51
Analisis Aspek Kelayakan Usaha Rak Buku Berbahan Dasar Kayu yang Multifungsi di
Kabupaten Karawang
Muhammad Fajar Hafidin
Jurusan Teknik Industri Universitas Singaperbangsa Karawang Jln. HS. Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361
(Makalah: Diterima Desember 2020, direvisi Februari 2021, dipublikasikan Maret 2021)
Intisari— Pada abad sekarang ini, Karawang berkembang menjadi kota industri. Hal tersebut mengartikan tidak hanya banyaknya kawasan industri yang di Karawang, akan tetapi banyaknya pembangunan yang terjadi mulai dari infrastruktur, perumahan yang berakibat semakin kecil lahan yang tersedia. Sehingga dibutuhkan sebuah inovasi furnitur yang dapat memenuhi keadaan ruangan yang sempit dan desain yang menarik. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder. tujuan dilakukan penelitian ini adalah melakukan studi kelayakan usaha “Rak Buku Multifungsi” di Kabupaten Karawang berdasarkan pendekatan menggunakan metode Quality Function Depltoyment (QFD) maupun aspek-aspek kelayakan usaha seperti aspek hukum atau yuridis, aspek teknis dan teknologis, aspek pasar, aspek finansial,, aspek organisasioal, aspek persaingan dan aspek kajian SKB (AMDAL). Dari aspek keuangan nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp. 307.497.908, IRR sebesar 99,75068 dengan bunga bank per tahun 4,5 %. Nilai Benefit dan Cost (B/C) yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 1,15. Nilai untuk payback period dan BEP masing-masing adalah 16 bulan (1 tahuun 4 bulan) dan 10 produk. Kesimpulannya adalah berdasarkan perhitungan aspek finansial, usaha ini layak dijalankan.
Kata kunci— NPV, IRR, Quality Functioun Deployment (QFD), Payback Period, Rak Buku Multifungsi.
Abstract— In the current century, Karawang has developed into an industrial city. This means that there are not only many industrial areas in Karawang, but also the large number of developments that have taken place starting from infrastructure and housing which results in the smaller available land. So that we need a furniture innovation that can meet the conditions of a narrow space and an attractive design. Data collection obtained from primary and secondary data. The purpose of this research is to conduct a business feasibility study "Multifunctional Bookshelf" in Karawang Regency based on an approach using the Quality Function Department (QFD) method as well as aspects of business feasibility such as legal or juridical aspects, technical and technological aspects, market aspects, financial aspects, , organizational aspects, competition aspects and SKB study aspects (AMDAL). From the financial aspect, the NPV value obtained is Rp. 307,497,908, an IRR of 99,75068 with an annual bank interest of 4.5%. The value of Benefit and Cost (B / C) obtained based on the calculation result is 1.15. The values for the payback period and BEP are 16 months (1 year 4 months) and 10 products, respectively. The conclusion is based on the calculation of the financial aspect, this business is feasible to run.
Keywords— NPV, IRR, Quality Functions Deployment (QFD), Payback Period, Multifunction Bookshelf
I. PENDAHULUAN
Karawang saat ini merupakan kota industri terbesar di Indonesia. Awalnya kota ini dijuluki kota lumbung padi karena banyaknya lahan hijau tersebar luas di setiap derah di Karawang, akan tetapi semakin perkembangan zaman julukan tersebut berubah menjadi kota industri. Berdasarkan data dari Disnakertrans Karawang tahun 2018, terdapat 13.756.358 hektar luas lahan yang diplot sebagai lahan industri. Hal tersebut mengartikan bahwa saat ini Karawang menjadi kota berkembang karena banyaknya industri-industri seperti manufaktur, otomotif, mebel atau furniture dll. Selain itu juga, berubahnya kota ini menjadi Kota Industri membuat perekonomian di Karawang terdorong. Secara ekonomi,
industri dapat diartikan sebagai kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi [1].
Perkembangan industri furnitur atau mebel di Indonesia mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara (Hartono, 2014). Salah satu jenis dari industri manufaktur ini terbukti menyediakan lapangan pekerjaan dan menambah devisa negara. Industri mebel dapat diartikan sebagai industri yang mengubah kayu menjadi kayu oahan dalam bentuk barang-barang seperti meja, kursi, lemari dan lain-lain (Asysyfa,2009).
Rak adalah furnitur serbaguna, kegunaannya dapat mengikuti tempat maupun keinginan penggunanya [2]. Fungsi rak buku atau lemari buku tidak hanya sebagai tempat menyimpan buku ataupun barang lainnya, akan tetapi dapat
52
menjadi sebuah hiasan ruangan. Adanya rak buku membuat kondisi buku menjadi rapih dan juga lebih terawat.
Pada abad sekarang ini, Karawang berkembang menjadi kota industri. Hal tersebut mengartikan tidak hanya banyaknya kawasan industri yang di Karawang, akan tetapi banyaknya pembangunan yang terjadi mulai dari infrastruktur, perumahan yang berakibat semakin kecil lahan yang tersedia. Sehingga dibutuhkan sebuah inovasi furnitur yang dapat memenuhi keadaan ruangan yang sempit dan desain yang menarik [3].
Selain itu, banyak masyarakat yang sedang dengan gaya minimalis karena gaya tersebut tidak memakan banyak tempat, lebih simple, dan lebih efektif.
Berdasarkana permasalahan tersebut kebutuhan dan keinginan akan lemari atau rak yang multifungsi dengan desain minimalis dimungkinkan meningkat, sehingga dalam mendirikan usaha tersebut di Kabupaten Karawang perlu dilakukan studi kelayakan usaha dengan menggunakan pendekatan Quality Function Deployment (QFD) dan analisis aspek-aspek kelayakan usaha seperti aspek hukum atau yuridis, aspek teknis dan teknologis, aspek pasar, aspek finansial,, aspek organisasioal, aspek persaingan dan aspek kajian SKB (AMDAL) agar dapat melihat kelayakan suatu usaha.
Studi kelayakan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha bisnis yang akan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan layak atau tidak usaha tersebut untuk dijalankan(Kasmi dan Jakfar, 2012).
Dalam hal ini, mempelajari secara mendalam berarti meneliti seara sungguh-sungguh data dan informas, selanjutnya diukur, dihitung dan dianalisis dengan menggunakan metode tertentu (Purwana dan Hidayat, 2016). Studi kelayakan bisnis penting untuk dilaksanakan baik pada usaha yang baru maupun perluasan atau mengembangkan dari usaha yang telah ada (Sunyoto, 2014). Hal ini berguna untuk mengatisipasi dan meminimalisir kegagalan atau kerugian suatu usaha [4].
Oleh karena itu, maksud dan tujuan dilakukan penelitian ini adalah melakukan studi kelayakan usaha “Rak Buku Multifungsi” di Kabupaten Karawang berdasarkan pendekatan menggunakan metode Quality Function Depltoyment (QFD) maupun aspek-aspek kelayakan usaha seperti aspek hukum atau yuridis, aspek teknis dan teknologis, aspek pasar, aspek finansial,, aspek organisasioal, aspek persaingan dan aspek kajian SKB (AMDAL).
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara penyebaran kuisioner secara acak dengan responden mahasiswa, pengusaha dan juga karyawan. Data yang digunakan yaitu data primer dan juga sekunder. Data primer didapat dari hasil penyebaran kuisioner kepada responden acak.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal imiah dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang.
B. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan metode pendekatan Quality Function Deplyoment (QFD) dan juga aspek-aspek kelayakan usaha seperti aspek hukum atau yuridis, aspek teknis dan teknologis, aspek pasar, aspek finansial,, aspek organisasioal, aspek persaingan dan aspek kajian SKB (AMDAL).
1) Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data keinginan dan kebutuhan responden mengenai produk rak buku multifungsi yang diusulkan. Selain itu, metode ini mengumpulkan pendapat responden mengenai pendapat produk pesaing dengan jenis produk serupa. Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kuatilitas tertentu [3]. Metode ini memungkinkan industri memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut dan memperbaiki proses hingga tercapainya efektivitas maksimum [3].
Quality Function Deployment (QFD) termasuk sebuah konstruksi dengan ”Quality Tables: dan matrik ini disebut dengan “House Of Quality (HOQ)”. HOQ merupakan matrik gambaran grafis dari struktur Quality Function Deployment (QFD) yang sangat membantu dalam merancang konsep produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan karakteristik produk [3].
2) Aspek Yuridis
Aspek ini digunakan untuk melihat kelayakan usaha dari segi perizinan oleh pemerintah setempat. Aspek yuridis atau hukum meliputi penelitian kelengkapan, kesempurnaan dan keaslian dokumen-dokumen, penilaian ini meliputi Badan Hukum Perusahaan (Perseorangan, Perusahaan Negara atau Daerah, PT, Firma, CV, Koperasi, Yayasan), izin-izin yang dimiliki, Sertifikat Tanah dan Dokumen pendukung lain.
3) Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek teknis dan teknologis adalah aspek yang menganalisis variabel-variabel seperti lokasi usaha, mesin, peralatan sampai kepada perluasan selanjutnya (Purwana dan Hidayat, 2016). Selain itu, fasilitas produksi, bahan baku, jumlah tenaga kerja teknologi yang digunakan, proses produksi serta penyimpanan merupakan kriteria yang penting dalam mengkaji aspek teknis [4].
4) Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dilakukan untuk meninjau apakah usaha tersebut memiliki peluan pasar yang dinginkan atau tidak (Purwana dan Hidayat, 2016). Aspek ini menganalisa kondisi pasar saat ini seperti perkembangan dan permintaan produk, perkembangan harga (3 tahun terakhir), karakteristik konsumen yang dituju, jumlah konsumen potensial. Aspek ini juga mengestimasi kondisi pemasaran yang akan mendatang serta menghitung estimasi potensi pasar.
53
Aspek pemasaran menganalisis variabel yang biasa dikenal Segmenting, Targeting dan Positioning (STP). Variabel Segmenting meliputi dasar-dasar seperti letak geografis, demografis, sosiologis dam psikologis. Targeting merupakan variabel yang bertujuan untuk menentukan kepada siapa produk ini dijual serta menganalisis ukuran dan pertumbuhan segmen. Positioning merupakan variabel yang bertujuan untuk menjelaskan mengenai diferensiai produk dari pesaing. Selain itu juga mempromosikan banyaknya perbedaan dari para pesaing dengan produk serupa.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2006) strategi pemasaran biasa dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix) 4P yang terdiri dari Product, Price, Place dan Promotion. Product adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri dari dua jenis yaitu berkaitan dengan fisik dan non fisik. Price menjadi strategi yang menentukan suatu produk karena menjadi salah satu penyebab laku atau tidaknya suatu barang. Place berkaitan dengan penentuan lokasi dan distribusi beserta sarana dan prasarana lainnya.
Promotion merupakan taha memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat dengan cara memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan dan berusaha menrarik calon konsumen untuk membeli produk.
5) Aspek Finansial
Keungan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan investasi, pendanaan dan dividen (Sulastri, 2016). Purwadan dan Hidayat (2016) berpendapat bahwa suatu bisnis dapat dikatakan layak apabila jenis usaha tersebut mampu memberikan laba usaha yang memadai kepada pihak investor atau pengusaha yang menjalankan usaha. Pembahasan dalam aspek ini meliputi sumber-sumber dana, perkiraan investasi, biaya operasional, perkiraan pendapatan, laporan keungan dan rasio-rasio keuangan (Sunyoto, 2014). Variabel atau kritera yang biasa dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu usaha secara umum adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit and Cost (B/C), Payback Periods, Break Even Point (BEP).
Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi [5]. Secara sistematis, perhitungan NPV dapat dilihat dari persamaan (1) sebagai berikut:
NPV = ∑𝐵𝑡− 𝐶𝑡 (1 + 𝑖)𝑡
𝑛
𝑡=0
(1)
Keterangan:
NPV = Net Present Value (Rp)
𝐵𝑡 = Benefit atau manfaat pada tahun ke-t 𝐶𝑡 = Cost atau biaya pada tahun ke-t i = suku bunga yang digunakan t = tahun ke-t
kriteria investasi berdasarkan NPV: jika NPV bernilai positif (NPV>0) maka usaha layak dijalankan. Sebaliknya, jika
NPV bernilai negatif (NPV<0) maka usaha tidak layak dijalankan.
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat mengembalika biaya-biaya yang ditanam [5]. Secara matematis perhitungan IRR dapat dilihat di persamaan (2) sebagai berikut:
IRR = 𝑖𝑡 𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1− 𝑁𝑃𝑉2𝑡× (𝑖1− 𝑖2) (2) Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return (IRR)
𝑖1 = suku bunga yang menghasilkan NPV positif 𝑖2 = suku bunga yang menghasilkan NPV negatif 𝑁𝑃𝑉1 = NPV Positif
𝑁𝑃𝑉2 = NPV Negatif
Indikator kelayakannya adalah jika IRR lebih besar dari suku bunga bank yag berlaku (IRR>DR) maka usaha layak untuk diusahakan. Sebaliknya jika IRR lebih kecil dari suku bunga yang berlaku (IRR<DR) maka usaha tidak layak dijalankan [5].
Benefit and Cost (B/C) merupakan rasio aktifitas dari jumlah sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi (Purwana dan Hidayat, 2016). B/C rasio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan.
Rumus B/C dapat dilihat dari persamaan (3) sebagai berikut:
NET B C=
∑ 𝐵𝑡− 𝐶𝑡 (1 + 𝑖)𝑡
𝑛𝑡=1
∑ 𝐵𝑡− 𝐶𝑡 (1 + 𝑖)𝑡
𝑛𝑡=1
(3) 𝐵𝑡− 𝐶𝑡> 0
𝐵𝑡− 𝐶𝑡< 0
Keterangan:
Net B/C = Benefit Cost Ratio
𝐵𝑡 = Benefit atau manfaat pada tahun ke-t 𝐶𝑡 = Cost atau biaya pada tahun ke-t i = suku bunga yang digunakan t = tahun ke-1 sampai tahun ke-10
Indikator kelayakannya adalah jika Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C>1) maka usaha layak untuk dijalankan.
Sebaliknya jika Net B/C lebih kecil dari satu (Net B/C<1) maka usaha tidak layak untuk dijalankan [5].
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembai pengeluaran investasi dengan menggunakan alran kas [5]. Perhitungan payback period secara sistematis dapat dilihat dari persamaan (4) sebagai berikut:
Payback Period (PP) = Investasi
Kas Bersih/Tahun (4) Semakin kecil periode waktu pembaliannya, semakin cepat proses pengembalian suatu investasi (Purwana dan Hidayat, 2016).
Analisis Break Even Point (BEP) merupakan teknik yang digunakan perusahaan untuk mengetahui titi ketika perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun memperoleh
54
laba. Analisis ini dapat memberikan gambaran kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui nilai minimal penjualan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan (Ariyanti et al, 2014). Perhitungan niilai BEP dapat dilihat pada persamaan (5) sebagai berikut:
BEP = TFC1 1 − (TVC
TR) (5)
Dimana BEP adalah Break Even Point (Rp/tahun), TFC adalah total biaya tetap, 1 adalah konstanta, TVC adalah total biaya variabel (Rp/Tahun), dan TR adalah total penerimaan (Rp.tahun) [6].
6) Aspek Organisasional
Aspek organisasional adalah aspek yang menganalisis tentang jumlah dan kualifikasi SDM yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Aspek ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan para pengelola usaha, struktur organisasi dan bentuk organisasi sesuai dengan bentuk tujuan usahanya (Purwana dan Hidayat, 2016).
7) Aspek Kajian SKB(AMDAL)
Aspek ini untuk mengetahui dampak lingkungan seperti pencemaran yang ditimbulkan dari usaha yang dijalankan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Konsep Produk
Perancangan konsep produk ini yaitu memberikan fasilitas berupa tempat penyimpanan buku maupun barang lainnya serta bisa menjadi tempat untuk melakukan kegiatan belajar dan kerja. Konsep ini memudahkan fleksibilas pengguna selama beraktivitas. Produk ini mengedapankan prinsip minimalis dan kegunaan yang multifungsi. Selain itu, produk ini memiliki beberapa fitur seperti lampu, laci dan meja belajar atau kerja.
B. Analisis Pendekatan Metode Quality Function Deployment (QFD)
1) Pengolahan Hasil Kuisioner
Pengumpulan data ini menggunakan metode sampel berupa kuisioner yang disebarkan kepada 34 responden. Hasil yang diperoleh yaitu 17 berjenis kelamin laki-laki dan 17 perempuan. Status dari responden tersebut adalah mahasiswa.
Data yang dikumpulkan berupa tanggapan responden mengenai keinginan dari produk rak buku multifungsi. Data yang diperoleh sebanyak 10 variabel di antaranya fitur tambahan, tidak memakan banyak ruang, kapasitas penyimpanan besar, anti rayap, bentuk menarik, model bervariasi, praktis, kuat, harga terjangkau dan limited edition. Selain itu data yang terkumpul lainnya adalah tanggapan dari responden mengenai tingkat kepuasan terhadap pesaing dengan produk serupa yaitu merek Olympic dan Informa.
2) Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Tahapan berikutnya yaitu melakukan pengujian validitas dan reliabilitas data berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuisioner. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terdapat 10 variabel data yang valid dan 1 data yang tidak valid dimana variabel tersebut adalah “praktis”. Hal tersebut mengartikan bahwa variabel tersebut digunakan dalam perancangan produk ini dan hanya 10 variabel tersisa.
3) Penentuan Tingkat Kepentingan
Penentuan tingkat kepentingan konsumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsumen memberikan penilaian atau harapan dari kebutuhan konsumen yang ada (Ronald G. Day dalam Ardani, 2014). Penilaian di bawah ini diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan 10 variabel yang digunakan dengan data sebagai berikut:
TABEL I DERAJAT KEPENTINGAN
No Penyataan Jumlah Derajat
1 Anti Rayap 155 4
2 Ergonomis 157 4
3 Kuat 161 5
4 Harga Terjangkau 154 4
5 Bentuk Menarik 154 4
6 Model Bervariasi 163 5
7 Fitur Tambahan 136 1
8 Limited Edition 144 2
9 Tidak memakan banyak ruang
151 3
10 Kapasitas
Penyimpanan Besar
160 5
Tabel di atas menunjukkan derajat kepentingan dari tiap variabel yang di analisis. Tingkat kepentingan paling tinggi terdapat pada variabel model bervariasi, kuat dan kapasitas penyimpanan besar. Sedangkan tingkat kepentingan paling renda yaitu fitur tambahan.
4) Penetapan Target
Penetapan target dilakukan untuk mengetahui nilai target dari setiap karakteristik yang akan digunakan dalam perancangan produk Rak Buku Kayu Multifungsi ini.
Penetapan target ini dilakukan dengan menggunakan skala 1-5 dengan kriteria 1 = paling buruk, 2 = buruk, 3 = cukup baik, 4
= baik dan 5 = paling baik. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, penetapan target menghasilkan data sebagai berikut:
TABEL II NILAI PENETAPAN TARGET
No Pernyataan Jumlah Kualitas Produk
Nilai Target
1 Anti rayap 155 4,6 5
2 Ergonomis 157 4,6 5
3 Kuat 161 4,7 5
4 Harga terjangkau 154 4,5 5
5 Bentuk menarik 154 4,5 5
6 Model bervariasi 163 4,8 5
7 Fitur tambahan 136 4,0 4.5
8 9
Limited Edition Tidak memakan banyak ruang
144 151
4,2 4,4
4.5 4.5 10 Kapasitas
penimpanan besar
160 4,7 5.0
55
Hasil tersebut menunjukkan target yang akan dicapai dalam perancangan produk ini. Selain itu, target tersebut dicapai untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
5) Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan Penetuan prioritas pelanggan dilakukan dengan menentukan faktor skala, poin penjualan dan bobot absolut.
Dengan menentukan faktor skala dapat mengetahui rasio antara nilai sasaran yang diterapkan pada perusahaan dengan tingkat kepuasan persyaratan pelanggan perusahaan yang dinilai oleh pelanggan [9]. Penentuan bobot absolut berguna untuk fase perencanaan dan pengembangan produk dan pelayanan [9].
Dari ketiga aspek tersebut, diperoleh hasil pengembangan prioritas sebagai berikut:
TABEL III
PENENTUAN PRIORITAS PERSYARATAN PELANGGAN
No Pernyataan Faktor Skala
Poin Penjualan
Derajat Kepentingan
Bobot Absolut 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Anti Rayap Ergonomis Kuat Harga Terjangkau Bentuk Menarik Model Bervariasi Fitur tambahan Limited Edition Tidak Memakan Banyak Ruang Kapasitas Penyimpanan Besar
1,10 1,08 1,06 1,10 1,10 1,04 1,13 1,06 1,01 1,01 1,06
1,2 1,2 1,5 1,2 1 1,5
1 1,2 1,5 1,2
4 4 5 4 4 5 1 2 3 5
5,3 5,2 7,9 5,3 4,4 7,8 1,1 2,6 4,6 6,4
Berdasarkan data di atas, karakteristik kuat memiliki nilai bobot absolut tertinggi dibandingkan dengan karakteristik yang lain. Hal tersebut mengartikan bahwa karakteristik tersebut menjadi kebutuhan serta prioritas pelanggan.
6) Penentuan Bobot Absolut Teknis dan Bobot Relatif
Penentuan bobot absolut teknis melibatkan perhitungan total kepentinggan dimensi produk pada produk rak buku multifungsi, sedangkan pada bobot relatif menunjukkan nilai bobot absolut pada suatu karakteristik produk (Lou Chen dalam Ardani, 2014). Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil data sebagai berikut:
TABEL IV
NILAI BOBOT ABSOLUT TEKNIS DAN BOBOT RELATIF
No Dimensi Produk Bobot Absolut Bobot Relatif
1 Jenis Bahan 99 142,2
2 Model Produk 157 219,4
3 Biaya Produksi 64 87,8
4 Kelengkapan Produk
69 91
5 Keindahan Produk 36 39,7
Berdasarkan data di atas, nilai absolut dan relatif tertinggi diperoleh dimensi produk model produk dengan nilai masing-masing adalah 157 dan 219,4.
7) Matriks House Of Quality (HOQ)
Tahap akhir adalah membangun House Of Quality (HOQ) Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, didapatkan tabel House Of Quality (HOQ) sebagai berikut:
Gambar 1. House of Quality (HOQ)
Tabel di atas menunjukkan hasil akhir dalam perancangan House Of Quality (HOQ). Hasil analisis memperlihatkan bahwa produk rak buku kayu multifungsi ini memiliki beberapa keunggulan dari karakteristik yang dimiliki jika dibandingkan dengan pesaingnya. Namun, produk ini masih memerlukan improvement agar lebih baik lagi.
C. Aspek Yuridis
Bentuk badan usaha yang dijalankan yaitu perseorangan, karena pemiliknya hanya seorang, pendirian usaha tidak memerlukan persyaratan khusus. Bentuk organisasi yang dijalankan tidak memerlukan manajemen sederhana, modal tidak terlalu besar serta tanggung jawab berarda pada tangan pemilik. Terdapat tiga orang yang mengelola bisnis Rak Buku Multifungsi di antaranya yaitu Owner, pengelola keuangan dan Marketing.
Bisnis yang dijalankan merupakan bisnis dalam bidang furniture yang memproduksi rak buku multifungsi. Rak buku tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku, akan tetapi dapat dijadikan meja untuk belajar atau bekerja. Rak buku dengan inovasi yang menarik menjadi daya saing tersendiri dengan memiliki desain yang minimalis.
Tempat pengerjaan usaha ini berada di Karawang, Jawa Barat.
Waktu pelaksanaannya adalah Februari 2021.
Penilaian Konsumen Jenis Bahan Model Produk Biaya Produksi Kelengkapan Produk Keindahan Produk
1 2 3 4 5
Performance Ergonomis 4 4,3 4,1 5 1,1 1,2 5,3
Fitur Tambahan 1 3,6 3,7 4,5 1,13 1 1,1
Tidak Memakan Banyak
Ruang 3 4,3 4,2 4,5 1,01 1,5 4,6
Kapasitas Penyimpanan Besar 5 4,3 4,1 5,0 1,06 1,2 6,4
Realibility Anti Rayap 4 4,2 3,8 5 1,10 1,2 5,3
Bentuk Menarik 4 4,2 4,1 5 1,10 1 4,4
Model Bervariasi 5 4,4 4,4 5 1,04 1,5 7,8
Durability Kuat 5 4,2 4,2 5 1,06 1,5 7,9
Servicebility Harga Terjangkau 4 3,6 3,5 5,0 1,10 1,2 5,3
Perceived Quality Limited Edition 2 4,1 4,1 4,5 1,06 1,2 2,6
2 1 3 5 3
2,9 2,9 3,1 2,9 3,4
3,6 3,7 3,0 3,1 3,8
4,3 4,2 4,3 4,5 4,3
99 157 64 69 36
142,2 219,4 87,8 91,0 39,7
Bobot Absolut
Design Requirement (How's)
Estetika
Bobot Absolut Nilai Target
Rak Buku Informa Rak Buku Olympic
R.B Olympic R.B Informa Pen.per.kon
Nilai Target Faktor Skala Poin Penjualan Penilaian Persaingan Teknis
Penilaian Teknik (Hows)
Bobo Relatif Item Number
Features
Costumer Requirement (WHATS)
56
Perihal perizinan, usaha ini belum memiliki perizinan secara resmi dan akan segera diurus mengenai perizinannya.
Selain itu, dukungan pemerintah setempat terhadap usaha ini mendukung serta memfasilitasi usahanya karena dapat mengangkat perekonomian desa tersebut maupun Kabupaten Karawang. Dukungan masyarakat setempat juga ikut andil dalam mendukung usaha ini dengan menyediakan tenaga kerja yang ahli di bidang mebel ini.
D. Aspek Teknis dan Teknologis
Usaha ini membutuhkan lahan kurang lebih 50𝑚2 dengan luas bangunan sekitar 45𝑚2. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam usaha ini antara lain kayu pinus, amplas, meteran, pensil kayu, steker listrik, penggaris siku, cat kayu, dempul kayu, tiner, lem kayu, paku , lampu LED (4 watt), clear gloss. Selain itu mesin-mesin yang dibutuhkan saat produksi adalah mesin gergaji, mesin pasha, mesin amplas, mesin bor, mesin trimmer, mesin jigsaw, mesin kompresor dan Spray gun.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 6 orang. Proses produksi rak buku kayu multifungsi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TABEL V PROSES PRODUKSI
Kegiatan Durasi
Menyiapkan bahan utama (kayu pinus) 1 jam
Pemotongan kayu sesuai pola rak buku multifungsi 2,5 jam
Pengamplasan kayu dan clear gloss 2 jam
Pengecatan kayu 2 jam
Pengeringan kayu 1 jam
Perakitan kayu menjadi produk rak buku multifungsi 4 jam
Finishing 2 jam
Pengiriman produk 1,5 jam
E. Aspek Pasar dan Pemasaran 1) Analisis Kondisi Pasar
Berdasarkan perkembangan zaman, banyak konsumen yang membutuhkan inovasi dalam bidang furniture. Sebagai contoh rak buku yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai penyimpanan buku dapat diinovasi menjadi meja belajar atau bekerja. Rak buku multifungsi ini sudah banyak dijual di beberapa kota dan diminati oleh kaum minimalis.
Perkembangan harga produk dari rak buku multifungsi sendiri selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan, yang dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL VI
HARGA PRODUK RAK BUKU 3TAHUN TERAKHIR
Tahun Harga
2018 Rp 1.300.000 2019 Rp 1.500.000 2020 Rp 1.700.000
Rak buku multifungsi diminati oleh kaum minimalis, karena rak buku tersebut memiliki fungsi ganda serta bentuk yang minimalis dan menarik. Usia konsumennya sendiri berkisar 17-50 tahun yang bertempat di kota-kota.
2) Aspek Segmenting, Targeting dan Positioning (STP) Segmenting
TABEL VII SEGMENTING
Segmentasi Geografis Negara
Daerah
Indonesia
Kerawang, Jawa Barat Segmentasi Demografis Usia
Jenis Kelamin Profesi
17-50 Tahun
Laki laki dan perempuan Pelajar/mahasiswa, karyawan, wirausaha
Segmentasi psikografis Kelas Sosial
Gaya hidup
Menengah kebawah, menengah dan menengah ke atas Kebutuhan dan Fashionable Segmentasi Perilaku Berdasarkan orientasi
Status loyalitas
Tidak pernah, jarang,sering Tidak loyal, biasa, kuat
Targeting penjualan dari rak buku multifungsi adalah untuk masyarakat usia 17-50 tahun. Dalam penawarannya, produk ini akan tertuju pada semua kalangan karena harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas dan fungsi yang diberikan.
Positioning ditujukan bagi segmen yang suka membaca maka diperlukan lemari atau rak buku untuk menyimpan koleksi-koleksi buku tersebut, terlebih lagi akan menyukai fitur yang ditawarkan oleh rak buku tersebut yang dapat dijadikan meja untuk membaca, belajar, maupun bekerja.
3) Strategi Marketing Mix (4P)
Strategi Produk (Product) dari usaha ini adalah membuat logo dan moto, menciptakan merek, kemasan yang menarik dan berkualitas. Strategi harganya (Price) memiliki tujuan untuk meningkatkan laba penjualan dan meningkatkan market share. Selain itu usaha ini tidak menggunakan diskriminasi harga dan juga menggunakan market skimming pricing dengan besar laba tertentu yaitu (15%). Strategi promosi (Promotion) dapat dilakukan dengan menyebarkan brosur, memasang iklan di majalah maupun media sosial,
57
mempromosikan melalui website atau platform lainnya dan meminta orang sekitar untuk ikut mempromosikan. Strategi Distribusi (Place) usaha ini menggunakan jenis distribusi eksklusif di mana hasil produk jadi akan langsung dikirimkan kepada konsumen tanpa perantara pihak lain.
4) Profil dan Daya Tarik Segmen
Pada usaha produk rak buku kayu multifungsi ini merupakan industri kecil karena teknologi yang digunakan belum terlalu modern. Selain itu tenaga kerja yang dimiliki tidak terlalu banyak. di bawah ini merupakan tabel hasil perhitungan untuk menentukan daya tarik segmen.
TABEL VIII DAYA TARIK SEGMEN
No Daya Tarik Segmen
Bobot Rating Skor
1 Ukuran permintaan
O,4 4 1,6
2 Pertumbuhan Segmen
0,3 4 1,2
3 Intensitas Persaingan
0,2 3 0,6
4 Akses Terhadap Segmen
0,1 2 0,2
Total 1,0 3,6
F. Aspek Finansial
Pada usaha ini biaya investasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
TABEL IX INVESTASI AWAL
No Keterangan Harga
1 Tanah 50 m2 x Rp. 200.000 Rp. 10.000.000 2 Bangunan 45 m2 x Rp. 200.000 Rp. 8.000.000 3 Ryu Tekiro Table Saw 8 Inch 600 Watt
(Mesin gergaji)
Rp. 799.000
4 MAILTank Mesin Serut Kayu Electric (mesin pasah)
Rp. 400.000
5 MAKTEC Light and Easy Finishing Sander MT 923 (Mesin Amplas)
Rp. 670.000
6 Modern M-12V Mesin Bor Rp. 318.000
7 Mesin Trimmer Modern M2700 Rp. 300.000
8 Mesin Jigsaw M2200 Rp. 240.000
9 LAKONI Imola 75 Rp. 930.000
10 Spray Gun XENIN F75G Rp. 87.000
Total Rp. 21.744.000
Data di atas menunjukkan nilai investasi awal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha rak buku kayu multifungsi tersebut sebesar Rp. 21.744.000. Selain itu, biaya overhead yang kemungkinan dikeluarkan untuk menggaji karyawan, pembayaran listrik dan pemeliharaan alat sebsesar Rp.
15.148.300. Berikut merupakan analisis perhitungan kelayakan investasi terhadap usaha rak buku kayu multifungsi ini dengan hasil sebagai berikut:
TABEL X
HASIL PERHITUNGAN KELAYAKAN INVESTASI
NPV Rp. 307.497.908
IRR 99,75%
Net B/C 1,15
Payback Period 16 bulan
BEP 10 unit
Berdasarkan tabel di atas, nilai NPV bernilai positif yaitu Rp. 307.497.908 artinya usaha tersebut layak dijalankan.selain itu tabel tersebut menunjukkan nilai IRR yang didapat adalah 99,75% dengan bunga bank per tahun 4,5 %. Hal tersebut mengartikan layak karena IRR > bunga bank. Nilai Benefit dan Cost (B/C) yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 1,15. Kesimpulannya B/C > 1 artinya usaha ini layak untuk dijalankan. Nilai untuk payback period dan BEP masing-masing adalah 16 bulan (1 tahuun 4 bulan) dan 10 produk.
G. Aspek Organisasional
1) Manajemen Masa Konstruksi
TABEL XI
MANAJEMEN MASA KONSTRUKSI
Kegiatan Durasi
Menyiapkan bahan utama (kaju pinus) 1jam Pemotongan kayu sesuai pol arak buku
multifungsi
2.5jam Pengamplasan kayu dan clear gloss 2jam
Pengecatan kayu 1 jam
Pengeringan kayu
Perakitan kayu menjadi produk rak multifungsi
4jam
Finishing 2jam
Pengiriman produk 1,5 jam
2) Manajemen Masa Operasi
TABEL XII MANAJEMEN MASA OPERASI
No Jabatan Job Description
1 Owner - Memimpin perusahaan atau bisnis yang sedang berjalan - Memberikan kebijakan
kebijakan
- Memilih dan mengawasi tugas karyawan - Menyetujui anggaran
perusahaan
2 Pengelola Keuangan - Bertanggung jawab dan membantu perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan perusahaan - Mengelola keuangan
perusahaan
3 Marketing - Bertanggung jawab terhadap strategi pemasaran - Menjadi perantara terhadap
konsumen keuangan perusahaan
58
H. Aspek Kajian SKB (AMDAL)
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dampak lingkungan yang dihasilkan dari produksi rak buku kayu ini masih dapat dikelola dengan baik. Hal tersebut mengartikan bahwa limbah yang dihasilkan tidak akan menyebabkan pencemaran lingkungan baik itu air, udara, tanah maupun suara.
IV. KESIMPULAN
Produk ini dirancang pada tempat yang tidak memiliki lahan yang begitu luas akan tetapi memiliki kesan yang luas, sehingga konsumen dapat memiliki pengalam lebih terhadap produk ini.
Inovasi tersebut bisa menjadi sebuah solusi di zaman sekarang karena produk ini memiliki konsep minimalis dan juga
memiliki kegunaan multifungsi. Berdasarkan analisis menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dan aspek-aspek kelayakan usaha, usaha ini layak dijalankan.
Dalam hal aspek keuangan, berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa usaha ini memiliki nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp. 307.497.908, IRR sebesar 99,75068 dengan bunga bank per tahun 4,5 %. Selain itu, Nilai Benefit dan Cost (B/C) yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 1,15. Nilai untuk payback period dan BEP masing- masing adalah 16 bulan (1 tahun 4 bulan) dan 10 produk. Hasil- hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha furnitur Rak Buku Kayu Multifungsi memiliki hasil yang positif.
.
REFERENSI
[1] Jumaita, “Analisis Kelayakan Pengembangan Industri Mebel Maha Karya Kecamatan Kiri Kabupaten Kampar,” JOM Fekon , vol. 4, pp. 714-727, 2017.
[2] M. A. Putra dan I. G. Rochyat, “Rancang Bangun Rak Multiguna Ergonomis Untuk Menggantung Jaket dan Helm,” Jurnal Inosains, vol. 12, pp. 42-47, 2017.
[3] D. Krisdiantoro, “Perancangan Book Shelf (Rak Buku) Dengan Desain Artistik Menggunakan Metode Pendekatan QFD (Quality Function Deployment)”.
[4] R. M. Saraswati dan R. R. Pratiwi, “ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMARILLO YOGURT DI INSTITUT BIO SCIENTIA INTERNATIONAL INDONESIA,” JRE : Jurnal Riset Entrepreneurship, vol. 2, pp. 19-28, 2019.
[5] H. Khotimah dan S. , “ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA BAMBU,” Jurnal Ilmu Kehutanan, vol. 8, pp. 14-24, 2014.
[6] N. Rahmah, H. Kaskoyo, S. G. Saputro dan W. Hidayat,
“Analisis Biaya Produksi Furnitur : Studi Kasus di Mebel Barokah 3, Desa Marga Agung, Lampung Selatan,” Jurnal Sylva Lestari, vol. 8, pp. 207-217, 2020.
[7] A. S. Aditya, A. Bakar dan L. Fitria, “Analisis
Kelayakan Usaha Lemari/Rak Simple Easy Delivery di Kecamatan Cikarang,” Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, vol. 1, pp. 180-191, 2014.
[8] E. S. Handjojo, R. Syarief dan S. , “Analisis Kelayakan Bisnis Usaha Teh Papua (Vernonia amygdalina),”
Manajemen IKM, vol. 12, pp. 145-150, 2017.
[9] I. M. Y. Winantara, A. Bakar dan R. Puspitaningsih,
“Analisis Kelayakan Usaha Kopi Luwak Di Bali,”
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, vol. 2, pp.
118-129, 2014.
[10] P. T. Wulandari W K, “ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN USAHA KECIL
MENENGAH (UKM) NATA DE COCO DI SUMEDANG, JAWA BARAT,” Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, vol. 1, pp. 113-120, 2012.
[11] R. Rinofah dan I. S. Kurniawan, “Analisis Kelayakan Usaha Warung "Burjo" (Studi Kasus di Dusun Karang Gayam, Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta,”
JKB, vol. 19, pp. 1-11, 2016.
[12] R. Hepi dan G. K. S. Henny, “Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dalam Penentuan Prioritas Peningkatan Kualitas Layanan Restoran Pringjajar,” Agribusiness Forum, vol. 1, pp. 20-23, 2011.