PENDAHULUAN
L ATAR B ELAKANG
Di Kabupaten Bekasi pada 7 Juli, perkembangan COVID-19 bertambah 110 pasien positif, dan jumlah kumulatifnya sebanyak 34.213 orang. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 yang diterbitkan pada 3 September 2020 menetapkan pembentukan tim pengembangan vaksin COVID-19 di bawah pengawasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Pada tanggal 6 Oktober 2020, Presiden menandatangani dan menerbitkan Keputusan Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Kondisi ini menjadi informasi yang baik bagi pemerintah dalam programnya untuk lebih mensosialisasikan vaksinasi COVID-19 (Febriyanti et al., 2021). Berdasarkan penelitian Seyi Samson Enitan dkk (2020), misinformasi dan misinformasi mengenai COVID-19 telah menyebabkan keraguan dan penolakan terhadap vaksin. Oleh karena itu, peneliti dapat menyimpulkan adanya kesulitan dalam persiapan vaksinasi COVID-19 dan kurangnya pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 di masyarakat.
Oleh karena itu, protokol kesehatan harus terus dipatuhi dan diterapkan dengan baik dan benar agar pandemi COVID-19 dapat diatasi dengan lebih cepat. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kesiapan vaksinasi COVID-19 pada usia produktif di desa Sukabungah.
P ERUMUSAN M ASALAH
Kepala Puskesmas Karangmulya Dadan Mulyana mengatakan, Senin tanggal 29 Maret 2021 merupakan hari pertama kegiatan vaksinasi lansia di Puskesmas Karangmulya dengan tujuan 200 lansia akan divaksin dalam waktu dua hari, satu hari. ditujukan untuk 100 orang lanjut usia.
T UJUAN P ENELITIAN
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
M ANFAAT P ENELITIAN
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
K EASLIAN P ENELITIAN
Berdasarkan data tersebut, responden yang tidak setuju vaksinasi karena takut akan efek samping dapat berharap pemerintah lebih aktif melakukan promosi kesehatan dengan melibatkan semua pihak, baik secara langsung maupun melalui media. Penilaian pengetahuan, persepsi dan kemauan masyarakat Nigeria untuk berpartisipasi dalam uji coba vaksin COVID-19. 2020 Berdasarkan penelitian Seyi Samson Enitan, dkk (2020), misinformasi dan informasi palsu tentang COVID-19 mengakibatkan keraguan dan penolakan terhadap vaksin.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, semakin menyoroti perlunya peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat yang memadai tentang peran vaksin yang aman dan efektif dalam pengendalian pandemi COVID-19. Akan menjadi sebuah tragedi jika virus mematikan ini terus meningkat karena kurangnya pengetahuan, persepsi negatif, dan penolakan langsung terhadap vaksin oleh masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
T INJAUAN T EORI
- Pengetahuan
- Vaksinasi COVID-19
- Kesiapan
- Usia Produktif
Sedangkan vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah COVID-19 (Kemenkes RI, 2021a). Vaksin COVID-19 bermanfaat melindungi tubuh agar tidak sakit akibat COVID-19. Kelompok penduduk di bawah usia 18 tahun dapat divaksinasi jika tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan persetujuan penggunaan darurat (otorisasi penggunaan darurat) atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) (Kementerian RI Tahapan Kesehatan Pelaksanaan Vaksinasi COVID -19.
Prinsip pelaksanaan vaksinasi COVID-19 terdiri dari (Nadia, 2020): . a) Vaksinasi dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat yang berkualifikasi. Pelayanan vaksinasi COVID-19 harus menerapkan protokol kesehatan antara lain penataan ruangan, pengaturan waktu tugas, dengan memperhatikan jumlah sasaran per sesi maksimal dan ketersediaan staf (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Vaksinasi COVID-19 tidak diberikan kepada kelompok sasaran dengan riwayat terkonfirmasi COVID-19, ibu hamil, ibu menyusui, usia di bawah 18 tahun, dan berbagai kondisi penyakit penyerta yang tercantum dalam format skrining (Tabel 8).
Vaksinasi tidak dapat diberikan kepada orang (Marwan b) yang pernah mengidap COVID-19, namun penyintas COVID-19 dapat diberikan vaksinasi 3 bulan setelah sembuh. Ada anggota keluarga dalam satu rumah yang menderita COVID-19 f) Riwayat alergi parah setelah vaksinasi COVID-19. g) Saat ini sedang menjalani terapi aktif jangka panjang untuk kelainan darah.
K ERANGKA T EORI
Agama memberikan pemisahan yang tegas antara apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang boleh. Berdasarkan kerangka teori di atas dapat dijelaskan bahwa organisme penelitian ini adalah masyarakat pada usia produktif (18–54 tahun), hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan vaksinasi. mendapatkan vaksinasi terhadap COVID-19. Variabel independennya adalah tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19, dengan skor yang diukur baik, sedang, dan buruk dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: tingkat pendidikan, kesadaran, budaya, pengalaman, dan status sosial ekonomi.
Variabel terikatnya adalah kesiapan vaksinasi COVID-19 dengan hasil pengukuran siap dan tidak siap serta faktor yang mempengaruhi yaitu: pengalaman, budaya, pendidikan, pengaruh orang lain, media massa dan informasi.
K ERANGKA K ONSEP
H IPOTESIS
METODE PENELITIAN
- J ENIS DAN R ANCANGAN P ENELITIAN
- P OPULASI DAN S AMPEL
- Populasi
- Sampel
- Teknik Sampling
- R UANG L INGKUP P ENELITIAN
- Tempat penelitian
- Waktu penelitian
- V ARIABEL P ENELITIAN
- Variabel Independen (variabel bebas)
- Variabel Dependen (variabel terikat)
- D EFINISI O PERASIONAL
- J ENIS D ATA
- Data Primer
- T EKNIK P ENGUMPULAN D ATA
- I NSTRUMEN P ENELITIAN
- Kuesioner Tingkat Pengetahuan Vaksinasi COVID-19
- Kuesioner Kesiapan Vaksinasi COVID-19
- U JI V ALIDITAS DAN R EABILITAS
- P ENGOLAHAN D ATA
- Editing
- Coding
- Processing
- Cleaning
- A NALISIS D ATA
- Analisis univariat
- Analisis bivariat (analitik)
- E TIKA P ENELITIAN
- Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persons)
- Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-
- Prinsip keadilan (justice)
Variabel yang akan dilakukan analisis univariat pada penelitian ini adalah variabel independen yaitu tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 pada usia produktif (18-54 tahun) di Desa Sukabungah. Variabel yang akan dilakukan analisis bivariat pada penelitian ini adalah hubungan tingkat pengetahuan dengan kesiapan vaksinasi COVID-19 pada usia produktif (18-54 tahun) di Desa Sukabungah dengan menggunakan uji chi square. Penelitian ini menggunakan uji chi square yang bertujuan untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dengan kesiapan vaksinasi COVID-19 pada usia produktif di desa Sukabungah tahun 2021.
HASIL DAN PEMBAHASAN
G AMBARAN U MUM L OKASI P ENELITIAN
- Profil Desa Sukabungah
Desa Sukabungah merupakan salah satu dari 6 desa yang ada di Kecamatan Bojongmangu dengan luas wilayah 662.069 ha, terdiri dari sawah seluas 287.069 ha dan lahan seluas 375 ha. Batas Desa Sukabungah di sisi utara berbatasan dengan Desa Pasiranji Kecamatan Cikarang Tengah, di sisi timur dengan Kabupaten Karawang, di sisi selatan dengan Desa Bojongmangu, dan di sisi barat dengan Desa Bojongmangu. Desa Sukabungah terdiri dari 6 RT dan 16 RT dengan jumlah penduduk 6551 jiwa dengan 2178 kepala keluarga dan 3206 jiwa usia produktif (18-54 tahun).
H ASIL P ENELITIAN
- Analisa univariat
- Analisa bivariat
Karakteristik responden ditinjau dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan tertinggi dan pekerjaan pada penduduk usia produktif di desa. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan profesi pada masyarakat usia produktif di desa. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 356 responden, sebagian besar pengetahuan frekuensi vaksinasi COVID-19 tergolong dalam kategori “pengetahuan cukup” yaitu sebanyak 261 responden (73,3%).
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa dari 356 responden (100%), responden dengan tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 pada kategori “tingkat pengetahuan cukup” sebanyak 261 responden (73,3%) dengan kesiapan menghadapi COVID-19 vaksinasi dengan kategori “siap” sebanyak 190 responden (53,4%) dan kesiapan vaksinasi COVID-19 responden dengan kategori “belum siap” sebanyak 71 responden (19,9%). Sedangkan tingkat pengetahuan tentang vaksinasi COVID-19 berada pada kategori “pengetahuan buruk” sebanyak 10 orang (2,8%) dan kategori “siap” untuk vaksinasi COVID-19 sebanyak 1 orang (0,3%) dan. Dapat disimpulkan H0 ditolak sehingga dapat diartikan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kesiapan vaksinasi COVID-19 pada usia produktif di Desa Sukabungah tahun 2021.
P EMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji statistik pada penelitian tersebut, ternyata mayoritas masyarakat siap melaksanakan vaksinasi COVID-19 yaitu sebanyak 266 responden (74,7%). Berdasarkan analisa peneliti, masyarakat siap menerima vaksin COVID-19, menurut kuesioner pengetahuan nomor 5 dengan jumlah responden 284 orang, sebagian besar menjawab benar, karena masyarakat berpendapat bahwa vaksin COVID-19 berguna untuk melindungi masyarakat. tubuh dari penyakit tersebut. dari COVID-19. Masyarakat juga sadar bahwa mereka termasuk kelompok prioritas penerima vaksin dan vaksin dapat mencegah penyebaran rantai virus COVID-19.
Menurut analisis peneliti, masyarakat belum siap menerima vaksin COVID-19 karena takut terhadap vaksinasi dan efek samping yang ditimbulkan dari vaksin COVID-19. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Febriyanti et al., 2021) yang menyatakan sekitar 81,1%. Sedangkan 90 responden (25,3%) belum siap menerima vaksinasi karena takut terhadap vaksinasi dan efek samping yang ditimbulkan dari vaksin COVID-19.
Berdasarkan analisis penelitian, mayoritas masyarakat usia dewasa awal (usia 26-35) yang bekerja memerlukan vaksinasi COVID-19 untuk memenuhi persyaratan kerja guna mengurangi penyebaran COVID-19. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muchtaruddin Mansyur, 2021) yang menyatakan bahwa vaksinasi merupakan harapan yang menguatkan karena diharapkan dapat melindungi pekerja dari penyebaran COVID-19 baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja. Nilai odds rasio responden dengan tingkat pengetahuan cukup akan berpeluang 4 kali lebih besar untuk siap menyelesaikan vaksinasi COVID-19, paling tidak mereka berisiko siap menyelesaikan vaksinasi COVID-19 sebanyak 2.227 kali dan dengan risiko terbesar akan memiliki kemungkinan 8.382 kali lebih besar untuk siap menyelesaikan vaksinasi COVID-19 jika tingkat pengetahuan yang memadai tentang vaksinasi COVID-19.
Oleh karena itu, edukasi masyarakat di Desa Sukabungah perlu ditingkatkan agar nilai kesiapan vaksinasi dapat lebih ditingkatkan. Berdasarkan analisis peneliti, pengetahuan mengenai vaksinasi COVID-19 dan kesiapan vaksinasi COVID-19 mempunyai korelasi yang sangat tinggi. Masyarakat yang berpengetahuan baik akan siap untuk divaksin namun sebaliknya yang berpengetahuan buruk belum siap untuk divaksin.
Peneliti berharap masyarakat usia kerja dapat menambah pengetahuannya mengenai vaksinasi COVID-19 sehingga lebih siap dalam melakukan vaksinasi COVID-19 untuk mengurangi penyebaran COVID-19.
K ETERBATASAN P ENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kesiapan Vaksinasi COVID-19 Pada Era Produktif di Desa Sukabungah Tahun 2021”, dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Hal ini menunjukkan bahwa P-value (0,000) < α-value (0,05) yang berarti H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kesiapan vaksinasi COVID-19 pada usia produktif di desa Sukabungah tahun 2021. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai sumber literatur penambah pengetahuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut khususnya terkait tingkat pengetahuan terkait kesiapan vaksinasi COVID-19 di produktif. usia.
1 Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan COVID-19 yang dilakukan dalam 4 tahap vaksinasi. Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di pusat kesehatan, klinik, rumah sakit, dan institusi kesehatan lainnya. 6 Saya siap untuk divaksin karena saya sadar saya termasuk dalam kelompok prioritas untuk divaksin 7 Saya siap untuk divaksin COVID-19 untuk menguranginya.
PENUTUP
K ESIMPULAN
Tingkat pengetahuan mengenai vaksinasi COVID-19 berada pada kategori cukup. Pendidikan masyarakat di desa Sukabungah memerlukan perbaikan karena pengetahuan masyarakat terhadap suatu informasi dapat dipengaruhi oleh pendidikan seseorang, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah seseorang dalam menerima informasi. Masyarakat siap menerima vaksinasi karena masyarakat meyakini manfaat vaksin COVID-19 adalah melindungi tubuh dari penyakit COVID-19. Sebanyak 261 responden (73,3%) memiliki pengetahuan yang cukup di masyarakat sehingga mempengaruhi tingginya tingkat kesiapan masyarakat dalam melakukan vaksinasi.
S ARAN
Assessment of knowledge, perception and willingness of Nigerians to participate in the COVID-19 vaccine trial.