedesaan (rural tourism) di Tabanan saat ini masih kurang optimal15. Masih banyak desa wisata yang belum berkembang karena sepinya wisatawan dan lemahnya pengelolaan. Hal ini tidak terlepas dari kurang aktifnya aktifitas
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 85 pemasaran, khususnya promosi dilakukan15. Sebaliknya saat ini aktifitas pemasaran melalui internet begitu mudah dilakukan dengan efektifitas yang tinggi dan biaya yang murah14,16–18.
Tulisan ini mengambil lima desa yang secara geografis mewakili wisata pedesaan yang ada di Tabanan, yakni : i) Desa Belimbing, Pupuan;ii)Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg; iii) Desa Biaung, Penebel dan Desa Kedungu, Tabanan. Desa Belimbing, mewakili profil desa wisata yang berada di bagian utara, dengan kondisi alam pegunungan; ii) Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg mewakili wisata pedesaan yang belum berkembang dengan lokasi pegunungan; iii) Desa Biaung, Penebel mewakili desa wisata pada bagian tengah kabupaten Tabanan dengan wilayah perbukitan, dan iv) Desa Belalang dan Desa Sudimara, Tabanan mewakili wisata pedesaan pada bagian pesisir selatan Kabupaten Tabanan yang belum berkembang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : i)Bagaimanakah produk wisata pedesaan di Tabanan Bali, ii) Bagaimanakah pengembangan e-marketing yang sebaiknya dilakukan?
2. KAJIAN PUSTAKA (PEMBAHASAN PENELITIAN SEBELUMNYA ATAU TEORI)
Pendekatan Sistemic, Holistic, Interdependency dan Participatory (SHIP) mendapat perhatian dari banyak akademisi dalam memberikan solusi terhadap pengembangan dan pemecahan permasalahan dalam industri pariwisata19. Sistemic mengacu pada pendekatan yang sistematis, yang melihat segala sesuatu sebagai sebuah sistem, dimana terdapat input, proses dan output tidak dapat dipisahkan. Holistik mengajak melihat segala seuatu secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat diperoleh kesan yang mendekati kebenaran.
Interdisciplinary melibatkan berbagai ilmu, ahli dan participatory menuntut setiap komponen yang terlibat harus aktif mendukung tercapainya sebuah tujuan20.
Destinasi wisata, merupakan tempat wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata atau bersenang-senang. Didalam destinasi wisata terdapat berbagai daya tarik wisata. Desa wisata dan wisata pedesaan merupakan daya tarik wisata yang menawarkan berbagai macam produk wisata yang dapat ditawarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan3. Desa wisata dikelola dengan prinsip Community Based Tourism (CBT)21, di mana kelompok sadar wisata memegang peranan penting dalam merintis dan mengembangkan sebuah desa wisata22,23. Lain halnya dengan wisata pedesaan yang tumbuh tanpa dikelola oleh sebuah kelompok yang lebih berpihak kepada masyarakat. Peranan pengelola desa wisata untuk dapat menggali potensi desa sehingga dapat dikemas menjadi produk wisata unik dan berdaya saing merupakan salah satu kunci keberhasilan18,20,24
E-Marketing memiliki peranan penting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke sebuah destinasi wisata25. Terlebih lagi saat ini di masa teknologi 4.0 di mana akses informasi lebih banyak dilakukan melalui internet, karena mudah, murah, cepat dan ramah lingkungan.
Pemilihan chanel atau saluran yang digunakan dapat berupa media sosial, website, e-mail, iklan di televisi, dan radio.13
86 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Penelitian pada Desa Sudimara, Tabanan 26 dengan produk wisata alam Pantai Yeh Gangga dengan pemandangan laut dan pasir hitmnya yang eksotis. Selain wisata pantai, juga memiliki potensi ekonomi kreatif, seperti : (i) kerajinan, karena pada dasarnya orang Yeh Gangga Beach memiliki jiwa seni dan seniman (ii) video dan fotografi, sebagai cukup banyak kegiatan mengambil foto prewedding dilakukan diseluruh Yeh Gangga Pantai (iii) musik, karena desa Sudimara memiliki organisasi seni seperti gong dan angklung, (iv) seni pertunjukan.
Penelitian pada Desa Belalang, Kediri27 menemukan potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk wisata, misalnya : (i) memiliki landscape desa dengan zona yang menarik untuk dikunjungi, (ii) pemandangan sawah, (iii) memiliki Pantai Kedungu dengan ombak yang cocok untuk dijadikan tempat surfing. Desa Belalang memiliki akses masuk yang sangat memadai dimana jalan sudah mulus beraspal, dekat dengan objek wisata internasional yakni Tanah Lot. Seluruh masyarakat Desa Belalang memiliki semangat untuk mendukung pengembangan desa wisata, dengan karakter hospitality yang dibutuhkan untuk pengembangan desa wisata.
Pengamatan pada Desa Wisata Biaung, Penebel2 yang memiliki potensi wisata alam berupa pemandangan sawah, Gunung Batu Karu dan wisata budaya berupa Pura Batur Sari. Potensi ini belum dapat dikelola dengan baik untuk dikemas sebagai produk wisata karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada. Sementara itu dari kalangan akademisi berupaya untuk menggali potensi tersebut melalui kegiatan pelatihan sadar wisata, pelatihan Bahasa Inggris dan layanan prima. Namun demikian masih butuh waktu untuk dapat mengembangkan potensi-potensi tersebut menjadi produk wisata yang berdaya saing.
Gambar 3 Pura Batur Sari, Desa Biaung Tabanan
Sumber : Hasil Observasi, 2019
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 87 Penelitian Wanagiri Kauh28 menunjukkan bahwa Desa Wanagiri Kauh: i) memiliki potensi wisata alam berupa goa raksasa, air terjun titi akah, pemandangan “Nyegara-Gunung”
yakni pemandangan yang mampu melihat Gunung Batu Karu dan Pantai Jimbaran pada satu tempat, ii) wisata budaya berupa kehidupan keseharian masyarakat dengan tradisi Hindu-Bali, seperti halnya desa-desa pada umumnya di Bali. Lokasi Desa Wanagiri Kauh juga berdekatan dengan Desa Wisata Belimbing yang letaknya strategis pada jalur Pantai Soka, Pupuan, dan Singaraja. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan kepariwisataan yakni lemahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bidang pariwisata, dimana sebagian besar masyarakat desa bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan. Selain itu akses masuk yang sempit dan tidak ada papan penunjuk jalan menjadi penghambat dalam pengembangan kepariwisataan.
Gambar 4 Air Terjun Titi Akah dan Pemandangan Sawah Desa Wanagiri Kauh
Sumber : Hasil Observasi, 2019
Desa Wisata Belimbing, Pupuan memiliki produk wisata alam berupa air terjun “Sing- sing Sade” dan “Sing-sing Ben ben”, Demikian pula dengan keberagaman tanaman seperti : nira, kopi, salak, dan kelapa yang dapat dikembangkan sebagai agrotourism. Pemandangan nyegara-gunung (laut-gunung) juga dapat dinikmati, karena berada di kaki Gunung Batu Karu sehingga pada ketinggian tertentu dapat melihat juga Samudra Hindia. Kebudayaan yang berkembang di Desa Belimbing memiliki banyak kesamaan dengan desa lainnya di Bali.
Pola hidup gotong royong, nyama braya, dalam melaksanakan ajaran Agama Hindu masih
88 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
tetap dilakukan sampai saat ini. Pura Luhur Mekori merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat yang berada dalam kawasan hutan dengan kera-kera yang menjaganya. Pura ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang cukup ramai dikunjungi wisatawan. Disekitar Pura Mekori terdapat sebuah pohon yang berusia ratusan tahun, yang memiliki diameter 10 meter. Desa Belimbing juga memiliki kuliner yakni entil dan tuak manis menjadi ciri khas hidangan pada saat Hari Nyepi. Desa ini sudah memiliki Pokdarwis yang mengelola kepariwisataan. Selain itu desa ini juga sudah memiliki fasilitas pariwisata yang cukup lengkap seperti homestay dan rumah makan.
Gambar 5 Pura Mekori dan Pohon Berdiameter 10 meter, Desa Belimbing Tabanan
Sumber : Hasil Observasi, 2021
3. PEMBAHASAN
Pada bagian ini dibahas mengenai produk wisata pedesaan dan pengembangan e-marketing yang sebaiknya dilakukan.
3.1. Produk wisata pedesaan di Tabanan Bali
Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian yang sudah dilakukan produk wisata pedesaan di Tabanan Bali, dapat dibedakan menjadi dua yaitu : (i) produk wisata alam dan (ii) produk wisata budaya. Produk wisata alam yang sudah dikenal pada umumnya adalah : pemandangan sawah, pemandangan Gunung Batu Karu, air terjun, pantai, keragaman hayati. Produk wisata budaya yang sudah dikenal, berupa : kehidupan keseharian masyarakat yang berdasarkan pandangan Hindu Bali yang unik, dimana disetiap desa memiliki “dresta” atau “sima” yang
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 89 berbeda-beda; upacara adat, pura-pura yang bersejarah dan kerajinan. Contoh dari produk wisata tersebut seperti yang disampaikan pada bagian tulisan ini masing-masing pada Desa Sudimara, Desa Belalang, Desa Wanagiri Kauh, Desa Belimbing dan Desa Biaung.
Namun demikian produk wisata yang ada di Kabupaten Tabanan masih belum berkembang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyak potensi alam dan budaya yang belum dikemas menjadi sebuah paket wisata. Keadaan ini disebabkan karena masih belum optimalnya pengelolaan kepariwisataan di Kabupaten Tabanan. Dari 123 desa yang ada di Tabanan, baru 23 desa yang ditetapkan sebagai desa wisata. Dari 23 desa wisata tersebut hanya beberapa desa saja yang sudah dikenal, seperti Jati Luwih, Desa Wisata Pinge, Desa Wisata Belimbing, Desa Wisata Candi Kuning dan Desa Wisata Tegal Mengkeb. Dari tiga desa wisata tersebut, hanya satu saja yang sudah dikenal secara internasional yakni Desa Wisata Jati Luwih. Sementara itu desa wisata lainnya seperti mati suri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Wisata Biaung, pada awal tahun 2019 masih belum ada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang berfungsi untuk mengelola kepariwisataan di desa tersebut2, sementara potensi desa ini sungguh luar biasa, karena memiliki kekayaan budaya dan alam yang melimpah untuk dikembangkan. Masih perlu dilakukan penelusuran, dari keseluruhan desa wisata yang ada, berpa persen yang sudah memiliki Pokdarwis, kemudian dari keseluruhan Pokdarwis yang ada, masih perlu dikaji mengenai kemampuan sumber daya manusianya yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai pariwisata. Disisi lain, banyak desa-desa yang memiliki potensi yang bagus, lokasi strategis namun tidak ditetapkan sebagai desa wisata, misalnya Desa Sudimara dengan Pantai Yeh Gangga, Desa Wanagiri Kauh dengan Air Terjun Titi Akah dan panorama “Nyegara Gunung” dan Desa Belalang dengan Pantai Kedungu yang sangat diminati untuk kegiatan surfing oleh wisatawan internasional.
Pengembangan produk wisata tidak terlepas dari atraksi (daya tarik wisata), amenitis (fasilitas wisata), akses (jalan masuk), ancelery (pengelolaan) dan community involvement (keterlibatan masyarakat)3,4. Pemerintah Kabupaten Tabanan sudah berupaya semaksimal mungkin dalam membangun keseluruhan komponen tersebut untuk percepatan peningkatan kualitas desa wisata, namun upaya tersebut belum mampu memenuhi harapan karena keterbatasan dana yang ada dan minimnya promosi 15 . Pada umumnya kendala-kendala yang dihadapi desa wisata di Tabanan, hampir sama dengan yang dihadapi desa wisata yang ada di Indonesia29 yakni : (i) sulit mengelola bisnis secara kolektif, (ii)konflik karena perbedaan pandangan antar anggota masyarakat, (iii) penyediaan toilet standar.
Untuk dapat mengelola produk wisata, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, implementasi, pengendalian dan pengevaluasian dapat dimulai dengan pembentukan Pokdarwis, pelibatan Bumdes dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang ada di setiap desa. Sebagai contoh, di Desa Wisata Belimbing, Pupuan yang memiliki banyak pohon nira, mengelolanya menjadi arak dan gula aren (gula belimbing) yang sangat digemari masyarakat. Produk dari pohon nira tersebut rencananya dikemas menjadi sovenir khas
90 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Desa Wisata Belimbing30. Sampai saat ini penjualan gula aren dan tuak sudah menembus pasar di Denpasar. Keunggulan gula aren dan arak Belimbing terletak pada keaslian dan rasa karena dibuat dari bahan-bahan alami. Proses pembuatan gula aren dan arak Bali juga dapat dikemas sebagai produk wisata yang unik, karena memiliki perbedaan dari peralatan dan proses pembuatan pada umumnya30.
3.2. Pengembangan E-Marketing yang dilakukan
Salah satu penyebab kurang berkembangnya produk wisata pada desa wisata dan wisata pedesaan yang ada di Tabanan, disebabkan masih kurang optimalnya aktifitas pemasaran yang dilakukan segenap stakeholder pariwisata15. Di jaman industri 4.0 ini sebenarnya aktifitas pemasaran akan lebih efektif dilakukan melalui internet (e-marketing), karena murah, mudah, cepat, dan ramah lingkungan. Sebaiknya upaya e-marketing dilakukan dengan memperhatikan segala sesuatu yang mampu mebuat wisatawan tidak hanya puas, tetapi menjadi loyal. Wisatawan yang loyal akan mampu menghemat biaya pemasaran, mendatangkan wisatawan baru dan melakukan advokasi apabila terjadi informasi negatif mengenai destinasi wisata3. Hal ini akan berhasil jika terjalin kerjasama antara segenap pemangku kepentingan pariwisata.
Dalam kondisi pandemi saat ini, berdasarkan penelitian yang sedang dilakukan, E-marketing yang dilakukan mengarah pada segmen pasar nusantara atau lokal pada generasi milenial (lahir pada tahun 1980 s.d 1995) dan generasi X (lahir pada tahun 1965 s.d 1979).
Segmen pasar ini juga memiliki preferensi berbeda untuk melakukan aktifitas wisata minat khusus, yang bersifat alosentris. Generasi X dan generasi milenial pada umumnya sudah mapan dari sisi penghasilan dan memiliki keluarga yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan jumlah kunjungan wisatawan pada destinasi wisata. Namun demikian generasi x yang lahir pada tahun 1995 s.d 2000 dimana pada saat ini berusia 20 s.d 25 tahun juga memiliki potensi yang besar, meskipun dengan tingkat pengeluaran yang rendah untuk berwisata.
Penerapan marketing mix 7p4 (product, price, place, promotion, proses, people dan physical evidence) sebaiknya diterapkan dalam pengembangan e-marketing. Dalam menyusun program pemasaran, semestinya dilakukan secara sistemic (sistematis), holistik (menyeluruh), interdependency(saling ketergantungan)19 dan participatory (partisipasi aktif) yang melibatkan segenap stakeholder pariwisata di Kabupaten Tabanan. Produk wisata dapat dikemas dalam bentuk paket wisata secara spesifik dalam satu desa wisata, melibatkan satu desa wisata dengan desa wisata lainnya dalam Kabupaten Tabanan, dan dengan kabupaten lainnya yang ada di Bali. Misalnya sebuah paket perjalanan wisata yang dilakukan dalam tiga hari, di mana pada hari pertama menginap di Desa Wisata Biaung Penebel yang menawarkan pengalaman untuk menikmati aktivitas bercocok tanam, melihat Pura Batur Sari yang unik dengan latar belakang sejarah, budaya dan kearifan lokal. Selanjutnya pada hari kedua menginap di Desa Wanagiri
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 91 Kauh yang suasananya masih sangat alami untuk beraktifitas hiking ke Gunung Batu Karu, agrowisata kebun kopi sambil melakukan tracking menuju Air Terjun Titi Akah dan menginap di rumah penduduk atau homestay yang tesedia. Pada hari ketiga melakukan perjalanan menuju Desa Sudimara dan Desa Belalang untuk menikmati wisata pantai yang diakhiri dengan melihat Sun Set di Tanah Lot. Paket harga yang ditawarkan tentunya disesuaikan dengan daya beli wisatawan lokal atau wisatawan nusantara di masa pandemi ini.
Untuk menunjang keberhasilan pemasaran paket wisata tersebut tentunya harus didukung sumber daya manusia yang mampu melayani wisatawan dengan mental pengabdian yang tinggi dari kelompok sadar wisata setempat yang didukung oleh masyarakat. Peranan kelompok akademis khususnya yang berasal dari dosen dan mahasiswa pariwisata sangat penting untuk terjun melakukan pembinaan, pelatihan dan pengembangan.
Gambar 6 Sentuhan Akademisi dalam Pengembangan Desa Wisata
Sumber : Kegiatan Pengabdian Masyarakat Desa Pekraman Pemanis Biaung Penebel, 2019 Pemilihan saluran komunikasi pada aplikasi you tube, facebook, instagram, twitter dan tiktok karena memiliki tingkat popularitas yang tinggi dan aktif digunakan pada segmen pasar tersebut. Keterlibatan influencer juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keputusan melakukan perjalanan wisata. Selain itu keberadaan web site resmi yang terintegrasi dari pemerintah sebagai sumber informasi terpercaya harus tetap dijaga untuk dapat memberikan counter terhadap hoax yang dapat menyebabkan turunnya kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Keberhasilan e-marketing diharapkan mampu mendorong komunikasi yang dilakukan dari mulut ke mulut (word of mouth) yang juga sangat menentukan keputusan wisatawan lokal untuk melakukan aktifitas wisata.
92 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
4. SIMPULAN
Produk wisata di Kabupaten Tabanan yang pada umumnya terdiri dari wisata alam dan wisata budaya memiliki keunikan tersendiri untuk dapat lebih ditingkatkan lagi pengembangannya.
Masih banyak pula potensi wisata belum disentuh untuk dapat diolah dan dikemas menjadi produk wisata. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjalin kerjasama segenap pemangku kepentingan pariwisata secara sistemik, holistik, interdependency dan participatory untuk dapat mengemas produk wisata tersebut melalui aktifitas e-marketing dengan target pasar yang tepat.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Bali Post.com. Dari Seratusan Desa di Tabanan, Baru Segini yang Kantongi SK Desa Wisata | BALIPOST.com. Bali Post.Com. Published 2021. Accessed September 23, 2021.
https://www.balipost.com/news/2020/08/14/141878/Dari-Seratusan-Desa-di-Tabanan,...
html
2. Hartini NM, Wisnawa IMB. Sinergi Masyarakat dalam Mengelola Potensi Desa sebagai Desa Wisata Budaya di Desa Pekraman Pemanis Biaung, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Bali. Parad (Jurnal Apl IPTEK). 2021;4(2):97-104. Accessed September 23, 2021.
https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/para_dharma/article/view/1370
3. Wisnawa IMB, Prayogi PA, Sutapa IK. Manajemen Pemasaran Pariwisata Model Brand Loyalty Pengembangan Potensi Wisata Di Kawasan Pedesaan. Deepublish; 2019. https://
books.google.co.id/books?id=5QTQDwAAQBAJ
4. Wisnawa IMB, Prayogi PA, Sutapa. Manajemen Pemasaran Pariwisata- Pengembangan Potensi Produk Wisata Perdesaan. First. (Wati AY, ed.). Deepublish; 2021. Accessed June 20, 2021. https://books.google.co.id/books/about/Manajemen_Pemasaran_Pariwisata_
Pengemban.html?id=ezcgEAAAQBAJ&redir_esc=y
5. Candra Dewi LK, Bayu Wisnawa IM, Agus Prayogi IP. Positioning Daya Tarik Wisata Kabupaten Tabanan Menuju Destinasi Kreatif dan Berkelanjutan. J Bisnis dan Kewirausahaan. Published online 2015.
6. Suadnyana S. 4 Desa Wisata di Bali Masuk 100 Besar ADWI 2021. tavel.detik.com.
Published 2021. Accessed September 23, 2021. https://travel.detik.com/travel-news/d- 5691999/4-desa-wisata-di-bali-masuk-100-besar-adwi-2021
7. Nusa Bali.com. NUSABALI.com - 3 Desa Wisata di Tabanan Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia. NusaBali.com. Published August 20, 2021. Accessed September 23, 2021.
https://www.nusabali.com/berita/100716/3-desa-wisata-di-tabanan-raih-anugerah-desa- wisata-indonesia
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 93 8. Aryawan IMP. PAD Tabanan Baru Tercapai 38 Persen Hingga Juni 2021, Dewan
Minta OPD Maksimalkan Retribusi & Pajak - Tribun-bali.com. Tribun-Bali.com.
Published August 10, 2021. Accessed September 23, 2021. https://bali.tribunnews.
com/2021/08/10/pad-tabanan-baru-tercapai-38-persen-hingga-juni-2021-dewan- minta-opd-maksimalkan-retribusi-pajak
9. Batra R, Ahuvia A, Bagozzi RP. Brand love. J Mark. Published online 2012. doi:10.1509/
jm.09.0339
10. Thaichon P, Quach TN, Lobo A. Marketing communications: Factors influencing brand loyalty of internet service provider. Aust …. Published online 2013. https://researchbank.
swinburne.edu.au/items/7eb050b0-ea5e-4e04-868e-aa21e30ba64f/1/PDF (Published version).pdf?.vi=save
11. Tatar ŞB, Eren-Erdoğmuş İ. The effect of social media marketing on brand trust and brand loyalty for hotels. Inf Technol Tour. Published online 2016. doi:10.1007/s40558- 015-0048-6
12. Harden L, Heyman B. Digital engagement: Internet marketing that captures customers and builds intense brand loyalty. Published online 2009.
13. Nuseir MT. Exploring the use of online marketing strategies and digital media to improve the brand loyalty and customer retention. Int J Bus …. Published online 2016. https://
pdfs.semanticscholar.org/9764/3b9313642d6643c3913ce0ce6006b3261f32.pdf
14. Huang TK, Liao CY, Wang YT, ... How does social media interactivity affect brand loyalty? … 51st …. Published online 2018. https://scholarspace.manoa.hawaii.edu/
handle/10125/50154
15. Nusabali.com. NUSABALI.com - Sebelas Desa Wisata di Tabanan Belum Gereget.
Nusabali.com. Published 2021. Accessed September 28, 2021. https://www.nusabali.
com/berita/12817/sebelas-desa-wisata-di-tabanan-belum-gereget
16. Kwok L, Mao Z (Eddie), Huang YK. Consumers’ electronic word-of-mouth behavioral intentions on Facebook: Does message type have an effect? Tour Hosp Res.
2019;19(3):296-307. doi:10.1177/1467358417742684
17. Leung XY, Bai B, Stahura KA. The Marketing Effectiveness of Social Media in the Hotel Industry: A Comparison of Facebook and Twitter. J Hosp Tour Res. 2015;39(2):147-169.
doi:10.1177/1096348012471381
18. Lukiarti MM, Widodo A. Pariwisata Oleh Yayasan Lasem Heritage Pada Masa Pandemi Covid-19. Published online 2021:142-154.
19. Hitchcock M, Wesner S. The “SHIP” approach and its value as a community-based research method in Bali, Indonesia. Curr Issues Tour. 2008;11(1):84-100. doi:10.2167/
citMP011.0
94 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
20. SiangTing S, Yeo AW, Phoa JCL, et al. Sustainable remote and rural eco-tourism: applying a systemic, holistic, a interdisciplinary and participatory (ship) approach. Proc Int Conf Tour Dev Futur Tour Penang, Malaysia, 4-5 Febr 2013. 2013;(February):323-331.
21. Wiranatha I. Komponen Produk Pariwisata Sebagai Daya Tarik Wisata Desa Penglipuran, Bangli. academia.edu; 2014. https://www.academia.edu/download/36356467/
Komponen_Produk_Pariwisata_sebagai_Daya_Tarik_Wisata_1_.pdf
22. Rezekiana L. ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI KELOMPOK SADAR WISATA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Pokdarwis Pantai …. repository.radenintan.ac.id; 2020. http://repository.radenintan.ac.id/11375/1/
PERPUS PUSAT.pdf
23. Rohyani IS, Nursalim I, Arminy NS. PEGEMBANGAN POTENSI WISATA MELALUI OPTIMALISASI PERAN KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS) DESA ARJANGKA. Abdi Insa. Published online 2019. http://www.abdiinsani.unram.ac.id/
index.php/jurnal/article/view/254
24. Ana Merliana Sari. Strategi Komunikasi Pemasaran Wisata Tradisional di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi tentang Strategi Komunikasi Pemasaran CV Magnet Production dalam Mempromosikan Wisata Pasar Tradisi Lembah Merapi di Tengah Pandemi Covid-19). 2021;19.
25. Ibrahim B, Aljarah A, Sawaftah D. Linking Social Media Marketing Activities to Revisit Intention through Brand Trust and Brand Loyalty on the Coffee Shop Facebook Pages:
Exploring Sequential …. Sustainability. Published online 2021. https://www.mdpi.
com/1004646
26. Wisnawa IMB, Sutapa IK, Widiantara IGAB. The Tourism Development Strategy of Yeh Gangga Beach to be Competitive Tourism Product at Tabanan Bali. J Bus Hosp Tour.
2015;1(1):14. doi:10.22334/jbhost.v1i1.4
27. Wisnawa IMB. Potensi Desa Belalang Sebagai Desa Wisata untuk Menunjang Kepariwisataan Kabupaten Tabanan. J Perhotelan dan Pariwisata STIPAR Triatma Jaya.
2014;12(2):25-37.
28. Wisnawa IMB, Prayogi PA, Sutapa IK. Brand Loyalty Model in Balinese Village as an Art and Cultural Tourism Destination in National Rural Areas, Case Study on Wanagiri Kauh Village, Tabanan. J Bus Hosp Tour. 2020;6(2):269. doi:10.22334/jbhost.v6i2.243 29. Ramadhian N. Kendala Pengembangan Desa Wisata, Konflik hingga Penyediaan
Toilet Standar Halaman all - Kompas.com. Kompas.com. Published 2021. Accessed September 28, 2021. https://travel.kompas.com/read/2021/08/02/180600327/kendala- pengembangan-desa-wisata-konflik-hingga-penyediaan-toilet-standar?page=all 30. Nusabali.com. NUSABALI.com - Desa Belimbing, Pupuan, Siap Jadi Desa Penyedia
Bahan Baku Arak Bali. Nusabali.com. Published 2017. Accessed September 28, 2021.
https://www.nusabali.com/berita/85189/desa-belimbing-pupuan-siap-jadi-desa- penyedia-bahan-baku-arak-bali
228 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
TENTANG PENULIS
Ni Luh Putu Agustini Karta, berkiprah sebagai Wakil Rektor Akademik pada Triatma Mulya University in Cooperation with NHL Stenden University of Applied Science The Netherlands. Menyelesaikan Program D IV pada STP Nusa Dua Bali, Sarjana Ekonomi pada STIE IEU Yogyakarta dan melanjutkan Magister Manajemen pada STIE ABI Surabaya serta Program Doktor Pariwisata pada Universitas Udayana. Aktif sebagai Editorial Board Member IJMER International Journal, Riset Kolaburasi dengan Andhra University, Mettu University dan Toyo University. Penggiat UMKM dalam memajukan ekonomi masyarakat dan memadukan dengan desa wisata di Bali.
Ni Made Ary Widiastini merupakan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha. Dia menyelesaikan D-4 di Prodi Manajemen Kepariwisataan STP Nusa Dua Bali, S-2 pada Prodi Kajian Pariwisata dan S-3 pada Prodi Kajian Budaya di Universitas Udayana. Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, umkm, sebagai pengelola inkubator bisnis Undiksha, serta aktif melaksanakan penelitian terhadap entitas perempuan. Email: [email protected]
Ni Ketut Dewi Irwanti bertugas sebagai dosen di Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya. Menyelesaikan S1 Psikologi Universitas 17 Agustus Surabaya, S2 Ergonomi Fisiologi Kerja dan S3 Ilmu Kedokteran Konsentrasi Ergonomi Fisiologi Kerja Universitas Udayana. Aktif dalam membina kegiatan organisasi kemahasiswaan dan saat ini membidangi Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Universitas Triatma Mulya Jimmy Harry Putu Suarthana, berkiprah sebagai Wakil Rektor Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Informasi Teknologi pada Triatma Mulya University in Cooperation with NHL Stenden University of Applied Science The Netherlands. Menyelesaikan Program D IV pada STP Nusa Dua Bali, Bachelor Degree pada Stenden University Belanda, dan melanjutkan Magister Manajemen pada STIE Triatma Mulya, sertat sedang menyelesaikan Program Doktor Ilmu Manajemen pada Universitas Satya Wacana Salatiga. Fokus pada penyiapan informasi dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan. [email protected]
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 229 I Ketut Sutapa Menyelesaikan Pendidikan S3, Doktor Manajemen Destinasi Pariwisata di Universitas Udayana, saat ini berkiprah sebagai Wakil Rector 3, Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Pemasaran.
Aktif sebagai Master Asesor BNSP dan asesor bidang pariwisata di Lembaga Sertifikasi Profesi Parindo Bali khususnya untuk profesi dibidang pengolahan makanan. Aktif juga sebagai penasehat DPW ICA _Bali (Indonesian chef association) dan auditor hotel dan villa.
Ni Luh Putu Sri Widhiastuty adalah dosen pada Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya. Dia menyelesaikan S1 di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, pada IKIP PGRI Malang, dan S2 pada Program Studi Magister Linguistik, konsentrasi Linguistik Terapan (Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa) Universitas Udayana. Aktif sebagai pengajar Bahasa Inggris Profesi Kantor Depan, Bahasa Inggris Profesi Tata Graha, Bahasa Inggris Profesi Tata Hidangan, dan Bahasa Inggris Profesi Tata Boga. Selain sebagai pengajar Bahasa Inggris Profesi, dia juga aktif sebagai asesor kompetensi pada bidang asesmen/uji kompetensi perhotelan. Email : [email protected].
I Made Bayu Wisnawa adalah dosen pada Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya. Riwayat pendidikan menyelesaikan D-4 di Prodi Administrasi Perhotelan STP Nusa Dua Bali, S-2 pada Prodi Magister Manajemen dan Kajian Pariwisata Universitas Udayana, dan S-3 pada Prodi Doktor Pariwisata di Universitas Udayana. Sebelum bekerja sebagai dosen, memiliki pnganlaman kerja di hotel dan kapal pesiar.
Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, dan melaksanakan penelitian pada bidang pemasaran pariwisata, serta wisata pedesaan.
Email: [email protected]
I Gusti Agung Bagus Widiantara, Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya. Dia menyelesaikan S1 di Prodi Teknik Perencanaan Wilayah &
Kota (Planologi) ITN Malang, S-2 pada Prodi Magister Manajemen STIE Triatma Mulya. Aktif pada kegiatan pendampingan mahasiswa ataupun desa wisata dalam hal identifikasi, pengembangan potensi wisata di desa wisata, pelatihan kewirausahaan umkm, serta aktif melaksanakan penelitian identifikasi potensi wisata, perencanaan, dan pengembangan daya tarik wisata. Email: [email protected]
230 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Fenny Sengkey, S.E., M.M. pada Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia. Menyelesaikan S1 di Prodi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia, S2 pada Prodi Magister Manajemen STIE Triatma Mulya. Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, UMKM, serta aktif melaksanakan penelitian pada bidang Pariwisata. Judul Penelitian ”Kinerja Dosen Pariwisata Perguruan Tinggi di Bali Ditinjau Dari Kompensasi, Kompetensi dan Motivasi” berhasil lolos dengan pendanaan kategori penelitian kompetitif nasional, skema penelitian dosen pemula pada tahun pelaksanaan 2019. Email: [email protected]
Putu Agus Prayogi merupakan Dosen pada Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya. Dia menyelesaikan Pendidikan DIV Pariwisata di Prodi DIV Pariwisata Universitas Udayana, S-2 pada Prodi Kajian Pariwisata Universitas Udayana dan sekarang sedang menempuh pendidikan S-3 pada Prodi Kajian Pariwisata di Universitas Udayana. Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, pelatihan pramuwisata, sebagai Ketua Program Studi pada Prodi DIV Perhotelan Universitas Triatma Mulya, serta aktif melaksanakan penelitian di bidang kepariwisataan.
Email: [email protected]
Ni Made Hartini lahir di Denpasar 1982, saat ini mengajar di Fakultas Bisnis dan Sosial Humaniora Universitas Triatma Mulya (Untrim).
Menyelesaikan Pendidikan S2 pada Program Magister Manajemen di Universitas Udayana. Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, sebagai pengelola inkubator bisnis Untrim, serta aktif melaksanakan penelitian dan pengabdian dibidang marketing dan pengembangan pariwisata. email: [email protected]
I Made Suwitra Wirya pada Prodi D-IV Perhotelan, Fakultas Pariwisata, Universitas Triatma Mulya. Menyelesaikan pendidikan S1 pada Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi di Universitas Mahasaraswati Denpasar dan S2 pada Prodi Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Triatma Mulya. Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, UMKM, serta aktif melaksanakan penelitian pengembangan dan pengelolaan sumber daya pada industri perhotelan dan desa wisata.
Email: [email protected]
Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19 231 Nyoman Ayu Putri Lestari berhombase di Fakultas Bisnis dan Sosial Humaniora Universitas Triatma Mulya. Dia menyelesaikan S-1 di Prodi PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. S-2 pada Prodi Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Ganesha. Email: putri.lestari@
triatmamulya.ac.id.
Ni Putu Yunik Anggreni pada Diploma III Pariwisata, Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya. Menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Sastra Inggris Universitas Udayana, Program Magister Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Universitas Udayana. Aktif pada pendampingan desa wisata seperti sebagai narasumber pelatihan Bahasa Inggris profesi bagi pemandu wisata, pengelola homestay, po kdarwis pada desa desa wisata seperti Desa Sangeh, Desa Aan, Desa Pinge, Desa Kaba Kaba, Desa Taro. Aktif dalam penelitian Pembelajaran Bahasa Inggris Profesi dan Bahasa Indonesia. Dan Aktif sebagai Asesor Bidang Kepemanduan Kepariwisataan LSP Parindo Bali.
I Ketut Andika Priastana adalah seorang dosen bidang ilmu keperawatan di Universitas Triatma Mulya. Dosen lulusan Magister Keperawatan Universitas Airlangga ini merupakan spesialisasi di bidang keperawatan komunitas, keluarga, dan gerontik (lansia) juga aktif dalam berbagai kegiatan lainnya seperti penelitian, pengabdian masyarakat, pengelolaan jurnal ilmiah, sebagai komite etik penelitian kesehatan, dan sebagai editor serta mitra bestari di berbagai jurnal ilmiah nasional dan internasional. E-mail: [email protected]
I Made Rio Dwijayanto dosen tetap di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Triatma Mulya. Dia menyelesaikan pendidikan S1 dan Profesi Ners di STIKES Nani Hasanudin Makassar, S2 pada Jurusan Manajemen Keperawatan di STIK Carolus Jakarta. Aktif menjalankan tugas sebagai dosen, dan menjadi koordinator program studi ilmu keperawatan di Universitas Triatma Mulya Bali Email : rio.dwijayanto@
triatmamulya.ac.id
232 Resiliensi UMKM dan Desa Wisata di Kabupaten Tabanan pada Masa Pandemi Covid 19
Ketut Anom Sri Kesumawati lahir di Badung 1990, saat ini merupakan dosen di Program Studi D III Kebidanan Universitas Triatma Mulya. Menyelesaikan pendidikan D IV Bidan Pendidik Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, S2 pada jurusan Magister Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. Saat ini aktif menjalankan penelitian, pengajaran dan pengabdian masyarakat dibidang kesehatan khususnya kebidanan serta menjadi koordinator program studi D III Kebidanan di Universitas Triatma Mulya. Email [email protected]
Ni Wayan Mekarini bertugas sebagai dosen pada Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya, Bali. Menyelesaikan Pendidikan Magister dan Doktor pada program studi Linguistik Universitas Udayana. Turut aktif dalam divisi penjaminan mutu baik sebagai auditor maupun asesor kompetensi. Peminatan penelitian berfokus pada bahasa dan dinamika sosial masyarakat seperti kesetaraan gender dan hegemoni.
Surel: [email protected]
Ni Nyoman Nidya Trianingrum pada Fakultas Pariwisata. Dia menyelesaikan S1 di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Mahasaraswati, S-2 pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Ganesha. Aktif pada kegiatan pendampingan desa wisata, sebagai anggota asesor di LSP Parindo bidang Tour Guide, serta aktif melaksanakan penelitian terkait dengan pendidikan dan pariwisata.
Email: [email protected]