LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF (Mental Rotation)
LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT
DISUSUN OLEH:
Nama : Alifah Oktavia Putri NPM : 10521089
Kelas : 3PA25
Tutor : Candika Gita Arya Yudiesta
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA
2024
A. MATERI DAN TUJUAN PRAKTIKUM A. Mental Rotation
Rotasi mental merupakan kemampuan untuk dapat memvisualisasikan suatu objek dengan memutarnya maupun memodifikasinya dalam pikiran tanpa memanipulasinya secara fisik.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk melatih kemampuan memvisualisasikan dan memutar objek dalam pikiran tanpa harus menyentuh secara fisik serta mencocokkan dua gambar yang ada pada jawaban yang sesuai dengan gambar yang di atas yang ada pada soal.
B. DASAR TEORI 1. Definisi
Menurut Anderson (2005), rotasi mental merupakan kemampuan seseorang dalam memutar objek secara mental untuk mendapatkan perspektif dan dapat terlihat dari sudut pandang yang berbeda.
Menurut Kumasturi, et al. (2013), rotasi mental (mental rotation) merupakan kemampuan untuk dapat menggambarkan bangun ruang di dimensi 2 atau 3, setelah diberikan rotasi.
Menurut Takano, et al. (dalam Sternberg, 2015), rotasi mental melibatkan transformasi secara rotasi dari citra mental visual suatu objek.
Menurut Miyake, et al. (dalam Khine, 2017), rotasi mental (atau hubungan spasial) merupakan kemampuan untuk melakukan langkah pertama dari transformasi atau rotasi dari dua atau tiga dimensi secara akurat dalam pikiran.
Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa rotasi mental adalah suatu kemampuan kognitif yang memungkinkan individu untuk membayangkan dan memanipulasi objek spasial dalam pikiran, khususnya dengan cara memutar objek tersebut secara mental.
2. Faktor
Menurut Mohler (dalam Hertanti, et al., 2019), rotasi mental seseorang dapat berkembang dipengaruhi oleh, yaitu:
a. Usia
Rotasi mental akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
b. Fisiologi Otak
Pada individu yang dominan menggunakan otak kanan akan memiliki kemampuan rotasi mental yang lebih baik dibandingkan individu yang lebih dominan menggunakan otak kiri.
c. Jenis Kelamin
Banyak penelitian yang menemukan bahwa laki-laki memiliki kemampuan spasial yang lebih baik dibandingkan perempuan, terutama dalam hal rotasi mental dan hubungan spasial.
d. Sosial Budaya
Dimana dilemanya meliputi permainan, peran gender, ekspektasi sosial dan orang tua, serta pengalaman lain yang mempengaruhi perkembangan kemampuan anak. Dalam pemilihan permainan, anak laki-laki cenderung bermain dengan mainan mobil dan balok yang memerlukan kemampuan spasial, sedangkan anak perempuan cenderung bermain dengan boneka yang akan berdampak pada perkembangan kemampuan sosialnya.
C. JURNAL (Influence of The Stimulus Material on Gender Differences in a Mental-Rotation Test)
1 Judul Artikel : Infuence of the stimulus material on gender diferences in a mental-rotation test
2 Nama Jurnal, Volume dan Tahun : Psychological Research, Volume 85, Tahun 2020
3 Penulis : Martina Rahe, Vera Ruthsatz, dan Claudia Quaiser-Pohl
4 Tujuan dan Metode Penelitian : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah materi
stimulus dalam tes rotasi mental mempengaruhi perbedaan performa antara laki-laki dan perempuan, serta mencari tahu apakah kesenjangan performa rotasi mental antara laki-laki dan perempuan bisa disebabkan oleh pemilihan objek dalam tes tersebut.
Penelitian ini dilakukan studi sebanyak dua kali. Pada metode penelitian yang pertama menggunakan analisis penebak.
Dimana efek dari materi stimulus pada kinerja rotasi mental hanya dapat diperiksa jika semua peserta memahami tugas tersebut, maka penebak dihilangkan dari semua analisis lebih lanjut (Ruthsatz dkk, 2017). Lalu, menggunakan Mental Rotation Test (MRT) versi kertas dan pensil. Setiap item memiliki satu item sasaran di sisi kiri dan empat gambar pembanding di sisi kanan. Dua dari angka perbandingan ini adalah versi cermin dan dua lainnya adalah versi identik dari item target. Keempat gambar di sebelah kanan diputar secara mendalam dengan sudut rotasi 45°, 90°, 135°, 180°, 225°, 270°, atau 315°.
Setelah itu, untuk prosedurnya para peserta diuji dengan menggunakan Cube-MRT atau Pellet-MRT yang terdiri dari 2 soal latihan dan 12 soal tes. Soal latihan dapat diselesaikan tanpa batasan waktu dan jawaban yang benar didiskusikan untuk memastikan semua peserta memahami tugas tersebut. 12 soal tes harus diselesaikan dalam 3 menit.
Analisis statistiknya menggunakan metode ANOVA dengan skor Mental Rotation (MR) sebagai variabel terikat dan materi gender serta stimulus sebagai variabel bebas.
Pengujian dihitung dua sisi dengan tingkat signifikansi sebesar α<0,05.
Sedangkan pada studi penelitian kedua tetap menggunakan analisis penebak dan materialnya berupa Mental Rotation Test (MRT) versi pensil dan kertas, namun menggunakan jenis Male-MRT yang itemnya terdiri dari stereotype laki-laki dan Female-MRT yang terdiri dari stereotype perempuan. Prosedur pengerjaan tes dan analisis statistik sama seperti studi pertama.
5 Subjek Penelitian : Sampel penelitian pertama terdiri dari 134 peserta sarjana.
Sembilan belas laki-laki dan 52 perempuan menyelesaikan tes C- MRT dan 26 laki-laki serta 37 perempuan menyelesaikan tes P- MRT. Di 2 kelas lainnya, P-MRT diberikan kepada 12 laki-laki dan 16 perempuan serta 14 laki- laki dan 21 perempuan.
Sedangkan pada penelitian kedua terdiri dari 189 peserta sarjana. Empat puluh satu laki- laki dan 47 perempuan menyelesaikan M-MRT dan 38 laki-laki dan 63 perempuan menyelesaikan F-MRT. Dalam 2 kelas, M-MRT diberikan kepada 23 laki-laki dan 26 perempuan dan 18 laki-laki dan 21 perempuan. Di 2 kelas lainnya, F-MRT diberikan kepada 20 laki-laki dan 29 perempuan serta 18 laki-laki dan 34 perempuan.
6 Review : Berdasarkan jurnal ini didapatkan hasil bahwa pada penelitian pertama materi stimulus tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja rotasi mental laki-laki maupun perempuan.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan figur pellet sebagai bahan stimulus rotasi sebagai pengganti figur kubus tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan gender dalam kinerja rotasi mental. Alasan yang mungkin terjadi pada penelitian ini adalah bahwa anak perempuan lebih fokus pada tugas itu sendiri dan menilai tugas rotasi mental sebagai tugas yang sulit, sementara anak laki-laki lebih fokus pada objek dan kemudian dipengaruhi oleh penampilan figur kubus dan pellet yang distereotipkan oleh laki-laki atau perempuan. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan pengaruh signifikan materi dan tidak ditemukan interaksi signifikan dengan gender.
Sedangkan pada penelitian kedua ada interaksi yang signifikan antara gender dan materi stimulus yang menunjukkan bahwa laki-laki mendapat lebih banyak manfaat dari objek stereotype laki-laki di
M-MRT dibandingkan
perempuan (Rahe dkk, 2018).
Perbedaan gender yang menguntungkan laki-laki hanya signifikan pada M-MRT.
Kelebihan jurnal ini
menggunakan desain
eksperimental yang kuat sehingga memungkinkan
peneliti menyimpulkan hubungan sebab akibat antara materi stimulus dan kinerja tes.
Selain itu, penelitian ini juga melibatkan kelompok sampel yang besar dan juga beragam.
Sedangkan untuk
kekurangannya, penelitian ini memiliki keterbatasan keterbandingan materi stimulus.
Tidak ada efek material utama yang muncul pada penelitian pertama, yang menunjukkan bahwa figur kubus dan pellet memiliki kesulitan yang sama.
Dalam studi kedua, efek utama material menunjukkan bahwa rotasi objek yang distereotipkan perempuan lebih sulit dipecahkan. Jika dilihat lebih dekat, hal ini tampaknya berlaku terutama bagi peserta laki-laki.
Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah distribusi peserta laki- laki dan perempuan yang tidak merata dan peneliti tidak memeriksa keakraban dan gender stereotype dari objek- objek dalam sampel ini.
D. PERCOBAAN PRAKTIKUM 1. Langkah-langkah Percobaan
a. Membuka laman https://www.psytoolkit.org/experiment-library/
b. Lalu pada sisi kiri laman, klik “list of experiments (alphabetical)”
c. Setelah itu pilih “Run the demo” dan pilih “Click here to run a demo of the mental rotation task”
d. Kemudian pilih “Click to start”
e. Sebelum memulai mengerjakan tes, baca dan pahami terlebih dahulu instruksi pengerjaan tes, yaitu akan diberikan 3 objek, lalu pilih salah satu dari 2 gambar di bawah yang cocok dengan gambar yang di atas
f. Tekan spasi untuk memulai tes
g. Akan diberikan 5 soal percobaan dan tekan spasi apabila sudah siap h. Kerjakan 5 soal percobaan dengan klik salah satu dari 2 gambar di
bawah yang cocok dengan gambar yang di atas
i. Setelah mengerjakan 5 soal percobaan, akan diberikan 10 soal tes lagi dan tekan spasi apabila sudah siap. Teknik pengerjaan sama seperti soal percobaan
j. Setelah mengerjakan tes akan terdapat percentage correct dari yang berhasil di jawab dan rata-rata waktu per-puzzle, screen capture bagian tersebut dan tekan spasi untuk melanjutkan
k. Lalu pada sisi kiri bawah web, klik “show data”
l. Setelah itu screen capture tabel yang muncul dan praktikum selesai
E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
Berdasarkan praktikum mental rotation yang dilakukan pada hari Rabu, 17 April 2024 berikut adalah hasil yang didapatkan.
Gambar 1. Hasil Percobaan Mental Rotation Rotation
2. Pembahasan
Pada praktikum mental rotation, praktikan diberi kesempatan untuk mencoba tes dengan diberi stimulus berupa 3 gambar dan mencocokkan di antara 2 gambar yang ada pada pilihan jawaban dengan 1 gambar yang di atas yang ada pada soal. Praktikan dapat menjawab dengan benar dari 10 soal tes dan 5 soal percobaan. Praktikan mencoba untuk merotasikan gambar dalam pikiran untuk mencari jawaban yang benar. Dalam hal ini, sesuai dengan teori menurut Anderson (2005), rotasi mental merupakan kemampuan seseorang dalam memutar objek secara mental untuk mendapatkan perspektif dan dapat terlihat dari sudut pandang yang berbeda. Jadi, dengan membayangkan suatu objek di dalam pikiran tanpa memegang secara fisik, objek tersebut dapat terlihat meskipun dari sudut pandang yang berbeda. Jika dikaitkan dengan jurnal, maka materi stimulus dapat memengaruhi perbedaan gender dalam tes rotasi mental.
Temuan ini menunjukkan bahwa pria umumnya lebih baik dalam tes rotasi mental daripada wanita, tetapi perbedaan ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan menggunakan materi stimulus yang berbeda. Dalam hal ini ketika praktikan mengerjakan tes, harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berpikir.
Gambar 2. Tabel Hasil Percobaan Mental Rotation
F. KESIMPULAN
Rotasi mental adalah suatu kemampuan kognitif yang memungkinkan individu untuk membayangkan dan memanipulasi objek spasial dalam pikiran, khususnya dengan cara memutar objek tersebut secara mental. Dalam hal ini, praktikum dilaksanakan dengan praktikan mencoba merotasikan gambar dalam pikiran untuk mencari jawaban yang benar atas tes yang berisikan stimulus berupa 3 gambar, lalu mencocokkan di antara 2 gambar yang ada pada pilihan jawaban dengan 1 gambar yang di atas yang ada pada soal.
Daftar Pustaka
Anderson, J. R. (2005). Cognitive psychology and its implication (6th ed.). Worth Publishers.
Hertanti, A., Retnawati, H., & Wutsqa, D. U. (2019). The role of spatial experience in mental rotation. Journal of Physics: Conference Series, 1320.
https://doi.org/10.1088/1742-6596%2F1320%2F1%2F012043
Khine, M. S. (2017). Visual-spatial ability in STEM education. Springer International Publishing.
Kumasuri, Supartono, & Dwijanto. (2013). Pembelajaran bercirikan pemberdayaan kegiatan belajar kelompok untuk meningkatkan kemampuan keruangan. Unnes Journal of Mathematics Education Research, 2(1).
https://journal.unnes.ac.id/sju/ujmer/article/view/1237
Rahe, M., Ruthsatz, V., & Pohl, C. Q. (2020). Influence of the stimulus material on gender differences in a mental-rotation test. Psychological Research, 85, 2892- 2899.
https://doi.org/10.1007/s00426-020-01450-w
Sternberg, R. J. & Stenberg, K. (2015). Cognitive psychology (7th ed). Cengage Learning.