• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI AKUNTANSI Sejarah Perkembangan Akuntansi

N/A
N/A
zul matyn

Academic year: 2023

Membagikan "TEORI AKUNTANSI Sejarah Perkembangan Akuntansi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI AKUNTANSI Sejarah Perkembangan Akuntansi

Dosen Pengampuh : Dr. Mustakim Muchlis,SE.,M.Si

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2_AKUNTANSI A Nurul Sakinah (90400121030)

Berkah Rahmawati (90400121020) Opi Asrika (90400121021) Marsanda (90400121001) Zulmatyn (90400121005)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSARTAHUN AKADEMIK

2023/2024

(2)

I. Pendahuluan

Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan pengukuran, pengelolaan, dan pelaporan informasi keuangan suatu entitas atau organisasi.

Tujuan akuntansi adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan berguna untuk pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan, seperti pemilik, investor, kreditor, dan pemerintah.

Secara umum, akuntansi meliputi proses pencatatan, pengklasifikasian, penggolongan, pengukuran, dan pelaporan transaksi keuangan. Transaksi keuangan meliputi aktivitas seperti pembelian, penjualan, pengeluaran, pendapatan, pembayaran, dan penerimaan. Informasi yang dihasilkan melalui proses akuntansi digunakan untuk menyusun laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa akuntansi menghasilkan informasi bisnis yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis, tidak hanya untuk internal perusahaan akan tetapi pihak-pihak ekternal juga memerlukan informasi laporan keuangan. dari informasi laporan keuangan seseorang dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusanaan dan informasi lainnya. Dari informasi laporan keuangan juga dapat dilakukan berbagai macam analisis keuangan seperti analisis likuiditas, analisis solvabilitas, maupun analisis profitabilitas. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis (Accounting is Language Business) hal ini didasarkan atas peranan akuntansi yang sangat penting dalam suatu organisasi bisnis, kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses bisnis (keuangan) perusahaan tersebut. Jika proses bisnis (keuangan)-nya tersusun dengan baik dan benar sesuai dengan bukti-bukti yang ada, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sehat, begitu pula sebaliknya. Maka semakin baik kita mengerti “bahasa bisnis” tersebut, maka akan semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita di dalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.

(3)

Bagi perusahaan dengan skala usaha menengah dan besar kegiatan akuntansi dalam bisnis sudah dilakukan untuk mendukung bisnis yang dijalankannya.

Mereka menyadari akan besarnya manfaat yang diperoleh dari akuntansi sehingga akuntansi bukan sebagai kewajiban bagi mereka akan tetapi sebagai kebutuhan bagi bisnis mereka. Namun tidak demikian bagi bisnis kecil dan mikro, banyak dari mereka yang tidak menyadari akan manfaat dan pentingnya akuntansi dalam bisnis. Mereka menilai tidak ada korelasi antara akuntansi dengan bisnis mereka.

Padahal sangat penting bagi mereka menerapkan akuntansi bagi bisnis mereka.

Peran akuntansi bagi bisnis mereka sangat dibutuhkan, Akuntansi banyak memberikan informasi penting mengenai biaya, pendapatan, laba rugi, dan proses pengendalian keuangan lainya. Fungsi Akuntansi, ialah untuk mengacu pada pencatatan dan analisis suatu kegiatan bisnis. Dengan adanya peran akuntansi dalam bisnis, untuk Memahami di mana pemasukan dan pengeluaran arus kas yang dimiliki, dan dengan adanya peran akuntansi, akan membantu dalam mengambil keputusan yang lebih tepat untuk menghindari kegagalan terhadap bisnis yang dimiliki.

Secara keseluruhan, akuntansi merupakan suatu sistem dan proses yang penting dalam mengelola informasi keuangan, menangani kinerja keuangan, dan mengambil keputusan yang berhubungan dengan keuangan di berbagai entitas dan organisasi.Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks ini akuntansi memainkan peran krusial dalam mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien.

Akuntansi adalah proses pengukuran, pengungkapan, dan analisis informasi keuangan yang membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih tepat.

Namun, terlepas dari pentingnya akuntansi, masih banyak orang yang menganggap akuntansi sangat membosankan dan sulit untuk dipahami. akuntansi adalah bidang yang sangat penting dan menarik untuk di pelajari bagi mereka yang mau memulai suatu bisnis berikut ini Ada beberapa alasan mengapa akuntansi sangat penting bagi mereka yang mau berbisnis yaitu, Pertama, akuntansi membantu pengambilan keputusan. Ketika seseorang memiliki informasi keuangan yang

(4)

akurat dan dapat diandalkan, mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait bisnis mereka sendiri Misalnya, dengan mengetahui laba atau rugi, seseorang dapat menentukan apakah perusahaan perlu memangkas biaya atau meningkatkan penjualan. Dengan informasi akuntansi, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih tepat dan efektif. Kedua, akuntansi memungkinkan untuk menghindari kesalahan Di dunia bisnis, kesalahan keuangan dan penipuan dapat merugikan suatu perusahaan dan mengancam kelangsungan hidupnya.

Dalam hal ini, akuntansi dapat membantu mencegah kesalahan dan penipuan dengan menyediakan informasi keuangan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga, akuntansi membantu membangun kepercayaan suatu perusahaan. Perusahaan yang dapat menyediakan informasi keuangan yang jelas dan akurat, cenderung lebih dihargai oleh investor, kreditur, dan stakeholder lainnya Dengan demikian, akuntansi dapat membantu membangun kepercayaan dan citra positif perusahaan.

Seorang akuntan membantu bisnis dalam mengelola keuangan mereka dengan efisien. Mereka bertanggung jawab untuk mencatat, menganalisis, dan menyatukan transaksi keuangan, termasuk penyelesaian, pengeluaran, aset, dan kewajiban. Dengan pemahaman yang mendalam tentang sistem akuntansi dan peraturan keuangan, akuntan dapat membantu bisnis memaksimalkan penggunaan sumber daya finansial, mengidentifikasi dan mengurangi biaya yang tidak perlu, serta mengoptimalkan pendapatan suatu bisnis. akuntansi melibatkan pencatatan setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan, seperti pembelian, penjualan, pembayaran, dan penerimaan. Transaksi tersebut dicatat dengan sistem ganda dimana setiap transaksi berpengaruh terhadap sekurang-kurangnya akun yang berbeda yaitu debet dan kredit. Namun, terlepas dari keuntungan-keuntungan tersebut, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh seorang akuntansi untuk saat ini. Misalnya,seperti kemajuan teknologi yang telah mengubah cara bisnis dilakukan dan menyebabkan perubahan dalam cara seorang akuntan.Selain itu, penerapan standar akuntansi internasional juga menjadi tantangan bagi banyak

(5)

perusahan. Oleh karena itu seorang akuntan bisnis harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang akuntansi, peraturan keuangan, teknologi, dan manajemen risiko untuk dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dalam konteks bisnis.

II. Akuntansi Dan Double Entry

Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya.

Dari defenisi akuntansi tersebut di ketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Jadi laporan keuangan menurut Myer dalam (Munawir, 2004) adalah : Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar Neraca atau Daftar Pendapatan atau Daftar Rugi Laba. Pada waktu akhirakhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu Daftar Surplus atau Daftar Laba yang tidak dibagikan/laba yang ditahan (Munawir, 2004). Dengan telah ditetapkan salah satu bentuk laporan keuangan, maka perusahaan harus konsisten melaksanakannya agar laporan keuangan tersebut dapat dipedomani dengan baik serta untuk menghindari anggapan-anggapan yang kurang baik terhadap perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan tersebut dapat dinilai serta diperbandingkan dengan periode - periode sebelumnya.

Konsep dasar pemahaman akuntansi menurut (Munawir, 2004) terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. Aktiva merepresentasikan kekayaankekayaan yang dimiliki oleh entitas perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Hutang dan modal, yang sering dikenal sebagai pasiva, menunjukkan sumber pendanaan bagi operasi perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat berupa pinjaman dari pihak kreditur maupun penyertaan modal dari pemilik perusahaan.

1. Aktiva

(6)

Aktiva adalah Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan, yang digunakan atau dimanfaatkan dan dikonsumsi oleh perusahaan demi kelancaran kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered changes) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible asset) Contohnya seperti kas, piutang usaha, persediaan barang dagang, perlengkapan toko, sewa dibayar dimuka, tanah, bangunan, mesin, peralatan atau perabotan kantor, kendaraan dan lain-lain. Aktiva memiliki saldo normal di sebelah debit atau di sebelah kiri. Jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah aktiva perusahaan maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebit aktiva yang bersangkutan, sebaliknya jika terjadi suatu transaksi yang akan mengurangi aktiva maka aktiva yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah kredit.

a. Aktiva Lancar adalah semua harta perusahaan yang dapat direalisir menjadi uang kas atau dipakai atau dijual dalam satu kali perputaran normal perusahaan (biasanya dalam jangka waktu satu tahun) untuk aktiva yang tergolong lancaUr, urutan penyajiannya di neraca haruslah berdasarkan pada urutan yang tingkat likuiditas. Elemen-elemen yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain :

1) Kas, uang yang tersedia untuk operasi perusahaan baik yang ada dalam perusahaan sendiri maupun ditempat lain atau sesuatu yang dapat dipersamakan dengan uang kas.

2) Persediaan, yaitu meliputi barang-barang yang nyata dimiliki untuk dijual kembali baik harus melalui proses produksi dahulu maupun langsung dalam suatu periode operasi normal perusahaan.

3) Piutang, baik piutang dagang maupun piutang wesel.

4) Piutang lainnya yang belum tertagih sampai pada akhir periode akuntansi.

5) Semua investasi sementara atau investasi jangka pendek.

(7)

6) Semua beban/biaya yang dilakukan dimuka dan masih merupakan piutang pada akhir periode Akuntansi.

b. Aktiva Tetap (fixed Assets) merupakan aktiva perusahaan yang secara fisik dapat di lihat keberadaannya dan sifatnya relative permanen yang tidak dimaksudkan untuk diperjual-belikan melainkan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan yang umurnya lebih dari satu tahun dan merupakan pengeluaran perusahaan dalam jumlah yang relatif besar. Contohnya tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan sebagainya.

c. Aktiva Tetap Tidak Berwujud yaitu aktiva yang tidak mempunyai sifat-sifat fisik tetapi mempunyai kegunaan. Seperti Hak Paten, Copyright (hak cipta), Good will (nama baik), Customer list (daftar pelanggan) dan sebagainya.

d. Beban / Biaya Yang Ditangguhkan Biaya yang dibayar dimuka (Prepaid Expenses) dan biaya yang ditangguhkan (Deferred Charge) merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan tetapi mempunyai kegunaan atau menjadi beban tahun-tahun yang akan datang.

2. Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang (Munawir, 2004). Hutang lancar ialah semua kewajiban keuangan yang harus di penuhi dalam satu periode operasi normal dan yang termasuk dalam hutang lancar. Sedangkan macam-macam hutang antara lain :

a. Hutang Dagang (Account Payable) b. Wesel Bayar (Note Payable)

c. Hutang yang timbul karena jasa-jasa yang sudah diterima tetapi belum dibayar (Accrued Expenses).

d. Hutang atau Kewajiban Bersyarat (Contingent Liabilities)

(8)

e. Pendapatan Yang Diterima Dimuka ialah semua penerimaan-penerimaan yang telah diterima tahun berjalan tetapi bukan merupakan penghasilan tahun berjalan sampai dengan akhir periode.

f. Hutang-hutang Jangka Panjang ialah semua kewajiban yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

g. Hutang-hutang Lainnya ialah semua kewajiban yang tidak dapat digolongkan kedalam hutang lancar maupun hutang jangka panjang.

Perjanjian hutang dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk, kadang mengacu sebagai perjanjian negatif dan positif (Janes, 2003).

a. Perjanjian negatif umumnya menunjukkan aktivitas tertentu yang mengakibatkan substitusi aset atau masalah pembayaran kembali. Contoh perjanjian hutang negatif mencakup larangan terhadap merger, batasan peminjaman tambahan, batasan pembayaran dividen dan excess cash sweeps.

b. Perjanjian positif mensyaratkan peminjam melakukan tindakan tertentu, seperti menjaminkan aset atau memenuhi benchmark tertentu (biasanya rasio-rasio keuangan) yang mengindikasikan kesehatan keuangan. Contoh umum perjanjian hutang positif mencakup tingkat rasio current, leverage, probabilitas dan net worth minimal atau maksimum. Jadi perjanjian hutang baik bentuk negatif maupun positif dapat digunakan untuk membatasi konflik kepentingan yang potensial terjadi antara kreditur dan stakeholders perusahaan. Hutang yang dipergunakan secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai perusahaan (Herry & Hamin, 2005) menunjukkan bahwa leverage menyebabkan peningkatan nilai perusahaan (value enchancing).

3. Modal

Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik Perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan

(9)

terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir, 2004). Dalam perusahaan yang berbentuk perusahaan terbatas, modal dapat diklasifikasikan antara lain : a. Modal yang disetor (modal saham, tambahan modal disetor/agio saham,

hadiah/ donasi).

b. Laba yang ditahan (Retained Earning).

c. Modal Penilaian (Appraisal Capital).

Kehadiran pencatatan akuntansi de-ngan metode double entry memberikan konsep pemahaman, bahwa setiap transaksi harus dicatat dengan pencatatan berpasangan. Laporan keuangan sebagai produk akhir siklus akuntansi terdiri tiga kelompok. Pada satu sisi, aktiva akan menunjukkan jumlah yang sama dengan penjumlahan utang dan modal pada sisi yang lain. Kondisi inilah yang disebut sebagai persamaan akuntansi. Setiap transaksi harus menjaga agar kesetimbangan ini tetap. Pengurangan pada salah satu kelompok harus diikuti dengan pengurangan kelompok yang lain. Demikian juga penambahan pada satu kelompok harus diikuti dengan penambahan kelompok yang lain. Jumlah atau total kesetimbangan boleh berubah, tetapi kesetimbangan antara kelompok di sisi kiri dan kelompok di sisi kanan harus tetap dijaga (Nainggolan 2003:

16). Setiap transaksi yang dicatat dan dibukukan tidak akan mengubah keseimbangan persamaan:

Aktiva = Utang + Modal

Sistem pencatatan berpasangan inimemunculkan mekanisme debit dan kredit. Ketentuan yang berlaku yaitu bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debit jika bertambah, dan dicatat kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debit jika berkurang. Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu:

a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan

(10)

b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang.

Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi:

aset + biaya + pengembalian ekuitas = utang + ekuitas + pendapatan. Sadar atau tidak sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika menganalisis transaksi berbasis akun. Selanjutnya, mengapa total perubahan nilai moneter harus dilakukan secara seimbang? Karena akuntansi menggunakan prinsip satuan uang atau moneter (monetary unit) sebagai ukuran kuantitatif.

Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan menjaga keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan dana, artinya bahwa sisi kiri yaitu aset, biaya dan pengembalian ekuitas merupakan elemen-elemen yang mencerminkan penggunaan dana, sedangkan utang, ekuitas dan pendapatan merupakan elemen-elemen yang mencerminkan sumber-sumber pemerolehan dana.

Persamaan akuntansi merupakan persamaan linier yang terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan.

Sistem pencatatan berpasangan ini berperan penting agar persamaan akuntansi yang mencerminkan keseimbangan antara penggunaan dana dan pemerolehan dana selalu tetap terjaga di setiap kondisi. dengan cara ini pula maka rasionalitas tetap terjaga, yaitu bahwa semua dana yang diperoleh telah dipertanggungjawabkan dalam kontek penggunaannya. Keseimbangan untuk memberikan pertanggungjawaban yang dimaksudkan di dalam memberikan penjelasan penggunaan dana dengan pemerolehan dana selalu sama. Sistem pencatatan berpasangan memunculkan ketentuan bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debit jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debit jika berkurang. Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang merupakan cerminan persamaan

(11)

keseimbangan perhitungan yang ingin dicapai. Masing-masing sisi persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri dari banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan keseimbangan pada pencapaian ketepatan perhitungan yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan. Sistem pencatatan berpasangan berperan sangat penting di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi.

Sebagai contoh, transaksi yang menyebabkan penambahan di akun aset sebesar Rp.1.000.000,00 akan selalu diikuti oleh salah satu kondisi berikut ini:

a. Penambahan di akun utang, ekuitas, dan atau pendapatan sebesar total nilai moneter Rp.1.000.000,00 atau

b. Pengurangan di akun aset lainnya, biaya dan atau pengembalian ekuitas sebesar total nilai moneter Rp. 1.000.000,00.

III. Perkembangan Ilmu Akuntansi

Akuntansi sejak saat itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan semakin terus berdeenhinhan antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Timbulnya Revolusi Industri pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organi- sasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan perusahaan me- minjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Perusahaan dapat di- bentuk oleh kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama dalam satu badan. Keadaan ini lah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun pertanggungjawaban. Perkembangan ekonomi di Inggris ini juga menular ke USA termasuk juga mengenai bentuk perusahaannya.

Beberapa masalah yang menimbulkan diperlukannya akuntansi adalah

(12)

perkembangan ilmu yang berjalan sedemikian cepat, kegiatan ekonomi pun berkembang demikian cepat dan menimbulkan berbagai teknik dan penerapan sistem akuntansi di antara perusahaan-perusahaan sehingga masalah perbandingan dan kebenaran (kewajaran) laporan keuangan men- jadi permasalahan. Keadaan ini menimbulkan prasangka negatif bahwa manajemen dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan kehendak dan kepentingannya. Sehingga dia dapat memanipulasi laporan keuangan dan akibatnya laporan keuangan dianggap kurang bernilai dan sampai puncaknya tahun 1930 pada masa depresi berat di USA.

Akhirnya USA membentuk SEC (Security Exchange Commission) sebagai salah satu lembaga yang banyak mendorong tercapainya suatu prinsip akuntansi yang baku. Dari lembaga ini dan dari lembaga lainnya muncullah konsep, teori, dan perumusan-perumusan yang sistematis tentang teori akuntansi.

Dari sejak awal ilmu akuntansi tentu terus berkembang baik akuntansi yang dimaksudkan untuk kepentingan internal, pribadi atau manajemen sampai pada akuntansi keuangan untuk kepentingan publik. Pemicu perkembangan pesat ilmu akuntansi ini dapat dianggap disebabkan karena munculnya gelombang scientific management dan bertambah meluasnya kepemilikan dan keterlibatan berbagai pihak dalam manajemen perusahaan.

Perusahaan yang dimiliki oleh pribadi dan tidak banyak berhubungan dengan pihak luar tentu tidak begitu memerlukan standar yang umum untuk pencatatan atau penyusunan laporan keuangan. Namun, setelah dunia bisnis berkembang baik karena size-nya yang semakin besar dan semakin memerlukan pengelolaan yang bersifat ilmiah juga memerlukan keterli- batan berbagai pihak dalam kehidupan perusahaan baik pegawai (labor force, union), banker, partner, pajak LSM atau pemerintah (stakeholder).

Belum banyak kajian yang membahas perkembangan ini, namun seorang penulis Leo Herbert dalam artikelnya di The GAO Review (Fall 1972, p 31) dengan judul Growth of Accountability Knowledge 1775-1975 menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.

(13)

Tahun 1775: Pada tahun ini mulai dikenal pembukuan baik yang single entry maupun yang double entry.

Tahun 1800: Pada tahun ini dan sampai tahun 1875 masyarakat menjadi kannada sampai tahun 1875 dipergunakan dalam menilai perusahaan.

Tahun 1825: Pada periode ini mulai dikenal pemeriksaan keuangan(Financial Auditing).

Tahun 1850: Pada tahun ini laporan Laba Rugi menggantikan posisi Nerade sebagai laporan yang dianggap lebih penting. Pada periode ini perkembangan ilmu auditing semakin cepat dan audit dilakukan atas catatan pembukuan dan laporan.

Tahun 1900: Di USA mulai diperkenalkan Sertifikasi Profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional. Kemudian dalam periode ini juga akuntansi sudah dianggap dapat memberikan laporan tentang pajak. Cost Accounting mulai dikenal termasuk laporan dan statistik biaya dan produksi.

Tahun 1925: Banyak perkembangan yang terjadi tahun ini antara lain sebagai berikut.

1. Mulai dikenal Akuntansi Pemerintahan serta pengawasan dana pemerintah.

2. Teknik-teknik analisis biaya juga mulai diperkenalkan.

3. Laporan keuangan mulai diseragamkan.

4. Norma Pemeriksaan Akuntansi juga mulai dirumuskan.

5. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalnya Punch Card Record.

6. Akuntansi untuk perpajakan mulai diperkenalkan.

Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.

1. Pada periode ini mulai akuntansi menggunakan komputer untuk pengolahan data.

2. Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP) sudah dilakukan.

3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.

4. Jasa-jasa perpajakan seperti Konsultan Pajak dan Peren- canaan Pajak mulai

(14)

ditawarkan profesi Akuntansi.

5. Management Accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang pesat.

7. Muncul jasa-jasa manajemen seperti Sistem Perencanaan dan Pengawasan.

8. Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian juga Management Auditing.

Tahun 1975: Mulai periode ini akuntan semakin berkembang dan meliputi bidang- bidang lainnya. Perkembangan itu antara lain:

1. Timbulnya Management Science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan- kekurangannya.

2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan:

a. model-model organisasi;

c. perencanaan organisasi;

d. teori pengambilan keputusan;

e. analisis cost benefit.

3. Metode pengawasan yang menggunakan komputer dan teori cybernetics.

4. Total System Review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal.

5. Social Accounting menjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang memengaruhi lingkungan masyarakat.

6. Dalam periode ini muncul: perencanaan sistem menyeluruh; penerapan metode interdisipliner; human behavior (perilaku manusia) menjadi bahan kajian; nilai- nilai sumber daya manusia menjadi penting; hubungan antarlembaga pemerintah semakin penting.

IV. Perkembangan Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan

(15)

regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.Dengan adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK), perusahaan dapat memastikan Laporan keuangannya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan adanya SAK, perusahaan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk memahami pengertian, fungsi, serta cara mempermudah pembuatan SAK agar laporan keuangan dapat dipahami dengan mudah

Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dimulai sejak tahun 1973 dengan dibentuknya Panitia Penghimpun Bahan-Bahan dan Struktur GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan GAAS (Generally Accepted Auditing Standards). Menjelang pengaktifan pasar modal di Indonesia pada tahun 1974, sebagai wadah profesi akuntansi yang senantiasa mengubah tantangan menjadi peluang bagi kemajuan akuntan dalam dunia bisnis, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) kemudian membentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) serta melakukan kodifikasi prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)” yang mengacu pada US GAAP.

Seiring dengan perkembangan pasar modal yang bergerak dengan sangat pesat, Komite PAI juga menerbitkan standar akuntansi khusus untuk industri dan badan hukum tertentu, antara lain standar akuntansi dana pensiun, perkoperasian, asuransi kerugian, minyak dan gas bumi, sewa (guna usaha), perbankan (SKAPI), kehutanan, dan lain-lain. Pada tahun 1994, IAI melakukan revisi total terhadap PAI dan melakukan kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (SAK)”

yang mulai berharmonisasi dengan standar akuntansi keuangan internasional.

Perubahan nama dari PAI menjadi SAK dilakukan dengan pertimbangan bahwa prinsip lebih bersifat baku dan memberikan konsep dasar penyusunan standar sedangkan standar bersifat lebih fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan dinamika bisnis. Karena pergantian nama tersebut, Komite PAI lalu juga berganti nama menjadi Komite SAK. Untuk menghasilkan standar akuntansi yang sesuai

(16)

dengan perkembangan dan kebutuhan dunia usaha, SAK terus direvisi dan disempurnakan hingga 7 kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 September 2007 dan 1 Juli 2009. Pada tahun 1998, Komite SAK lalu diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan SAK.

Konvergensi SAK

Sebagai tindaklanjut dari salah satu butir kesepakatan Anggota G-20 pada tahun 2009, IAI telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi SAK ke International Financial Reporting Standards (IFRS Standards) secara bertahap dengan dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (d/h Bapepam-LK) Bank Indonesia, Kementerian Negara BUMN, Direktorat Jenderal Pajak, dan regulator lainnya. Dampak program konvergensi ini menyebabkan SAK menjadi bersifat principle-based, banyak menggunakan dasar pengukuran nilai wajar, memerlukan professional judgement serta pengungkapan dalam laporan keuangan.

Dampak lain dari program konvergensi ini adalah dicabutnya beberapa PSAK yang khusus untuk industri tertentu karena pengaturan tersebut sudah diatur secara umum dalam SAK yang mengacu ke IFRS Standards.

Konvergensi Tahap Pertama

Konvergensi tahap pertama dilakukan pada tahun 2012 di mana pada umumnya SAK per 1 Juni 2012 telah mengacu pada IFRS Standards per 1 Januari 2009. SAK per 1 Juni 2012 terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), dan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) yang telah disahkan termasuk yang sudah berlaku efektif per tahun 2012 maupun yang belum berlaku efektif per tahun 2012. SAK per 1 Juni 2012 juga dilengkapi dengan Buletin Teknis (Bultek) yang merupakan salah satu produk yang diterbitkan oleh DSAK IAI namun bukan merupakan bagian dari standar.

Konvergensi Tahap Kedua

(17)

Dalam rangka mengikuti perkembangan standar akuntansi global yang sangat progresif, konvergensi tahap kedua terus dilakukan pada tahun 2013 dan 2014.

Efektif per 1 Januari 2015, SAK yang berlaku di Indonesia secara garis besar telah berkonvergen dengan IFRS Standards yang berlaku efektif per 1 Januari 2014.

Dengan demikian, perbedaan gap antara SAK dan IFRS Standards telah diminimalisir dari 3 tahun menjadi 1 tahun. Hingga saat ini, DSAK IAI juga masih memegang teguh komitmennya untuk menjaga 1 tahun perbedaan gap antara SAK dan IFRS Standards. SAK efektif per 1 Januari 2015 terdiri dari produk berbasis IFRS Standards seperti PSAK dan ISAK baru, revisi, amendemen dan yang telah melalui proses penyesuaian. SAK efektif per 1 Januari 2015 ini juga dilengkapi PPSAK dan produk non-IFRS Standards seperti PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa, PSAK 38:

Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba, dan ISAK 25: Hak atas Tanah.

SAK efektif per 1 Januari 2017 menambahkan PSAK/ISAK baru yang terdiri dari PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak, ISAK 30:

Pungutan, dan ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi. Selain itu, SAK efektif per 1 Januari 2017 juga menambahkan beberapa PSAK yang telah mengalami amendemen dan penyesuaian tahunan seperti PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 3: Laporan Keuangan Interim, PSAK 4:

Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 5: Segmen Operasi, PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud, PSAK 22: Kombinasi Bisnis, PSAK 24: Imbalan Kerja, PSAK 25:

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, PSAK 53:

Pembayaran Berbasis Saham, PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, PSAK 60: Instrumen Keuangan:

Pengungkapan, PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK 66:

Pengaturan Bersama, PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain,

(18)

dan PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar.

SAK efektif per 1 Januari 2018 menambahkan PSAK/ISAK baru, yaitu PSAK 69: Agrikultur. Selain itu, SAK efektif per 1 Januari 2018 juga menambahkan beberapa PSAK yang telah mengalami amendemen, yaitu PSAK 2: Laporan Arus Kas, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 46: Pajak Penghasilan dan PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham. Sedangkan beberapa PSAK yang mengalami penyesuaian tahunan, yaitu PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain.

SAK efektif per 1 Januari 2022 menambahkan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (yang disahkan oleh DSAK IAI per 11 Desember 2019) serta ISAK baru yang terdiri dari ISAK 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba dan ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa.

Selain itu, SAK efektif per 1 Januari 2022 juga menambahkan beberapa PSAK atau ISAK yang telah mengalami amendemen dan penyesuaian tahunan dari buku sebelumnya seperti, PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, PSAK 22: Kombinasi Bisnis, PSAK 24: Imbalan Kerja, PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, PSAK 26: Biaya Pinjaman, PSAK 46: Pajak Penghasilan, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 60: Instrumen Keuangan:

Pengungkapan, PSAK 62: Kontrak Asuransi, PSAK 66: Pengaturan Bersama, PSAK 71: Instrumen Keuangan, PSAK 73: Sewa dan ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa.

(19)

V. Perkembangan Pendidikan Akuntansi 1. Pendidikan Akuntansi

Sejarah Pendidikan akuntansi sejak kemerdekaan Republik Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Pada awalnya, Pendidikan akuntansi yang dilaksanakan dalam pendidikan tinggi menghasilkan sarjana yang oleh UU No.

34 / 1994 dipandang cukup untuk menjadi syarat bagi profesi akuntan publik.

Untuk menampung lulusan perguruan tinggi swasta, dilaksanakan ujian negara akuntansi (UNA). Perkembangan berikutnya adalah berubahnya program pendidikan sarjana menjadi program S1, yang sampai saat ini masih diakui sebagai akuntan. Dengan dikeluarkannya SK mendikbud No. 036 tahun 1994, pendidikan S1 akuntansi berubah dengandimasukannya akuntansi dalam pendidikan profesi. Dengan SK ini, pendidikan S1 tidak lagi menghasilkan akuntan. Sebutan akuntan diperoleh dari pendidikan profesi.

Kurikulum nasional 1994 untuk pendidikan akuntansi mengatur jenjang pendidikan S1 yang ditetapkan sebanyak 144 sampai 160 SKS. Kurikulum pendidikan profesi ditetapkan antara 20 sampai 40 SKS. Rincian kurikulum pendidikan profesi belum ditetapkan dalam kurikulum nasional 1994, sehingga belum ada pedoman yang dapat digunakan dalam merancang program pendidikan profesi akuntansi.

Dalam tahun 1966 ini departemen keuangan dibantu oleh konsorsium pusat pengembangan akuntansi (PPA) UI, UGM dan Unair sedang menyiapkan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Ujian ini dimasa yang datang akan diselenggarakan oleh ikatan akuntan Indonesia (IAI). Dengan adanya ujian ini, akuntan tidak lagi secara otomatis dapat berpraktik sebagai akuntan publik.

Dengan demikian terdapat dua perubahan, pertama adanya pendidikan profesi untuk mendapat sebutan akuntan, dan kedua, adanya USAP yang merupakan syarat bagi akuntan untuk memasuki profesi akuntan publik.

2. Peran penting Pendidikan akuntansi dalam menghasilkan profesional akuntansi yang berkualitas

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu ciri masyarakat modern selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang Pendidikan

(20)

terutama Pendidikan Akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Penguasaan terhadap bidang studi Akuntansi merupakan suatu keharusan.Klik atau ketuk di sini untuk memasukkan teks.

Ibarat ruh (jiwa) dan tubuh fisik pada manusia yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, penyelenggaraan pendidikan akuntansi Indonesia harusnya juga demikian.

Pendidikan akuntansi Indonesia harus memiliki “ruh” yang berlaku sepanjang masa dan melekat pada seluruh “tubuh” dalam bentuk (seperti jenjang, jenis, dll) pendidikan akuntansi di Indonesia. “Ruh” yang berarti pendidikan yang berkesadaran akan ketuhanan tanpa mengabaikan kesadaran sebagai manusia yang bermoral serta pengembangan potensi kecerdasan tanpa mengutamakan salah satunya. Dengan “ruh”

pendidikan di atas dan melekat pada setiap “tubuh” bentuk-bentuk pendidikan akuntansi, sudah menjadi kewajiban bila pendidikan akuntansi segera menemukan kodrat (potensi, bakat, kompetensi) dari peserta didik. Peserta didik memiliki hak mutlak untuk menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi orang lain yang bukan dirinya, yaitu diri yang selalu berkesadaran ketuhanan, kemanusiaan dan keadilan sosial.

Proses pendidikan yang baik akan sangat membantu dalam menemukan dan mengaktualisasikan kodrat peserta didik diatas, yaitu yang pada dirinya selalu berkesadaran ketuhanan, kemanusiaan dan keadilan sosial. Oleh karena itu, pendidikan akuntansi Indonesia harus dilakukan secara terpadu (integral) dan utuh (holistic) dari semua upaya untuk mengembangkan seluruh kecerdasan agar kodrat peserta didik dapat diaktualisasikan dalam kehidupan professi dan kehidupan sehari- hari.

Proses pendidikan akuntansi Indonesia selayaknya memperhatikan berbagai bentuk kecerdasan dalam kesatuan yang utuh. Pemisahan satu (atau lebih) bentuk kecerdasan dari yang lain hanya akan mengakibatkan terabaikannya penemuan kodrat sejati, yang pada akhirnya juga mengaburkan penemuan diri sejati. Proses pendidikan yang terpadu dan utuh mampu memberdayakan semua bentuk kecerdasan manusia sekaligus menyatukannya dan sinkron dengan posisi kepribadian, tempat, dan waktu dimana peserta didik berada. Komposisi kecerdasan yang tepat pada setiap jenjang dan jenis pendidikan akuntansi sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan akuntansi ini (KNPAI, 2012).

(21)

Secara keseluruhan, akuntansi merupakan suatu sistem dan proses yang penting dalam mengelola informasi keuangan, menangani kinerja keuangan, dan mengambil keputusan yang berhubungan dengan keuangan di berbagai entitas dan organisasi.Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks ini akuntansi memainkan peran krusial dalam mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien.

Akuntansi Dan DoubleEntry Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya.

sejarah akuntansi adalah evolusi panjang dari praktik sederhana menjadi disiplin ilmu yang kompleks dan terstandarisasi. Akuntansi memiliki peran penting dalam membantu perusahaan dan organisasi mengelola keuangan mereka dengan baik, serta memberikan informasi yang relevan kepada pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan pemerintah.

Perkembangan Akuntansi Keuangan(SAK) Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan. Program pendidikan akuntansi sebagai pemasok tenaga akuntan publik Perlu melakukan pemikiran kembali terhadap misinya. Perubahan lingkungan Perlu diantisipasi dengan perubahan proses pendidikan. Kurikulum pendidikan Akuntansi secara langsung mempengaruhi kualitas lulusannya. Oleh karena itu Kurikulum pendidikan akuntansi perlu disesuaikan dengan perubahan pola Pendidikan akuntansi yang telah ditetapkan oleh Depdikbud. Perubahan yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pemisahan program S1 dengan program pendidikan profesi dan peninjauan terhadap kurikulum pendidikan akuntansi.

(22)

https://jurnalpost.com/read/pentingnya-akuntansi-di-dunia-bisnis/1777/

Rahayu. S. I. (2019). Analisis Faktof-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep Dasar Akuntansi. Jurnal Pajak, Akuntansi, Sistem Informasi, dan Auditng. Vol 1 No.1 Hal 40-57

Rusmita, S. (2012). Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap Konsep Dasar Akuntansi Berdasarkan Asal Sekolah. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 3, No. 1, 85-94

Prasetyo, W. (2013). Membongkar Akuntansi Double Entry Systems. Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL. Vol 4 No.2 Hal 165-329

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2022). Ikatan Akuntansi Indonesia. Retrieved september kamis, 2023, from Ikatan Akuntansi Indonesia:

https://web.iaiglobal.or.id/SAK-IAI/Sejarah%20Perkembangan#gsc.tab=0 Baridwan, Z. (n.d.). PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN PERUBAHAN PERAN

DAN TANGGUNGJAWAB AKUNTAN PUBLIK.

Sitompul, D. N., & Hayati, I. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Direct Instruction Berbasis Games terhadap Minat Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Akuntansi Pasiva Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UMSU T.A 2017/2018. LIABILITIES (JURNAL PENDIDIKAN

AKUNTANSI), 2(3), 243–253.

https://doi.org/10.30596/liabilities.v2i3.4023

Yudistira. (n.d.). PENDIDIKAN AKUNTANSI SEBAGAI PEMBENTUK KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL DAN SPIRITUAL MAHASISWA DALAM MEMAHAMI AKUNTANSI: STUDI FENOMENOLOGIS.

Referensi

Dokumen terkait

* To support the development of competitive and sustainable agricultural industry, Government R&D programmes will focus on: ‐ conducting industrial‐driven technologies in