• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ridwan, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku pembimbing II yang telah sabar dan ikhlas dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Ridwan, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku pembimbing II yang telah sabar dan ikhlas dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh : Lalu Abdu Halik

160106218

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) MATARAM

2019

(2)

ii

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Lalu Abdul Halik NIM 160106218

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2019/2020

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

viii

ْم سفنأب ام ۟ا رِيغي ىَتح مْ قب ام رِيغي َ ََ َنإ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mau mengubah keadaan diri mereka sendiri”. (Q.S. Ar-Ra’d: 11).1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surakarta: CV Al- Hanan, 2009), h.

250.

(8)

ix

“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua ( H. Lalu Kardiwi dan Hj. Widiawati) yang sangat aku cintai dan sayangi. Mereka yang senantiasa mendoakan, berkorban demi melihat anak-anaknya ikut serta dalam dunia pendidikan tanpa mengenal lelah, letih dan rasa sakit. Yang selalu mendidik, memberi nasihat dan selalu mendukung disetiap langkahku.”

(9)

x

izinnya penulis bisa menyelesaikan penyusunan proposal ini, dan tidak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan alam Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan yang berliku-lik menuju jalan yang lurus.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan proposal ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Ridwan, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku pembimbing II yang telah sabar dan ikhlas dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.

3. Ibu Dr. Hj. Lubna selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

4. Kepala Sekolah dan para Guru MI NW Badrussalam Sekarbela yang telah memberikan informasi terkait dengan pelaksanaanpenelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang telah banyak memberikan bimbingan selama peneliti melaksanakan studi di UIN Mataram.

(10)

xi

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya dapat membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang. Aamiin . Wassalamualikum. Wr.Wb

Mataram, 2020

Lalu Abdul Halik

(160106218)

(11)

xii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Dan Manfaat ... 5

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 7

E. Telaah Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori ... 10

1. Kemampuan Guru Mengelola Kelas ... 10

a. Pengertian Kemampuan Guru ... 10

b. Pengelolaan Kelas ... 11

2. Pembelajaran Fiqih ... 17

a. Pengertian Pembelajaran Fiqih ... 17

b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih ... 18

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih ... 19

G. Metode Penelitian ... 19

1. Pendekatan Penelitian ... 19

2. Kehadiran Peneliti ... 20

3. Lokasi Penelitian ... 21

4. Sumber Data ... 21

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 22

6. Analisis Data ... 24

7. Keabsahan Data ... 25

H. Sistematika Pembahasan ... 27

BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

1. Sejarah Berdirinya MI NW Badrussalam Sekarbela ... 28

2. Letak Geografis MI NW Badrussalam Sekarbela ... 30

3. Keadaan Guru MI NW Badrussalam Sekarbela ... 30

4. Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela ... 31

5. Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela ... 32

(12)

xiii

Kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 ... 44

BAB III : PEMBAHASAN ... 47

A. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Kelas Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 ... 47

B. Kendala-kendala Guru Dalam Mengelola Kelas Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 ... 52

BAB IV : PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

Daftar Tabel 1.2 Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela Berdasarkan Jenjang Kelas dan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2019/2020 Daftar Tabel 1.3 Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela

Daftar Tabel 1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020

(14)

xv Lampiran 4 : Foto Dokumentasi

Lampiran 5 : Kartu Konsultasi Proposal Lampiran 6 : Kartu Konsultasi Skripsi Lampiran 7 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian/Pengambilan Data Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian MI NW Badrussalam

(15)

xvi Oleh : Lalu Abdul Halik

160106218

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajarn fiqih kelas V dan mengetahui kendala-kendala guru dalam mengelola kelas kelas pada mata pelajarn fiqih kelas V di MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif jenis deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah guru kelas V. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah model miles and Huberman reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pengelolaan kelas guru fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram. (1) Dalam menciptakan iklim belajar yang tepat guru fiqih lebih cendrung pada penekanan hal postif, kemudian dalam mengatur ruang belajar guru fiqih cendrung merubah tempat posisi duduk ketika ada diskusi kelompok. (2) Kendala yang ditemukan guru ketika mengajar ialah kurangnya fasilitas belajar yakni ruang kelas dan peserta didik yang masih berbicara ketika guru sedang menjelaskan.

Kata kunci : Pengelolaan Kelas, Pelajaran Fiqih

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya untuk kalangan pelajar saja akan tetapi untuk semua lapisan masyarakat.

Mengenai definisi Pendidikan, di dalam bukunya Redja Mudyahardjo mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung disekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.2

Jadi pendidikan ini sangat penting untuk kita miliki karena pada zaman sekarang ini teknologi sudah serba canggih, kalau kita kurang memiliki ilmu pengetahuan maka kita akan jauh berada dibawah orang lain dan bisa saja kita dibodohi oleh orang yang lebih tinggi pendidikannya. Oleh sebab itu kita jangan mau kalah dalam hal pendidkan karena kita sama-sama mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan.

Dalam hal pendidikan tidak terlepas dari guru sebagai pemegang kunci utama bagi peningkatan mutu sumber daya manusia. Guru bisa diakatakan sebagai orang tua kedua setelah bapak dan ibu kita, karena guru yang mendidik dan mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan.

Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru dan setiap guru harus menguasainya serta terampil dalam melaksanakan mengajar.

2 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.11.

(17)

Adapun delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh guru yaitu. Menurut Uzer Usman dalam bukunya delapan keterampilan dasar mngajar itu diantaranya, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil.3

Mengelola kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.4

Tugas pendidik didalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengaturan berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran, atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal. Akan tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar.

3 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.74-102.

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Satndar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 44.

(18)

Adapun beberapa jenis perilaku yang dapat mengganggu iklim belajar mengajar antara lain. Pertama tidak adanya atau kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas merupakan salah satu perilaku siswa yang mengganggu iklim belajar mengajar. Perilaku tersebut bisa menyebabkan siswa mengobrol dengan temannya ataupun melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran. Kedua perilaku mengganggu bisa dilakukan oleh siswa secara individual atau kelompok.

Perilaku ini biasanya ditunjukkan dengan tingkah laku yang meniru ucapan atau kalimat guru secara sengaja, dan mengucapkan sesuatu ketika ada siswa yang bertanya atau mengeluarkan pendapat. Ketiga memusatkan perhatian, kondisi belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala selama proses berlangsung guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Keempat memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, siswa akan belajar dengan perhatian penuh manakala memahami tujuan yang harus dicapai serta mengerti apa yang harus dilakukan. Sering sekali terjadi kurangnya konsentrasi disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai. Kelima memberi teguran dan penguatan, teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Sebaliknya penguatan perlu dilakukan kepada siswa yang memberikan respons positif dengan memberikan pujian atau penghargaan baik secara verbal atau komentar-komentar yang wajar maupun melalui isyarat-isyarat yang menyejukkan dan menyenangkan.5

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

5Ibid., h. 44-47.

(19)

serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6 Pada setiap sekolah khususnya madrasah ibtidaiyah pada mata pelajaran pendidikan agama islam dibagi menjadi empat mata pelajaran. Mata pelajaran yang empat itu antara lain, al quran hadis, akidah ahlak, fiqih dan sejarah kebudayaan islam (SKI). Dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami setiap materi yang diberikan oleh guru. Walaupun demikian jika pada saat pembelajaran berlangsung guru tidak bisa mengendalikan iklim suasana pembelajaran yang nyaman dan aman maka proses pembelajaran tidak akan efektif. Oleh sebab itu peran guru dalam proses belajar mengajar sangatlah penting, karena gurulah yang memegang kendali pada saat didalam kelas.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada kelas V di MI NW Badrussalam Sekarbela, ketika proses belajar mengajar didalam kelas terlihat bahwa peserta didik tidak memperhatikan gurunya yang sedang menyampaikan materi pelajaran dan ada pula yang berbicara dengan temannya. Guru yang kreatif akan cepat tanggap dalam melihat kondisi kelas yang tidak kondusif seperti ini, guru akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa menciptakan suasana kelas yang kondusif, tidak memerlukan waktu yang lama untuk guru mengembalikan situasi dan kondisi kelas menjadi kondusif, peneliti melihat guru mencoba untuk merubah metode mengajarnya, dengan demikian peserta

6 Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia, 2003), h. 6.

(20)

didik fokus kembali seperti biasa. Guru dikatakan mampu mengelola kelas jika guru Guru mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif, Guru mengatur tempat duduk peserta didik sesuai situasi dan kondisi, Penempatan pajangan kelas dengan baik.

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka judul penelitian yang akan di kaji adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, dalam latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas antara lain.

1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020 ?

2. Apa kendala guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahi antara lain.

a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI NW Badrussalam Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

(21)

b. Apa saja kendala guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis.

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai masalah yang dikaji, dan sebagai latihan dan pengalaman dalam mengaplikasikan teori yang diterima dalam bangku kuliah.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat:

1) Bagi MI NW Badrussalam Sekarbela hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran fiqih di madrasah.

2) Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan semangat para pendidik untuk menambah kemampuan guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran fiqih di madrasah.

3) Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis tentang bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran fiqih di madrasah.

(22)

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini yaitu menekankan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Setting Penelitian

Tempat dan lokasi penelitian ini dilaksanakan pada lembaga pendidikan di MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram. Adapun alamat yayasan MI NW Sekarbela ini yaitu Jl. Swasembada Komplek kehutanan karang Pule kelurahan karang pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.

Yayasan ini berdiri pada tahun 1984. Lokasi ini dipilih oleh peneliti karena alasan cara mengajar guru yang memvariasikan metode mengajar ketika ada masalah yang terjadi didalam kelas berdasarkan observasi awal serta belum ada penelitian dilokasi tersebut tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran fiqih.

E. TELAAH PUSTAKA

Setiap seseorang yang melakukan penelitian pasti memiliki fokus permasalahan yang berbeda-beda dan beragam, begitu pula dengan penelitian ini. Untuk mencegah terjadinya duplikasi, menjamin keaslian dan keabsahan penelitian ini maka peneliti mengadakan telaah pustaka dari peneliti-peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan judul permasalahan yang peneliti angkat diantaranya :

(23)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Fitrah Nurngaeni dalam skripsinya dengan judul Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Di MI Muhammadiyah 1 Slinga Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana keterampilan guru dalam pengelolaan kelas pada pembelajaran tematik kelas IV di MI Muhammadiyah 1 Slinga Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.7

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada subjek dan metode penelitian. Subjek penelitiannya disini ialah guru dan untuk metode penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek dan lokasi. Objeknya dalam penelitian ini ialah keterampilan guru sedangkan objek penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu kemampuan guru. Selain itu lokasi penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah 1 Slinga Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berlokasi di MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Gangsar Febri Utama dalam skripsinya yang berjudul Kemampuan Guru Mengelola Kelas 4 Dan 5 SD Negeri Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

7 Dwi Fitrah, Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Di MI Muhammadiyah 1 Slinga Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga, (Skripsi, FTIK IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2018).

(24)

bagaimana Kemampuan Guru Mengelola Kelas 4 Dan 5 SD Negeri Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta.8

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu terletak pada subjek dan objek penelitian, subjek pada penelitian ini adalah guru dan objeknya adalah kemampuan guru.

Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi. Lokasi penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta. dan lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan di MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidah dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V di SDN 1 Mareje Timur Lembar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V di SDN 1 Mareje Timur Lembar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2017/2018.9

Adapun persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ialah terletak pada subjeknya yaitu guru. Sedangkan perbedaanya terletak pada metode penelitian dan lokasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif lokasi penelitiannya di SDN 1

8 Gangsar Febri Utama, Kemampuan Guru Mengelola Kelas 4 Dan 5 SD Negeri Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta, (Skripsi, FKIP UN Yogyakarta, Yogyakarta, 2016).

9 Nurul Wahidah, Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V di SDN 1 Mareje Timur Lembar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2017/2018, (Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2018).

(25)

Mareje Timur Lembar Lombok Barat, sedangkan metode penelitian yang peneliti lakukan ialah pendektan kualitatif dan lokasi penelitian di MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram.

F. KERANGKA TEORI

1. Kemampuan Guru Mengelola Kelas a. Pengertian Kemampuan Guru

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi menyelenggarakan pendidikan.10

Guru merupakan profesi / jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.11 Jadi untuk bisa menjadi guru itu kita harus mempunyai kemampuan dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelas dengan baik sehingga hasil belajar siswa maksimal.

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa, sanggup melakukan atau dapat.12 Kemampuan menurut Kunandar adalah sesuatau yang dimiliki oleh seseorang untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.13 Sedangkan menurut Broker

10 Ika Nurdiana Azizah dan Arini Estiastuti, Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Rendah Pada Pembelajaran Tematik Di SD, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj, diakses Pada Tanggal 22 Desember 2019 Pukul 07.25.

11 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 6.

12 Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: PT. Mitra Pelajar, 2005), h.332.

13 Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), h.52.

(26)

dan Stone dalam Cece Wijaya kemampuan guru adalah sebagai gambaran hakikat dan perilaku guru atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti.14 Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa kemampuan guru adalah kesanggupan atau potensi yang dimiliki oleh guru untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan.

b. Pengelolaan Kelas

1) Pengertian Pengelolaan kelas

Dalam proses belajar mengajar, guru sangat berperan penting dalam menciptakan suasana kelas yang nyaman, sehingga peserta didik lebih semangat lagi dalam belajar. Ada beberapa definisi pengelolaan kelas menurut pakar antara lain sebagai berikut:

Pertama, menurut Syaiul Bachri Djamarah, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.

Kedua, menurut Burhanudin, pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang kondusif dan optimal bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Ketiga, menurut suyanto pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru untuk mengkondisikan kelas dengan mengoptimalkan kelas dengan mengoptimalkan berbagai sumber (potensi pada diri guru, sarana, dan lingkungan belajar dikelas) sehingga proses belajar mengajar berjalan sesuai perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai.15

14 Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 7-8.

15 Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2018), h.11-12.

(27)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar agar tetap kondusif sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

2) Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

Menurt Supriyanto ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua.

a) Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal yang bersifat fisik. Adapun hal fisik yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas mencakup pengaturan prabot kelas dan peserta didik dalam belajar.

b) Pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal yang non fisik. Hal nonfisik dalam pengelolaan kelas memfokuskan pada aspek berikut.

(1) Interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya (2) Peserta didik dengan guru

(3) Lingkungan kelas maupun kondisi kelas menjelang selama, dan akhir pembelajaran.16

Jadi ruang lingkup pengelolaan kelas itu sendiri di bagi menjadi dua yaitu ada yang bersifat fisik dan ada yang bersifat non fisik. Yang bersifat fisik ini berkaitan dengan sarana prasarana kelas dan peserta didik. Sedangkan yang bersifat non fisik berkaitan dengan interaksi peserta didik dengan temannya, dan interaksi peserta didik dengan guru. Dari kedua hal tersebut, yakni aspek fisik dan nonfisik perlu dikelola dengan baik dalam rangka mengahsilakan suasana dan kondisi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

16 Ibid., h.14-15.

(28)

3) Fungsi Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas berfungsi untuk membuat perubahan- perubahan dalam kelas, sehingga peserta didik dapat bekerja sama dan mengembangkan kontrol diri.17 Peserta didik harus mampu mengontrol diri dan mengembangkan sikap aktif, khususnya dalam belajar. Jadi fungsi pengelolaan kelas ini yaitu untuk merubah situasi kelas supaya menjadi kelas yang menyenangkan, sehingga peserta didik bergairah dalam belajar.

4) Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan pengelolaan kelas tidak hanya bertujuan untuk mengatur kondisi kelas, tetapi juga berkaitan dengan pengaturan berbagai komponen. Mengelola kelas berarti menciptakan dan memelihara kondisi kelas.

Menurut Ahmad ada beberapa tujuan pengelolaan kelas antara lain sebagai. Berikut.

Pertama, mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan diri semaksimal mungkin.

Kedua, menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.

Ketiga, menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan pembelajar untuk belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.

Keempat, membina dan membimbing sesuai latar belaknag sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.18

17 Ibid., h.16.

18 Ibid., h.13-17.

(29)

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa pengelolaan kelas bertujuan agar anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajarn tercapai dengan efektif dan efisien19

Selain itu menurut Sudirman pengelolaan kelas bertujuan untuk menyediakan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dalam lingkunagan sosial, emosional, intelektual dalam kelas.20

Jadi dapat didipahami bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar serta menyediakan dan mengatur fasilitas kelas sehingga peserta didik belajar lebih efektif.

5) Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas a) Kehangatan dan antusias

Peserta didik akan mudah dikendalikan jika guru memiliki kedekatan emosional yang baik dengan peserta didik.

“Kehangatan dan antusias artinya sikap yang akrab dari guru kepada peserta didik serta selalu menunjukkan keantusiasan pada tugas dan aktifitas”.21 Selain itu sikap antusias yang ditunjukkan guru serta memiliki komitmen dalam menjalan tugas dan tanggung jawabnya akan membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

19Ibid., h.18.

20Ibid., h.17.

21 Djamarah Dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 185.

(30)

b) Tantangan

Dalam proses belajar mengajar guru harus membuat peserta didik selalu merasa tertantang agar peserta didik tertarik dalam mengikuti pembelajaran. “Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa”.22 Jadi dengan memberikan siswa tantangan maka siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mengurangi kemugkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

c) Bervariasi

Dalam proses belajar mengajar dikelas guru harus kreatif dalam memvariasikan metode, media yang digunakan sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar. “Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar mengajar yang bervaraisi akan mengurangi gangguan dan meningkatkan perhatian peserta didik”.23 Jadi dalam menggunakan variasi ini merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghinndari kejenuhan.

d) Keluwesan

Dalam proses belajar mengajar keluwesan tingkah laku guru sangat penting. “Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan

22 Ibid,.

23 Ibid.,

(31)

munculnya gangguan siswa serta menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif”.24 Jadi dalam mengajar guru harus tetap siap sedia ketika strategi pembelajaran tidak cocok maka guru harus cepat mengganti dengan strategi yang lainnya.

e) Penekanan pada hal-hal yang positif

Disekolah guru adalah contoh atau panutan bagi peserta didik, hendaknya guru mengajarkan atau berperilaku yang sesuai dengan aturan.

Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.25

f) Penanaman disiplin diri

Guru merupakan contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan tanggung jawab. Karena tanpa kita sadari peserta didik sering mengamati tingkah laku dan sikap guru dalam keseharian. Misalnya cara berpakaian, cara berbicara dan lain sebagainya. “Tujuan akhir dari pengelolaan kelas ialah peserta didik dapat mengembangkan disiplin bagi diri sendiri”.26 Jadi guru harus mendorong peserta didik untuk melaksanakan sikap disiplin sehingga peserta didik tebiasa melakukannya.

24 Ibid., h. 186.

25 Ibid.,

26 Ibid.,

(32)

6) Indikator Keberhasilan Mengelola Kelas

Adapun indikator keberhasilan dalam mengelola kelas diantaranya sebagai berikut.

a) Guru mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif b) Guru mengatur tempat duduk siswa.

c) Guru menempatkan pajangan kelas dengan baik 2. Mata Pelajaran Fiqih

a. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiiqh merupakan sistem atau seperangkat aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt. (hablum- minallah), sesama manusia (hablum-minan-nas), dan dengan mahluk lainnya (hablum-ma’al-ghairi).27

Pada mata pelajaran fiqih mempunyai karakteristik tersendiri yaitu menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum dalam islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan rukun islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan

27 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No: 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah, (Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia, 2014), h. 37.

(33)

minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran fiqih mengajarkan kepada peserta didik untuk menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah swt, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia mahluk lainnya ataupun lingkungannya.

b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih di madrasah ibtidiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar :

1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2) Melaksankan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah swt, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia dan mahluk lainnya maupun hubungan dan lingkungannya.28

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup materi pelajaran fiqih di Madrasah Ibdtidaiyah meliputi :

1) Fiqih ibadah, yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik, seperti tata cara taharah, salat, puasa, zakat, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

2) Fiqih muamalah, yang menyangkut pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan

28 Ibid., h. 41.

(34)

minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.29

G. METODE PENELITIAN

Pada bagian metode penelitian ini ada beberapa poin penting yang akan dibahas antara lain, pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, metode pengumpulan data, teknis analisis data dan pengecekan keabsahan data.

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriftif.

Menurut Sugiyono pendekatan kualitatif ini dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama. disebut juga sebagai metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.30

Penelitian jenis deskriptif adalah penelitian yang fokus pada suatu peristiwa dan kejadian yang terjadi saat sekarang..31Jadi penelitian jenis deskriptif ini bisa dikatakan sebagai penelitian yang mendeskripsikan masalah yang ada pada tempat penelitian. Dengan demikian peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk bisa mendapatkan atau mengumpulkan data mengenai kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran fiqih di MI NW Badrussalam Sekarbela Mataram dan faktor penghambat guru dalam mengeloa kelas.

29 Ibid., h. 44.

30 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 12-13.

31 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2017), h.

33-34.

(35)

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penelitian karena kehadiran peneliti langsung dilapangan merupakan keharusan. Dengan kehadiran peneliti maka dari seluruh rangkaian dari rencana penelitian akan terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri dari penelitian kualitatif yaitu peneliti harus berperan aktif dalam pengumpulan data.

Adapun kehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai pengamat partisipan, peneliti turun ke lapangan melibatkan diri secara langsung dalam kehidupan subyek penelitian tetapi hanya sebagai pengamat subyek penelitian.

Upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk menciptakan hubungan yang akrab dengan sumber data, maka peneliti melakukan observasi dan wawancara. Kehadiran peneliti dilokasi adalah untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran fiqih kelas V MI NW Badrussalam Sekarbela serta faktor penghambat guru dalam mengelola kelas.

Jadi untuk mendapatkan data yang valid pada penelitian ini, maka peneliti harus menggunkan beberapa metode diantarnya yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram. Adapun alamat lengkap lokasi penelitian ini yaitu Jl.

(36)

Swasembada Komplek kehutanan karang Pule kelurahan karang pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini adalah karena peneliti tertarik dengan cara mengajar yang dilakukan seorang guru fiqih kelas V, dimana ketika guru melihat ada gangguan yang timbulkan oleh peserta didik maka guru tersebut langsung mengubah metode mengajarnya sehingga peserta didik fokus belajar dengan tenang kembali berdasarkan observasi awal. Selain itu, belum ada pula yang pernah melakukan penelitian tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas pada mata pelajaran fiqih, oleh sebab itu peneliti sangat tertarik dalam melakukan penelitian dilokasi tersebut.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subyek penelitian atau informasi dari mana data diperoleh.32 Adapun sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari pelaku atau sumber pertama.

Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari orang kedua atau ketiga dan tidak diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti.33

Jadi dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah pihak sekolah seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik yang terlibat langsung sebagai sumber data paling utama. Adapun sumber data yang lain

32 Suharsimi Arikunto, Prosedur peneletian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta Rineka Cipta, 2010), h. 107.

33 Susilawati Agustina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis (Surat-Surat Pendek) pada Siswa Kelas III MI NW Badarussalam Karang Pule, (Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2018), hlm. 33.

(37)

yaitu seperti adanya dokumentasi seperti data guru, data siswa, foto-foto sekolah dan yang lainnya sebagai pendukung dalam penelitian ini.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.34

Jadi teknik pengumpulan data adalah cara peneliti mencari dan mengumpulkan data-data yang ada dilapangan. Kemudian untuk bisa mendapatkan data yang valid peneliti menggunakan berbagai macam teknik antara lain.

a. Observasi

Observasi merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secarra teliti, serta pencatatan secara sistematis.35 Dengan menggunakan teknik observasi (pengamatan) peneliti akan terlibat langsung dilapangan untuk bisa mendapatkan data yang valid dengan cara mengamati langsung objek yang akan diteliti. Adapun data yang akan digali dari teknik observasi ini antara lain:

1) Performa guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

2) Metode apa saja yang digunakan guru ketika mengajar 3) Media apa saja yang digunakan guru ketika mengajar.

34 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 308.

35 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 143.

(38)

4) Pengaturan tempat duduk peserta didik.

5) Respon guru ketika peserta didik bertanya dan menyampaikan pendapat

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses Tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.36

Pada teknik wawancara ini peneliti akan menggali data tentang:

1) Apa saja persiapan guru sebelum mengajar.

2) Apa saja kendala-kendala yang ditemukan ketika guru mengajar.

3) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala-kendala ketika mengajar,

c. Dokumentasi

Sugiyono dalam bukunya mengatakan bahwa dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.37 Dengan dokumentasi ini peneliti dapat menggali data tentang:

1) Data guru 2) Data siswa

3) Data tentang sejarah Madrasah

4) Data tentang keadaan sarana dan prasarana

36Ibid., h. 160.

37 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), h.

326.

(39)

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola , kategori, dan satuan uraian dasar”.38 Jadi data- data yang didapatkkan peneliti melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi itulah yang di urutkan supaya menjadi data yang valid.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat komponen dalam analisis data, sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangasung terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisis data peneliti yaitu :

a. Data reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting.

b. Data display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data / menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk teks naratif.39 c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang ketika peneliti berada di lapangan.40

38 Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodelog Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 145.

39 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D, (Bandung: CV Alfabeta, 2018), h. 247-249.

40 Ibid., h. 252.

(40)

7. Keabsahan Data

Data yang dikumpulkan tidak hanya dituntut lengkap tetapi juga harus benar dan dapat dipercaya. Karena itu, untuk mendapatkan data yang lengkap dan sahih, maka peneliti hadir, terlibat, dan berupaya dalam kegiatan pembelajaran. Pengecekan keabsahan data dilakukan agar hasil analisis dan interpretasi data dapat dipertanggungjawabkan keabsahan dan validitasnya. Untuk memeriksa keabsahan data yaitu dengan menggunakan triangulasi.

Adapun pengujian kredibilitas menurut Wiliam Wiersma terdapat tringulasi sumber, tringulasi teknik pengumpulan data, dan waktu sebagai berikut:

a. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber yang hasilnya dideskripsikan, dikategorikan jika terdapat pandangan yang sama atau berbeda serta mana yang spesifik dari sumber data tersebut. Sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan harus dimintakan kesepakatan kepada sumber-sumber dari data diperoleh.

b. Triangulasi Teknik

Dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber data yang sama akan tetapi melalui teknik yang berbeda. Misalnya melalui wawancara, lobservasi serta dokumentasi atau kuesioner.

c. Triangulasi Waktu

Perpanjangan waktu jika waktu yang sajikan belum cukup, pengecekan dilakukan dengan wawancara, .41

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2011), h. 273-274.

(41)

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan merupakan garis besar penyusunan proposal skripsi. Pada bagian ini, peneliti mendeskripsikan rangkaian isi dan hubungan.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penyusun membagi menjadi empat bagian sebagai berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat

D. Ruang Lingkung dan Setting Penelitian E. Telaah Pustaka

F. Kerangka Teori G. Metode Penelitian H. Sistematika Pembahasan BAB II: PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Pada bagian ini terdapat dua pokok bahasan, diantaranya adalah paparan data lokasi penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

BAB III: PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan ini peneliti melakukan analisis dan pengkajian secara ilmiah, realistis, factual terhadap temuan hasil penelitian, sebagaimana dipaparkan pada bab II berdasarkan pada

(42)

perspektif penelitian atau kerangka teori, sebagaimana diungkapkan pada bagian pendahuluan.

BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

(43)

28 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MI NW Badrussalam Sekarbela

Sejarah berdirinya MI NW Badrussalam bermula dari terbentuknya Madrasah Diniyah Islamiyah yang berlokasi di Mushalla/Santren Badrussalam Sekarbela sekitar bulan Juli 1983. Berkat kesepakatan Pengurus Mushalla Badrussalam dengan masyarakat setempat serta dukungan dari berbagai pihak sehingga proses belajar mengajar pada Madrasah Diniyah tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya, terlebih lagi dengan adanya dukungan positif dari Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan dari bentuk Madrasah Diniyah menjadi Madrasah Ibtidaiyah.

Setelah berlangsung sekitar 6 (enam) bulan Madrasah Diniyah tersebut memperlihatkan kemajuannya, maka para wali santri dan masyarakat sepakat untuk membangun madrasah, namun yang menjadi kendala saat itu adalah lahan tanah yang belum ada. Atas pertolongan Allah SWT, seorang hartawan lagi dermawan bernama H. Djalaluddin bin H. Mali dengan ikhlas hati mewakafkan lahan tanah seluas 924 m2 (berlokasi di Gg.

Badrussalam) sebagai tempat membangun madrasah yang diidamkan oleh wali santri dan masyarakat setempat. Sementara kegiatan belajar mengajar

(44)

Madrasah Diniyah tetap berjalan, masyarakat tetap berupaya agar madrasah yang akan dibangun secepatnya dapat terwujud.42

Tepatnya tanggal 14 Sya’ban 1404 H, bertepatan dengan tanggal 14 Mei 1984 dimulailah pembangunan madrasah tersebut secara gotong royong dengan swadaya masyarakat, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, sekaligus diresmikan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah dengan diberi nama MI Badrussalam NW.

Adapun nama Badrussalam diambil dari asal mula kegiatan Madrasah Diniyah yang dilaksanakan di Mushalla Badrussalam dan pemberian NW di belakang nama Badrussalam karena perletakan batu pertama pembangunan gedung madrasah dilakukan oleh pendiri organisasi Nahdlatul Wathan, sekaligus Perguruan Badrussalam bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan (NW).

Sejak berubah status dari Diniyah menjadi Madrasah maka kegiatan belajar mengajar, berpindah dari Mushalla Badrussalam ke rumah-rumah anggota masyarakat sementara menunggu selesainya pembangunan gedung Madrasah. Alhamdulillah wasyukurillah tepatnya tanggal 1 Oktober 1985 Madrasah tersebut telah dapat diresmikan penggunaannya sebagai Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah.

Berkat dukungan semua pihak tahun demi tahun kedua Madrasah tersebut memperlihatkan kemajuannya baik kualitas maupun kuantitasnya;

42MINW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Dokumentasi, 5 Maret 2020.

(45)

dan ini terbukti bahwa kedua Madrasah (Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah) saat ini telah berstatus DIAKUI.43

2. Letak Geografis MI NW Badrussalam Sekarbela

MI NW Badrussalam berada pada lokasi yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Berikut ini gambaran letak geografis MI NW Badrussalam secara khusus, yatitu :

a. Sebelah utara= Rumah penduduk (Rumah Pak Harmaen) b. Sebelah selatan= Rumah penduduk (Rumah Ibu Hj. Zahrah) c. Sebelah timur = Kebun Pak H. M. Isnaini

d. Sebelah barat = Sawah Pak Saha

3. Keadaan Guru MI NW Badrussalam Sekarbela

Guru merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar mengajar sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan mengelola kelas. Begitu juga dengan kemampuan dalam perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa tersebut. Mengingat peran yang begitu penting, maka dianggap perlu untuk memaparkan daftar keadaan guru dalam sebuah lembaga pendidikan. Adapun keadaan guru di MI NW Badrussalam Sekarbela sebagai berikut.

43 Ibid.,

(46)

Tabel 1.1

Daftar Keadaan Guru di MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/202044

No Nama/NIP L/P

Tahu n Lahir

Jabatan Kedinasan

Ijazah Terakhir Tahun

Pelajaran yang Diajarkan 1 Hj. Rabiatul Rosidah,

S.Ag

P 1976 Kamad S1/2000 Guru kelas

2 Fahratul Ain, S.PdI P 1985 Wali kelas V S1/2005 Guru kelas

3 M. Syahroni, S.Pd L 1984 Guru S1/2008

4 Munawarah, S.Pd P 1979 Wali kelas I S1/2010 Guru kelas

5 Nurlaila, S. Pd. I P 1985 Guru S1 Tematik

6 Muhammad Abdulloh L 1986 Wali kelas VI S1 Guru kelas 7 Rauhun, S. Pd. I P 1988 Wali kelas IV S1 Guru kelas 8 Alfan Faris, S. Pd. I L 199 Wali kelas II S1 201 Guru kelas 9 Alfiani S.Pd P 1995 Wali kelas I S1/2019 Guru kelas 9 M. Zainul Hiayat S.Pd P 1995 Guru S1/2019 Mapel Agama

4. Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela

Pada Tahun Pelajaran 2019/2020 jumlah siswa MI NW Badrussalam Sekarbela sebanyak 116 orang (58 laki-laki dan 58 perempuan) yang terbagi menjadi 6 kelas, yakni dari kelas I, II, III, IV, V dan VI.

44 Ibid.,

(47)

Tabel 1.2

Keadaan Siswa MI NW Badrussalam Sekarbela Berdasarkan Jenjang Kelas dan Jenis Kelamin

Tahun Pelajaran 2019/202045

5. Struktur Organisasi MI NW Badrussalam Sekarbela

Sebagai suatu lembaga pendidikan, struktur organisasi harus ada sebagai gambaran dari terorganisasinya pembagian tugas dalam lembaga atau organisasi tersebut. Begitu juga di MI NW Badrussalam struktur organissi mutlak dibutuhkan agar efektifitas dan efesiensi kerja dapat berjalan dengan baik. Struktur organisasi MI NW Badrussalam adalah sebagai berikut:

45Ibid.,

No Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 23 26 49

2 II 12 20 32

3 III 12 8 20

4 IV 4 10 14

5 V 4 9 13

6 VI 10 6 16

Jumlah 58 58 116

(48)

Kepala Madrasah Hj. Rabiatul Rosidah, S.Ag

Ketua Komite H. Jamudin, S.Ag

46 Ibid., Alfan Faris. S.Pd. I

Pembina Pramuka Pembina Kesenian

Zainul Hidayat S.Pd Pembina IMTAQ

Guru Pembina Ekstrakurikuler

Alfan Faris, S.Pd. I Guru Olah Raga

Siswa

Rauhun S.Pd Guru Kelas IV

M. Abdulloh S.Pd Guru Kelas VI

Alfan Faris S.Pd Guru Kelas II

Nurlaila S.Pd Guru Kelas III

Fahratul Ain S.Pd Guru Kelas V

Munawwarah S.Pd Guru Kelas I

Guru Kelas I

Alfiani S.Pd

Guru Mapel

Zainul Hidayat S.Pd

(49)

6. Keadaan Sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela Keadaan sarana dan prasarana sangat mendukung di dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berikut dalam Tabel 04 akan dipaparkan keadaan sarana dan prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela yang meliputi bangunan, meubelair, alat-alat peraga, alat-alat olahraga, dan peralatan pendukung lainnya.

Tabel 1.4

Keadaan Sarana dan Prasarana MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/202047

No Jenis Nama Jumlah Keadaan

1 Bangunan Ruang belajar

Ruang kepala sekolah Ruang tata usaha Ruang guru

Ruang perpustakaan Ruang laboratorium Ruang OSIS

Ruang BP/BK Mushalla Ruang UKS Aula/Kantin

Kamar mandi/Orimor Gudang

6 Buah 1 Buah - 1 Buah 1 Buah - Buah - Buah - Buah 1 Buah 1 Buah - Buah 2 Buah - Buah

Baik Baik - Baik Baik - - - Baik Baik - Rusak ringan - 1 Meublair Meja kursi siswa

Meja kursi guru Papan tulis

Papan tulis white board Lemari

Rak buku

52 Stel 16 Stel 5 Buah 5 Buah 9 Buah 2 Buah

4 stel rusak ringan Baik Baik Baik

47MINW Badrussalam, Sekarbela, Mataram, Dokumentasi, 6 Maret 2020.

(50)

Papan kegiatan Papan mading/info Kursi tamu

Lain-lain

5 Buah 1 Buah 1 Stel - Stel/Buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik 1 Alat-alat Peraga Globe

Peta

Rangka manusia mini Calistung

KIT P3Q

1 Buah 4 Buah - Buah 2 Buah 1 Buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik 1 Alat-alat

Olahraga

Bola kaki Bola volley Bola kasti Tongkat estafet Matras

Tiang lompat Papan catur

- Buah 1 Buah 1 Buah - Buah 1 Buah - Buah 2 Buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 1 Peralatan

pendukung

Komputer Printer Laptop Proyektor

3 Unit 2 Unit 2 Unit 1 Unit

Baik Baik Baik Baik 7. Visi dan Misi MI NW Badrussalam Sekarbela

a. Visi MI NW Badrussalam Sekarbela

Unggul dalam prestasi, kompetitif, terampil, mandiri dan Islami.

b. Misi MI NW Badrussalam Sekarbela

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah.

(51)

3) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah.

6) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam sehingga peserta didik menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orng tua dan guru serta menyanyangi sesama.

7) Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal.48 B. Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas Pada Mata Pelajaran Fiqih

Kelas V di MI NW Badrussalam Sekarbela Tahun Pelajaran 2019/2020 Proses aktifitas belajar mengajar yang terjadi di MI NW Badrussalam seperti biasa pada umunnya. Pada penelitian ini peneliti fokus pada kelas V pelajaran fiqih. Maka dari itu peneliti akan mendeskripsikan proses pembelajaran di dalam kelas V pada pelajaran Fiqih dengan menguraikan atau menyajikan hasil temuan.

48Ibid.,

(52)

1. Menciptakan kondisi belajar yang tepat a. Kehangatan dan Antusias

Kehangatan dan antusias seorang guru dapat terlihat dari cara berkomunikasi dengan peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas, peneliti melihat bahwa cara guru fiqih berkomunikasi dengan peserta didik dalam memberikan teguran dan nasihat ialah dengan cara mendekati langsung peserta didik yang bersangkutan dengan menggunkan intonasi suara yang lembut sehingga peserta didik tidak merasa takut ketika berkomunikasi langsung dengan guru fiqih.49

Senada dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Imtihan mengatakan bahwa “saya tidak merasa takut ketika saya dipanggil oleh pak Zainul atau saat pak Zainul menyuruh saya menjawab pertanyaan”.50 Guru fiqih merupakan salah satu guru kesukaan peserta didik di MI NW Badrussalam khususnya di kelas V.

Guru fiqih disukai oleh sebagian besar peserta didik karena ketika mengajar guru fiqih murah senyum, ramah tamah dan jarang marah berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan ketika proses pembelajaran berlangsung dikelas.51 Senada dengan hasil wawancara dengan Zila selaku siswa kelas V mengatakan bahwa “saya suka diajarin olek pak Zainul, karena pak Zainul jarang marah dan pak

49MINW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Observasi, 7 Maret 2020.

50 Imtihan (siswa), MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Wawancara, 7 Maret 2020.

51MINW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Observasi, 7 Maret 2020.

(53)

Zainul lebih senang memberikan kita teguran dengan lembut”.52 Ketika proses belajar mengajar guru fiqih terlihat akrab dengan peserta didik.

Hal ini terjadi karena dalam memberikan teguran atau nasihat kepada peserta didik guru fiqih menggukan kata-kata yang lemah lembut.

Senada dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru fiqih mengatakan bahwa,

saya sering memanggil peserta didik dan meminta untuk maju kedepan meja guru untuk saya berikan teguran dan nasihat, tapi kadang peserta didik merasa takut untuk maju mungkin mereka berpikir akan diberikan hukuman. Oleh sebab itu saya lebih baik mendekati peserta didik secara langsung ke temapat duduknya.53

b. Tantangan

Tantangan dalam hal ini guru menggunkan kata-kata,tindakan atau cara kerja yang lebih menantang sehingga akan meningkatkan gairah belajar peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selama proses pembelajaran guru fiqih memberikan pertanyaan dengan kata-kata yang sedikit menantang kepada peserta didik, seketika itu peserta didik menjawab dengan berkerumunan karena mereka semua merasa tertantang dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru fiqih.54 Selain itu, mengajak peserta didik belajar diluar kelas. Guru fiqih selalu mengajak peserta untuk belajar diluar kelas kalau memang materi yang diajarkan mengharuskan untuk

52Zila (siswa), MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Wawancara, 7 Maret 2020.

53 Zainul Hidayat (guru fiqih), MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Wawancara, 7 Maret 2020.

54MINW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Observasi, 7 Maret 2020.

(54)

belajar diluar kelas. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru fiqih mengatakan bahwa

jika materi yang saya ajarkan mengahruskan untuk belajar diluar kelas, maka saya akan mengajak peserta didik untuk belajar diluar kelas. Seperti yang saya lakukan pada semester ganjil ketika materi tentang praktik solat maka saya mengajak peserta didik untuk belajar praktik di musalla.55

c. Bervariasi

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan ketika proses pembelajaran berlangsung guru fiqih menggunakan cara mengajar yang menaraik untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pengertian dari umroh yaitu dengan cara bernyanyi. Lirik lagu yang digunakan berbunyi “aku mau ke mekkah berkeliling keliling ka’bah, sambil baca talbiyah dan wukuf diarafah, lalu melempar jumrah ula wustha aqobah sa’i sa’i dari safa kemarwah.”56 Dengan cara yang digunakan oleh guru fiqih tersebut terlihat bahwa peserta didik sangat senang dalam mengikuti pembelajaran. peserta didik ikut serta dalam menyayikan lagu tersebut dan terlihat peserta didik lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru fiqih mengatakan bahwa “metode disesuaikan dengan materi, situasi dan kondisi pembelajaran”.57

55 Zainul Hidayat (guru fiqih), MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Wawancara, 7 Maret 2020.

56MINW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Observasi, 7 Maret 2020.

57 Zainul Hidayat (guru fiqih), MI NW Badrussalam Sekarbela, Mataram, Wawancara, 7 Maret 2020.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dar ihasi lwawancar a diat as i nf or man mengemukakan bahwa gej al a- gej al ast r essyangdi al amiol ehper awatI GD PuskesmasTeppo yai t uper awatI GD yang per t amakal imember i