AKHLAK TOKOH HEPI DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI
Reffty Mardiani Chan, Titiek Fujita Yusandra, Yusutria Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by the morals experienced by Hepi after living in the village, Hepi morality is better than ever, Hepi who lived in the city never lived in surau to deepen the knowledge of religion, now since Hepi lived in the village, Hepi has become a child who are diligent in worship, and often study in surau. This study aims to describe the character of Hepi in the novel Anak Rantau by Ahmad Fuadi. This type of research is qualitative research by using descriptive method that is content analysis (content analysis). The object of this research is novel Anak Rantau by Ahmad Fuadi. The results showed that the figure of Hepi in novel Anak Rantau of Ahmad Fuadi show that, morals Hepi to Allah Swt and to myself. (1) morals related to Allah Swt, such as: worship, remembrance, prayer, and tawakal. The most dominant deeds of Allah Swt possessed by Hepi are worship and tawakal. (2) morals related to self: patience, gratitude, tawadhu 'and amanah, the character of the most dominant self owned by Hepi is gratitude.
Keywords: Morals, Characters, Novels Anak Rantau
PENDAHULUAN
Karya sastra dapat digunakan untuk membentuk sikap dan kepribadian yang matang dan dewasa. Sastra juga merupakan sarana untuk menanamkan kesadaran dan penghayatan tentang nilai-nilai kemanusiaan secara mendalam, termasuk nilai religius khususnya nilai akhlak. Di dalam karya sastra, khususnnya novel, persoalan mengenai akhlak digambarkan melalui tokoh-tokoh yang ada dalam
novel. Permasalahan tentang akhlak selalu mewarnai setiap kehidupan manusia dari masa ke masa.
Nilai akhlak yang disampaikan dalam novel ini memang sangat menginspirasi bagi para pembaca, novel ini memberikan pesan tentang kehidupan seorang anak remaja yang menjalani kehidupan dengan semangat dan kemauan untuk mencapai sebuah impian dan menunjukan kepada sang ayah bahwa dirinya bisa bertahan
dan mencapai cita-cita meski hidup diperantauan seorang diri. Melalui pengalaman hidup yang dijalani oleh Hepi membuat dirinya menjadi sosok yang rajin, pekerja keras, berani dan menjadi anak remaja yang taat beribadah serta selalu rajin mengikuti kegiatan keagamaan di mushala tempat Hepi bekerja. Novel ini merupakan salah satu novel religius yang mencoba untuk mengenalkan nilai-nilai Islam dan membangun iman, yang mampu memberikan kesadaran akan mengusung semangat pencari kebenaran Islam, dan pengetahuan yang dapat dijadikan acuan dalam kehidupan bagi pembacanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan akhlak tokoh Hepi dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Faudi.
Nurgiyantoro (2010:2), menyatakan “Novel sebagai karya sastra yang bersifat imajinatif selalu menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalah tersebut kemudian mengungkapkannya
kembali melalui sarana novel sesuai dengan pandangannya”.
Menurut Ali (2006:29-30) akhlak adalah ihwal yang melekat dalam jiwa, dari padanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa dipikirkan dan diteliti oleh manusia. Apabila hal ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik lagi terpuji oleh akal dan syara’, maka tingkah laku itu dinamakan akhlak yang baik.
Akhlak merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter pribadi manusia. Bidang kajian akhlak adalah tingkah laku manusia, baik yang bernilai baik (mulia) atau yang bernilai buruk (tercela). Yang dinilai dalam akhlak adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan Allah Swt, dengan sesamanya, dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang, tumbuhan serta benda-benda mati yang merupakan makhluk ciptaan Allah Swt (Subandiyah, 2016:51).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini penelitian kualitatif. Menurut Semi (dalam Endraswara, 2013:5), “Penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris.”
Metode penelitian adalah metode deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini adalah teks, kalimat dan ungkapan yang ada kaitannya dengan akhlak tokoh Hepi yang terdapat dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Faudi. Sumber data penelitian ini adalah novel Anak Rantau karya Ahmad Faudi yang diterbitkan pertama kali oleh PT. Falcon, tahun 2017. Novel ini setebal 370 halaman.
Instrumen dalam penelitian ini adalah format inventaris data.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah. (1) membaca dan memahami novel Anak Rantau karya Ahmad Faudi, (2) menandai teks yang berhubungan dengan akhlak tokoh Hepi, (3)
menginventarisasikan data yang telah ditemukan sesuai dengan akhlak
tokoh Hepi dan (4)
mengklasifikasikan data yang berhubungan degan akhlak tokoh Hepi dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Faudi.
Teknik yang digunakaan dalam pengabsahan data adalah teknik triangulasi data. Penelitian ini menggunakan triangulasi peneliti, yaitu baik data atau simpulan sebagai bagian tertentu atau keseluruhan bisa diuji validitasnya.
Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) menganalisis data berupa kutipan akhlak tokoh Hepi dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Faudi, (2) menginterpretasikan data yang telah didapat, (3) menyimpulkan hasil yang diperoleh, dan (4) menuliskan laporan hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan hasil dari temuan penelitian yang telah dianalisis akhlak adalah tingkah laku manusia, baik yang bernilai baik (mulia) atau yang bernilai buruk (tercela). Yang dinilai dalam akhlak
adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, dan dengan sesamanya, berhubungan dengan diri sendiri. yang lain seperti binatang dan tumbuhan serta benda- benda mati yang juga merupakan makhluk Tuhan. Akhlak merupakan konsep kajian terhadap ihsan, yaitu ajaran tentang penghayatan akan hadirnya Tuhan dalam hidup.
1. Akhlak Kepada Allah Swt Pada bagian pembahasan ini akan dijelaskan hasil tentang akhlak terhadap Allah Swt dan akhlak terhadap diri sendiri dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Nasrul (2011). Kisah di dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi adalah kisah pengembaraan spiritual tokoh Hepi dalam menjalani kehidupan di kampung dimana selama ini Hepi sudah terbiasa dengan kehidupan di kota.
Pada novel ini diceritakan bahwa Hepi memiliki akhlak yang baik. Hepi merupakan seorang anak yang baik, berprestasi dan juga pemberani, namun ayah Hepi tak menduga jika Hepi akan mendapat
masalah di sekolah. Pada saat ayah Hepi datang kesekolah untuk mengambil rapor, ayah Hepi terkejut, karena rapor Hepi yang diterima kosong, tidak ada berisi nilai satupun, Ayah Hepi bingung bercampur kecewa, ada apa yang terjadi dengan Hepi. Ayah Hepi malu, marah karena selama ini Hepi yang dikenal rajin, baik dan juga berprestasi, tak ada yang menunjukan kalau selama ini Hepi memiliki sifat yang buruk dan jarang bolos sekolah bahkan mendapat nilai-nilai yang jelek. Ayah Hepi begitu terpukul karena mengetahui Hepi mendapat masalah di sekolah, sebagai seorang ayah yang baik, ayah Hepi tidak ingin Hepi akan semakin terpuruk karena pengaruh lingkungan kota, sehingga ayah Hepi berfikir untuk mengirim Hepi ke kampung.
Dengan berada di kampung, mungkin akan dapat menjauhkan Hepi dari pengaruh tersebut.
Hepi akhirnya tinggal di kampung bersama sang kakek.
Meskipun Hepi sempat terpukul dan kecewa karena tinggal di kampung, namun kekecewaan Hepi tidak berlarut, Hepi menemukan sebuah
kehidupan yang baru setiba di kampung. Banyak hal-hal positif yang didapatkan oleh Hepi selama berada di kampung. Hal-hal positif tersebut dapat mengubah kepribadian Hepi menjadi pribadi yang baik serta Hepi juga semakin dekat dengan Allah Swt, karena selama di kampung Hepi juga dididik untuk mempelajari ilmu agama oleh sang kakek. Sebagai anak rantau, Hepi berhasil menjadi seorang remaja yang bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan di kampung, dan semua sifat yang dijalani oleh Hepi menunjukan kalau Hepi memiliki akhlak yang baik, yang berhubungan dengan akhlak kepada Allah Swt dan akhlak kepada diri sendiri.
Dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi ditemukan seluruh sifat dan perilaku yang harus dimiliki seseorang kepada Allah Swt.
Hepi selalu mengerjakan hal-hal yang bersifat mendalami agama Islam. Akhlak Hepi semakin membaik, ini terbukti dari kegiatan Hepi yang melakukan azan untuk pertama kali. Peristiwa-peristiwa yang mengambarkan Hepi
melakukan ibadah kepada Allah Swt yaitu sebagai berikut:
“Kek, aku sebetulnya sedang belajar dari kultum Kakek tempo hari. Kakek bilang sebaiknya tangan kita selalu di atas, tangan yang menolong”.
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa Hepi lebih suka memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan, kutipan tersebut menandakan bahwa Hepi telah mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan perintah Allah Swt.
Selama hidup di kota Hepi tidak pernah melakukan kegiatan keagaamaan serutin ini, tetapi setelah Hepi berada di kampung akhlak Hepi semakin membaik dan Hepi semakin rajin beribadah. Hepi selalu diberi nasehat oleh kakek, sehingga Hepi tumbuh menjadi anak yang baik.
Di dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi Hepi selalu memanjatkan doa kepada Allah Swt, dengan selalu mengingat nama Allah Swt. Perbuatan memohon ampun kepada Allah Swt adalah sifat Zikir.
Dengan memohon ampun kepada Allah Swt dan berniat untuk tidak
mengulangi kembali dosa yang telah diperbuat, maka dapat dikatakan bahwa Hepi telah memiliki sifat zikir. Permohonan ampun yang dilakukan Hepi itu diwujudkan dalam bentuk doa kepada Allah Swt.
Selain itu, Hepi juga selalu melakukan doa kepada Allah Swt jika Hepi menginginkan sesuatu. Hal ini terlihat dari kutipan berikut ini
“Baru selepas subuh dan berdoa, dia mengambil
keputusan”.
Dari hal tersebut, terlihat bahwa Hepi hanya menggantungkan harapannya kepada Allah Swt. Allah Swt adalah tempat Hepi mengadukan segala keluh-kesahnya. Sesuai dengan akhlak yang dimiliki oleh.
Akhlak yang dimiliki oleh seseorang mencerminkan kepribadian seseorang tersebut. Jika pada saat ini banyak kita lihat anak- anak remaja yang tidak memiliki akhlak yang baik, mereka telah lupa bagaimana cara berkelakukan atau bersikap yang baik dan sesuai dengan norma serta ajaran agama.
Namun hal ini berbeda denagn sikap yang dimiliki oleh Hepi. Hepi yang masih duduk di bangku sekolah
menengah pertama namun telah memiliki sifat-sifat yang baik, Hepi selalu menunjukan pribadi yang baik, sifat Hepi yang taat beribadah, suka menolong dan selalu bersedarah diri kepada Allah Swt vdalam menghadapi setiap permasalahan hidup yang sedang dilaluinya.
2. Akhlak Kepada Diri Sendiri Selain harus memiliki akhlak yang baik kepada Allah Swt, manusia juga dituntut untuk memiliki akhlak baik kepada diri sendiri. Di dalam novel Anak Rantau ini tokoh Hepi juga digambarkan sebagai seseorang yang memiliki akhlak kepada diri sendiri (sabar, syukur, tawadhu’, dan amanah), Sesuai dengan pendapat ahli tersebut, dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi ini ditemukan empat akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri yang tergambar dari tokoh Hepi. Akhlak yang dimiliki oleh Hepi tersebut, yaitu akhlak kepada diri sendiri (sabar, syukur, dan tawadhu, dan amanah).
Hepi adalah seseorang remaja selalu memiliki rasa syukur dalam diri Hepi. Hepi selalu bersyukur dengan apa yang telah di jalani
selama di kampung. Hepi selalu memiliki rasa kagum dan menyenangi yang ada di kampung tersebut. Selain itu Hepi juga mendapatkan banyak pengetahuan dan kesempatan utuk memiliki pengalaman yang baru. Ketika Hepi mendapatkan kemudahan atau pertolongan dari teman-teman, Hepi selalu berterima kasih kepada orang tersebut. Hal itu adalah salah satu sikap yang tergolong kepada syukur.
Pernyataan itu dapat didukung dari peristiwa berikut ini:
“Hepi berkali-kali mengucap terima
kasih dan
merangkul bahu kawan-kawannya ini”.
Dari kutipan tersebut, sudah dapat dilihat bagaimana rasa syukur yang dimiliki oleh seorang Hepi.
Selain itu Hepi juga adalah seorang yang sabar. Ketika seseorang melakukan kesalahan kepadanya, Hepi tidak merasa marah kepada orang tersebut. Hepi bahkan tidak mempermasalahkan kesalahan orang lain terhadap diri Hepi. Hal ini senada dengan kutipan berikut ini “.
Ingin sekali dia menghunjamkan
pukulan telak ke mulut Bongkar itu.
Dia tidak mencari lawan “.
Dari kutipan itu dapat dijelaskan bahwa Hepi dapat menahan amarahnya, Hepi tak ingin melawan orang yang sedang mencari masalah dengan Hepi, hal itu sudah membuktikan bahwa Hepi memiliki sifat sabar dalam dirinya. Di dalam novel ini, juga digambarkan sosok Hepi yang rendah hati. Hepi adalah seseorang yang memiliki sikap yang sopan dan ramah kepada orang lain.
Ungkapan di atas dapat dilihat melalui kutipan peristiwa berikut ini.
“Maafkan, Bang, tidak akan diulangi.
Maaf,” kata Hepi sampai terbungkuk- bungkuk. Maaf yang terlambat”.
Dari penggalan kutipan tersebut sudah dapat disimpulkan bagaimana sifat rendah hati yang dimiliki oleh Hepi, Hepi berusaha untuk menghormati orang yang lebih tua darinya, Hepi menyadari kalau dirinya bersalah dan bersedia mengakui kesalahan tersebut. Akhlak lain yang dimiliki oleh Hepi adalah amanah, Hepi selalu bertanggung jawab dengan apa yang
dikerjakannya, Hepi bahkan rela membagi waktu untuk dapat meyelesaikan sebuah tugas yang diberikan kepada Hepi. Kutipan berikut ini juga dapat membuktikan bagaimana sifat amanah yang dimiliki oleh Hepi,
“Hepi sekarang membagi waktunya antara mencuci piring di lapau di hari pasar dan tugasnya sebagai asisten Lenon.
Walau dia selalu muncul di surau, kerap di menolak ajakan bermain Atar dan Zen dengan alasan sibuk”.
Dari penggelan peristiwa tersebut, dapat dijelaskan bagaimana sifat amanah yang dimiliki oleh Hepi. Hepi fokus kepada pekerjaan yang sedang dilakukan, bahkan Hepi tak menghiraukan ajakan teman- temannya untuk main, Hepi bisa membagai waktu dengan baik, antara bekerja dengan melakukan kegiatan di sarau, dari kegigihan Hepi tersebut, sudah dapat dilihat bahwa Hepi benar-benar memiliki sifat yang amanah, sifat yang selalu bertanggung jawab kepada setiap pekerjaan yang diberikan kepada
Hepi. Semua hal yang tergambar pada sosok Hepi tersebut merupakan gambaran dari akhlak Hepi yang berhubungan dengan diri sendiri (sesama manusia).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya akhlak yang berhubungan dengan Allah Swt yang dimiliki oleh tokoh Hepi dalam novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi. Akhlak yang berhubungan dengan Allah Swt yang ditemukan dari tokoh Hepi adalah ibadah, tasbih, istigfar, tawakal, dan doa.
Keempat sifat tersebut dapat ditemukan ketika Hepi berada dikampung. Dalam novel Anak Rantau ini, dapat disimpulkan bahwa akhlak yang lebih dominan dari tokoh Hepi adalah beribadah. Hal itu didasari oleh data yang telah ditemukan. Berdasarkan jumlah data yang ditemukan, tokoh Hepi lebih banyak melakukan ibadah terhadap Allah Swt daripada melakukan akhlak-akhlak yang berhubungan dengan Allah Swt lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa tokoh Hepi adalah seseorang yang selalu beribadah kepada Allah Swt. Hepi menganggap bahwa beribadah kepada Allah Swt adalah satu- satunya hal yang wajib untuk dilakukan.
Selain memiliki akhlak yang berhubungan dengan Allah Swt, tokoh Hepi juga memiliki akhlak kepada diri sendiri. Akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri yang tergambar dari tokoh Hepi, akhlak kepada diri sendiri meliputi, sifat sabar, syukur, dan tawadhu dan amanah. Dalam novel Anak Rantau ini, dapat disimpulkan bahwa akhlak yang lebih dominan dari tokoh Hepi adalah akhlak kepada diri sendiri.
Hal itu didasari oleh data yang telah ditemukan. Berdasarkan jumlah data yang ditemukan, tokoh Hepi lebih identik memiliki akhlak kepada diri sendiri dari pada akhlak-akhlak yang berhubungan dengan makhluk lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh Hepi adalah seseorang yang memiliki akhlak yang baik terhadap sesama makhluk Tuhan, namun akhlak baik yang dilakukan oleh
Hepi tersebut didasari oleh akhlak kepada diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud. 2006.
Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Endaswara, Suwardi. 2013.
Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi.
Jakarta: PT. Buku Seru.
Nasrul. 2011. Pendidikan Agama Islam Bernuasa Soft Skills untuk Perguruan Tinggi.
Padang: UNP Press.
Nurgiantoro,Burhan.2012. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
Subandiyah, Heny. 2016. Konstruksi Akhlak Dalam Novel “Sujud Cinta Di Masjid Nabawi”
Karya Putri Indah Wulandari.
E-jurnal. Surabaya:
Universitas Negri Surabaya.