• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Jurnal Gangguan Makan pada Remaja

N/A
N/A
Najmi Adlu Walatir

Academic year: 2024

Membagikan " Review Jurnal Gangguan Makan pada Remaja"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JURNAL a. Identitas jurnal

1. Nama jurnal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 2. Volume : Volume 11

3. Nomor : 1

4. Halaman : 1-9 5. Tahun Penerbit : 2022

6. Judul Jurnal : Gangguan Makan pada Remaja Dipengaruhi Oleh Media Sosial Melalui Citra Tubuh Negatif

7. Nama Penulis : Tezsa Leonyka Esther Tunga b. Abstrak Jurnal

1. Jumlah paragraph : 1

2. Halaman : 1

3. Uraian abstrak : Remaja merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang mengalami periode peralihan dengan disertai perubahan pada aspek fisik, kognitif dan sosio-emosional. Gangguan makan merupakan salah satu fenomena dalam fokus kesehatan masyarakat yang marak terjadi di usia remaja. Tujuan; untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap gangguan makan melalui citra tubuh.

Metode; Metode telaah literatur dengan pendekatan PRISMA menggunakan 11 artikel yang relevan. Hasil; Media sosial mampu berimplikasi pada kejadian gangguan makan melalui citra tubuh negatif pada remaja, baik laki-laki maupun perempuan. Citra tubuh negatif yang dimiliki oleh remaja dapat terjadi karena penggunaan media sosial yang tidak dibatasi, baik dari segi intensitas maupun isi konten yang diakses dengan menampilkan bentuk tubuh yang dianggap ideal yang lekat dengan kesan kurus dan berbentuk. Kesimpulan dan rekomendasi; Pengaruh yang diberikan media sosial melalui citra tubuh negatif terhadap gangguan makan dapat direkomendasikan untuk dilakukan intervensi berupa peningkatan literasi penggunaan media sosial sehingga tidak menimbulkan efek negatif terhadap pola pikir dan sikap remaja.

4. Keyword jurnal : Citra tubuh; Media sosial; Gangguan makan; Remaja;

c. Pendahuluan Jurnal

Stres diartikan sebagai kondisi tekanan atau gangguan ataupun juga kekacauan mental dan emosional. Pengertian stress menurut salah satu ahli Hans Selye (Mumtahinnah, 2008) mendefinisikan stres sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikarenakan atau terjadi kepadanya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan stres, apabila seseorang mengalami beban yang berat tetapi orang tersebut dapat atau sulit mengatasi sesuatu yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap beban tersebut, Sehingga orang akan mengalami stres. Respon atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis. Menurut Hardjana (2002) stress adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stress dan hal yang dianggap mendatangkan stress mem-buat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan, entah nyata atau tidak nyata, antara kondisi atau keadaan dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya. Stress juga merupakan motovasi yang

(2)

dibutuhkan oleh individu untuk bergerak dan suatu energy yang dapat digunakan secara efektif (Winkel, 2002). Stress jangka pendek mungkin mempunyai akibat yang bermanfaat dan positif, tetapi jika stress berlangsung secara terus menerus maka akibat yang terjadi menjadi negatif., karena dapat mengganggu kesehatan dan aspek kehidupan lainnya.

Emotional distress merupakan reaksi emosional individu ketika menghadapi stresor. Bogoroch (2005) mendeskripsikan emotional distress sebagai trauma mental atau psikologis yang disebabkan oleh perilaku yang menyakitkan (tortious) atau tidak menyakitkan (non-tortious). Mirowsky & Ross (2003) & McCraty (2006) mendefinisikan emotional distress sebagai keadaan ketika seseorang mengalami emosi negatif sebagai respon atas stres yang dialami. Lazarus (1993) menyatakan emotional distress sebagai stres psikologis yang merupakan reaksi terhadap berbagai jenis ancaman yang muncul dari dalam diri dan lingkungan. Reaksi tersebut terjadi akibat evaluasi terhadap sesuatu yang dianggap mengancam kesejahteran (well-being) individu. Tingkat keparahan stres ini akan berpengaruh pada pola makan yang tidak normal yang dapat menyebabkan gangguan makan (Eating disoreder). Eating disorder adalah suatu gejala gangguan pola makan yang tidak normal. Eating disorder diartikan sebagai kelainan yang terjadi pada kebiasaan makan seseorang yang diakibatkan oleh kekhawatiran orang tersebut. Terdapat tiga jenis gangguan makan menurut DSM–5 (Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder, 2014) yaitu: Anorexia nervosa, Bulimia nervosa dan binge eating disorder. Anorexia nervosa adalah kelainan atau gangguan makan yang membuat seseorang terobsesi akan berat badan yang sangat kecil sehingga mereka rela kelaparan atau bahkan berolaraga berlebihan;

bulimia nervosa adalah kelainan atau gangguan makan pada seseorang yang membuat dia memuntahkan setiap makanan yang telah dikonsumsi untuk menjaga berat badannya agar tidak berubah; sedangkan binge eating disorder adalah suatu kelainan atau gangguan pola makan tidak normal dimana seseorang memakan makanan dengan jumlah yang sangat banyak dalam suatu waktu yang terbatas, dibandingkan yang dimakan oleh pada orang umumnya (Fairburn, dalam Garrow,2000).

d. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap gangguan makan melalui citra tubuh pada remaja.

e. Metode Penelitian

Pendekatan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta- Analysis (PRISMA) digunakan sebagai pedoman dalam telaah literatur pada artikel.

Strategi dalam mendapatkan artikel yang relevan dilakukan melalui database Pubmed, ScienceDirect, SAGE dan Google Scholar dengan kata kunci: “social media”, AND

“body image”, AND “eating disorder”. Artikel yang didapat akan diseleksi terlebih dahulu berdasarkan kriteria inklusi, yaitu: (1) artikel memiliki variabel dan tujuan yang relevan, (2) artikel dipublikasi selama 5 tahun terakhir (2016- 2020), (3) artikel berjenis original research, (4) artikel tersedia full text, dan (5) artikel berbahasa Inggris atau Indonesia. Kriteria eksklusi pada artikel adalah: (1) artikel variabel yang

(3)

tidak relevan, (2) artikel berjenis review, editorial letter atau commentary, dan (3) artikel pre-prints.

f. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pencarian yang dicantumkan pada bagian metode dalam artikel, diketahui bahwa ekstraksi data yang dilakukan meliputi klasifikasi pada tabel hasil artikel yang diseleksi menurut peneliti dan tahun publikasi, sampel, usia responden, metode, instrument dan temuan utama penelitian.

2. Pembahasan

Media sosial memiliki implikasi dalam menciptakan gambaran tubuh yang ideal dan penampilan fisik yang menarik, melalui foto atau gambar yang diunggah, sehingga menyebabkan remaja yang mengakses media sosial dan melihat unggahan tersebut menjadi tidak percaya diri dan timbul keinginan untuk memiliki bentuk tubuh serupa, yang berdampak pada kejadian gangguan makan.

Semakin menarik visualisasi yang ditampilkan sebagai hasil manipulasi foto yang terdapat di media sosial berimplikasi dalam peningkatan risiko gangguan makan (Lonergan et al., 2020). Hal ini dapat terjadi karena mekanisme bahwa paparan dari foto manipulasi menyebabkan timbulnya citra tubuh negatif.

Penelitian yang menyebutkan tingginya antusiasme dalam menanggapi hasil unggahan dengan manipulasi yang diciptakan dari hasil pengaturan efek maupun suntingan cenderung menghasilkan gambar dengan visualisasi bentuk tubuh yang lebih menarik, hal ini mampu menimbulkan keinginan remaja untuk mempunyai bentuk tubuh serupa (Glashouwer et al., 2018).

Fenomena yang menyebabkan timbulnya citra tubuh negatif mampu menurunkan kepercayaan diri remaja karena penampilan tubuh yang dianggap kurang menarik sehingga berkorelasi dengan kejadian gangguan makan (Saunders

& Eaton, 2018). Semakin rendah citra tubuh yang dimiliki remaja diketahui berbanding terbalik terhadap tingginya gangguan makan yang dialami (Štefanová et al., 2020), sehingga meningkatkan risiko untuk remaja mengalami gangguan makan hingga kategori berat (Boberová & Husárová, 2021; Virgandiri et al., 2020).

Faktor lain yang dapat menunjukkan korelasi penggunaan media sosial dengan citra tubuh negatif terjadi karena tingginya interaksi dengan teman sebaya, meskipun pada dasarnya media sosial dapat diakses oleh berbagai tipe masyarakat. Hasil penelitian yang sejalan dengan hal ini menunjukkan tingginya komparasi pada teman sebaya mampu membawa implikasi negatif pada remaja pengguna sosial media (Fitzsimmons-Craft et al., 2020; Wilksch et al., 2020).

g. Kesimpulan

Bahwa sosial media diketahui mampu memberikan pengaruh terhadap kejadian gangguan makan, melalui citra tubuh negatif pada remaja. Citra tubuh negatif yang dimiliki oleh remaja dapat terjadi karena penggunaan media sosial yang tidak dibatasi dengan benar, baik dari segi intensitas maupun isi konten yang diakses dengan menampilkan bentuk tubuh yang dianggap ideal yang lekat dengan

(4)

kesan kurus dan berbentuk meskipun merupakan hasil manipulasi. Rekomendasi yang diberikan penulis dalam penelitian adalah memberikan intervensi berupa peningkatan literasi penggunaan media sosial sehingga tidak menimbulkan efek negatif terhadap pola pikir dan sikap remaja, termasuk memandang unggahan yang dapat berdampak negatif pada remaja.

h. Kelebihan dan Kekurangan 1. Kelebihan

Dalam jurnal ini memberikan table hasil responden dengan jelas dan kesesuaian antara tujuan jurnal dan kesimpulan yang didapatkan

2. Kekurangan

Dalam jurnal ini menjelaskan secara panjang lebar namun inti pembahasan sama.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara citra tubuh dengan perilaku makan pada remaja putri di SMA Dwijendra Denpasar, dapat diketahui bahwa responden dengan citra

Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan makan pada remaja putri di model agency Tasikmalaya. Tujuan khusus dari

Komentar negatif atau body shaming yang muncul di kehidupan sehari-hari yang tercermin pada media sosial sangat berpengaruh dalam membangun citra tubuh para remaja

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan, dan Gangguan Makan dengan Persen Lemak Tubuh pada Penari

Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan makan pada remaja putri di model agency Tasikmalaya. Tujuan khusus dari

Hasil Korelasi Motivasi Mengatur Perilaku Makan dan Kecenderungan Gangguan Makan Variabel Kecenderungan gangguan makan Nilai Signifikansi Kesimpulan Motivasi mengatur

Hubungan Gangguan Makan Anorexia Nervosa dengan Status Gizi Pada Remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros Tahun 2022 Gangguan makan merupakan suatu sindrom terkait dengan perilaku makan

Review Jurnal Ilmiah MEDIA SOSIAL DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL REMAJA DI SIDOARJO Reviewer : MIFTACHUL JANNAH Prodi : Ilmu Komunikasi – FISIP UMSIDA Email :