IMPLEMENTASI BAHAN AJAR MATERI TATA SURYA BERMUATAN AYAT AL-QUR'AN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PROPOSAL TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh
Nikmatul Khoiriyah 0403521011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2025
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia untuk membentuk individu yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi (Shofa et al., 2020). Pendidikan merupakan serangkaian proses yang dilaksanakan oleh manusia untuk mendapatkan ilmu dan dijadikan dasar dalam bersikap serta berperilaku (Lathifatun Nafisah, 2023). Tujuan Pendidikan nasional dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta tanggung jawab (Wahyuni et al., 2023).
Pendidikan islam merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional dan menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Banyak yang harus dilakukan dalam upaya meningkatkan pendidikan, terutama menjadikan manusia akan kewajibannya mencari ilmu, mencintai ilmu itu sendiri serta mengembangkan ilmu tersebut sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Oleh karena itu, penting untuk memajukan sistem pendidikan dimanapun termasuk pendidikan islam yang dapat saling berintegrasi dengan ilmu-ilmu pendidikan lainnya seperti ilmu fisika (Rosita & Abzar, 2024).
Pondok pesantren memiliki peranan yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan islam. Tujuannya yaitu mencetak generasi penerus yang cakap akademik dan berakhlak mulia. Hal tersebut memerlukan pendidikan yang menyeluruh, dalam arti mencakup semua potensi baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Shofa et al., 2020). Pondok Pesantren Al Fithrah Meteseh adalah salah satu lembaga pendidikan islam yang memiliki unit pendidikan formal MA Al Fithrah. MA Al Fithrah menjadi madrasah yang berbasis pesantren sehingga semua peserta didiknya tinggal dan belajar di pondok pesantren. MA Al Fithrah dalam pembelajarannya menerapkan kurikulum integrasi antara kurikulum nasional dan kurikulum pesantren.
Berbeda dengan madrasah regular, madrasah berbasis pesantren tidak hanya
berfokus pada pelajaran umum saja, tetapi juga diimbangi dengan pendidikan agama islam yang luas, sehingga menjadi keunggulan madrasah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika dan siswa, kegiatan belajar mengajar di MA Al Fithrah belum terlaksana dengan optimal karena disebabkan beberapa alasan. Beberapa diantaranya yakni minat belajar fisika siswa yang masih tergolong rendah dibandingkan dengan mapel lainnya. Selain itu pembelajaran fisika yang diterapkan di kelas lebih sering mengunakan metode konvensional seperti metode ceramah, belajar dengan konsep, dan masih berpusat pada guru. Kondisi tersebut membuat pembelajaran menjadi kurang menarik yang membuat siswa kurang aktif dan kurang bersemangat dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar fisika. Selain itu, siswa juga menyampaika bahwa kurang tertarik dengan pembelajaran Fisika. Mereka beranggapan fisika merupakan pelajaran yang sulit karena banyak perhitungan sehingga sering dianggap membosankan. Oleh karena itu, salah satu alternatif dan solusi yang dapat dilaksanakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kreatif dan unik serta mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa, didukung dengan sintaks-sintaks PBL. Model ini juga didefinisikan sebagai pembelajaran yang menitikberatkan pada kegiatan pemecahan masalah serta menantang peserta didik untuk berpikir dan melakukan diskusi secara berkelompok (Lathifatun Nafisah, 2023).
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada situasi kehidupan nyata dimana siswa disuguhkan masalah- masalah praktis sebagai landasan pembelajarannya. Dengan kata lain, siswa belajar melalui pemecahan masalah. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa pada awalnya disajikan dengan suatu masalah dan terlibat dalam proses pengumpulan informasi. Tujuan utama dari PBL adalah untuk memungkinkan siswa memperoleh dan membentuk pengetahuan mereka secara efisien (Sa’diah et al., 2024).
Pembelajaran PBL akan lebih menarik jika diintegrasikan dengan Al- Qur’an (Lathifatun Nafisah, 2023). Lingkungan belajar siswa MA Al Fithrah adalah pondok pesantren yang mengaplikasikan ilmu agama yang luas, maka
mengaitkan ilmu fisika dengan Al-Qur’an merupakan upaya yang cocok untuk penerapan pembelajaran. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu fisika. Selain itu, integrasi materi fisika dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang erat dengan lingkungan siswa, diharapkan menambah rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Studi terdahulu menunjukan efektivitas Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan minat (Dhiyaul, 2024) dan hasil belajar siswa (Ningsih, 2020). Namun penelitian tersebut belum membahas integrasi antara materi fisika dan ayat-ayat Al-Qur’an, sementara lingkungan pesantren membutuhkan pendekatan yang menyinergikan sains dan agama (Sa’diah et al., 2024)
Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Al Qur’an untuk Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa” khususnya di sekolah atau madrasah berbasis pesantren.
1.2. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan ruang lingkup penelitian dan menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Subjek penelitian dibatasi pada peserta didik kelas X IPA di MA Al Fithrah Semarang Tahun Pelajaran 2024/2025.
2. Materi pembelajaran yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah materi Tata Surya karena beberapa fenomena memiliki potensi integrasi dengan ayat-ayat Al Qur’an.
3. Model pembelajaran yang diterapkan dalam kelompok eksperimen adalah Problem Based Learning (PBL) yang terintegrasi dengan ayat-ayat Al- Qur’an, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
4. Aspek yang dikaji terbatas pada:
a. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika.
b. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran.
c. Korelasi antara minat belajar dan hasil belajar siswa.
5. Instrumen pengumpulan data dibatasi pada:
a. Angket minat belajar menggunakan skala Likert.
b. Tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda untuk pretest dan posttest.
c. Dokumentasi dan wawancara sebagai data pendukung.
6. Indikator keberhasilan dibatasi pada peningkatan skor angket minat belajar dan nilai posttest hasil belajar setelah perlakuan diterapkan, serta adanya hubungan signifikan antara keduanya.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
(1) Bagaimana implementasi bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa?
(2) Bagaimana implementasi bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa?
(3) Bagaimana korelasi antara pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an?
1.4. Tujuan penelitian ini antara lain yaitu:
(1) Mengetahui implementasi bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa.
(2) Mengetahui implementasi bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
(3) Mengetahui korelasi antara pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Praktis
(1) Sebagai tambahan pengetahuan dan referensi dalam upaya peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa
(2) Memberikan pengalaman kepada peneliti terkait penerapan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Al-Qur’an dan dampaknya terhadap pengetahuan siswa
(3) Memberikan pengetahuan kepada guru tentang model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Al-Qur’an dalam pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah
1.5.2. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan telaah untuk mengadakan penelitian lebih lanjut pada permasalahan yang serupa
2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka sebagai salah satu acuan dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian. Kajian pustaka pada penelitian ini berisi tentang hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Al-Qur’an dan minat serta hasil belajar siswa.
Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi STEM Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik” oleh Sri Indrawati Prihatin Ningsih (2020) yang dilaksanakan di SMAN 7 Padang. Hasil penelitian menunjukan model pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata rata 80,06 pada siklus 1 naik menjadi 85,09 pada siklus kedua dimana tingkat ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai pada siklus 2 yaitu 84,4
% dibandingkan siklus 1 yang persentasenya 75% (Ningsih, 2020)
Penelitian dengan judul “Keterlaksanaan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Al-Qur’an Pada Materi Pemanasan Global”
oleh Lathifatun Nafisah (2023) dan Woro Setyarsih (2023) yang dilaksankan di MAS Wali Songo Madiun. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlaksanaan penerapan model PBL terintegrasi Al-Qur’an pada materi pemanasan global yang diujikan pada kelas eksperimen telah berjalan baik dan memperoleh persentase sebesar 90,3% dengan kategori sangat baik. Selanjutnya tentang respon peserta didik terkait pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen menyatakan hasil persentase sebesar 86% dengan kategori sangat baik. Adanya penerapan Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Al-Qur’an, peserta didik mampu menemukan ide-ide baru untuk memecahkan permasalahan fisika, termotivasi dalam belajar sehingga pembelajaran terasa menyenangkan dan peserta didik semakin yakin bahwa ayat-ayat Al-Qur’an berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Al-Qur’an dapat diterapkan di Madrasah dengan lingkungan pondok pesantren (Lathifatun Nafisah, 2023)
Penelitian dengan judul “Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Efek Rumah Kaca Terintegrasi Al-Qur’an” oleh Sibahah Niah Musa’adah (2024) dan Dwikoranto (2024) yang dilaksanakan di MAS Ihyaul Ulum Cangaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlaksanaan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)L mendapat nilai 87,96% yang berkategori sangat baik.
Kemampuan berpikir kritis mengalami peningkatan pada kelas eksperimen yaitu dengan rata-rata 0,5149 berkategori N-Gain sedang, dan respon peserta didik terhadap penerapan model PBL yaitu berkategori baik dengan nilai yang didapat adalah 83% (Musa’adah & Dwikoranto, 2024).
Penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa” oleh Labib Dhiyaul (2024) yang dilaksnaakan di SMP N 22 Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat belajar siswa mengalami peningkatan dari Pras siklus 56,00% dan siklus I menjadi 71%, kemudian siklus II 78% sehingga terjadi peningkatan sebesar 7%, yang dapat dikategorikan sebagai peningkatan yang sangat kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode Problem Based Learning efektif dalam meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA bagi siswa kelas IX di SMP Negeri 22 Semarang Tahun Pelajaran 2023/2024 (Dhiyaul, 2024)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa” oleh Dwi Irawati et al (2024) yang dilaksanakan di SMAN Karya Sakti. Hasil penelitian menunjukan bahwa model PBL berpengaruh signifikan terhadap minat siswa, dengan rata- rata nilai minat kelas eksperimen (81,2%) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (68,47%). Selain itu, model PBL juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar, dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen (82,4) lebih tinggi daripada kelas kontrol (65), yang menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dengan demikian, model Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa (Irawati et al., 2020)
2.2. Landasan Teoretik
2.2.1. Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menekankan pengenalan tantangan yang nyata. Problem Based Learning (PBL) mendukung pertumbuhan kemampuan analisis kritis, pemecahan masalah, dan belajar mandiri. Dalam lingkungan belajar kolaboratif yang ditawarkan oleh Problem Based Learning (PBL), peserta didik bekerja sama untuk mengeksplorasi materi, mengevaluasi data, dan menyelesaikan masalah (Langi, 2024).
Sintak Model Problem Based Learning (PBL) menurut Hmelo (2004) Langkah-langkah Aktivitas guru dan siswa
Fase 1
Orientasi pada Masalah (Problem Orientation)
Tahap ini melibatkan pengenalan masalah nyata atau simulasi yang dekat dengan kehidupan siswa. Siswa diperkenalkan pada masalah yang tidak memiliki solusi jelas, yang akan menjadi fokus utama pembelajaran.
Fase 2
Pengorganisasian Belajar (Learning Organization)
Siswa bekerja dalam kelompok untuk mengidentifikasi pengetahuan yang mereka tau dan apa yang perlu mereka pelajari untuk memecahkan masalah. Mereka juga merancang strategi untuk belajar dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Fase 3
Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai.
Siswa melakukan penelitian dan penyelidikan secara mandiri untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Ii dapat melibatkan studi literatur, eksperimen, atau metode lain untuk mendapatkan data yang relevan.
Fase 4
Pengembangan dan
Penyajian Solusi
(Solution Development
Setelah mengumpulkan cukup informasi, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengembangkan solusi atas masalah yang diberikan. Solusi ini kemudian disajikan atau
dand Presentation) dipresentasikan kepaa kelas atau pengajar untuk umpan balik.
Fase 5
Refleksi dan Evaluasi (Reflection and Evaluation)
Tahap terakhir melibatkan refleksi terhadap proses pembelajaran dan hasil yang diperoleh. Siswa menilai efektivitas strategi yang mereka gunakan dan mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari selama proses tersebut.
Langkah-langkah dalam model Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut (Kholisoh et al., 2024)
(1) Pengenalan siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan:
Memperkenalkan siswa pada masalah atau situasi autentik yang akan dipecahkan melalui pembelajaran. Ini bertujuan untuk membangkitkan antusias dan motivasi siswa.
(2) Mengorganisir siswa untuk belajar: Membangun kerangka pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa dalam menyelesaikan masalah, seperti memberikan panduan, sumber daya, dan bahan pembelajaran (3) Mengarahkan siswa untuk melakukan penyelidikan masalah baik secara
individu maupun dalam kelompok kecil. Peran guru sebagai fasilitator yang membimbing dan membantu siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang masalah tersebut
(4) Menyusun dan mempresentasikan hasil karya: Siswa diminta untuk mengembangkan solusi atau jawaban atas masalah yang ditemui, dan kemudian menyajikan hasil karya mereka kepada kelas atau kelompok.
(5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: Siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi proses pemecahan masalah yang dilakukan, meninjau langkah-langkah yang diambil, dan mengidentifikasi pembelajaran yang diperoleh dari pengalaman tersebut.
2.2.2. Integrasi Al-Qur’an
Integrasi merupakan penyatuan antara berbagai konsteks menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan integrasi terhadap nilai keislaman
merupakan penyatuan suatu konteks terhadap berbagai nilai keislaman, salah satunya dengan Al-Qur’an (Wilujeng et al., 2022).
Salah satu materi yang diajarkan dalam fisika adalah materi tata surya.
Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang terikat dengan gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dan jutaan benda langit lainnya seperti asteroid, meteor, dan komet (Nurcahyati et al., 2020). Pembahasan mengenai tata surya sudah tertulis dengan jelas di dalam Al-Qur’an, yaitu pada Q.S. Al Anbiya ayat 30, Q.S. Al Anbiya ayat 33, Q.S. Yasin ayat 38-40, Q.S. Yunus ayat 5, Q.S.Ar Rahman ayat 5-7, Q.S. Az-Zumar ayat 5, Q.S An-Nahl ayat 16, dan Q.S. Al- Mulk ayat 3 (Dewi, 2023)
.
No Konsep Fisika Penjelasan Ilmiah Ayat Al Qur’an 1. Asal Usul
Alam Semesta dan Tata Surya
Tata surya terbentuk dari nebula (kabut gas dan debu) yang kemudian berputar dan membentuk planet serta Matahari. Hal ini berkaitan dengan teori Big Bang dan teori pembentukan tata surya.
QS. Al-Anbiya: 30
“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya...”
2. Keteraturan Orbit Planet dan Bulan
Hukum Kepler dan Gravitasi Newton menjelaskan bahwa planet bergerak dalam orbit elips dengan hukum yang teratur dan tetap. Tidak ada planet yang keluar jalur atau bertabrakan tanpa sebab.
QS. Al-Anbiya: 33
“Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing- masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya”
QS. Ar-Rahman: 5
“Matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan.”
QS. Yasin: 38-40
“Matahari berjalan di tempat
peredarannya...”
3. Tidak Terjadinya Tabrakan Antar Planet
Dalam fisika, setiap planet memiliki orbit yang berbeda dengan kecepatan dan gaya gravitasi masing-masing
yang saling
menyeimbangkan. Ini menjadikan orbit tetap stabil.
QS. Yasin: 40
“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak mendahului siang.
Masing-masing beredar pada garis edarnya.”
4. Pergantian Siang dan Malam
Rotasi Bumi
menyebabkan
pergantian siang dan malam. Ini terjadi karena bumi berputar pada porosnya dalam waktu 24 jam
QS. Al-Furqan: 62
“Dan Dia-lah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
5. Perhitungan Waktu dan Kalender
Revolusi bumi dan bulan digunakan dalam sistem kalender
(syamsiyah dan
qamariyah).
QS. Yunus: 5
“Dialah yang
menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan
ditetapkan-Nya tempat- tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).”
2.2.3. Pemahaman Konsep
Indikator dan pengertian indikator Pemahaman Konsep
Indikator Pengertian
Menafsirkan (interpreting)
Merupakan kemampuan siswa mengubah kalimat ke gambar, gambar ke kalimat
Membandingkan (comparing)
Merupakan kemampuan siswa menunjukan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek
Memberikan contoh (exemplifying)
Merupakan kemampuan siswa untuk memberi contoh pada materi, dapat berupa konsep secara umum dan atau mengidentifikasi secara ciri khusus Mengklarifikasi
(classifying)
Merupakan kemampuan siswa untuk mengklasifikasikan/mengelompokkan
Menarik
inferensi/menyimpulkan (inferring)
Merupakan kemampuan siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan infromasi yang disajikan
Menjelaskan (explaining) Merupakan kemampuan siswa untuk menjelaskan terjadinya suatu fenomena atau sebab akibat antar bagian
Sumber: (Anderson & Krathwol, 2010)
2.2.4. Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator Sub Indikator
Memberikan klarifikasi atau
penjelasan dasar
(elementary clarification)
Memfokuskan pertanyaan Menganalisis argument
Bertanya dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan atau tantangan Membangun kemampuan
atau ketrampilan dasar (basic support)
Mempertimbangkan kredibilitas sumber
Melakukan observasi dan
mempertimbangkan hasil observasi Penarikan kesimpulan
(interference)
Menyusun dan mempertimbangkan induksi
Menyusun dan mempertimbangkan deduksi
Membuat dan mempertimbangkan nilai keputuan
Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)
Mengidentifikasi istilah Mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi asumsi Mengatur strategi dan taktik
(strategies and tactics)
Menentukan suatu tindakan Berinteraksi dengan orang lain Sumber: (Ennis, 1985)
2.3. Kerangka Berpikir
Pembelajaran fisika di MA Al Fithrah belum terlaksana dengan optimal karena terdapat beberapa kendala. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya minat dan hasil belajar siswa. Penyebab nya antara lain yaitu pendekatan pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan teacher-centered, serta kurangnya keterkaitan antara materi konteks kehidupan dan nilai-nilai keagamaan yang relevan dengan lingkungan belajar siswa.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. PBL menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Problem Based
Learning (PBL) dapat dijadikan alternatif inovasi pembelajaran yang potensial untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Selain itu, lingkungan pembelajaran di MA Al Fithrah berbasis pondok pesantren yang kuat dengan nilai-nilai Islam sehingga integrasi materi fisika dengan ayat-ayat Al-Qur’an menjadi pendekatan yang strategis. Integrasi ini tidak hanya memperkuat relevansi materi pelajaran dengan nilai spiritual siswa, tetapi juga menjadi sarana penguatan karakter religius dan cinta terhadap ilmu pengetahuan.
Materi sistem tata surya merupakan salah satu materi dalam fisika yang potensial untuk diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Banyak ayat yang berbicara tentang pergerakan matahari, siang dan malam, serta fenomena alam lainnya. Melalui integrasi ini, pembelajaran tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan spiritual, yang sesuai dengan karakteristik siswa madrasah berbasis pesantren.
Dengan demikian, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Al-Qur’an diyakini mampu meningkatkan minat belajar siswa karena pembelajaran menjadi lebih kontekstual, bermakna, dan sesuai dengan nilai yang mereka percaya.
Peningkatan minat belajar yang baik akan memberikan efek positif terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian terkait pengaruh implementasi model PBL terintegrasi Al-Qur’an terhadap minat belajar dan hasil belajar siswa serta hubungan antara keduanya.
2.4. Hipotesis Teoretis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Ho1 : Tidak ada peningkatan minat belajar siswa pada pembelajaran model PBL terintegrasi Al-Qur’an
Ha1 : Ada peningkatan minat belajar siswa pada pembelajaran model PBL terintegrasi Al-Qur’an
Ho2 : Tidak ada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran model PBL terintegrasi Al-Qur’an
Ha2 : Ada peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran model PBL terintegrasi Al-Qur’an
3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain dan Prosedur Penelitian 3.1.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Di dalam metode eskperimen dibuat manipulasi terhadap objek penelitian serta terdapat kontrol yang bertujuan untuk menyelidiki ada atau tidaknya sebab-akibat dan hubungan antara sebab-akibat tersebut dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol sebagai perbandingan.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan desain pretest postest control group design. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment digunakan karena pada praktiknya tidak mudah mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Quasi experiment berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Pada penelitian ini kegiatan evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui adanya perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest dapat dianggap baik jika tidak terdapat perbedaan yang sifnifikan antara dua kelompok. Pemberian posttest bertujuan untuk mengetahui perubahan keadaan setelah diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eskperimen yaitu pembelajaran menggunakan bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an sementara kelompok kontrol menggunakan bahan ajar yang biasa diberikan sekolah.
Pemilihan jenis dan desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pola Desain Penelitian
Kelompok Sebelum Perlakuan Sesudah
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 Y O2
Keterangan:
O1 : hasil pretest pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa O2 : hasil posttest pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa X : pembelajaran dengan bahan ajar bermuatan ayat Al Qur’an
Y : pembelajaran dengan bahan ajar yang disediakan sekolah
3.1.2. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dalam masing-masing tahap tersebut adalah sebagai berikut.
3.1.2.1. Persiapan Penelitian
(1) Melakukan observasi melalui wawancara dengan guru dan mencari informasi tentang kegiatan pembelajaran di sekolah (2) Menentukan sampel kelas yang dipakai untuk penelitian
(3) Menyusun modul ajar sebagai pedoman untuk guru melaksanakan pembelajaran
(4) Menyiapkan LKPD (lembar kerja peserta didik)
(5) Menyusun alat evaluasi berupa angket dan soal-soal yang diuji coba terlebih dahulu kepada kelas di luar populasi dengan asumsi bahwa kelas tersebut sudah mendapatkan materi yang akan diujikan
(6) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian 3.1.2.2. Pelaksanaan penelitian
(1) Memberikan angket minat belajar awal (2) Melaksanakan pretest
(3) Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model PBL terintegrasi Al-Qur’an di kelas eksperimen dan model
pembelajaran konvensional di kelas kontrol sesuai dengan modul ajar yang telah disusun
(4) Memberikan angket minat belajar akhir (5) Melaksanakan posttest
3.1.2.3. Tahap Akhir (Pengolahan Data Penelitian) (1) Menghitung skor angket
(2) Mengolah data hasil pretest dan posttest
(3) Menganalisis data penelitian dan membuat pembahasan dari hasil analisis data penelitian
(4) Menarik simpulan sesuai hasil analisis data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu menentukan populasi dan sampel yang akan diambil untuk dijadikan kelas penelitian. Dari sampel ini kemudian data masing-masing kelas dapat diambil.
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek dari penelitian. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X IPA MA Al Fithrah Semarang tahun pelajaran 2024/2025
3.2.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Pemilihan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan yang rata-rata sama. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPA 1 dan X IPA 2 MA Al Fithrah Semarang 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1. Variabel
Variabel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bahan ajar materi tata surya bermuatan ayat Al Qur’an.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dan kemampuan berpikir siswa.
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Wawancara
Teknik wawancara digunakan dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti. Wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur kepada guru mata pelajaran Fisika.
3.4.2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data atau dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumen ini digunakan untuk menunjang pelaksanaan penelitian. Pengumpulan data secara dokumentasi juga bertujuan untuk memperoleh data secara langsung berupa foto selama proses penelitian dilaksanakan.
3.4.3. Angket
Teknik angket digunakan untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa. Angket diberikan langsung kepada siswa. Angket penelitian ini bersifat tertutup dengan skala likert. Point yang digunakan untuk pertanyaan positif berkisar 4, 3, 2, 1.
3.4.4. Tes
Teknik tes bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan yaitu pretest dan posttest dengan menggunakan soal pilihan ganda. Data pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Data posttest digunakan untuk mengetahui perubahan keadaan siswa setelah diberi perlakuan
3.5. Instrumen Penelitian dan Keabsahan Instrumen 3.5.1. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengumpulan data, maka instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket dan soal tes pilihan ganda
3.5.2. Keabsahan Instrumen
Keabsahan instrumen penelitian diketahui melalui analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda soal, dan taraf kesukaran soal.
3.5.2.1. Validitas Instrumen
Uji validitas butir soal menurut Arikunto (2016) menggunakan rumus korelasi product moment seperti berikut:
r= n(Σxy)−(Σx)(Σy)
√
(nΣ x2−(Σx))2(nΣ y2−(Σy))2Keterangan:
R = Koefisien korelasi antara variabel x dan y, dua variabel yang dikorelasikan
ΣX = Skor tiap butir soal ΣY = Skor total tiap butir soal N = Jumlah siswa
ΣXY = Hasil perkalian antara skor item dengan skor total Σ X2 = Jumlah skor item kuadrat
Σ Y2 = Jumlah skor total kuadrat
Kemudian hasil rxyyang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan harga tabel r product moment. Harga rtabel dihitung dengan signifikan 5% dan N sesuai dengan jumlah peserta didik. Jika rxy >
rtabel maka dapat dinyatakan butiran soal valid (Arikunto, 2016).
3.5.2.2. Reliabilitas Instrumen
Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach untuk mencari reliabilitas instrumen seperti berikut:
r11=( n
k−1)(1−Σσb2 σ2t ) Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Σσb2 = Jumlah varian butir soal
σ2 = Varian total
Harga r11 yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r11 > rtabel maka item soal yang diuji bersifat reliabel berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas α = 5%
(Arikunto, 2016).
3.5.2.3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal yaitu kemampuan setiap butir soal untuk membedakan siswa yang telah memahami materi dan yang tidak/kurang/belum menguasai materi. Indeks daya pembeda negatif berarti soal lebih banyak dijawab benar oleh kelompok bawah
dibandingkan dengan kelompok atas. Semua butir soal yang memiliki indeks daya pembeda kurang dari 0 sebaiknya dibuang (Arikunto, 2016).
DP=BA JA−BB
JB=PA−PA Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda
BA = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas BB = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah
JA = Jumlah peserta tes kelompok atas JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indek kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut
Tabel 3.2. Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Indeks Daya Beda Keterangan
0,40≤ DP ≤1,00 Soal diterima 0,30≤ DP<0,40 Soal diterima, tetapi perlu
diperbaiki 0,20≤ DP<0,30 Soal diperbaiki 0,00≤ DP<0,20 Soal tidak dipakai/dibuang
3.5.2.4. Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Taraf kesukaran soal dapat dihitung dengan persamaan berikut (Arikunto, 2016)
P= B JS Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal sebagai berikut Tabel 3.3. Indeks Kesukaran Soal
Interval P Kriteria
0≤ P ≤0,30 0,30<P ≤0,70 0,70<P ≤1,00
Sukar Sedang Mudah
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Analisis Data Tahap Awal 3.6.1.1. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama aau berbeda. Rumusan hipotesis yaitu sebagai berikut
Ho : Data nilai kelas eskperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen
Ha : Data nilai kelas eskperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang berbeda
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima, yang artinya data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen (Sugiyono, 2015).
3.6.1.2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui distribusi data hasil penelitian. Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50. Apabila data penelitian berdistribusi normal maka analisis hasil penelitian dapat dilakukan menggunakan statistik parametris. Data yang digunakan dalam uji normalitas yaitu nilai pretest dan posttest (Sugiyono, 2015).
3.6.1.3. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara yang harus di uji benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi proses penelitian agar efektif dan efisien.
Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut untuk melakukan pengecekannya
3.6.2. Analisis Data Tahap Akhir
3.6.2.1. Analisis Pengaruh Implementasi Model PBL Terintegrasi Al Qur’an Terhadap Peningkatan Minat Belajar
Menentukan pengaruh implementasi model PBL terintegrasi Al Qur’an terhadap peningkatan minat belajar siswa. Angket dibuat dengan 16 butir pernyataan dengan empat pilihan alternatif jawaban yang disajikan dalam bentuk chechlist menggunakan skala Likert.
Alternatif jawabannya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Panduan pemberian skor pada skala Likert dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.4.
Kriteria Nilai/Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1 4
Adapun kriteria presentase angket dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.5.
No % Kriteria
1 0-25 Sangat Lemah
2 26-50 Lemah
3 51-75 Cukup
4 76-100 Kuat
3.6.2.2. Analisis Pengaruh Implementasi Model PBL Terintegrasi Al-Qur’an Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Menentukan pengaruh implementasi model PBL terintegrasi Al- Qur’an terhadap peningkatan hasil belajar siswa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
(1) Mengukur pengaruh implementasi model PBL terintegrasi Al Qur’an terhadap hasil belajar siswa dianalisis menggunakan Uji- t Independen. Uji-t Independent digunakan untuk mengetahui perbedaan signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Uji t-Independent menggunakan persamaan sebagai perikut t= X1−X2
√ (n1−1n)
1s−12+n2(
n−22−1)
s22(n11+n12)
Keterangan:
t : nilai t hitung
n1: jumlah sampel kelompok satu n2: jumlah sampel kelompok dua
X1 : rata-rata skor kelompok satu X2 : rata-rata skor kelompok dua s12 : variansi dari data kelompok satu s22 : variansi dari data kelompok dua
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika nilai signifikansi ¿ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika nilai signifikansi ¿ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (2) Untuk menganalisis besarnya peningkatan pretest-posttest soal
materi, maka dilakukan analisis terhadap hasil pretest dan posttest. Analisis dilakukan dengan menggunakan gain ternormalisasi. Gain ternormalisasi menggunakan rata-rata (average normalized gain) oleh Hake (1999) yang dianggap lebih efektif seperti pada persamaan berikut:
¿g≥(%sf)−(%si) 100−%si Keterangan:
<g> = gain ternormalisasi (%Sf) = rerata skor posttest (%Si) = rerata skor pretest 100 = skor maksimal
Nilai (g) yang diperoleh diinterpretasikan menurut kriteria dengan klarifikasi seperti pada tabel berikut
Tabel 3.6.
g Kriteria
g>0,7 Tinggi
0,3<g ≤0,7 Sedang
g ≤0,3 Rendah
3.6.2.3. Analisis Korelasi antara Minat Belajar dan Hasil Belajar
Untuk menganalisis korelasi antara minat belajar dan hasil belajar siswa digunakan analisis korelasi Person Product Moment yang meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1) Analisis korelasi bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih
2) Hubungan antar variabel dapat berbentuk searah (+) atau berbanding terbalik (-)
3) Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1
4) Koefisien korelasi bernilai searah, dalam model regresi bermakna semakin tinggi nilai X maka semakin tinggi nilai Y.
Koefisien korelasi bernilai terbalik dalam model regresi bermakna semakin tinggi nilai X maka semakin rendah nilai Y 5) Dalam menghitung koefisien korelasi banyak rumus yang
digunakan, tergantung pada skala data yang dianalisis, untuk itu harus dipahami skala data dengan baik
6) Secara umum, skala data ada 4 yaitu nominal, ordinal, dan rasio 7) Beda skala yang diukur, maka beda rumus korelasi yang
digunakan
Uji korelasi person product moment dinyatakan dalam persamaan berikut (Sugiyono, 2015)
r= n(Σxy)−(Σx)(Σy)
√
(nΣ x2−(Σx))2(nΣ y2−(Σy))2Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara variabel x dan y, dua variabel yang dikorelasikan
ΣXY = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y Σ X2 = Jumlah dari kuadrat nilai X
Σ Y2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y
(Σ X)2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan (Σ Y)2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
Menurut Sugiyono (2015), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 - 0.199 Sangat rendah
0.20 - 0.399 Rendah
0.40 - 0.599 Sedang
0.60 - 0.799 Kuat
0.80 - 1.000 Sangat kuat
DAFTAR PUSTAKA
Dhiyaul, L. (2024). Penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ) untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IXG SMPN 22 Semarang. Seminar Nasional Pendidikan Dan Penelitian Tindakan Kelas, 933–938.
Irawati, D., Janah, I., Karlina, S., Hafidho, N. S., & Sulistiyono. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa SMA. Education and Learning Journal, 2(September), 113–123.
Kholisoh, E., Buchori, A., Rochmah, A., & Ariyanto, L. (2024). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika. Journal on Education, 6(4), 19292–19299.
https://doi.org/10.31004/joe.v6i4.5931
Langi, J. P. (2024). Model Problem Based Learning Terintegrasi STEM: Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik. Edu Cendikia:Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(3). https://doi.org/10.47709/educendikia.v4i03.
Lathifatun Nafisah, W. S. (2023). Keterlaksanaan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Al-Qur’an Pada Materi Pemanasan Global. Woro Setyarsih, 12(3), 119–125.
Musa’adah, S. N., & Dwikoranto. (2024). Pembelajaran Problem Based Learning untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Efek Rumah Kaca Terintegrasi Al-Qur’an. Inovasi Pendidikan Fisika, 13(2), 113–119.
Ningsih, S. I. P. (2020). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL TERINTEGRASI STEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII IPA 5 SMAN 7 PADANG. Pillar of Physics Education, 13(3), 443–450.
Nurcahyati, R. I., Indrawati, I., & Wicaksono, I. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Smp Pada Materi Cahaya.
EduFisika, 5(02), 72–78. https://doi.org/10.22437/edufisika.v5i02.9952
Pujiyanti, A., Ellianawati, E., & Hardyanto, W. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Fisika Siswa MA. Physics Education Research Journal, 3(1), 41–52.
https://doi.org/10.21580/perj.2021.3.1.6666
Rosita, & Abzar, M. (2024). Analisis Hasil Penelitian Pendidikan Islam dengan Pendekatan Fisika. Jurnal Literasi Pendidikan Fisika, 5(1), 34–48.
http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/JLPF
Sa’diah, S. A., Muttaqin, M., & Mas’ud, A. (2024). PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI NILAI ISLAM TERHADAP LITERASI SAINS SISWA. Pena Masum Sujai Inspire Conference, 244–252.
Shofa, M., Nailufa, L. E., & Haqiqi, A. K. (2020). Pembelajaran IPA Terintegrasi Al-Quran dan Nilai-Nilai Pesantren. IJIS Edu : Indonesian Journal of Integrated Science
Education, 2(1), 81. https://doi.org/10.29300/ijisedu.v2i1.1928
Wahyuni, S., Fatmi, N., & Faradhillah. (2023). Pengembangan Media Pembelajaran Physics Magz Terintegrasi Al-Qur’an Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Tata Surya. GRAVITASI: Jurnal Pendidikan Fisika Dan Sains, 6(01), 1–12.
https://doi.org/10.33059/gravitasi.jpfs.v6i01.7797
Wilujeng, I., Alif, M., Akbar, A., & Hasyim, F. (2022). Pembelajaran Fisika Berbasis Al Qur’an: Integrasi Konsep Tata Surya Dengan Surat Al-Anbiya Ayat 33. Seminar
Nasional Pendidikan “Transformasi Pendidikan Di Era Super Smart Society 5.0,” 178–
179. https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/view/796/602