PENILAIAN TINGKAT
KESEHATAN BANK
2
RBBR , merupakan hasil penilaian kualitatif dan kuantitatif berbagai aspek yg berpengaruh terhadap kondisi dan kinerja Bank, internal maupun eksternal
PBI 13/01/PBI/2011 dan POJK 8/POJK.03/2014 tentang penilaian Tingkat kesehatan Bank Umum dan Syariah
Pokok2 aturan nya :
Peningkatan kompleksitas usaha perlu pengelolaan yang lebih baik
Tanggung jawab Manajemen untuk memelihara RBBR yg baik
Pengawas selalu mengevaluasi RBBR
Penilaian komprehensif dilakukan secara self assessment
Penilaian secara konsolidasi berbasis pada penilaian individual masing2
1.1.RISK BASED BANK RATING
1. ORIENTASI RISIKO & FORWARD LOOKING
Bank diharapkan mampu mendeteksi lebih dini akar permasalahan Bank dan mengambil langkah pencegahan serta perbaikan yg efektif dan effisien
2. PROPORSIONAL
Parameter dan indicator masing2 factor penilaian sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha
3. MATERIALITAS & SIGNIFIKANSI
Bank melakukan pembobotan atas masing2 factor penilaian, didukung oleh signifikansinya berdasarkan data dan informasi yg memadai tentang risiko dan kinerja
4. KOMPREHENSIF & TERSTRUKTUR
Menyeluruh dan sistimatis serta focus pada permasalahan Bank, analisis terintegrasi dengan mempertimbangkan keterkaitan antar factor penilaian
1.2.PRINSIP UMUM PENILAIAN RBBR
4
Faktor Penilaian Tingkat kesehatan Bank ( TKB / RBBR) 1. PROFIL RISIKO ( Risk Profile)
2. TATA KELOLA Usaha Yang Baik ( Good Corporate Governance )
3. Penilaian RENTABILITAS (Sustainability Earning ) 4. Penilaian KECUKUPAN MODAL ( Internal Capital
Adequacy Assesment Process)
1.3.TATA CARA PENILAIAN RBBR
T IN G K A T K E S E H A TA N B A N K ( R IS K B A S E D B A N K R A T IN G ) NET RISK RATING 1- 5 RISK
INHERENT
RISK
CONTROL
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1. KOMITMENT- TARIF 2. STRUKTUR GCG -
3. MEKANISME / PROSES GCG 4. OUTCOME GCG ( 11)
KECUKUPAN MODAL
Penilaian kecukupan modal untuk antisipasi risiko el & ul & pengelolaanRENTABILITAS YANG
BERKELANJUTAN
Penilaian Rentabilitas berdasarkan kinerja earnings, sumber sumber earnings,dan sustainability earnings)
RISK PROFILE
KUALITAS PENERAPAN M/RISIKO:
1. TATA KELOLA M/R 2. KERANGKA KERJA M/R 3. PROSES M/R
4. SISTIM PENGENDALIAN INTERNAL
EX POST EKS ANTE
GCG RATING 1- 5
EARNINGS RATING 1- 5
ICAAP
RATING 1- 5
PROFIL RISIKO
Secara matematis profil risiko adalah risiko yang tersisa yang diperoleh dari fungsi (inherent risk dikurangi risk control)
Risiko inherent menggunakan parameter yang berfokus pada kondisi ex post dan eks ante yang terjadi , inherent adalah kondisi yang terjadi , serta
menentukan risk appetite dan risk tolerance sebagai kebijakan Bank berdasarkan kondisi inherent
Risk control fokus pada bagaimana Bank mampu menghadapi ancaman risiko yang telah ditolerir
RISK PROFILE
RISK INHERENT RISK CONTROL
Prinsip-prinsip Umum Penilaian Profil Risiko
AGREGASI RISIKO
Penilaian Risiko didasarkan pada agregasi dari Risiko
2yang ada dengan memperhatikan dampak yang ditimbulkan. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kondisi Keuangan pada saat ini dan masa yang akan datang
HOLISTIK
Penilaian Risiko dilakukan dengan melihat keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya (holistik) sehingga diperoleh kesimpulan yang memberikan gambaran mengenai Risiko secara keseluruhan.
SIGNIFIKANSI/MATERIALITAS DAN PROPORSIONALITAS
Penilaian Risiko dilakukan dengan memperhatikan signifikansi/materialitas Risiko secara proporsional dengan memperhatikan struktur, karakteristik, dan kompleksitas usaha
KOMPREHENSIF DAN TERSTRUKTUR
Penilaian Risiko dilakukan dengan analisis mendalam dengan memperhatikan faktor-faktor penilaian secara luas, lengkap, dan utuh (komprehensif). didukung fakta-fakta yang
relevan dan pengaruhnya terhadap Risiko dan kondisi usaha dengan memperhatikan tingkat dan kecenderungan permasalahan.
Dan diinformasikan secara terstruktur dengan mengemukakan fakta, hasil analisis, dan
kesimpulan atas penilaian Risiko.
Penilaian berdasarkan Risiko inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR) ,a l
1. RISIKO KREDIT, 2. RISIKO PASAR,
3. RISIKO LIKUIDITAS,
4. RISIKO OPERASIONAL, 5. RISIKO HUKUM,
6. RISIKO REPUTASI, 7. RISIKO STRATEJIK, 8. RISIKO KEPATUHAN, .
Proses penilaian profil Risiko
BAGI BANK SYARIAH : 9. RISIKO BAGI HASIL 10.RISIKO INVESTASI
BAGI KONGLOMERASI
KEUANGAN:
RISIKO INHEREN
Penilaian atas risiko yg “melekat” ( bawaan ) pada kegiatan Bank, baik yang dapat dikuantifikasi ataupun tidak dapat dikuantifikasi dan berpengaruh
pada posisi keuangan Bank
Risiko inheren dapat berupa parameter yang bersifat ex-post ( telah terjadi) dan ex-ante ( belum terjadi ), yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal,
(kondisi makro ekonomi, industry) , maupun internal (strategi bisnis, kompleksitas usaha, aktifitas Bank)
Mengukur risiko inherent dilakukan dengan mengukur probabilitas terjadinya event dan estimasi dampak kerugian yg ditimbulkan
Ringkasnya risiko inherent adalah kondisi risiko bawaan , sebelum dilakukan pengendalian
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
Penilaian Risiko inheren secara keseluruhan merupakan penilaian atas Risiko yang melekat pada seluruh kegiatan bisnis
Risiko inheren dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yang berpotensi mempengaruhi kondisi usaha
Karakteristik Risiko inheren dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal,
antara lain kondisi ekonomi makro, kondisi sektor industri dari aktivitas usaha, strategi bisnis, dan kompleksitas produk/aktivitas
Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan parameter/indikator yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
1. PEMAHAMAN MENGENAI RISIKO INHEREN
Karakteristik Risiko inheren ditentukan oleh faktor eksternal dan internal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas usaha serta kondisi ekonomi makro.
Risiko inheren yang signifikan mempengaruhi profil Risiko
Pemahaman mengenai tingkat Risiko inheren harus dilengkapi dengan
informasi mengenai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat
Risiko inheren, antara lain perkembangan sektor industri, situasi ekonomi
mikro dan makro serta kebijakan Pemerintah yang dapat mempengaruhi
tingkat persaingan dan strategi usaha
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
1. PEMAHAMAN MENGENAI RISIKO INHEREN
Penilaian Risiko inheren dilakukan dengan menggunakan parameter yang ditetapkan untuk setiap jenis Risiko, dan rasio atau indikator baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif
Indikator Kuantitatif
digunakan untuk menentukan eksposur atau volume, komposisi, dan tren Risiko, yang dapat dikuantifikasi seperti Risiko kredit, Risiko
pasar, Risiko likuiditas, Risiko operasional,
analisis dengan menggunakan indikator kuantitatif harus dilengkapi
dengan analisis indikator kualitatif.
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
indikator kuantitatif dapat bersifat ex-post dimana permasalahan telah terjadi dan mengganggu kinerja usaha, maupun ex-ante dimana permasalahan masih bersifat potensi dan apabila tidak dimitigasi
dapat menyebabkan permasalahan actual
dalam melakukan analisis dengan menggunakan indikator kuantitatif
berupa rasio, perlu memperhatikan tingkat dan kecenderungan rasio
sehingga hasil analisis dapat menggambarkan Risiko pada saat ini
maupun Risiko pada masa yang akan datang.
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
Indikator Kualitatif
indikator kualitatif adalah aspek-aspek kualitatif yang dapat
berdampak pada tingkat Risiko inheren, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis dan produk, kondisi dan perkembangan ekonomi makro, sektor industri, atau indikator lainnya yang relevan
analisis dengan menggunakan indikator kuantitatif harus dilengkapi dengan analisis indikator kualitatif.
lebih dominan digunakan pada Risiko yang cenderung sulit
dikuantifikasi, antara lain Risiko stratejik, Risiko hukum, Risiko
kepatuhan, dan Risiko reputasi
Hasil penilaian dampak dan probabilitas risiko inheren , dapat disampaikan :
Rendah : dampaknya kecil dan tidak ada dampak kerugian keuangan
Cukup rendah : kerugian keuangan kecil dan dampak terhadap pekerjaan sehari hari relatif rendah
Moderate : terjadi gangguan terhadap pekerjaan namun masih bisa melanjutkan operasional pekerjaan, kerugian keuangan cukup dan reputasi sedikit terpengaruh
Cukup tinggi ; terjadi gangguan pada kegiatan operasional tertentu, kerugian keuangan besar, reputasi terganggu
Tinggi ; gangguan bisnis yang signifikan, kerugian keuangan yang sangat besar , reputasi sBank terganggu disegala bidang
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
CONSEQUENCE
1.Insignifi cant
Dapat diselesaikan
dengan langkah langkah sederhana dan
belum ada kerugian/dend
a poada Bank
2.Minor
Memerlukan penanganan yang lebih serius yg perlu
melibatkan pejabat tingkat
lini , dan ada kerugian
finansial walaupun kecil
3.
Moderate
Penanganan dampak yang
rekatif memerlukan penanganan pejabat eksekutif
, dan terdapat kerugian finansial cukup
4. Mayor
Memberikan dampak kerugian yang cukup signifikan
dan memerlukan penanganan oleh Direksi
5.
Catastropi c,
Dampak yang sangat luar biasa diluar kemampuan
Bank
L I K
E L I H O O D
A
Hampir pasti terjadi segalakondisi / keadaaan Mtoderae Cukup Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi
B
Kemungkinan sering terjadi CukupRendah Moderate Cukup Tinggi Cukup Tinggi Tinggi
C
Kemungkinan terjadi relatifsedang walaupun jarang Cukup
Rendah Cukup
Rendah Moderate Cukup Tinggi Cukup Tinggi
D
Peluang terjadi kecil , namunkemungkinan ada Rendah Cukup
Rendah Cukup Rendah Moderate Cukup Tinggi
E
Kemungkinan terjadi kecil dan langka , hanya pada
kondisi khusus Rendah Rendah Cukup Rendah Cukup
Rendah Moderate
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
Penilaian risiko inherent menggunakan parameter/indicator kuantitatif dan kualitatif
PENETAPAN PERINGKAT RISIKO inherent masing amsing jenis risiko :
• Peringkat 1 ( low)
• Peringkat 2 ( low to moderate )
• Peringkat 3 ( moderate )
• Peringkat 4 ( moderate to high )
• Peringkat 5 ( high )
1.PENILAIAN RISIKO INHEREN
PENETAPAN PENILAIAN RISIKO
INHEREN
INDIKATOR KUANTITATIF
INDIKATOR KUALITATIF
Risiko kredit, Risiko pasar, Risiko likuiditas, Risiko operasional, harus dilengkapi dengan analisis indikator kualitatif.
PEMAHAMAN
strategi bisnis, karakteristik bisnis dan produk, kondisi dan perkembangan ekonomi makro, sektor industri, atau indikator lainnya yang relevan
menentukan eksposur atau volume, komposisi, dan tren Risiko tertentu
Risiko stratejik, Risiko hukum, Risiko kepatuhan, dan Risiko reputasi
PARAMETER Risiko kredit, Risiko pasar, Risiko likuiditas, Risiko operasional, Risiko stratejik, Risiko hukum, Risiko kepatuhan, dan Risiko reputasi
PENETAPAN
Peringkat 1 (Low), Peringkat 2 (Low to Moderate),
Peringkat 3 (Moderate), Peringkat 4 (Moderate to High), dan Peringkat 5 (High).
INDIKATOR KUALITATIF
PARAMETER RISIKO INHEREN
INDIKATOR KUANTITATIF
• variabel pasar adalah suku bunga, nilai tukar, nilai komoditas, dan ekuitas.
• Jika prinsip syariah, Risiko pasar mencakup pula Risiko imbal hasil
• a) Volume dan Komposisi Aset Trading, Derivatif, dan Fair Value Option (FVO); dan b) Strategi dan Kebijakan Bisnis, yang meliputi Karakteristik Trading, Kompleksitas Instrumen/Produk, Volume dan Karakteristik Risiko Suku Bunga pada Non-Trading Book.
KREDIT, kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
LIKUIDITAS, ketidakmampuan Konglomerasi Keuangan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
a) Komposisi Portofolio Aset dan Tingkat Konsentrasi; b) Kualitas Penyediaan Dana dan Kecukupan Pencadangan; c) Strategi Penyediaan Dana dan Sumber Timbulnya Penyediaan Dana; dan d) Faktor Eksternal.
PASAR, pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki
a) Komposisi Aset, Kewajiban, dan Transaksi Rekening Administratif (TRA); b) Konsentrasi Aset dan Kewajiban; c) Kerentanan pada Kebutuhan Pendanaan; dan d) Akses pada Sumber-sumber
Pendanaan.
OPERASIONAL adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
INDIKATOR KUANTITATIF
PARAMETER RISIKO INHEREN
INDIKATOR KUALITATIF
a) Kesesuaian Strategi dengan Kondisi Lingkungan Bisnis; b) Strategi Bisnis LJK dalam
Konglomerasi Keuangan; c) Posisi Bisnis LJK dalam Konglomerasi Keuangan; dan d) Pencapaian Rencana Bisnis LJK dalam Konglomerasi Keuangan. .
HUKUM , akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis
STRATEJIK , ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis
• rendahnya pengetahuan/pemahaman atas hukum dan/atau peraturan perundang-undangan, ketiadaan peraturan perundang-undangan atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya perjanjian dan pengikatan agunan yang tidak sempurna
• a) Faktor Litigasi; b) Faktor Kelemahan Perikatan; dan c) Faktor Ketiadaan Peraturan Perundang- undangan.
REPUTASI akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif
a) Pengaruh Reputasi dari Pemilik Konglomerasi Keuangan berikut Perusahaan-Perusahaan lainnya yang Memiliki Hubungan Kepemilikan, Pengendalian dan/atau Kepengurusan; b) Pelanggaran Etika Bisnis; c) Kompleksitas Produk dan Kerjasama Bisnis LJK dalam Konglomerasi Keuangan; d)
Frekuensi, Materialitas dan Eksposur Pemberitaan Negatif LJK dalam Konglomerasi Keuangan; dan e) Frekuensi dan Materialitas Keluhan Nasabah.
KEPATUHAN ,akibat tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.
a) Jenis dan Signifikansi Pelanggaran yang Dilakukan; b) Frekuensi Pelanggaran yang Dilakukan atau Track Record Kepatuhan; dan c) Pelanggaran terhadap Ketentuan atas Transaksi Keuangan yang Sama.
INHERENT RISK PER
JENIS
RISIKO STRATEGIK RISIKO LIKUIDITAS
RISIKO PASAR RISIKO KREDIT
RISIKO OPERASIONAL
RISIKO KEPATUHAN RISIKO HUKUM
Komposisi portfolio, NPL dan Cadangan, Strategi Perkreditan dan Faktor2 Internal
Komposisi dan konsentrasi A/L, Kerentanan sumber dana dan keterbatasan akses sumber dana, penggunaan dana
terkonsentrasi dll
Trading book : volume eksposur dan strategi , Banking book ; eksposure IRBB dan strategi
Kharakteristik dan kompleksitas Bisnis, SDM & proses , infrastruktur IT &, Fraud dan eksternal
Faktor Litigasi,kelemahan Perikatan, Faktor ketiadaan peraturan dan perundang undangan
Jenis dan signifikansi pelanggaran , frekwensi pelanggaran , ketidak perdulian terhadap prosedur dan pedoman kerja
Kesesuaian strategi & lingkungan, penerapan strategi, posisi bisnis dan pencapaian target
RISK INHERENT
RISK CONTROL
Risk Control atau Kualitas Penerapan Manajemen Risiko, bergantung pada Inherent Risk produk dan aktivitas yang akan dijalani Bank (yang sesuai dg risk appetite dan risk tolerance yg ditetapkan Bank sebelumnya)
Mencerminkan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko
Penerapan manajemen risiko bank sangat bervariasi menurut skala, kompleksitas, dan tingkat risiko yang dapat ditoleransi oleh bank. Dengan demikian, kualitas penerapan manajemen risiko memperhatikan karakteristik produk dan aktivitas serta kompleksitas usaha bank.
kualitas penerapan manajemen risiko (= risk control) merupakan penilaian terhadap 4 (empat) aspek yang saling terkait yaitu
tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko,
proses manajemen risiko, (kecukupan prosedur , sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen )
kecukupan sistem pengendalian risiko
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO Proses Manajemen Risiko Kerangka Kerja Sistim
Manajemen Risiko Tata Kelola Sistem Manajemen Risiko
• Tujuan strategis & value usaha
• Strategi manajemen risiko
• Wewenang dan tanggung jawab yg jelas
• Organisasi Manajemen Risiko
• Kecukupan kebijakan dan limit
• Risk Appetite & risk tolerance
• Pengawasan Dekom & Direksi
• Pengawasan oleh pihak independen
• Pengawasan langsung ( build in control)
• Fungsi SKMR dan Audit yg independen
• Fit & proper personal kunci
• Laporan berkala GCG
• Sistim Informasi & Sumberdaya
• Kecukupan proses mengelola ; proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko;
• Kecukupan Sumber Daya Manusia, kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses Manajemen Risiko.
• Kecukupan Sistem Informasi Manajemen. sistem informasi dan komunikasi serta pelaporan Manajemen Risiko;
• Pentingnya proses SKAI
1. PENILAIAN TATA KELOLA MANAJEMEN RISIKO
Penilaian terhadap tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Tata kelola Risiko mencakup evaluasi terhadap:
perumusan tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi Risiko (risk tolerance);
kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
Perumusan Risk appetite dan risk tolerance , agar benar benra mempertimbangkan kecukupan modal yang
diuperlukan dalam mendukung kegiatan Bank
RISK CONTROL
2. KERANGKA KERJA MANAJEMEN RISIKO
Kerangka Manajemen Risiko mencakup evaluasi terhadap:
strategi Manajemen Risiko yang searah dengan tingkat
Risiko yang akan diambil ( risk appetite) dan risk tolerance (toleransi Risiko)
kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung
terlaksananya Manajemen Risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab masing masing pejabat / authorized officer
kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
RISK CONTROL
3. PROSES MANAJEMEN RISIKO
Proses Manajemen Risiko, Kecukupan Sumber Daya Manusia, dan Kecukupan Sistem Informasi Manajemen.
Cakupan evaluasi proses Manajemen risiko adalah :
kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko;
kecukupan sistem informasi Manajemen Risiko; dan
kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses Manajemen Risiko.
RISK CONTROL
4. KECUKUPAN SISTEM PENGENDALIAN RISIKO
Kecukupan sistem pengendalian Risiko mencakup evaluasi terhadap:
kecukupan Sistem Pengendalian Intern dan
kecukupan kaji ulang oleh pihak independen (independent review) dalam Bank baik oleh Satuan Kerja Manajemen
Risiko (SKMR) maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
Kaji ulang oleh SKMR antara lain mencakup metode,
asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur dan menetapkan limit Risiko,
Kaji ulang oleh SKAI antara lain mencakup keandalan
RISK CONTROL
Penilaian kualitas penerapan Manajemen Risiko dilakukan terhadap 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko
Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
Ditambah risiko Imbal Hasil dan risiko Investasi , jika merupakan Bank Syariah/UUS
Ditambah Risiko Transaksi antar group usaha dan risiko
Asuransi , jika merupakan entitas Utama dari konglomerasi keuangan
Tingkat kualitas penerapan Manajemen Risiko untuk masing masing Risiko dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat yakni
Peringkat 1 (Strong), Peringkat 2 (Satisfactory), Peringkat 3
(Fair), Peringkat 4 (Marginal), dan Peringkat 5 (Unsatisfactory).
RISK CONTROL
Peringkat Komposit
CORPORATE GOVERNANCE
TRANSPARAN AKUNTABEL RESPONSIBILITY
INDEPENDEN FAIRNESS TRANSPARAN
AKUNTABEL RESPONSIBILITY
INDEPENDEN FAIRNESS
KOMITMENT GCG
OUTCOME GCG
PROSES/ MEKANISME
GCG
STRUKTUR GCG
K O M IT M E N
6.Audit Internal 4.Benturan Kepentingan 3.Komite2 1.Tugas Dekom 2.Tugas Direksi
STRUKTUR
5.Fungsi Kepatuhan
8.Manajemen Risiko &
Pengendalian Internal
7.Audit eksternal
6.Audit Internal 4.Benturan Kepentingan 3.Komite2 1.Tugas Dekom 2.Tugas Direksi PROSES/MEKANI
SME
5.Fungsi Kepatuhan
8.Manajemen Risiko &
Pengendalian Internal
7.Audit eksternal
6.Audit Internal 4.Benturan Kepentingan 3.Komite2 1.Tugas Dekom 2.Tugas Direksi
OUTCOME
5.Fungsi Kepatuhan
8.Manajemen Risiko &
Pengendalian Internal
7.Audit eksternal
GCG
PBI , No 8/14/PBI/2006 &No 8/4/PBI/2006 SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/15/DPNP TANGGAL 29 April 2013
bahwa peningkatan kualitas pelaksanaan Good Corporate Governance merupakan salah satu upaya untuk memperkuat Bank;
bahwa dewan Komisaris dan Direksi memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan Good Corporate Governance;
bahwa check and balance dari pihak-pihak independen dengan pihak yang terkait dengan pemegang saham pengendali akan meningkatkan kualitas Good Corporate Governance Bank;
bahwa dalam pelaksanaan Good Corporate Governance Bank, terdapat dinamika yang perlu direspon secara proporsional dalam mengoptimalkan penerapan Good Corporate Governance Bank
1. KOMITMEN
Struktur GCG
Infrastruktur GCG
DEWAN KOMISARIS DIREKSI,
KOMITE
SATUAN KERJA PADA BANK.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR BANK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2.
STRUKTUR
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai dan lulus fit & proper test
Memastikan terselenggaranya
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk dissenting opinions 2 Minimal 3 orang tdr : komisaris
dan komisaris independen , minimum 1 orang berdomisili di Indonesia
Secara berkala maupun sewaktu-waktu
memberikan nasihat kepada direksi Hasil rapat merupakan rekomendasi dan/atau arahan yang dapat
diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi
3 Mantan Direksi /Pejabat Eksekutif pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan Bank, tidak dapat menjadi Komisaris Independen , sebelum masa
tunggu (cooling off) selama 1 tahun.
, kecuali yang sblmnya di fungsi pengawasan
Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional bank, kecuali kredit kepada pihak terkait dan hal- hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar bank dan/atau peraturan
perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan
Mengungkapkan:1)kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% atau lebih pada bank maupun pada bank dan perusahaan lain, 2) hubungan keuangan dan keluarga dengan anggota lainnya, anggota direksi dan/atau pemegang saham pengendali bank;
3)remunerasi dan fasilitas lain;4) Share Option.
4 Tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota dewan komisaris dan/atau direksi.
Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI bank, auditor eksternal, otoritas pengawas
Mengungkapkan kewajiban nya melakukan peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan
5 Komisaris Independen dapat
merangkap jabatan sebagai Ketua Komite paling banyak pada 2 (dua) Komite pada Bank yang sama
Memberitahukan kepada pengawas paling lama 7 hari kerja sejak
ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan
Mengungkapkan tindakan untuk peningkatan kinerja bank, sesuai ekspektasi pemangku kepentingan (stakeholders).
1.DEWAN KOMISARIS
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
6 Rapat Dewan Komisaris membahas permasalahan sesuai
dengan agenda rapat dan diselenggarakan secara berkala, paling kurang 4 kali dalam setahun
7 Membentuk komite audit, pemantau risiko, serta remunerasi - nominasi.
8 Pengambilan keputusan rapat Dekom telah dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat.
9 Tidak memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, dantidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi kecuali yg ditetapkan dalam RUPS
10 Memastikan tidak ada intervensi dari siapapun
Penggantian pengangkatan Komisaris telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite
Remunerasi dan Nominasi & persetujuan RUPS
1.DEWAN KOMISARIS
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai
Pelaksanaan kepengurusan bank dan tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi direksi.
Mengungkapkan kebijakan-kebijakan bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses
2 Minimal 3 orang orang ,berdomisili di Indonesia serta mayoritas tidak saling memiliki hubungan keluarga
Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen terhadap pemegang saham. Dan melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam
Mengkomunikasikan kepada pegawai mengenai arah bisnis bank dalam rangka pencapaian misi dan visi bank
3 Direktur Utama, berasal dari pihak yang independen terhadap
Pemegang Saham Pengendali
Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari auditor ( SKAI, KAP, pengawas OJK)
Melakukan Rapat Direksi telah
dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik,
termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi
4 Mayoritas Direksi berpengalaman
>5thn , sbg Pejabat Eksekutif Bank, kecuali Bank Syariah >2 thn
Menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini dan tepat waktu kepada komisaris.
Mengungkapkan: 1) Kepemilikan saham s/d 5% atau lebih pada Bank 2) Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan Dekom, Direksi lainnya PSP ,3) Remunerasi dan fasilitas lain; 4) Shares option yang dimiliki Direksi.
2. DIREKSI
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
5 Tidak rangkap jabatan pada Bank, atau lembaga lain kecuali menjadi Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan tugas
pengawasan atas penyertaan pada perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank.
Kebijakan dan keputusan strategis melalui mekanisme rapat direksi dan setiap keputusan rapat dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku ,
6 Tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa
profesional sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang bersifat khusus
Tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, yang merugikan bank dan tidak menerima keuntungan pribadi dari bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS
7 Memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat
8 Anggota Direksi baik secara sendiri-
2. DIREKSI
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Komite Audit terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Pihak Independen yang ahli di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang Pihak Independen yang ahli di bidang hukum atau
perbankan dan diketuai oleh Komisaris Independen
Komite Audit memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit , memantau tindak lanjut hasil audit ,menilai kecukupan pengendalian intern , kecukupan proses pelaporan keuangan.
rekomendasi penunjukan Akuntan Publik kepada RUPS melalui Dewan Komisaris
Risalah hasil rapat wajib dibuat, termasuk pengungkapan perbedaaan pendapat (dissenting opinions) secara jelas dan didokumentasikan dengan baik.
2 Komite Pemantau Risiko terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Pihak Independen yang ahli di bidang keuangan dan seorang Pihak Independen yang ahli di bidang manajemen risiko, dan diketuai oleh Komisaris Independen.
Komite Pemantau Risiko mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR).
Masing-masing Komite telah melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku seperti
misalnya pemberian rekomendasi sesuai tugasnya kepada Dewan
Komisaris 3 Komite Remunerasi dan
Nominasi terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang Pejabat
Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia atau seorang
perwakilan pegawai, dan diketuai oleh Komisaris Independen
Komite Remunerasi mengevaluasi kebijakan remunerasi bagi:
• Dewan Komisaris dan Direksi dan disampaikan kepada RUPS;
• Pejabat Eksekutif dan pegawai dan disampaikan kepada Direksi
3. KOMITE
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
4 Rapat Komite, paling kurang dihadiri 51% dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan khusus Komite Remunerasi dan Nominasi dihadiri oleh Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.
5 Memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik , dan bukan merupakan anggota Direksi Bank yang sama maupun Bank lain
Komite Nominasi, memberikan
rekomendasi calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi untuk disampaikan kepada RUPS. dan calon Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.
6 Tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan Dekom, Direksi,PSP
8 Pejabat Eksekutif /perwakilan pegawai
3. KOMITE
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1
Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai:
• benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai Bank;
• administrasi, dokumentasi dan pengungkapan
benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat
Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank
Benturan kepentingan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank diungkapkan dalam setiap keputusan dan terdokumentasi dengan baik. dan kegiatan
operasional bank bebas dari intervensi pemilik/pihak
terkait/pihak lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan Bank
4. BENTURAN KEPENTINGAN ( CONFLICT OF INTEREST )
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Bank memiliki satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja operasional.
Direktur Kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab antara lain:
a) memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku
b) laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tiap 3 bulanan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris
c) merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
dan meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
d) memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan
Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank
berhasil membangun budaya kepatuhan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional bank .
2 Pengangkatan, pemberhentian dan/atau pengunduran diri Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Direksi menyetujui kebijakan kepatuhan Bank dalam bentuk pedoman kebijakan fungsi kepatuhan dan disosialisasikan keseluruh pegawai
3 SKK bertanggung jawab membuat langkah-
langkah dalam rangka mendukung terciptanya
5. KEPATUHAN ( COMPLIANCE )
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Bank memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), ;
• Memiliki Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);
• membentuk SKAI; yg independen terhadap satuan kerja operasional
• Memiliki panduan audit intern.
Direksi bertanggung jawab atas terciptanya struktur pengendalian intern, dan
menjamin terselenggaranya fungsi audit intern Bank dalam setiap tingkatan
manajemen dan tindak lanjut temuan audit intern
Direksi bertanggung jawab atas tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit intern Bank kepada RUPS. dan temuan- temuan pemeriksaan SKAI telah
ditindaklanjuti dan tidak terjadi temuan yang berulang.
2 Bank memastikan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI ), didukung sumber daya yang berkualitas yang mampu
menyelesaikan tugas secara efektif.
Direksi memastikan tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi atas rencana pemeriksaan SKAI Bank.
3 SKAI melakukan fungsi pengawasan secara
independen dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit
4 SKAI melaksanakan tugas sekurang-kurangnya
meliputi penilaian: (a) kecukupan Sistem Pengendalian Intern Bank; (b) efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank; (c) kualitas kinerja operasional, kepatuhan dan kewajaran keuangan
5 SKAI memantau, menganalisis dan
melaporkan perkembangan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan auditee
6. AUDIT INTERNAL
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP sekurang-kurangnya memenuhi aspek-aspek:
kapasitas KAP yang ditunjuk
legalitas perjanjian kerja;
ruang lingkup audit;
standar profesional akuntan publik; dan
komunikasi Bank
Indonesia/OJK dengan KAP dimaksud.
Bank menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia dan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Hasil audit dan management letter
menggambarkan permasalahan bank yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada Bank Indonesia oleh KAP yang ditunjuk.
.
2 Penunjukkan terlebih dahulu memperoleh
persetujuan RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris
Cakupan hasil audit paling kurang sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku
3 Akuntan Publik yg ditunjuk melakukan
komunikasi dengan otoritas yg berwenang mengenai kondisi Bank yang diaudit dalam rangka persiapan dan pelaksanaan audit
Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit.
4 Akuntan Publik dalam melaksanakan audit
7. AUDIT EKSTERNAL
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Struktur organisasi Bank mendukung penerapan manajemen risiko dan
pengendalian intern yang baik antara lain adanya SKAI, Internal Control ( Quality assurance) , SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan.
Dewan Komisaris bertugas dan bertangung jawab menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance);
Bank menerapkan manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Bank.
2 Bank memiliki kebijakan,
prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai
Dewan Komisaris mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko dan Strategi Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun
Dewan Komisaris dan Direksi (Manajemen) mampu melakukan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko
3 Bank menetapkan Risk Appetite
dan Risk Tolerance secara tegas Dewan Komisaris mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko secara berkala
Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang melampaui kemampuan
permodalan untuk menyerap risiko kerugian
4 Bank mempertimbangkan
kemampuan permodalan terkait dengan risikonya
Direksi menyusun kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk limit risiko
8. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO & PENGENDALIAN INTERNAL
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
5 Direksi menyusun, menetapkan,
dan mengkinikan prosedur dan sarana untuk mengidentifikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan risiko
6 Direksi menetapkan struktur
organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko
7 Direksi memastikan adanya pemisahan
fungsi antara SKMR yang melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi
8 Bank telah menerapkan sistem
8. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO & PENGENDALIAN INTERNAL
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut model monitoring dan penyelesaian masalahnya.
Bank secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur dimaksud agar disesuaikan dengan ketentuan dan perundang- undangan yang berlaku.
Penerapan penyediaan dana (pemberian kredit) oleh Bank kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah:
memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK)
memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran
/diversifikasi portofolio penyediaan dana (kredit yg diberikan)
2 Terdapat proses yang memadai untuk
memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Laporan telah disampaikan secara berkala kepada otoritas yg berwenang secara tepat waktu.
3 Pengambilan keputusan dalam
penyediaan dana diputuskan manajemen secara independen tanpa intervensi dari pihak terkait dan/atau pihak lainnya
4
9. KREDIT KPD PIHAK TERKAIT & BERJUMLAH BESAR
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non-keuangan kepada stakeholders
Laporan Tahunan telah disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada pemegang saham dan :
2 Bank wajib menyusun Laporan Pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun buku dengan cakupan sesuai ketentuan yang berlaku.
Bank mentransparansikan informasi produk Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah
a) Bank Indonesia;
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
e) Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);
3 Tersedianya pelaporan internal yang lengkap, akurat, dan tepat waktu yang didukung oleh SIM
yang memadai.
Bank mentransparansikan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia
f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang Ekonomi dan Keuangan;
g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan
4 Terdapat sistem informasi yang handal yang didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan
Bank menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur
10. TRANSPARANSI
STRUKTUR MEKANISME OUTCOME
1 Rencana strategis Bank disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis (business plan)
mencerminkan visi dan misi Bank.
Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis,
komprehensif, terukur (achievable) dengan memperhatikan prinsip kehati- hatian dan responsif terhadap
perubahan internal dan eksternal. , disetujui oleh Dewan Komisaris
Rencana Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis (business plan) disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Komisaris dan telah dikomunikasikan Direksi
kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank.
2 Rencana strategis Bank didukung sepenuhnya oleh pemilik, antara lain tercermin dari komitmen dan upaya pemilik untuk memperkuat permodalan
Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank kepada:
Pemegang Saham Bank;
seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank.
Rencana strategis bank harus didukung dengan penyiapan infrastruktur yang memadai antara lain SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan prosedur
3 Komisaris melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank.
Rencana strategis bank disusun atas dasar kajian yang komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang dimiliki bank serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis).
4 Pemilik ataupun PSP menunjukkan
keseriusan untuk mengambil langkah- langkah yang diperlukan dalam rangka mendukung rencana strategis Bank
Rencana Bisnis Bank menggambarkan pertumbuhan Bank yang
berkesinambungan