Kelompok : Kelompok 7
Kelas : PHF0600141B
Mata Kuliah : Kesehatan Global
Dosen Pengampu : Prof. drg. Nurhayati Adnan, M.Sc., Sc.D.
Resume Kuliah Umum 2 (Kamis, 28 Maret 2024)
Narasumber 1: Prof. Tan Sri Dr. Jemilah Mahmood
Prof. Jemilah menjelaskan bahwa kesejahteraan tidak semata-mata dipengaruhi oleh sektor kesehatan belaka. Berdasarkan gambaran diagram lingkaran, dijelaskan bahwa faktor-faktor sosial dan lingkungan berkontribusi sebesar 55% terhadap pembentukan kesejahteraan, diikuti oleh faktor perilaku sebesar 20%, perawatan medis sebesar 20%, dan faktor genetik sebesar 5%. Hal ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan seluruh pendorong kesejahteraan dan tidak hanya memusatkan perhatian pada sektor kesehatan semata.
Pada sekitar tahun 2012, muncul pertanyaan signifikan mengenai kesehatan masyarakat, di mana faktor-faktor pendorong yang mendasari perubahan antropogenik dan kesehatan manusia menjadi sorotan, seperti konsumsi, perubahan demografi, teknologi, dan faktor-faktor lain yang terkait dengan manusia dan lingkungan, seperti polusi udara, perubahan iklim, kekurangan sumber daya, dan degradasi lingkungan. Selain itu, juga terdapat faktor-faktor terdekat seperti kualitas udara, produksi pangan, serta penyebaran penyakit menular yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan, termasuk masalah seperti malnutrisi dan kesehatan mental.
Menurut Anthony Michael, seorang pionir dalam bidang iklim dan kesehatan dari Australia, sektor kesehatan harus mulai memperluas fokusnya ke ranah ekologi yang lebih luas karena kesejahteraan tidak dapat dipahami hanya melalui lensa kedokteran semata, melainkan memerlukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain seperti klimatologi dan ekologi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari semua pihak, baik dalam kerangka kebijakan maupun sebagai tanggung jawab moral.
Isu yang paling krusial adalah dampak langsung dari perubahan lingkungan dan ekosistem terhadap kesehatan manusia, seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, degradasi lahan, serta penurunan kualitas dan kontaminasi air bersih yang memiliki dampak yang beragam, termasuk dampak langsung seperti bencana banjir, tanah longsor, gelombang panas, dan kekurangan air. Selain itu, terdapat dampak kesehatan yang dimediasi oleh ekosistem, seperti risiko penyakit menular, penurunan produksi pangan, dan masalah kesehatan mental. Dampak tidak langsung juga dapat terjadi, seperti migrasi, perpindahan penduduk, dan hilangnya mata pencaharian. Sementara itu, sektor kesehatan sendiri menyumbang sekitar 5%
dari emisi gas rumah kaca bagi planet ini. Oleh karena itu, perubahan diperlukan dalam hal ini dan dokter-dokter generasi mendatang harus mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengobati manusia, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi planet ini.
Narasumber 2: Dr. Chris Fook Sheng Ng
Dr. Chris menjelaskan berbagai konsep utama dan permasalahan terkait lingkungan, polusi udara, serta implikasinya terhadap kesehatan manusia. Beberapa contoh kasus klasik polusi udara, seperti kabut London tahun 1952 dan polusi udara di Yokkaichi, Jepang pada tahun
Kelompok : Kelompok 7
Kelas : PHF0600141B
Mata Kuliah : Kesehatan Global
Dosen Pengampu : Prof. drg. Nurhayati Adnan, M.Sc., Sc.D.
1950-an dan 60-an, diuraikan dengan gambar dan data untuk menyoroti dampak seriusnya terhadap kesehatan manusia pada masa lalu. Pentingnya pengukuran dan analisis data dalam memahami korelasi ini juga ditekankan. Dr. Chris juga mengulas fenomena terkait dampak jangka panjang polusi udara pada kesehatan manusia, termasuk efek penundaan dari paparan tinggi dan potensi konsekuensi serius dalam jangka waktu yang lebih lama.
WHO mendefinisikan polusi udara sebagai pencemaran lingkungan dalam dan luar ruangan oleh agen kimia, fisik, atau biologis. Polusi udara dapat berupa partikel fisik seperti logam atau aerosol di udara, atau agen biologis seperti serbuk sari atau mikroba. Polusi ini sering kali disebabkan oleh penyebaran polutan udara yang tidak terkendali.Particulate matters (PM), ozon, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan timbal adalah beberapa polutan utama yang berkontribusi pada polusi udara saat ini.
Monitoring polutan udara, terutama partikel-partikel halus seperti PM2.5, memiliki peran penting dalam memantau kualitas udara. Namun, tidak semua lokasi melakukan pemantauan terhadap partikel-partikel ini dengan cermat. Di Malaysia, program pemantauan terhadap PM2.5 telah dimulai, tetapi data yang tersedia masih terbatas, tidak hanya di Malaysia tetapi juga di negara lain seperti Jepang, terutama terkait partikel-partikel nano dan ultra halus.
Oleh karena itu, pemantauan yang cermat terhadap polutan udara ini menjadi sangat penting.
Penelitian tentang dampak kesehatan dari pajanan polutan udara, terutama pada sistem kardiovaskular, telah menjadi fokus utama. Efek yang diteliti meliputi stres oksidatif sistemik, peradangan, dan respons saraf terhadap pengembangan dan keseimbangan saraf. Hasil penelitian ini menjadi landasan bagi organisasi kesehatan dunia seperti WHO dalam merumuskan pedoman baru untuk kualitas udara. Fokus penelitian mencakup kematian akibat berbagai penyebab, termasuk kematian kardiovaskular, pernapasan, dan kanker paru-paru. Penelitian jangka panjang dan pendek memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang risiko kesehatan yang terkait dengan pajanan polutan udara.
Polusi udara lintas batas memerlukan kerja sama internasional dalam penanganannya karena dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Misalnya, kabut asap dan debu gurun, baik dari kebakaran hutan maupun aktivitas manusia, memerlukan penanganan bersama. Lalu, debu gurun memiliki potensi menyebarkan bakteri, jamur, dan virus yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di berbagai negara. Selain itu, polusi udara yang berasal dari Cina juga dapat berdampak pada kesehatan dan menyebabkan kematian di wilayah lain, menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam menangani masalah ini.
Kemudian, peningkatan suhu di atmosfer juga dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara, yang berdampak signifikan pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, pemantauan dan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana perubahan iklim ini memengaruhi kesehatan manusia sangat penting. Ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi dampak kesehatan yang lebih besar di masa depan, terutama jika kecenderungan pemanasan global terus berlanjut. Pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara perubahan iklim, emisi gas rumah kaca, polusi udara, dan kesehatan manusia menjadi semakin penting untuk mitigasi risiko yang lebih efektif.
Kelompok : Kelompok 7
Kelas : PHF0600141B
Mata Kuliah : Kesehatan Global
Dosen Pengampu : Prof. drg. Nurhayati Adnan, M.Sc., Sc.D.
Anggota Kelompok 7:
1. Abigael Oktaria Zega (2206810710) 2. Diajeng Woro Kinasih (2206030136) 3. Sherin Salsabila Ramadhanty (2206029576) 4. Sulthan Aliyafiansyah (2206029014)
5. Syafiq Fawwaz (2206026164)