• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTENSITAS PENGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU SEKS REMAJA PRANIKAH YANG DI MODERASI RELIGIUSITAS DI KELURAHAN DUPAK SURABAYA

N/A
N/A
Rudi Atmajaya nasution

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH INTENSITAS PENGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU SEKS REMAJA PRANIKAH YANG DI MODERASI RELIGIUSITAS DI KELURAHAN DUPAK SURABAYA "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Selain dari perkembangan psikologis dan hormonal pada remaja, ada beberapa hal yang mendorong remaja meningkatkan perilaku seksualnya, salah satunya adalah jejaring sosial. Dalam penelitian (Mooduto et al., 2021) dijelaskan bahwa remaja yang memiliki frekuensi penggunaan media sosial yang tinggi berpotensi mempengaruhi perilaku seksual pranikah. Kesimpulan berdasarkan hasil laporan orang tua dalam konseling menunjukkan bahwa hubungan pacaran siswa SMA berani mengarah pada perilaku seksual walaupun tidak secara langsung melainkan melalui media sosial.

Karena semakin intens dan kecanduan terhadap pornografi, maka para remaja mempunyai ide untuk melampiaskan hasrat seksualnya, karena usianya yang masih muda dan para remaja tersebut belum mau mengambil resiko yang tinggi ketika langsung melakukan perilaku seksual, sehingga remaja tersebut lebih aman untuk melakukan hal tersebut. bermain di media sosial untuk mewujudkan hasrat seksualnya. Semakin intens remaja bermain media sosial yang berfokus pada konten negatif, maka semakin tinggi pula perilaku seksual yang mereka lakukan. Dan media sosial seperti WhatsApp, Instagram menjadi wadah bagi remaja untuk melakukan perilaku seksual, baik secara individu maupun transaksi antar individu dan individu yang disepakati nilai-nilai privasinya.

Kesimpulannya, sebagian pelajar mempunyai potensi untuk melakukan perilaku seksual di media sosial karena media sosial merupakan media yang aman tanpa diketahui oleh orang tua atau orang lain jika tidak diverifikasi dan kecenderungan pelajar untuk kecanduan pornografi media sosial. media yang mereka akses adalah perilaku seksual yang aman mengingat mereka melakukan masturbasi dengan menonton video porno. Semakin intensif penggunaan media sosial, maka semakin besar pula akses terhadap video porno dan semakin sering mereka melakukan perilaku seksual masturbasi. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa faktor remaja mempengaruhi remaja untuk berani melakukan perilaku seksual dengan sumber informasi tentang seksualitas yang tinggi diperoleh dari hasil 158 responden yang menyatakan sebesar 69%.

Mampukah religiusitas memoderasi pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku seksual remaja di wilayah Dupak Surabaya.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Saran kepada para orang tua untuk selalu memberikan tanaman religi untuk meningkatkan nilai religiusitas pada anak agar tidak mudah terpengaruh oleh media sosial yang berdampak pada perilaku seksual remaja yang berpotensi berdampak negatif bagi perkembangan dan masa depannya. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pihak sekolah khususnya bidang konseling dan kesiswaan, guru, untuk dijadikan bahan pemecahan masalah bagi remaja yang mempunyai masalah perilaku seksual negatif dan kecanduan media sosial yang berdampak pada berkurangnya motivasi belajar. Penelitian ini juga bermanfaat bagi desa-desa dan sekolah-sekolah yang disurvei agar dapat meningkatkan program keagamaan serta menanamkan nilai-nilai dan kontrol yang baik dalam pembinaan remaja agar tidak terpengaruh oleh konten-konten negatif/media sosial yang berdampak pada kepribadian dan perilaku seksual yang dapat mempengaruhi. perkembangan negatif bagi remaja.

KAJIAN TEORI

  • Intensitas
    • Pengertian Intensitas
    • Aspek-Aspek Intensitas
  • Media Sosial
    • Pengertian Media Sosial
    • Ciri-Ciri Media Sosial
    • Kreteria Media Sosial
    • Manfaat Media Sosial
  • Intensitas Pengunaan Media Sosial
  • Perilaku Seks Pranikah Remaja 1. Definisi Prilaku
    • Definisi Seksual
  • RELIGIUSITAS
    • Hakikat Religiusitas
    • Definisi Religiusitas
    • Faktor-Faktor Religiusitas
  • Pengaruh Intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku seks Pranikah remaja yang dengan di moderasi religiusitas
  • KERANGKAH BERFIKIR
  • HIPOTESIS

Ini adalah berapa kali seseorang mengulangi aktivitas yang mereka sukai, baik disengaja maupun tidak disengaja. Media sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun berdasarkan ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran media online dengan pengguna dengan mudah mengakses, berpartisipasi, berbagi dan membuat web, blok, komunikasi, forum virtual (Kaplan & Haenlein, 2010b), sedangkan media sosial menurut Shirky dalam penelitiannya (Komunikasi, 2015) adalah perangkat lunak, suatu alat untuk meningkatkan kemampuan penggunanya dalam berbagi (to share) hingga berkolaborasi (to to work) antar pengguna media sosial. Menurut (Watie, 2016) dalam penelitian (Pujiono, 2021) media sosial merupakan media yang banyak digunakan masyarakat untuk berkomunikasi dan membangun hubungan satu sama lain di dunia maya.

Membantu personal branding seseorang, baik secara individu, yang digunakan sebagai profil dan kekuatan orang tersebut serta tujuan organisasi, bisnis, dll (Sitinah et al., 2022). Perilaku dalam kamus bahasa Indonesia adalah tanggapan atau tanggapan seseorang terhadap rangsangan, menurut Skinner, seorang psikolog yang dikutip dalam penelitian (Suharyat, 2009), tanggapan atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar, dari sudut pandang biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau kegiatan. suatu organisme hidup yang mempengaruhi, sehingga perilaku manusia merupakan tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri yang mempunyai cakupan yang sangat luas, sedangkan perilaku manusia dalam penelitian (H. T. Dewi & Darnoto, 2020) merupakan cerminan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan dan sikap. Perilaku seksual remaja merupakan suatu tindakan yang didorong oleh hasrat seksual, baik terhadap lawan jenis maupun sesama jenis.

Menurut Agus Dariyo dalam buku Psikologi Perkembangan Remaja yang mengutip penelitian (Aisyah, 2017), salah satu akibat dari perubahan hormonal pada masa pubertas adalah: “seorang remaja akan mudah terangsang jika ia kehilangan sebagian atau seluruh penampilan fisik yang dirasakannya. . lawan jenis sebagai sesuatu yang menimbulkan gairah seksual (seksi). Izzaty dkk yang dikutip dalam penelitiannya (Aisyah, 2017) menjelaskan bahwa “pada masa remaja terjadi suatu keadaan yang disebut dengan peningkatan emosionalitas, suatu masa yang menggambarkan keadaan emosi remaja yang tidak aman, tidak stabil, dan meledak-ledak. Sarwono dari tahun 2005, beberapa faktor yang relevan disebutkan sebagai penelitian (Lumban Gaol & Stevanus, 2019).Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja antara lain: Oleh karena itu, menurut peneliti, religiusitas merupakan satu kesatuan unsur yang menjadikan seseorang religius, tidak hanya pada dasar label dan status, namun religiusitas juga mencakup pengetahuan tentang agama seseorang yang diterapkan pada tingkat perilaku manusia yang mencerminkan sikap.

Dimensi keimanan merupakan dimensi pengungkapan ajaran yang diyakini oleh penganutnya. Dimensi keimanan ini dijadikan sebuah ideologi yang dianggap benar dan dipertahankan oleh pemeluknya.Bentuk keimanan adalah proses ketaatan. Dimensi ilmu agama, dimensi ini berkaitan dengan ajaran yang dipelajari seseorang, sehingga menimbulkan paradigma yang dijadikan pedoman dalam agamanya.Salah satu pedoman bagi umat Islam adalah aspek ilmu ini terdapat pada Al-Qur'an dan Hadits. Dimensi Experiential Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan yang mendatangkan kebaikan, keberkahan dan kebermaknaan serta cobaan dan pembelajaran dalam hidup yang dapat diambil sisi positifnya untuk mengubah kehidupan dan kerohanian seseorang menjadi pribadi religius yang membawa ketaatan kepada Allah SWT.

Faktor eksternal meliputi lingkungan masyarakat, nilai-nilai agama, lingkungan sekitar dan budaya keagamaan yang dipertahankan, selain itu faktor keluarga juga termasuk dalam pembangunan. Selain itu, berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi religiusitas seseorang antara lain adalah lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan utama seseorang, lingkungan kelembagaan melalui kurikulum sekolah atau materi yang diajarkan, sikap sosial guru dan teman sebaya, serta lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan norma dan norma. budaya yang dipertahankan 1. Budiman et al., 2020) bahwa akses pencarian informasi tentang seksualitas dapat melalui teman sebaya dan media sosial. Media sosial merupakan salah satu media yang digunakan remaja untuk mengakses informasi mengenai seksualitas.

Agama merupakan landasan dasar kehidupan manusia, karena pengaruh agama mempengaruhi remaja dalam bertindak, semakin baik keimanan seorang remaja akan mempengaruhi pengendalian perilaku remaja atas segala keinginan dan nafsu yang dimiliki remaja, ajaran agama yang baik. , buruk, benar, salah, perintah dan evaluasi. Bagi ESA, Allah mempengaruhi keimanan remaja dalam tindakannya. Beberapa manfaat jika dipupuk keimanan seseorang antara lain adalah seseorang mempunyai kendali dalam dirinya dan mempunyai keteguhan dalam keyakinannya ketika dihadapkan pada cobaan atau godaan syahwat. sebuah eksekusi Tindakan negatif karena intensitas penggunaan media sosial mempengaruhi remaja. H 2: Religiusitas mampu memoderasi intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku seksual remaja di Kelurahan Dupak Surabaya.

A. Rancangan Penelitian

  • Variable Penelitian
  • Definisi Operasional Variable Penelitian a. Intensitas Pengunaan Media Sosial
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Validitas & Realibilitas

Metode penelitian yang akan peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif korelatif. Dari penelitian ini dapat diperoleh informasi mengenai pengaruh yang terjadi, bukan mengenai ada atau tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain (Sugiyono, 2013). Intensitas penggunaan media sosial adalah frekuensi, durasi, apresiasi dan perhatian ketika menggunakan media sosial WhatsApp, Telegram, Web, Facebook, Instagram, Tik-Tok, dll.

Indikator yang digunakan untuk mengukur penggunaan media sosial mengacu pada penelitian Park et al. 2017) dimana intensitas penggunaan media sosial dapat diukur melalui dimensi frekuensi, durasi, apresiasi dan perhatian. Semakin tinggi skor total yang dicapai remaja pada skala ini, semakin tinggi pula intensitas penggunaan media sosial mereka. Aktivitas seksual yang dimaksud dalam penelitian ini berupa perilaku autoerotik dan perilaku sosioseksual.

Definisi operasional religiusitas dalam penelitian ini berasal dari definisi konseptual Stark & ​​Glock (1968), yaitu ukuran tinggi rendahnya nilai yang dikaitkan dengan kemampuan remaja dalam menilai keadaan, termasuk kualitas hidup individu. perilaku. Dalam penelitian ini sampelnya adalah remaja berusia 12 hingga 18 tahun yang berdomisili di Kecamatan Dupak dan bersedia mengisi kuesioner penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti mengunjungi sekolah-sekolah dan membagikan link melalui Google Form sehingga responden kemudian dapat melengkapi skala yang dibagikan secara online melalui WhatsApp dengan kriterianya.

Metode ini digunakan untuk membantu peneliti dalam memperoleh informasi dimana data atau informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menjelaskan teori yang digunakan dalam penelitian. Menurut Arikunt (2010), metode pengumpulan data adalah bagaimana memperoleh data tentang variabel-variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala sebagai pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menjawab pernyataan-pernyataan yang ada.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Intensitas Penggunaan Media Sosial, Skala Perilaku Seksual Remaja dan Skala Religiusitas dengan model Likert. Skala dalam penelitian ini memuat item-item disukai dan kurang disukai dengan kategori SS: sangat sesuai, S: sesuai, TS: tidak sesuai dan STS: sangat tidak sesuai. Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memastikan bahwa alat ukur yang digunakan valid dan reliabel, hasilnya tidak salah dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan sebenarnya.

Instrumen yang valid berarti instrumen pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data adalah valid (Hamdi & Jannah, 2020). Menguji regulasi diri sebagai variabel moderasi pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap perilaku seksual remaja.

Tabel : Analisis Kategorisasi Variabel Vari
Tabel : Analisis Kategorisasi Variabel Vari

Gambar

Tabel : Analisis Kategorisasi Variabel Vari

Referensi

Dokumen terkait

2 empty Trial completion date empty Scientific title The effect of IL-6 inhibitor Tocilizumab on the prognosis of covid-19 patients with acute respiratory failure Public title The

Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berfokus untuk melihat efisiensi kinerja mesin ripple mill pada perusahaan PT X Jambi menggunakan analisa dengan metode overall